telah ada tros kapal lain ,maka mata dari tros kita harus dilewatkan diantara
mata tros kapal lain itu ,baru dipasang pada bolder yang sama.Hal ini untuk
menjaga agar tidak terjadi kesukaran sewaktu melepaskan mata tros itu bagi
Tros depan
Tros melintang
Spring depan
Spring belakang
Tros melintang
Tros belakang
Bila kebetulan kapal terikat pada bui,maka digunakan sliptros atau
slipwire (kawat selip),disamping tros pengikat biasa.Slipwire tersebut akan
diluncurkan pada saat terakhir sewaktu mau berangkat.
Untuk menjaga agar ujung mata slipwire tidak tersangkut pada saat
dilego maka harus diikat rapat dengan tali anak.Hal ini sering diabaikan.Juga
harus diperhatikan cara membelit tros pada bolder kapal.Yang umunya
dilakukan salah,karena gaya tarikan tali yang menahan kapal akan
ditahanhanya oleh satu bolder itu.Cara yang baik terutama jika membelitkan
tali tunda maka tidak akan meleset dan tidak akan terjadi kopel karena gaya
tarikan aan tertaha oleh kedua boldernya .
PERTEMUAN XVI
1. Mempertimbangkan pemampaatan petugas mooring bouy.
2. menjaga keamanan dari slipwire.
3. Menunjukkan cara mengikat rope dan wire dalam bulder.
4. menjelaskan prosedur single up dan letgo talk daridermaga dan bouy.
5. menunjukkan cara memasang slip wire.
6. menjelaskan cara menyimpang tali dan wire selama pelayaran.
7. memasang peralatan penerima pandu.
8. menjelaskan cara mengolah gerak mengambil pandu.
OLAH GERAK DALAM CUACA BURUK
1. menjelaskan persiapan menghadapi cuaca buruk.
2. menjelaskan jenis-jenis olah gerak.
3. menjelaskan penggunaan minyak peredam ombak.
Cuca buruk adalah satu faktor keadaan lau yang mempengaruhi olah
gerak kapal.Yang dimaksuddengan cuaca buruk disini adalah keadaan laut
yang buruk,disebabkan karena angin,ombak dan lain-lain,sehingga para
perwira kapal harus dapat membawa kapalnya sebaik-baiknya dalam
menghadapi situasiseperti ini.
Cara yang terbaik bagaimana mengolah gerak kan kapal pada cuaca
buruk sangat tergantung pada tipe,ukuran dan kemampuan,dari sarana-
sarana olah gerak yang dimilikinya.
Pangsi jangkar:
a. Jangkar diikat dengan baik.
b. Ulup jangkar ditutup.
c. Rem diperiksa.
d. Stoper dipasang dan dikencangkan.
e. Pasang borg dari baja antara kedua rantai
Palkah:
a. Palkah ditutup dengan kain terpal.
b. Diatas terpal diikat kiri kanan dengan tali.
c. Kalau tutup palkah Mc.Greggor,maka periksa rodanya apakah sudah
diturunkan atau belum.
Geladak:
a. Lubang pipa udara dan penduga ditutup.
b. Ventilasi ditutup.
c. Siakan minyak peredam.
Penggunaan minyak
Minyak sebagai penenang ombak yang ganas telah dikenal orang jauh
sebelum pliny the elder (1379 masehi) menulis buku tentang natural history
all sea wateris made smooth by oil.Minyak tidak hanya sekedar sebagai
daya penahan terhadap memecahnya gelombang/air,tetapi juga untuk
menjaga adanya pembentukan gelombang yang memecah.Kerjanya minyak
ini bila dipergunakan dilaut yang ganas disebutkan oleh seorang pelaut yang
telah mencobanya,sebagai kekuatan gaib layaknya.
Olah gerak ini ialah dengan mesin maju dan angin/laut datang dari
belakang,kecepatan cukup untuk mengemudikan saja
Kerugiannya adalah:
1. Kapal merewang dengan cepat
2. Karena merewang cepat maka kemungkinan kemasukan air
besar dalam hal ini maka kemudi yang baik sangatlah
diperlukan.
3. Kapal yang bermuatan penuh akan banyak kemasukan air
dibagian tengahnya.
Mengapung
Banyak kapal yang mematikan mesinnya pada cuaca buruk dan
membiarkan kapal mencari posisinya sendiri.Bagian posisi kapal pada
akhirnya nanti,akan tergantung dari beberapa faktor,ialah besarnya nanti,
akan tergantung dari beberapa faktor,ialah besarnya bentuk bangunan
atasnya.Bagaimana angin akan datang dari belakang beberapa surat dari
arah melintang.Olengan kapal akan menjadi keras,tetapi sedikit kemasukan
air,lagi pula arus hisap bergerak kira-kira tegak lurus pada sisi diatas angin.
Bila oleh sebab medan laut,angin atau arus dan oleh sebab adanya
cuaca buruk,kapal selalu terdorong dan tidak dapat dikemudikan
mengghindari pantai untuk mencegah kekandasan,maka disebuat tertahan
dipantai rendah.
ANDI MASWAR
02.31.074 / NAUTIKA
POLITEKNIK ILMU PELAYARAN
MAKASSAR
2004