Anda di halaman 1dari 11

TRAWL

trawl“ berasal dari bahasa prancis “troler“ dari kata “trailing“ adalah dalam bahasa
inggris, dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan kata “tarik“ ataupun
“mengelilingi seraya menarik“.
Ada yang menterjemahkan “trawl” dengan “jaring tarik”, tapi karena hampir semua
jaring dalam operasinya mengalami perlakuan tarik ataupun ditarik, maka selama
belum ada ketentuan resmi mengenai peristilahan dari yang berwenang maka
digunakan kata ”trawl” saja.
 kata “trawl” lahir kata “trawling” yang berarti kerja melakukan
operasi penangkapan ikan dengan trawl,
 “trawler” yang berarti kapal yang melakukan trawling. Jadi
yang dimaksud dengan jaring trawl (trawl net) disini adalah
suatu jaring kantong yang ditarik di belakang kapal sepanjang
permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan, udang dan
jenis demersal lainnya.
Lanjutan  Jaring ini juga ada yang menyangkut sebagai “jaring tarik
dasar”.Stern trawl adalah otter trawl yang cara operasionalnya
(penurunan dan pengangkatan) jaring dilakukan dari bagian
belakang (buritan) kapal. Penangkapan dengan system stern
trawl dapat menggunakan baik satu jaring atau lebih.
 Perkembangan teknologi menyebabkan kemajuan-kemajuan pada main
gear, auxillary gear dan equipment lainnya.
 Pendeteksian letak jaring dalam air sehubungan depth swimming layer
pada ikan, horizontal opening dan vertical opening dari mulut jaring,
 estimate catch yang berada pada cod end sehubungan dengan
Prospektif Alat pertambahan beban tarik pada winch, sudut tali kekang pada otter board

Tangkap
sehubungan dengan attack angel,
 perbandingan panjang dan lebar dari otter board, dan lain-lain
perlengkapan.
 Demikian pula fishing ability dari beberapa trawler yang beroperasi di
perbagai perairan di tanah air, double ring shrimp trawler yang beroperasi
di perairan kalimantan, irian jaya dan lain-lain sebagainya.
 Perhitungan recources sehubungan dengan fishing intensity yang akan
menyangkut perhitungan-perhitungan yang rumit, pandangan, diharapkan
perikanan trawl akan sampai pada sesuatu bentuk yang diharapkan
 Berdasarkan letak penarikan jaring yang dilakukan di kapal kita mengenal adanya stern
trawl, dimana jaring ditarik dari buritan (dalam segi operasionalnya). Dimana banyak
kapal trawl yang menggunakan cara ini, adapun karakteristik dari stern trawl ini antara
lain:
 Stern trawl tidak seberapa dipengaruhi oleh angin dan gelombang dalam pelepasan
jaring, tidak memerlukan memutar letak kapal
 Warp berada lurus pada garis haluan buritan sehingga tenaga trawl winch dapat
menghasilkan daya guna maksimal sehingga pekerjaan melepas/ menarik dari jaring

KARAKTERI
memerlukan waktu yang lebih sedikit, yang berarti waktu untuk jaring berada dalam air
(operasi) lebih banyak

STIK  Trawl winch pada stern trawl terpelihara dari pengaruh angin dan gelombang, dengan
demikian dalam cuaca buruk sekalipun operasi masih dapat dilakukan dengan mudah
 Pada stern trawl akibat dari screw current jaring akan segera hanyut, demikian pula
otter boat segera setelah dilepas akan terus membuka
 Karena letak akan searah dengan garis haluan-buritan, maka di daerah fishing ground
yang sempit sekalipun operasi masih mungkin dilakukan, dengan perkataan lain posisi
jaring sehubungan dengan gerakan kapal lebih mudah diduga
 Pada stern trawl, pada waktu hauling ikan-ikan yang berada pada cod end tidak
menjadikan beban bagi seluruh jaring, karena cod end tersendiri ditarik melalui slip
way, dengan demikian jaring dapat terpelihara.
 Yang menjadi tujuan penangkapan pada bottom trawl adalah
ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun demersal fish. Termasuk
juga jenis-jenis udang (shrimp trawl, double ring shrimp trawl)
dan juga jenis-jenis kerang. Dikatakan untuk periran laut jawa,

