Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH PENENTUAN BESARAN POKOK SI

1. Satuan Panjang (meter) :

Meter pertama kali didefinisikan pada 1973 dengan membagi jarak dari kutub utara sampai ke
katulstiwa menjadi 10 juta bagian yang sama. Hasilnya diproduksi menjadi 3 batang platina dan
beberapa batang besi. Karena selanjutnya diketahui bahwa pengukuran jarak dari kutub ke
katulstiwa tidak akurat, maka pada 1960 standar ini ditinggalkan. Saat ini 1 meter didefinisikan
sebagai jarak yang ditempuh cahaya pada ruang hampa selama 1/299792458 detik.

Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Panjang dapat dibagi
menjadi tinggi, yaitu jarak vertikal, serta lebar, yaitu jarak dari satu sisi ke sisi yang lain, diukur
pada sudut tegak lurus terhadap panjang benda. Dalam ilmu fisika dan teknik, kata “panjang”
biasanya digunakan secara sinonim dengan “jarak”, dengan simbol “l” atau “L” (singkatan dari
bahasa Inggris length).

2. Satuan Massa (kilogram)

pada 1799, kilogram didefinisikan sebagai massa

air pada 4 derajat celcius yang menempati 1 desimeter kubik. Namun kemudian ditemukan
bahwa volume air yang diukur ternyata 1,000028 desimeter kubik, sehingga standar ini
ditinggalkan pada 1889.

Kilogram didefinisikan oleh sebuah benda silinder yang terbuat dari lempeng platina dan 10%
indium pada ruang hampa di dekat paris

Kilogram merupakan satu2nya satuan standar yang tidak bisa dipindahkan. Tiruan2 telah dibuat
dengan ketelitian mencapai 1/108part, namun metalurgi abad 19 belum baik, sehingga
ketidakmurnian pada logam menyebabkan kesalahan sekitar 0.5 part per billion setiap tahunnya.

Massa adalah sifat fisika dari suatu benda, yang secara umum dapat digunakan untuk mengukur
banyaknya materi yang terdapat dalam suatu benda. Massa merupakan konsep utama dalam
mekanika klasik dan subyek lain yang berhubungan.

3. Satuan Waktu

Satuan waktu awalnya didefinisikan sebagai 1/86400 dari waktu satu hari, namun karena rotasi
bumi tidak konstan, maka definisi ini diganti menjadi 1/31556925.9747 dari tahun 1900. pada
1967, definisi ini kembali diganti

detik adalah selang waktu dari 9.192.631.770 periode radiasi yang disebabkan karena transisi 2
atom cesium – 133 pada ground state.
Waktu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika
proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan
interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu
kejadian. Tiap masyarakat memilki pandangan yang relatif berbeda tentang waktu yang mereka
jalani. Sebagai contoh: masyarakat Barat melihat waktu sebagai sebuah garis lurus (linier).
Konsep garis lurus tentang waktu diikuti dengan terbentuknya konsep tentang urutan kejadian.
Dengan kata lain sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis
waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang. Berbeda dengan
masyarakat Barat, masysrakat Hindu melihat waktu sebagai sebuah siklus yang terus berulang
tanpa akhir.

4. Satuan Arus Listrik (ampere)

Saat arus listrik mengalir lewat suatu kabel, maka bidang magnet akan berada di sekeliling kabel.
Ampere didefinisikan pada 1948 dari kekuatan tarik-menarik dua kabel yang berarus listrik.

1 ampere adalah arus listrik konstan dimana jika terdapat dua kabel dengan panjang tak terhingga
dengan circular cross section?? yang dapat diabaikan, ditempatkan dengan jarak 1 meter pada
ruang hampa, akan menghasilkan gaya 2 x 107 newton per meter.

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa
mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada zaman dulu, Arus konvensional
didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu
dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya.

5. Satuan Temperature Termodinamis (Kelvin)

Definisi dari temperature didasarkan pada diagram fase air, yaitu posisi titik tripel air (suhu
dimana 3 fase air berada bersamaan) yang didefinisikan sebagai 273,16 kelvin, kemudian nol
mutlak didefinisikan pada 0 kelvin, sehingga 1 kelvin didefiniskan sebagai 1/273.16 dari
temperature titik tripel air.

