Anda di halaman 1dari 6

1.

Topdal Tunda (Topdal Mesin)


Jenis-jenis Topdal Tunda
1. NEGUS TAFERAIL LOG
2. WALKER'S CHERUB LOG
20 x 18852 x 11

Alat-alatnya terdiri dart :


a. Apung-apung (badan baling ) yang dilengkapi dengan 4 buah strip
b. Tali topdal dengan roda penerus (roda baling) dan pemberat
c. Pesawat penghitung (lonceng)

Prinsip kerjanya
Apabila apung-apung ditunda (ditarik) di dalam air, maka akan
berputar dengan kecepatan yang tergantung dart kecepatan kapal yang
menundanya. Makin, cepat kapal yang menundanya makin besar pula
jumlah pemutarannya, dan makin kecil kecepatan kapal yang
menundanya, maka makin kecil jumlah putarannya.
Jumlah putaran dart apung-apung ini dilanjutkan ke pesawat penghitung
ml tali topdal. Topdal tunda ini tidak secara langsung dapat menunjukkan
kecepatan kapal. Akan tetapi yang langsung ditunjukkan adalah jarak
yang telah ditempuh oleh kapal yang dicatat pada pesawat penghitung.
Uraian mengenai alat-alatnya
a. Apung-apung, terbuat dart logam perunggu yang berongga dan
umumnya dilengkapi dengan empat buah strip.
Apung-apung ini pada hakekatnya semacam baling-baling kecil. Jika
sebuah baling-baling berputar satu putaran, maka la akan menempuh
jarak sejauh sama dengan kisarannya (pitch – spod) dengan catatan
bahwa hambatan-hambatan yang mempengaruhi diabaikan.
Ketentuan :
S=kxn atau N=

Kecepatan bergeraknya baling-baling (dalam hal ini kecepatan apung-


apung kecepatan kapal)
k = kisar (Spoad)
n = jumlah putaran per jam

menurut ketentuan di atas maka jumlah putaran dari apung-apung


setiap jam nya adalah berbanding .lurus dengan kecepatan kapal dan
berbanding terbalik dengan kisarannya dengan catatan, setiap
hambatan yang mempengaruhi putaran apung-apung diabaikan.

b. Tali Topdal Tunda


Tali topdal terbuat dari bahan kapas (cotton) yang dianyam tetapi
disamping itu masih ada juga tali topdal yang terbuat dari kawat
perunggu aluminium. panjang tali topdal ini harus sedemikian rupa
sehingga pengaruh-pengaruh dari arus dan olakan air baling-baling
kapal tidak mempengaruhi putaran apung-apung.

Maka panjang tali topdal ini tergantung pula dari kecepatan kapal yang
menundanya. Pada umumnya panjang tali topdal adalah sebagai
berikut
Untuk kecepatan max x 10 mil / jam = 40 depa
Untuk kecepatan max x 15 mil / jam = 50 s/d 55 depa
Untuk kecepatan max x 10 mil / jam = 65 s/d 70 depa

Roda penerus (roda baling-baling)


Roda penerus terbuat dari logam perunggu yang agak berat, yang
dipsang di belakang pesawat penghitung dengan perantaraan mata dan
kaitan.
Pada bagian lain (belakang) dari roda penerus ini disambungkan pada tali
topdal juga dengan mata dan kaitan.
Roda penerus ini dipasang dengan maksud agar supaya putaran dari tali
topdal menjadi konstan dan teratur, agar dapat mencegah kerusakan dari
mekanisme dari pesawat penghitung. Roda penerus dilengkapi dengan
pemberat, terbuat dari perunggu dan diikat dengan seutas tali yang
panjangnya kira-kira 1/2 meter yang disebut pelopor.

Gunanya :
1. Untuk pemberat dari tai topdal. Supaya apung-apung tidak meloncat
ke luar ari.
2. Sebagai alas penghubung antara tali topdal dengan apung-apung
(pelopor).

c. Pesawat Penghitung (lonceng)


Pesawat penghitung adalah sebuah silinder dari tembaga. Pada
bagian dalamnya terdapat mekanisme dari pesawat penghitung yang
digerakkan oleh sebuah poros. Pada bagian depan terdapat plat jarum
penunjuk pesawat penghitung ini ditempatkan (dipasang) pada sebuah
kubu sedemikian sehingga dapat bergerak pada poros tegak dan
poros mendatar.
Dengan demikian, maka poros dari pesawat penghitung yang
disambungkan pada tali topdal) senantiasa dapat bergerak turun naik
mengikuti arch menjulurnya tali topdal. Sebab tali topdal ini harus tetap
dalam keadaan bebas (lurus) sekalipun kapal mengalami
perubahan haluan.
Dengan berputarnya poros dan pesawat penghitung dan dengan
perantaraan penghubung rodaroda gigi maka jarum-jarum yang terdapat
pada plat jarum akan berputar :

