Anda di halaman 1dari 18

GILL NET

I. PENGERTIAN
Gill net dapat diterjemahkan sebagai jaring insang, jaring rahang, jaring dan lainnya. Istilah
gillnet di Indonesia beraneka ragam, ada yang menyebutnya berdasarkan jenis ikan yang
ditangkap (jaring koro, jaring udang, dll) ada pula disertai dengan nama tempat (jaring udang
bayeman, dan sebagainya. Tertangkapnya ikan-ikan dengan gill net ialah dengan cara ikan-
ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring ataupun terbelit (entangled) pada tubuh jaring.
Pada umumnya ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah jenis ikan yang bermigrasi
secara horizontal dan migrasi secara vertikal tidak seberapa aktif. Dengan perkataan lain,
migrasi dari ikan-ikan tersebut terbatas pada suatu selisih batas kedalaman tertentu yang
dapat menentukan lebar jaring. Jenis-jenis ikan yang umumnya tertangkap dengan gill net ini
ialah:
1. jenis-jenis ikan yang berenang dekat permukaan laut (cakalang, jenis-jenis tuna,
saury, fying fish, dan lain-lain),
2. jenis-jenis ikan demersal/ bottom (flat fish, katamba, sea bream dan lain-lain),
3. jenis-jenis udang, lobster, kepiting dan lain-lain.
Dengan mempertimbangkan sifat-sifat ikan yang akan menjadi tujuan penangkapan, lalu
menyesuaikannya dengan dalam/dangkal dari renang ruaya ikan-ikan tersebut, dilakukan
penghadangan terhadap arah renang dari ikan-ikan tersebut. Dengan penghadangan tersebut
diharapkan ikan-ikan itu akan menerobos jaring, dan terjerat (gilled) pada mata jaring
ataupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.
Jenis-jenis ikan yang terjerat pada mata jaring misalnya saury, sardine, salmon, layang,
tembang, kembung, dan lain-lain membentuk suatu gerombolan (shoal) dan dapat dikatakan
setiap individu mempunyai ukuran yang hampir sama. Jenis-jenis ikan seperti cucut, tuna
yang mempunyai tubuh sangat besar tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan
seperti flat fish yang mempunyai bentuk tubuh gepeng lebar, sehingga sukar terjerat pada
mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled)
Pada umumnya, yang disebutkan dengan gill net ialah jaring yang berbentuk empat persegi
panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih
pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Dengan perkataan lain, jumlah mesh depth
lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring
(Ayodhyoa, 1981).
Pada lembaran jaring, bagian atas diletakkan pelampung (float) dan bagian bawah diletakkan
pemberat (singker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy
dari pelampung yang bergerak menuju ke atas dan pemberat ditambah dengan berat jaring di
dalam air yang bergerak menuju ke bawah, maka jaring akan terentang. Perimbangan dua
gaya inilah yang akan menentukan baik buruknya rentangan vertikal sesuatu gill net dalam
air, sehubungan pula dengan gaya dari angin, arus, gerak gelombang, dan sebagainya.
Penentuan lebar jaring (jumlah mesh depth) didasarkan antara lain atas pertimbangan
terhadap dalamnya swimming layer dari jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan,
densitas dari gerombolan ikan dan sebagainya, sedangkan panjang jaring (jumlah piece yang
digunakan) tergantung pada situasi operasi penangkapan, volume kapal, dan sebagainya.
Jumlah piece yang dipergunakan akan berpengaruh pada besar-kecilnya tangkapan (catch)
yang mungkin akan diperoleh.
II. JENIS-JENIS GILL NET DAN PENGOPERASIANNYA
Berdasarkan cara operasi ataupun kedudukan jaring dalam perairan maka Ayodhyoa, (1981)
dan Nomura (1978) membedakan antara: (1) Surface gill net (2) Bottom gill net (3) Drift gill
net (4) Encriclinggill net atau surrounding gill net.
1. Surface Gill Net
Pada salah satu ujung jaring ataupun pada kedua ujungnya diikatkan tali jangkar, sehingga
letak (posisi) jaring menjadi menentu oleh letak jangkar. Beberapa piece digabungkan
menjadi satu, dan jumlah piece harus disesuaikan dengan keadaan fishing ground. Float line
(tali pelampung, tali ris atas) akan berada di permukaan air (sea surface). Dengan demikian,
arah rentangan dengan arah arus, angin dan sebagainya akan dapat terlihat.

