Anda di halaman 1dari 8

TEKANAN UDARA

I. PENGERTIAN TEKANAN UDARA


Udara terdiri dari macam-macam gas (Nitrogen, Oksigen, Argon,
Karbondioksida dll.). Gas-gas tersebut terdiri dari molekul-molekul dan
atom– atom. Sebagai akibat dari benturan-benturan molekul-molekul
dan atom – atom dari gas – gas yang merupakan atmosfir pada suatu
permukaan, akan dihasilkan suatu gaya yang merupakan tekanan
atmosfir yang umumnya disebut sebagai tekanan udara. Jadi tekanan
udara pada suatu ketinggian tertentu adalah gaya persatuan luas yang
diusahakan oleh udara – udara pada ketinggian tersebut, maka :

F
P = ------
A

dimana : P = Tekanan udara


F = Gaya yang diusahakan oleh udara
A = Luas permukaan yang mendapatkan tekanan

Jika gravitasi bumi adalah g dan masa udara adalah m, maka


gaya yang diusahakan oleh udara :

F= mg

Dimana gaya yang diusahakan oleh udara tidak lain adalah


merupakan berat atmosfer diatasnya pada ketinggian tersebut.

mg
jadi : P = --------
A

1
Sehingga dapat pula dikatakan bahwa, tekanan udara adalah
berat atmosfir atau udara diatasnya per satuan luas atau berat sekolom
udara sampai pada batas atas atmosfir pada tiap satuan penampang.
Oleh karena molekul – molekul dan atom – atom dari gas-gas tersebut
bergerak kesegala arah, dengan demikian dapat dikatakan bahwa
tekanan udara mengarah pula kesegala arah, atau dengan kata lain
bahwa udara menimbulkan tekanan udara kesegala arah. Tekanan
udara terbesar adalah tekanan pada permukaan bumi, yang diakibatkan
oleh berat atmosfir diatasnya. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan
bumi, tekanan udaranya makin kecil, karena jumlah molekul dan atom
yang ada diatasnya berkurang.
Dengan demikian dapat kita katakan, bahwa tekanan udara
akan menurun pada daerah yang lebih tinggi. Sesuai dengan tekanan
udara dalam atmosfir standar ICAO, untuk ketinggian dari permukaan
laut sampai dengan ketinggian 5000 feet, 1 millibar setara dengan 28
feet atau selisih tinggi 1 feet = 0,035 mb.

II. ALAT UKUR TEKANAN UDARA


Alat ukur tekanan udara terdiri dari :
A. Barometer Air raksa
B. Barometer Aneroid
C. Barograph
D. Barometer Aneroid Elektrik

A. BAROMETER AIR RAKSA


Pada tahun 1643 Toricelli membuktikan bahwa atmosfir
mempunyai berat, dimana atmosfir dapat menahan kolom air raksa 76
cm panjangnya. Prinsip ini tetap dipakai selama 3 abad dan hingga saat
ini. Alat ukur yang menggunakan prinsip tersebut adalah Barometer Air
raksa, dan masih dianggap alat yang teliti untuk mengukur tekanan
udara.
Alat ini terdiri dari sebuah tabung kaca berisi air raksa, dimana
ujung atasnya tertutup dan ujung bawahnya terbuka dimasukkan
kedalam bejana yang juga berisi air raksa. Ruang diatas kolom air raksa

2
dalam tabung adalah ruang hampa. Perbedaan tinggi antara
permukaan atas dan bawah dari air raksa tersebut, adalah merupakan
akibat adanya tekanan udara. Jika tekanan udara bertambah, maka
sebagian air raksa dalam bejana akan masuk kedalam tabung, sehingga
permukaan air raksa didalam tabung naik. Sebaliknya apabila tekanan
udara berkurang, maka sebagian air raksa dalam tabung akan keluar
dan mendesak permukaan air raksa dalam bejana. Selain disebabkan
oleh tekanan udara, panjang kolom air raksa ini juga tergantung dari
suhu air raksa dan gravitasi tempat Barometer.
Dengan adanya perubahan-perubahan yang disebabkan
perubahan suhu, perubahan lintang tempat dan perubahan tinggi tempat
pengukuran tekanan udara tersebut, maka didalam meteorologi
ditentukan suatu keadaan sebagai batasan standarnya. Keadaan
standard yang dimaksud adalah suatu keadaan dimana dalam
pengukuran tekanan udara, suhu air raksa sama dengan 0ºC, lintang
tempat pada 45º dimana percepatan gravitasinya = 980.665 cm/detik 2
serta pada tinggi permukaan laut. Pada permukaan laut, udara dapat
menahan berat sekolom air raksa setinggi 76 Cm, jadi tekanan udara
yang sama dengan berat tabung air raksa per satuan luas tersebut
adalah :