Pesawat penghitung ini dibuat sedemikian rupa sehingga jika apung-


apung berputar sejumlah putaran itu maka jarum kecil akan berputar satu
kali putaran penuh.
Pada plat jarum kecil ini dibagi menjadi 10 bagian yang sama, tiap-tiap
bagian itu menunjukkan 1/10 mil.
Perlu diketahui disini bahwa arch putaran dan jarum kecil ini adalah ke kiri.
Jika jarum terkecil ini berputar satu kali, maka jarum besar akan berpindah
satu bagian skala.
Gambar :
Pesawat penghitung ini kadang-kadang dilengkapi sebuah lonceng, yang
pada setiap 1/6 mil memperdengarkan saat bunyi "TING" sehingga
dengan demikian, orang dapat mengetahui kecepatan kapal pada saat –
saat tertentu dengan hanya mendengarkan bunyi lonceng tersebut.

Cara Penggunaan Topdal Tunda


Biasanya topdal tunda ini dipasang di buritan kapal di tempat yang telah
disediakan untuk itu. Ada juga di beberapa kapal yang memasangnya
memakai batang pemuat (boom) yang direntangkan melintang mendatar
kapal.
Pada umumnya topdal tunda dipasang setelah dipertimbangkan bahwa
Topdal ini nantinya tidak akan dirintangi oleh adanya benda-benda yang
terapung di perairan yang akan dilewati oleh kapal (aman), yaitu pada
waktu kapal sudah berada di laut lepas.

Topdal ini harus dilepas (dihibob) kembali bilamana


1. Kapal akan bergerak mundur
2. Pada saat melakukan Olah gerak (memasuki pelabuhan)
3. Pada perairan yang kotor atau ramai
4. Perairan yang banyak ikan-ikan buas, sebab apung-apung yang
berputar dapat menarik perhatian ikan-ikan buas (hilang).

Prosedur Penggunaan
1. Pertama-tama pesawat penghitung (long ) dipasang dengan baik, di
tempat yang khusus telah disediakan untuk keperluan tersebut.
2. Tali Topdal diatur (dilingkarkan ke kanan) sedemikian rupa sehingga
kedudukan apungapung berada di bagian atas sekali.
3. Kemudian kaitan yang terdapat pada tall topdal dimasukkan ke dalam
mata yang terdapat di belakang roda penerus
4. Kaitan yang berada di bagian roda penerus dimasukkan ke dalam
mata dan poros pesawat penghitung
5. Selanjutnya apung-apung bersama dengan tall topdal di area pelan-
pelan ke dalam air
6. Jika tali topdal sedikit lagi yang berada di dek, tali topdal agak ditahan
(dipegang kuat) sambil di area terns sampai habis (tegang).
Hal ini dilakukan agar supaya mekanisme dan pesawat penghitung
tidak mengalami sentakan yang tiba-tiba dan cepat rusak.
7. Waktu mulai pengukuran dan penunjukkan dan pesawat penghitung
sebelum pengukuran dicatat dalam buku harian kapal (journal).

Setelah topdal ini tidak diperlukan lagi, atau pada waktu akan memasuki
pelabuhan, harus diangkat dan dimasukkan kembali di atas kapal.
1. Tali topdal di belakang roda penerus, dipegang kuat-kuat lalu ditarik
sedikit agar bagian tali yang terletak antara yang dipegang dan
pesawat penghitung menjadi sedikit kendor (slack).
2. Kaitan dan tali topdal ini dilepas dan mata yang terdapat pada roda
penerus.
3. Tali topdal dihibob, kemudian ujungnya di area kembali ke dalam air,
yang jaraknya harus cukup jauh dan pada bagian tali yang di hobob.
Hal ini dilakukan agar supaya tali topdal tidak kusut. Harus diingat
bahwa selama apung-apung masih berada di dalam air dan kapal
masih bergerak maju, maka apung-apung dan tali masih tetap
berputar.
4. Apabila apung-apung sudah berada di atas (di dek) bagian tali yang di
area kembali, tadi dihibob lagi masuk (ke atas kapal)
5. Roda penerus dilepas dan pesawat penghitung dengan melepas kaitan
dan mata yang terdapat pada poros pesawat penghitung.
6. Selanjutnya pesawat penghitung dilepas dari tempat duduknya.

Pemeliharaan
1. Pada waktu memasang / menaikkan apung-apung harus dijaga agar
tidak Tersentuh oleh benda-benda keras (lambung, railing kapal

Anda mungkin juga menyukai