Dari segi lain, gerakan turun naik dari gelombang akan menyebabkan pula gerakan turun naik
dari pelampung, kemudian gerakan ini akan ditularkan ke tubuh jaring. Jika irama gerakan ini
tidak seimbang, juga tension yang disebabkan pada float line terlalu besar, ditambah oleh
pengaruh-pengaruh lainnya, kemungkinan akan terjadi peristiwa the rolling up of gill net
yaitu peristiwa dimana tubuh jaring tidak lagi terentang lebar, tetapi menjadi membulat.
Dengan demikian, jaring tidak berfungsi lagi sebagai penghalang/penjerat ikan.
Berikut cara pengoperasian Surface Gill Net:
i. Setelah tiba pada suatu fishing ground yang telah ditentukan (sebaiknya bukan daerah
pelayaran) maka yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda dan jangkar,
selanjutnya dilakukan penurunan jaring (setting).
ii. Setelah semua jaring telah diturunkan dan telah terentang dengan sempurna, maka
dalam jangka waktu tertentu, biasanya 2- 5 jam dilakukan penarikan jaring (hauling).
iii. Pada saat melakukan hauling, jaring diatur dengan baik seperti semula sehingga
memudahkan untuk operasi berikutnya.
Operasi penangkapan banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi hari penangkapan
biasa pula dilakukan. Yang penting, bagaimana warna jaring tidak terlihat oleh ikan. Oleh
sebab itu, warna jaring sering sama dengan warna perairan.
Daerah-daerah teluk, pantai-pantai, muara, merupakan fishing ground yang umum, dan jaring
ini sesuai sekali untuk area fishing ground yang sempit. Keuntungan lainnya ialah persoalan
terentang atau tidak terentangnya jaring, baik ke arah panjang ataupun lebar hampir tidak
perlu diperhitungkan. Dengan perkataan lain, akibat konstruksinya yang sederhana, jaring
akan terentang dengan sendirinya oleh pengaruh float, sinker, pengaruh-pengaruh arus, dan
sebagainya.
2. Bottom Gill Net
Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, sehingga letak jaring akan tertentu. Hal ini sering
juga disebut set bottom gill net. Karena jaring ini direntang dekat pada dasar laut, maka
dinamakan bottom gill net, berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah
ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan demersal. Posisi jaring dapat diperkirakan
pada float berbendera/bertanda yang diletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi
tidaklah dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaringitu sendiri. Operasi
penangkapannya sama dengan surface gill net, perbedaannya hanya posisi jaring dalam air.

Pada umumnya yang menjadi fishing ground adalah daerah pantai, teluk, muara yang
mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap dapat berbagai jenis, misalnya herring, cod,
flat fish,halbut, mackerel, yellow tail, sea bream, dan sebagainya. Jenis-jenis udang, lobster
juga menjadi tujuan penangkapan dari jaring ini. Seperti jaring klitik atau jaring lapdu
merupakan salah satu jenis dari bottom gill net.
Tramel net merupakan salah satu bottom gill net yang sudah sangat maju dan dikhususkan
untuk menangkap udang. Tramel net merupakan jaring insang yang terdiri dari tiga lapis
jaring. Satu lapis bagian dalam (inner net) dan dua lapis bagian luar (outer net). Mesh size
jaring lapisan bagian dalam lebih kecil dari mesh size lapisan luar. Pengoperasiannya dapat
dilakukan setiap saat, namun pada musim-musim tertentu alat ini sangat menonjol untuk
penangkapan udang. Prinsip pengoperasiannya berbeda-beda sesuai dengan kondisi perairan.
Bisa dipasang menetap dan membentang lurus memotong arus, atau jaring dipasang
membentang lurus kemudian ditarik dengan membentuk lingkaran dengan jalan menghela
jaring.
