Prinsip kerjanya
Apabila apung-apung ditunda (ditarik) di dalam air, maka akan
berputar dengan kecepatan yang tergantung dart kecepatan kapal yang
menundanya. Makin, cepat kapal yang menundanya makin besar pula
jumlah pemutarannya, dan makin kecil kecepatan kapal yang
menundanya, maka makin kecil jumlah putarannya.
Jumlah putaran dart apung-apung ini dilanjutkan ke pesawat penghitung
ml tali topdal. Topdal tunda ini tidak secara langsung dapat menunjukkan
kecepatan kapal. Akan tetapi yang langsung ditunjukkan adalah jarak
yang telah ditempuh oleh kapal yang dicatat pada pesawat penghitung.
Uraian mengenai alat-alatnya
a. Apung-apung, terbuat dart logam perunggu yang berongga dan
umumnya dilengkapi dengan empat buah strip.
Apung-apung ini pada hakekatnya semacam baling-baling kecil. Jika
sebuah baling-baling berputar satu putaran, maka la akan menempuh
jarak sejauh sama dengan kisarannya (pitch – spod) dengan catatan
bahwa hambatan-hambatan yang mempengaruhi diabaikan.
Ketentuan :
S=kxn atau N=
Maka panjang tali topdal ini tergantung pula dari kecepatan kapal yang
menundanya. Pada umumnya panjang tali topdal adalah sebagai
berikut
Untuk kecepatan max x 10 mil / jam = 40 depa
Untuk kecepatan max x 15 mil / jam = 50 s/d 55 depa
Untuk kecepatan max x 10 mil / jam = 65 s/d 70 depa
Gunanya :
1. Untuk pemberat dari tai topdal. Supaya apung-apung tidak meloncat
ke luar ari.
2. Sebagai alas penghubung antara tali topdal dengan apung-apung
(pelopor).
Prosedur Penggunaan
1. Pertama-tama pesawat penghitung (long ) dipasang dengan baik, di
tempat yang khusus telah disediakan untuk keperluan tersebut.
2. Tali Topdal diatur (dilingkarkan ke kanan) sedemikian rupa sehingga
kedudukan apungapung berada di bagian atas sekali.
3. Kemudian kaitan yang terdapat pada tall topdal dimasukkan ke dalam
mata yang terdapat di belakang roda penerus
4. Kaitan yang berada di bagian roda penerus dimasukkan ke dalam
mata dan poros pesawat penghitung
5. Selanjutnya apung-apung bersama dengan tall topdal di area pelan-
pelan ke dalam air
6. Jika tali topdal sedikit lagi yang berada di dek, tali topdal agak ditahan
(dipegang kuat) sambil di area terns sampai habis (tegang).
Hal ini dilakukan agar supaya mekanisme dan pesawat penghitung
tidak mengalami sentakan yang tiba-tiba dan cepat rusak.
7. Waktu mulai pengukuran dan penunjukkan dan pesawat penghitung
sebelum pengukuran dicatat dalam buku harian kapal (journal).
Setelah topdal ini tidak diperlukan lagi, atau pada waktu akan memasuki
pelabuhan, harus diangkat dan dimasukkan kembali di atas kapal.
1. Tali topdal di belakang roda penerus, dipegang kuat-kuat lalu ditarik
sedikit agar bagian tali yang terletak antara yang dipegang dan
pesawat penghitung menjadi sedikit kendor (slack).
2. Kaitan dan tali topdal ini dilepas dan mata yang terdapat pada roda
penerus.
3. Tali topdal dihibob, kemudian ujungnya di area kembali ke dalam air,
yang jaraknya harus cukup jauh dan pada bagian tali yang di hobob.
Hal ini dilakukan agar supaya tali topdal tidak kusut. Harus diingat
bahwa selama apung-apung masih berada di dalam air dan kapal
masih bergerak maju, maka apung-apung dan tali masih tetap
berputar.
4. Apabila apung-apung sudah berada di atas (di dek) bagian tali yang di
area kembali, tadi dihibob lagi masuk (ke atas kapal)
5. Roda penerus dilepas dan pesawat penghitung dengan melepas kaitan
dan mata yang terdapat pada poros pesawat penghitung.
6. Selanjutnya pesawat penghitung dilepas dari tempat duduknya.
Pemeliharaan
1. Pada waktu memasang / menaikkan apung-apung harus dijaga agar
tidak Tersentuh oleh benda-benda keras (lambung, railing kapal