HASIL komposisi catch antara lain terdiri dari jenis ikan patek,
kuniran, pe, manyung, utik, ngangas, bawal, tigawaja, gulamah,
TANGKAPAN kerong-kerong, patik, sumbal, layur, remang, kembung,
cumi,kepiting, rajungan, cucut dan lain sebagainya.
 Catch yang dominan untuk sesuatu fish ground akan
mempengaruhi skala usaha, yang kelanjutannya akan juga
menentukan besar kapal dan gear yang akan dioperasikan.
 Didalam alat tangkap trawl yang memiliki syarat-syarat fishing
ground, antara lain sebagai berikut:
 Dasar fishing ground terdiri dari pasir, lumpur ataupun
campuran pasir dan Lumpur.
 Kecepatan arus pada mid water tidak besar (dibawah 3 knot)

DAERAH juga kecepatan arus pasang tidak seberapa besar


 Kondisi cuaca, laut, (arus, topan, gelombang, dan lain-lain)
PENANGKAP memungkinkan keamanan operasi
AN  Perubahan kondisi oceanografi terhadap mahluk dasar laut
relatif kecil dengan perkataan lain kontinyuitas recources
dijamin untuk diusahakan terus-menerus
 Perairan mempunyai daya produktifitas yang besar serta
recources yang melimpah.
 Pada umumnya kapal-kapal trawl ini digerakkan oleh diesel
ataupun steam. Kapal dilengkapi dengan trawl winch, sebagai
tenaga penggerak ada yang menggunakan steam engine ( 45-75

ALAT HP ) bagi stream trawl dan ada pula yang memakai motor dari
60-90 HP bagi diesel trawl. Winch ini dihubungkan dengan
BANTU warp, dan untuk mengontrol panjang warp dipasang brake.
 Besar jaring yang dipakai berbeda-beda, dan untuk menyatakan
besar jaring dipakai penunjuk “panjang dari head rope“ yang
biasanya dengan satuan feet atau meter.
 (1) kecepatan/lama waktu menarik jaring
 Adalah ideal jika jaring dapat ditarik dengan kecepatan yang
Teknik besar, tapi hal ini sukar untuk mencapainya, karena kita

Operasional dihadapkan pada beberapa hal, antara lain keadaan terbukanya


mulut jaring, apakah jaring berada di air sesuai dengan yang
( Shooting & dimaksudkan (bentuk terbukanya), kekuatan kapal untuk

Hauling ) menarik (HP), ketahanan air terhadap tahanan air, resistance


yang makin membesar sehubungan dengan catch yang makin
bertambah, dan lain sebagainya. Faktor-faktor ini berhubungan
antara satu dengan yang lainnya dan masing-masing
menghendaki syarat tersendiri.
 Pada umumnya jaring ditarik dengan kecepatan 3-4 knot.
 Kecepatan inipun berhubungan pula dengan swimming speed
dari ikan, keadaan dasar laut, arus, angin, gelombang dan lain
sebagainya, yang setelah mempertimbangkan faktor-faktor ini,
kecepatan tarik ditentukan.
 Lama waktu penarikan didasarkan kepada pengalaman-
Lanjutan pengalaman dan factor yang perlu diperhatikan adalah :
 banyak sedikitnya ikan yang diduga akan tertangkap.,
pekerjaan di dek, jam kerja crew, dan lain sebagainya. Pada
umumnya berkisar sekitar 3-4 jam, dan kadangkala hanya
memerlukan waktu 1-2 jam.
 (2) panjang warp
 Factor yang perlu diperhatikan adalah depth, sifat dasar
perairan (pasir, Lumpur), kecepatan tarik. Biasanya panjang
warp sekitar 3-4 kali depth. Pada fishing ground yang depthnya
sekitar 9M (depth minimum). Panjang warp sekitar 6-7 kali
Lanjutan depth. Jika dasar laut adalah Lumpur, dikuatirkan jaring akan
mengeruk lumpu, maka ada baiknya jika warp diperpendek,
sebaliknya bagi dasar laut yang terdiri dari pasir keras (kerikil),
adalah baik jika warp diperpanjang.
 Pada saat operasi, dapat terjadi hal-hal yang dapat menggagalkan
operasi antara lain:
 Warp terlalu panjang atau speed terlalu lambat atau juga hal lain maka
jaring akan mengeruk lumpur
 Jaring tersangkut pada karang / bangkai kapal
Hal Yang  Jaring atau tali temali tergulung pada screw
Mempengaruhi  Warp putus
Kegagalan  Otterboat tidak bekerja dengan baik, misalnya terbenam pada lumpur
Tangkapan. pada waktu permulaan penarikan dilakukan
 Hilang keseimbangan, misalnya otterboat yang sepihak bergerak ke
arah pihak yang lainnya lalu tergulung ke jaring
 Ubur-ubur, kerang-kerangan dan lain-lain penuh masuk ke dalam
jaring, hingga cod end tak mungkin diisi ikan lagi.
.

Anda mungkin juga menyukai