3. Drift Gill Net
Drift Gill Net atau jaring hanyut ini tidak ditentukan oleh adanya jangkar, tetapi bergerak
hanyut bebas mengikuti arah gerakan arus. Pada satu pihak dari ujung jaring diletakkan tali,
dan tali ini dihubungkan dengan kapal, gerakan hanyut dari kapal sedikit banyak juga dapat
mempengaruhi posisi jaring. Selain dari gaya-gaya arus dan gelombang, kekuatan angin juga
akan mempengaruhi keadaan hanyutnya jaring. Dengan perkataan lain gaya dari angin akan
bekerja pada bagian dari float yang tersembul pada permukaan air
Berbeda dengan set gill net, maka drift gill net ini dapat pula digunakan untuk mengejar
gerombolan ikan, dan merupakan suatu alat penangkap yang penting untuk perikanan laut
bebas. Karena posisinya tidak ditentukan oleh jangkar, maka pengaruh dari kecepatan arus
terhadap kekuatan tubuh jaring dapat diabaikan.
Ikan-ikan menjadi tujuan penangkapan, antara lain ialah saury, sardine, mackarel, flying fish,
skipjack, tuna salmon, herring, dan lain-lain.
4. Encricling Gill Net atau Surrounding Gill Net
Gerombolan ikan dilingkari dengan jaring, antara lain digunakan untuk menghadang arah lari
ikan. Supaya gerombolan ikan dapat dilingkari/ditangkap dengan sempurna, maka bentuk
jaring sewaktu operasi ada yang berbentuk lingkaran, setengah lingkaran, bentuk huruf V
atau U, bengkok-bengkok seperti alun gerombolan dan banyak jenis lainnya lagi.
Ikan setelah terkurung dalam lingkaran jaring, dikejuti, sehingga ikan-ikan akan terjerat pada
mata jaring. Kadang kala pada bagian dalam dari lingkaran direntangkan pula beberapa
lembar jaring, sehingga kemungkinan terjeratnya seluruh ikan yang telah terkurung akan
lebih cepat. Tinggi jaring diusahakan sesuai dengan kedalaman perairan seperti sinker line
haruslah menyentuh pada dasar perairan. Oleh karena itu, pada saat operasi keadaan pasang
naik/pasang surut perlulah mendapatkan perhatian. Alat tangkap ini juga banyak digunakan
oleh nelayan untuk menangkap ikan-ikan yang hidup di perairan karang yaitu dengan cara
memasang alat tangkap di sekitar atau melingkari karang, kemudian dilakukan pengusiran
ikan dengan menyemprotkan air. Ikan yang panik diharapkan akan terjerat oleh jaring.
6.3 Syarat-Syarat yang Harus Dipenuhi oleh Gill Net
Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gill net) pada mata jaring dan dapat terbelit-belit
(entangled) pada tubuh jaring, maka baikmaterial yang dipergunakan ataupun pada waktu
pembuatan jaringhendaklah diperhatikan hal-hal yang antara lain seperti berikut ini(Nomura,
1978; Ayodhyoa, 1981):
6.3.1 Kekuatan dari Twine (Rigidity of Netting Twine)
Twine yang dipergunakan hendaklah “lembut tidak kaku,pliancy, suppleness", terutama bagi
jaring yang ditujukan untukmenangkap ikan dengan cara entangled hal ini sangatlah
perlu.Dengan demikian, twine yang digunakan adalah cotton, hennep,linen, amylan, nilon,
kremona, dan lain-lain, dimana twine inimempunyai fibres yang lembut. Bahan-bahan dari
manila hennep,sisal, jerami, dan lainnya yang fibresnya keras tidak dipergunakan.Untuk
mendapatkan twine yang lembut, ditempuh cara antara laindengan memperkecil diameter
twine atau jumlah pilin persatuanpanjang dikurangi, atau bahan-bahan celup pemberi warna
ditiadakan.Sesama gill net sekalipun, tetapi berbeda bahan yang digunakan(silk, rami,
contton), lalu jaring dihubungkan satu sama lain,ternyata jumlah ikan yang tertangkap per
unit jaring mempunyaiperbedaan yang besar. Hal ini terjadi antara lain karena
pengaruhkekuatan twine, yang dianggap merupakan penyebab utama.