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin
panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu
benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

6. Satuan Jumlah Zat (mol)

mol adalah istilah yang digunakan sejak 1902, dan merupakan kependekan dari “gram-
molecule”.
1 Mol adalah jumlah zat yang mengandung zat elementer sebanyak atom yang terdapat pada
0.012 kg karbon – 12. saat istilah mol digunakan, zat elementernya harus dispesifikasikan,
mungkin atom, molekul, electron, atau partikel lain.

Kita dapat membayangkan satu mol sebagai jumlah atom dalam 12 gram karbon 12. bilangan ini
disebut bilangan Avogadro, yaitu 6.0221367 x 1023

Jumlah molekul, mol adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat. Istilah "mol" pertama
kali diciptakan oleh Wilhem Ostwald dalam bahasa Jerman pada tahun 1893, walaupun
sebelumnya telah terdapat konsep massa ekuivalen seabad sebelumnya. Istilah mol diperkirakan
berasal dari kata bahasa Jerman Molekül. Nama gram atom dan gram molekul juga pernah
digunakan dengan artian yang sama dengan mol, namun sekarang sudah tidak digunakan.

Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat suatu sistem yang mengandung "entitas elementer"
(atom, molekul, ion, elektron) sebanyak atom-atom yang berada dalam 12 gram karbon-12.
Sehingga:

satu mol besi mengandung sejumlah atom yang sama banyaknya dengan satu mol emas;

satu mol benzena mengandung sejumlah molekul yang sama banyaknya dengan satu mol air;

jumlah atom dalam satu mol besi adalah sama dengan jumlah molekul dalam satu mol air.

7. Satuan Intensitas Cahaya (Candela)

Satuan intensitas cahaya diperlukan untuk menentukan brightness (keterangan) dari suatu
cahaya. Sebelumnya, lilin dan bola lampu pijar digunakan sebagai standar. Standar yang
digunakan saat ini adalah sumber cahaya monokromatik (satu warna), biasanya dihasilkan
oleh laser, dan suatu alat bernama radiometer digunakan untuk mengukur panas yang
ditimbulkan saat cahaya tersebut diserap.

1 candela adalah intensitas cahaya pada arah yang ditentukan, dari suatu sumber yang
memancarkan radiasi monokromatik dengan frekuensi 540 x 1012 per detik, dan memiliki
intensitas radian pada arah tersebut sebesar (1/683) watt per steradian.

Intensitas Cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan oleh
suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Satuan SI dari intensitas cahaya adalah
Candela (Cd). Dalam bidang optika dan fotometri (fotografi), kemampuan mata manusia hanya
sensitif dan dapat melihat cahaya dengan panjang gelombang tertentu (spektrum cahaya nampak)
yang diukur dalam besaran pokok ini.
1. Satuan Intensitas Cahaya (Candela)

Awalnya, setiap negara memiliki sendiri, dan agak buruk direproduksi, Satuan intensitas cahaya,
maka perlu menunggu sampai 1909 untuk melihat awal unifikasi di tingkat internasional, ketika
laboratorium nasional Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris memutuskan untuk mengadopsi
lilin internasional yang diwakili oleh lampu filamen karbon. Jerman, pada saat yang sama,
tinggal dengan lilin Hefner, ditetapkan oleh standar api, dan setara dengan sekitar sembilan-
persepuluh lilin internasional. Tapi standar berdasarkan lampu pijar, dan akibatnya bergantung
pada stabilitas mereka, tidak akan pernah memuaskan dan oleh karena itu bisa hanya sementara,
di sisi lain, sifat hitam yang disediakan solusi secara teoritis sempurna dan, pada awal 1933,
prinsip diadopsi bahwa unit fotometrik baru akan didasarkan pada emisi bercahaya hitam di suhu
beku platina (2045 K).

Satuan intensitas cahaya berdasarkan standar filamen api atau pijar digunakan di berbagai negara
sebelum tahun 1948 awalnya digantikan oleh “lilin baru” berdasarkan luminansi radiator
Planckian (hitam a) pada suhu beku platinum. Modifikasi ini telah disiapkan oleh Komisi
Internasional tentang Penerangan (KIE) dan oleh CIPM sebelum 1937, dan telah diumumkan
oleh CIPM pada tahun 1946. Saat itu diratifikasi pada tahun 1948 oleh CGPM 9 yang
mengadopsi nama internasional baru untuk unit ini, yang candela (simbol cd), di tahun 1967
CGPM ke-13 memberikan versi perubahan dari definisi 1946.