mg
P = -------- = f g h
A

dimana f : adalah density air raksa = 13.596


g : gravitasi pada lintang 45º = 980.6 dyne per centimeter
persegi
h : tinggi kolom air rakasa = 76 centimeter
A : satuan luas sama dengan 1

maka : P = 13.596 x 980.6 x 76 dyne cm-2


= 1.013.250 dyne cm-2
= 1,013250 Bar atau 1013,25 mb.

3
Jika tinggi kolom air raksa 76 cm atau 760 mm = 1013.25 mb, maka :

1 mm kolom air raksa = 1,333 224 mb.

dan ini disebut sebagai 1 millimeter air raksa standard.


Untuk mengetahui faktor konversi dari satuan tekanan udara, dapat
dilihat pada tabel terlampir.
Sehubungan dengan hal – hal tersebut diatas, setiap
pembacaan barometer air raksa harus selalu dikoreksi dengan :
a. Koreksi suhu
b. Koreksi gravitasi
c. Koreksi tinggi dan
d. Koreksi indek.

Koreksi suhu untuk Barometer bejana tetap (barometer stasiun) :

-B(a–β)t V
K = -------------- - 1,33 ---- ( a – 3 η ) t
1 - at A

V
K = 0,000163 Bt - 0,000202 ----- t dalam mb.
A

Dimana :
K = koreksi suhu tº C
B = pembacaan barometer pada suhu tº C
a = koeffisien muai ruang air raksa = 0,0001818 per 1ºC
β = koeffisien muai panjang skala = 0,0000184 per 1ºC
t = suhu barometer dalam ºC
V = Volume air raksa dalam barometer dalam mm 3 pada 0 ºC

4
A = Luas penampang bagian dalam bejana barometer dalam mm 2
pada 0 ºC
η = koeffisien muai panjang bejana = 0,000010 per 1ºC
Hasil perhitungan dari koreksi suhu diatas, dapat dilihat pada
tabel terlampir. Koreksi Gravitasi atas lintang (latitude) :
K = ( 980.616 / 980.665 ( 1-0.0026373 cos 2 γ + 0.0000059 cos2 2 γ )
– 1).B
K : koreksi lintang
γ : garis lintang
Hasil perhitungan dari koreksi lintang, dapat dilihat pada tabel
terlampir.

Pada daerah lintang 0º dan 45º nilai koreksi dikurangkan ,


sedangkan pada daerah lintang 45º dan 90º nilai koreksi
ditambahkan. Dalam meteorologi penerbangan, kita mengenal 2
istilah dalam pelaporan data tekanan udara yaitu : QFE dan QFF.
QFE : adalah tenakan udara diatas landasan atau tekanan udara
diatas tempat itu, yang didapat dari tekanan udara yang diamati pada
ketinggian bejana barometer kemudian dijabarkan ke tekanan 10 feet
diatas landasan.
QFF : adalah tekanan udara pada suatu tempat atau stasiun, yang
dijabarkan ke tekanan permukaan laut sesuai dengan standar
meteorologi.

1. Barometer air raksa terdiri dari 2 macam yaitu :


a. Barometer Fortin atau barometer bejana tidak tetap
b. Barometer Kew Pattern atau barometer bejana tetap.

a. Barometer Fortin atau barometer bejana tidak tetap :


Barometer Fortin atau barometer bejana tidak tetap, adalah
barometer yang mempunyai penunjuk titik NOL pada bejana air
raksanya berupa ujung taji. Jadi apabila ingin membacanya, maka
permukaan air raksa yang didalam bejana bagian bawah harus diatur

5
dulu supaya tepat menyentuh ujung taji dan kemudian baru dilakukan
pembacaan. Barometer jenis ini, pada umumnya keluar dari pabrik
pembuat, keadaan badannya sudah lengkap terpasang. Petunjuk cara
membaca barometer Fortin , dapat dilihat pada lampiran berikut.

