BAROMETER
PENDAHULUAN
Seperti dalam bab-bab yang terdahulu di dalam buku ini juga akan
dijabarkan secara luas tentang alat-alat navigasi biasa yang disebut
Barometer.
Maksud kami adalah agar setiap pembaca buku ini pada umumnya, dan
para taruna pada khususnya, dapat mengenal dan mampu menggunakan
alai ini untuk keselamatan di dalam pelayarannya.
Sehingga setelah selesai mempelajari bab ini para pembaca maupun
Taruna dapat :
1. Menjelaskan ruang lingkup penggunaan Barometer pada umumnya
2. Mendemontrasikan cara membaca dan mengoreksi Barometer secara
tepat
3. Menjelaskan cara perawatan Barometer di kapal.
Kesatuan-kesatuan
Besarnya tekanan pada suatu permukaan berbanding lurus dengan luas
dengan permukaan tersebut dan pula dengan besarnya gaya pada tiap
kesatuan luas. Oleh karena itu maka besarnya kesatuan gaya untuk
setiap satuan luas dipergunakan dyne per Cm.
Dalam lapangan meteorologi biasanya tidak digunakan kesatuan bar atau
dyne / Cml akan tetapi dipergunakan kesatuan Milibar ialah seperseribu
bagian dan kesatuan bar. Judi 1 bar 1.000 milibar = 100 dyne 1 cml
Alat pengukur tekanan udara disebut Barometer, yang berasal dari kata
Yunani yaitu Baros yang berarti berat. Menurut jenisnya barometer dapat
dibagi menjadi 2 :
Barometer air raksa dan barometer aneroid yang dapat diartikan tidak
basah (aneros bahasa Yunani). Selain itu juga ada Barograph. Berhubung
dengan lebih dapat dipercayanya Barometer air raksa dibandingkan
Barometer Aneroide. Maka di kapal-kapal alai yang digunakan adalah apa
yang disebut Barometer Bejana laut.
Jika massa air di dalam tabung gelas itu tidak menurun ataupun tidak
menaik lagi, artinya bahwa tekanan udara di setiap satuan luas
permukaan air raksa di sekitar tabung harus sama dengan tekanan air
raksa di dalam tabung gelas itu.
Tinggi tekanan air raksa itu sama dengan
tekanan yang diberikan oleh kolam air raksa
yang luas bidang alasnya sama dengan luas
penampang tabung dan tingginya sama
dengan tinggi air raksa di dalam tabung yang
diukur dan permukaan air raksa di dalam
bejana permukaan air raksa di dalam
tabung.
Tinggi air raksa di dalam tabung itu disebut
kedudukan Barometer. Dan kedudukan barometer yang telah diketahui
dapat dijabarkan tinggi tekanan udara untuk setiap satuan luas. Adapun
caranya adalah sebagai berikut. Kita misalkan satuan luas yang
dipergunakan adalah Cm2 dan jika kedudukan Barometer b mm, Jadi 1/10
cm2 maka volume kolam air raksa itu bidang alas x tinggi = 1 x 1/10 b
mm2, selanjutnya jika kepekaan air raksa, yakni jumlah gram massa per
cm2 sama d.
Maka kolom air raksa itu mengandung 1/10 b x d massa Berta jika gaya
berat itu mempunyai percepatan sebesar 9 cm/dt2, maka kolom air raksa
mengakibatkan tekanan sebesar 1/10 b x d x g dyne.
Jadi tekanan udara per Cm2 = 1/10 b x d x g dyne (i)
=1 / 10 b x d x ab
Untuk air raksa pada suhu 0° C, kecepatan air raksa d = 13.596, untuk
lintang 450, percepatan gaya berat g = 980,6 cm / dt2, maka P 10-
4/13,596 x 980,6 x b – 1,333 x b – 413 mb, (iii) ,
Koreksi Kapasitas
Agar jelas akan adanya koreksi kapasitas kita perlu mengetahui
skala barometer dan cara membaca barometer guna mengetahui tekanan
udara. Saat itu pada tabung dibuatlah skala biasanya dan tembaga atau
kuningan dan sekarang dipakai juga dan plastik. Skala ini dapat diberikan
dengan mmHg atau milibar, tinggi permukaan air raksa di dalam bejana
akan tergantung dan naik turunnya air raksa dalam tabung.
Apabila air raksa naik, maka permukaan air raksa di dalam bak
bejana akan turun dan sebaliknya, apabila air raksa turun dalam pipa
kapiler maka air raksa di bak permukaannya akan naik. Untuk dapat
mengetahui berapa besar perubahan tinggi permukaan air raksa dalam
tabung diberikan sebuah skala yang masing-masing bagiannya sama
besar, tetapi lebih kecil dari 1 m.
Jika seandainya kapasitas itu = 1/20, maka bilamana air raksa di
dalam tabung naik atau turun 20 mm, permukaan air raksa di dalam
bejana tunin atau naik 1 mm.
Jadi perubahan total dari kedudukan barometer adalah sebesar 21 mm.
agar supaya perubahan total itu dapat dibaca secara langsung pada
skala, maka 21 bagian skala harus dibuat sama dengan 20, jadi setiap
skala itu sama dengan 20/2 mm, bagian-bagian skala ini disebut bagian-
bagian skala milimeter.
Oleh karena yang diperlukan pembagian-pembagian skala dalam milibar
adalah sebesar 3/4 bagian skala millimeter – 20/21 mm, maka 1 bagian
skala milibar dari barometer yang kapasitasnya 1/20 itu sama dengan 3/4
1/4x 20 / 21 mm = 5 / 7 mm.
Untuk dapat memperoleh pembacaan dengan lebih teliti digunakan apa
yang disebut NONIUS (kata Latin NONIUS berarti kesembilan). Untuk itu
tabung gelas dilingkari oleh sebuah cincin yang sisi bawahnya rata dan
pada cincin itu Nonus diikat sedemikian rupa sehingga sisi ratanya
berimpit dengan garis index (garis nanah) Nonius. Dengan menggunakan
sebuah skrup, cincin dan nonius itu secara bersamaan dapat digerakkan
ke as dan ke bawah sepanjang Skala. Jika dikehendaki kesaksamaan dan
pembacaan hingga 0,1 bagian skala, maka setiap bagian nonius itu dibuat
entah sama dengan 1,1 bagian skala entah sama dengan 0,9 bagian.
Dalam gambar diperlihatkan pembagian Skala dalam milibar.
Setiap bagian nonius di dalam gambar itu sama dengan 2,3 x bagian
skala, sebab 11 bagian skala = -10 bagian nonius. Di dalam gambar jika
tidak digunakan nonius, maka pembacaan yang kita peroleh adalah
"sedikit lebih tinggi dan 1008 mb". Dengan dipergunakannya nonius, maka
dapat kita ketahui jumlah kelebihan sedikit itu.