Pada tahun 1979, karena kesulitan eksperimental dalam mewujudkan radiator Planck pada suhu
tinggi dan kemungkinan-kemungkinan baru yang ditawarkan oleh radiometri, yaitu pengukuran
daya radiasi optik, CGPM 16 (1979) mengadopsi definisi baru candela

2. Satuan Jumlah Zat (Mol)

Mol adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat.[1] Istilah “mol” pertama kali diciptakan
oleh Wilhem Ostwald dalam bahasa Jerman pada tahun 1893,[2] walaupun sebelumnya telah
terdapat konsep massa ekuivalen seabad sebelumnya. Istilah mol diperkirakan berasal dari kata
bahasa Jerman Molekl. Nama gram atom dan gram molekul juga pernah digunakan dengan artian
yang sama dengan mol, namun sekarang sudah tidak digunakan.

Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat suatu sistem yang mengandung “entitas elementer”
(atom, molekul, ion, elektron) sebanyak atom-atom yang berada dalam 12 gram karbon-12.[1]
Sehingga:

satu mol besi mengandung sejumlah atom yang sama banyaknya dengan satu mol emas;

satu mol benzena mengandung sejumlah molekul yang sama banyaknya dengan satu mol air;
jumlah atom dalam satu mol besi adalah sama dengan jumlah molekul dalam satu mol air.

Terdapat miskonsepsi yang umum bahwa mol didefinisikan menurut tetapan Avogadro (juga
disebut “bilangan Avogadro”). Namun kita tidak perlulah mengetahui jumlah atom ataupun
molekul yang ada dalam suatu zat untuk menggunakan satuan mol,[3] dan sebenarnya pula
pengukuran jumlah zat dilakukan pertama kali sebelum adanya teori atom modern.[4] Definisi
mutakhir mol disepakati pada tahun 1960-an.[1][3] Sebelumnya, definisi mol didasarkan pada
berat atom hidrogen, berat atom oksigen, dan massa atom relatif oksigen-16. Keempat definisi
ini memiliki tingkat perbedaan yang lebih kecil dari 1%.

Metode yang paling umum untuk mengukur jumlah zat adalah dengan mengukur massanya dan
kemudian membagi nilai massanya dengan massa molar zat tersebut.[5] Massa molar dapat
dihitung dengan mudah dari nilai tabulasi bobot atom dan tetapan massa molar (didefinisikan
sebagai 1g/mol). Metode lainnya meliputi penggunaan volume molar ataupun pengukuran
muatan listrik.

3. Satuan Arus Listrik (Ampere)

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit
listrik tiap satuan waktu. [1] Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau
Ampere.[1] Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah
dalam satuan mikroAmpere (?A) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-
200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir.[2][3] Dalam kebanyakan sirkuit arus searah
dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang
mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.[1]

Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional.[4] Satuan
internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A).[4] Secara formal satuan Ampere
didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x
10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat
diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.

Bilangan Avogadro (lambang: L, atau NA), juga dinamakan sebagai tetapan Avogadro atau
konstanta Avogadro, adalah banyaknya “entitas” (biasanya atom atau molekul) dalam satu
mol[1][2] , yang merupakan jumlah atom karbon-12 dalam 12 gram (0,012 kilogram) karbon-12
dalam keadaan dasarnya. Perkiraan terbaik terakhir untuk angka ini adalah:[3]

NA = (6.02214179 0.00000030) x 1023 mol-1

Nilai angka ini pertama kali diperkirakan oleh Johann Josef Loschmidt, yang pada 1865
menghitung jumlah partikel dalam satu sentimeter kubik gas dalam keadaan standar. Tetapan
Loschmidt karena itu lebih tepat sebagai nama untuk nilai terakhir ini, yang dapat dikatakan
berbanding lurus dengan bilangan Avogadro. Namun dalam kepustakaan berbahasa Jerman
“tetapan Loschmidt” digunakan baik untuk nilai ini maupun jumlah entitas dalam satu mol.

4. Satuan Massa (Kilo gram)

Massa (berasal dari bahasa Yunani ????) adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang
digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan sehari-
hari, massa biasanya disinonimkan dengn berat. Namun menurut pemahaman ilmiah modern,
berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa dengan medan gravitasi.

Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di Bumi dapat mengasosiasi berat
benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima untuk benda-benda yang berada di
Bumi. Namun apabila benda tersebut berada di Bulan, maka berat benda tersebut akan lebih kecil
dan lebih mudah diangkat namun massanya tetaplah sama.

Tubuh manusia dilengkapi dengan indera-indera perasa yang membuat kita dapat merasakan
berbagai fenomena-fenomena yang diasosiasikan dengan massa. Seseorang dapat mengamati
suatu objek untuk menentukan ukurannya, mengangkatnya untuk merasakan beratnya, dan
mendorongnya untuk merasakan gaya gesek inersia benda tersebut. Penginderaan ini merupakan
bagian dari pemahaman kita mengenai massa, namun tiada satupun yang secara penuh dapat
mewakili konsep abstrak massa. Konsep abstrak bukanlah berasal dari penginderaan, melainkan
berasal dari gabungan berbagai pengalaman manusia.

Konsep modern massa diperkenalkan oleh Isaac Newton dalam penjelasan gravitasi dan inersia
yang dikembangkannya. Sebelumnya, berbagai fenomena gravitasi dan inersia dipandang
sebagai dua hal yang berbeda dan tidak berhubungan. Namun, Isaac Newton menggabungkan
fenomena-fenomena ini dan berargumen bahwa kesemuaan fenomena ini disebabkan oleh
adanya keberadaan massa.

5. Satuan Panjang (Meter)

Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Panjang dapat dibagi
menjadi tinggi, yaitu jarak vertikal, serta lebar, yaitu jarak dari satu sisi ke sisi yang lain, diukur
pada sudut tegak lurus terhadap panjang benda. Dalam ilmu fisika dan teknik, kata “panjang”
biasanya digunakan secara sinonim dengan “jarak”, dengan simbol “l” atau “L” (singkatan dari
bahasa Inggris length).

Panjang adalah ukuran satu dimensi, sedangkan luas adalah ukuran dua dimensi (pangkat dua
dari panjang) dan volume adalah ukuran tiga dimensi (pangkat tiga dari panjang). Dalam hampir
semua sistem pengukuran, panjang adalah satuan fundamental yang digunakan untuk
menurunkan satuan-satuan lainnya.

6. Satuan Waktu (Second)


Pada awalnya, istilah second dalam bahasa Inggris dikenal sebagai “second minute” (menit
kedua), yang berarti bagian kecil dari satu jam. Bagian yang pertama dikenal sebagai “prime
minute” (menit perdana) yang sama dengan menit seperti yang dikenal sekarang. Besarnya
pembagian ini terpaku pada 1/60, yaitu, ada 60 menit di dalam satu jam dan ada 60 detik di
dalam satu menit. Ini mungkin disebabkan oleh pengaruh orang-orang Babylonia, yang
menggunakan hitungan sistem berdasarkan sexagesimal (basis 60). Istilah jam sendiri sudah
ditemukan oleh orang-orang Mesir dalam putaran bumi sebagai 1/24 dari mean hari matahari. Ini
membuat detik sebagai 1/86.400 dari mean hari matahari.

Di tahun 1956, International Committee for Weights and Measures (CIPM), dibawah mandat
yang diberikan oleh General Conference on Weights and Measures (CGPM) ke sepuluh di tahun
1954, menjabarkan detik dalam periode putaran bumi disekeliling matahari di saat epoch, karena
pada saat itu telah disadari bahwa putaran bumi di sumbunya tidak cukup seragam untuk
digunakan sebagai standar waktu. Gerakan bumi itu digambarkan di Newcomb’s Tables of the
Sun (Daftar matahari Newcomb), yang mana memberikan rumusan untuk gerakan matahari pada
epoch di tahun 1900 berdasarkan observasi astronomi dibuat selama abad ke delapanbelas dan
sembilanbelas. Dengan demikian detik didefinisikan sebagai

1/31.556.925,9747 bagian dari tahun matahari di tanggal 0 Januari 1900 jam 12 waktu
ephemeris.