b. Barometer Kew Pattern atau barometer bejana tetap :


Barometer Kew Pattern atau barometer bejana tetap, apabila
ingin membaca tidak perlu mengatur permukaan air raksa dalam bejana,
barometer jenis ini disebut juga barometer stasiun. Pada saat keluar
dari pabrik pembuatnya, keadaan badannya, tabung air raksa dan air
raksa untukmengisi bejana masih dalam keadaan terpisah. Jadi sebelum
dioperasikan harus dirakit terlebih dahulu , kemudian dikalibrasi untuk
menentukan koreksi indek. Setelah dikalibrasi dan mendapatkan
koreksi indeknya, lalu dibuatkan koreksi temperatur untuk pembaccan
barometer sesuai dengan lokasi stasiunnya.
Terlampir disertakan petunjuk cara pemasangan barometer,
dan dapat dilihat gambar bagian-bagian dari barometer stasiun.

B. BAROMETER ANEROID
Barometer aneroid atau barometer logam, merupakan
barometer tanpa cairan. Barometer ini terdiri dari tabungVidi yang
berbentuk bulat dan pipih bersusun terbuat dari logam yang ruangnya
hampa udara. Jarak dinding tabung Vidi yang berhadapan akan
berubah, bila ada perubahan tekanan udara disekelilingnya.
Apabila tekanan udara naik, maka tabung Vidi makin pipih,
dimana jarak dinding yang berhadapan makin dekat. Sebaliknya apabila
tekanan udara turun, maka tabung Vidi menjadi mekar (mengembang).
Dinding luar tabung Vidi dihubungkan dengan jarum penunjuk, dimana
pada saat kembang kempisnya tabung vidi, jarum akan menunjuk skala
dari nilai tekanan udara. Pada lampiran dibelakang, dalam gambar
dapat dilihat letak tabung Vidinya.

6
C. BAROGRAPH
Barograph adalah alat ukur tekanan udara yang dapat mencatat
sendiri, prinsip kerjanya sama dengan Barometer Aneroid yang
dilengkapi dengan tangkai pena penunjuk dan pias yang dilekatkan pada
sebuah tabung jam yang berputar. Skala pias barograph, pada
umumnya adalah antara tekanan udara 970 sampai dengan 1050 mb.
Pada Barograph merk R.Fuess type 78a, tangkai penghubung antara
tabung Vidi dengan tangkai pena diberi lubang-lubang pin. Fungsinya
untuk penunjukkan pena pada skala-skala tekanan udara tertentu,
sehingga alat ini dapat dioperasikan sampai dengan tekanan udara 825
mb.atau sampai dengan ketinggian antara 1100 sampai dengan 1350
meter dari permukaan laut. ( Lihat gambar tangkai penghubung dan
tabel peruntukkannya ).

E. BAROMETER ANEROID ELEKTRIK


Alat ini sensornya menggunakan perangkat elektronik, dimana
output nya bisa merupakan tegangan (Volt) atupun frequensi (Hertz).
Sensornya disebut Barometric Pressure Probe, umumnya digunakan
untuk perangkat Automatic Weather Sation (AWS), displaynya berupa
digital yang dapat dilihat pada badan sensor ( merk Vaisala) ataupun
dilihat dilayar monitor.
Sebagai contoh : Barometric Pressure Probe merk R.M.Young.
Outputnya 0 – 5 Volt dan jangkauan tekanan udaranya dari 800 – 1100
mb. (lihat gambar terlampir). Jadi bila dioperasikan atau ditest, maka
hasilnya adalah sebagai berikut :

Voltage Nilai Tekan Udara (mb)


0 V 800 mb.
1 V 860 mb.
2 V 920 mb.
3 V 980 mb.
4 V 1040 mb.
5 V 1100 mb.
Sebagai contoh apabila keluaran datanya 1010.0 mb dan
1012.5 mb., maka kalau diukur Output voltage dari sensornya adalah
sebagai berikut :

7
Karena selisih tegangan 1 Volt adalah 60 mb maka :
1010.0 mb. = ( 1010.0 – 800 ) : 60 = 3.50 Volt
1012.5 mb. = ( 1012.5 – 800 ) : 60 = 3.54 Volt.

oooOooo

Anda mungkin juga menyukai