Definisi ini diratifikasi oleh General Conference on Weights and Measures ke sebelas di tahun
1960. Referensi ke tahun 1900 bukan berarti ini adalah epoch dari mean hari matahari yang
berisikan 86.400 detik. Melainkan ini adalah epoch dari tahun tropis yang berisi 31.556.925,9747
detik dari Waktu Ephemeris. Waktu Ephemeris (Ephemeris Time - ET) telah didefinisikan
sebagai ukuran waktu yang memberikan posisi obyek angkasa yang terlihat sesuai dengan teori
gerakan dinamis Newton.

Dengan dibuatnya jam atom, maka ditentukanlah penggunaan jam atom sebagai dasar
pendefinisian dari detik, bukan lagi dengan putaran bumi.

Dari hasil kerja beberapa tahun, dua astronomer di United States Naval Observatory (USNO) dan
dua astronomer di National Physical Laboratory (Teddington, England) menentukan hubungan
dari hyperfine transition frequency atom caesium dan detik ephemeris. Dengan menggunakan
metode pengukuran common-view berdasarkan sinyal yang diterima dari stasiun radio WWV,
mereka menentukan bahwa gerakan orbital bulan disekeliling bumi, yang dari mana gerakan
jelas matahari bisa diterka, di dalam satuan waktu jam atom. Sebagai hasilnya, di tahun 1967,
General Conference on Weights and Measures mendefinisikan detik dari waktu atom dalam
International System of Units (SI) sebagai

Durasi sepanjang 9.192.631.770 periode dari radiasi sehubungan dengan transisi antara dua
hyperfine level dari ground state dari atom caesium-133.
Ground state didefinisikan di ketidak-adaan (nol) medan magnet. Detik yang didefinisikan
tersebut adalah sama dengan detik ephemeris.

Definisi detik yang selanjutnya adalah disempurnakan di pertemuan BIPM untuk menyertakan
kalimat

Definisi ini mengacu pada atom caesium yang diam pada temperatur 0 K.

Dalam prakteknya, ini berarti bahwa realisasi detik dengan ketepatan tinggi harus
mengkompensasi efek dari radiasi sekelilingnya untuk mencoba mengextrapolasikan ke harga
detik seperti yang disebutkan di atas.

7. Satuan Temperatur (Kelvin)

Skala Kelvin (simbol: K) adalah skala suhu di mana nol absolut didefinisikan sebagai 0 K.
Satuan untuk skala Kelvin adalah kelvin (lambang K), dan merupakan salah satu dari tujuh unit
dasar SI. Satuan kelvin didefinisikan oleh dua fakta: nol kelvin adalah nol absolut (ketika
gerakan molekuler berhenti), dan satu kelvin adalah pecahan 1/273,16 dari suhu termodinamik
triple point air (0,01 C). Skala suhu Celsius kini didefinisikan berdasarkan kelvin.

Kelvin dinamakan berdasarkan seorang fisikawan dan insinyur Inggris, William Thomson, 1st
Baron Kelvin.

Perkataan kelvin sebagai unit SI ditulis dengan huruf kecil k (kecuali pada awal kalimat), dan
tidak pernah diikuti dengan kata derajat, atau simbol , berbeda dengan Fahrenheit dan Celsius.
Ini karena kedua skala yang disebut terakhir adalah skala ukuran sementara kelvin adalah unit
ukuran. Ketika kelvin diperkenalkan pada tahun 1954 (di Konferensi Umum tentang Berat dan
Ukuran (CGPM) ke-10, Resolusi 3, CR 79), namanya adalah “derajat kelvin” dan ditulis K; kata
“derajat” dibuang pada 1967 (CPGM ke-13, Resolusi 3, CR 104).

Perhatikan bahwa simbol unit kelvin selalu menggunakan huruf besar K dan tidak pernah
dimiringkan. Tidak seperti skala suhu yang menggunakan simbol derajat, selalu ada spasi di
antara angka dan huruf K-nya, sama seperti unit SI lainnya.

Faktor konversi

Dalam sistem termodinamika, energi yang dibawa partikel sebanding dengan suhu absolut, serta
melibatkan konstanta proporsionalitas yang dikenal sebagai konstanta Boltzmann. Dengan
demikian, suhu partikel dapat dikoversi menjadi kandungan energi atau, sebaliknya, menghitung
energi partikel pada suhu tertentu di bawah ini:

elektronvolt ke Kelvin eV x 11.605

kelvin ke elektronvol K.

Anda mungkin juga menyukai