6.3.2 Ketegangan Rentangan Tubuh Jaring
Yang dimaksud dengan keterangan rentangan disini ialahrentangan ke arah lebar atau
rentangan ke arah panjang jaring.Jaring mungkin direntangkan dengan tegang sekali, tetapi
mungkinpula tidak terlalu tegang. Ketegangan rentangan ini, akanmengakibatkan terjadinya
tension baik pada float line ataupun padatubuh jaring, dan sedikit banyak berhubungan pula
dengan jumlahcatch yang akan diperoleh. Dengan perkataan lain, jika jaring
58
[19.52, 14/4/2023] arifindq: direntang terlalu tegang maka ikan akan sukar terjerat, dan
ikanyang telah terjerat pun akan mudah terlepas. Terutama bagi ikan-ikan yang tertangkapnya
secara entangled, ketegangan rentangantubuh jaring ini akan mempunyai pengaruh yang
besar.
Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukan terutamaolah bouyancy dari float, berat
tubuh jaring, tali temali, sinkingforce dari sinker, dan juga shortening yang digunakan. Dari
beberapajenis jaring yang aktif beroperasi kita peroleh data seperti terterapada tabel 6.1, 6.2,
dan 6.3.
6.3.3Shortening atau Shrinkage
Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gilled) ataupun terbelit-belit(entangled) pada mata jaring
dan supaya ikan-ikan tersebut tidakmudah terlepas dari mata jaring, maka pada jaring
perlulah diberikanshortening yang cukup. Yang dimaksudkan dengan shortening
ataushrinkage dalam buku ini dapat diterjemahkan dengan “pengerutan”,yaitu beda panjang
tubuh jaring dalam keadaan tegang sempurna(stretch) dengan panjang jaring setelah
diletakkan pada float lineataupun sinker line, disebutkan dalam persen (%). Sebagai
contoh:panjang tubuh jaring (webbing) 100 m, setelah ditata jaring menjadi70 m (panjang
float line ataupun sinker line), maka dikatakanshortening tersebut adalah:
100-70)/100x100%=30%
(L1- 1) x100%=30%
L1
Terutama untuk jaring yang menangkap ikan dengan caraentangled, maka soal shortenign ini
memegang peranan penting.Dibandingkan dengan jenis-jenis lainnya, maka dapat
dikatakanbahwa pada gill net soal shortening ini lebih berpengaruh padacatch. Untuk gill net
yang ikannya tertangkap secara gilled, nilaishortening bergerak sekitar 30 - 40%, dan untuk
yang tertangkapnyaikan secara entangled maka nilai shortening bergerak sekitar 35 -60%.
Dari hasil yang diperoleh ternyata bahwa dengan mesh sizeyang sama tetapi shortening yang
berbeda, besar rata-rata dari kingcrab yang diperoleh tidak seberapa berbeda. Pada jaring
denganshortening yang besar terlihat bahwa range dari king crab yangtertangkap lebih besar.
Dengan shortening yang sama tetapi mesh
C0
[19.53, 14/4/2023] arifindq: size, berbeda, bersamaan dengan besarnya mesh size maka
besarrata-rata dari catch-pun cenderung membesar. Demikian pula denganjumlah individu
(ekor) yang terjerat atau terbelit cenderung membesar.
Dengan memberikan shortening yang berbeda-beda, terlihatbahwa bentuk dari mata jaring
akan berbeda-beda pula, dan padasatuan waktu tertentu jumlah ikan carp yang melewati
jaring dihi-tung. Dari hasil percobaan ini terlihat bahwa pada nilai shortening40 %, jumlah
ikan carp yang melewati jaring mencapai nilai yangterbesar. Dari kenyataan ini diduga bahwa
pada nilai shortening40%,maka bentuk mata jaring mirip dengan bentuk penampang
daritubuh ikan carp tersebut.
Kadangkala shortening yang diberikan pada jaring berbedabesarnya pada bagian float line
dan sinker line. Untuk masing-masing daerah perairan terdapat kebiasaan-kebiasaan yang
berdasarkanpengalaman turun-temurun.
6.3.4Tinggi Jaring
Yang dimaksud dengan istilah tinggi jaring di sini ialah jarakantara float line ke sinker line
pada saat jaring tersebut terpasangdi perairan. Istilah tinggi jaring ini diperlukan untuk
membedakannyadengan istilah lebar jaring (mesh depth) yang biasanya diungkapkandengan
satuan jumlah mata ataupun meter.
Pada umumnya untuk surface gill net dan drift gill net, jaringlebih lebar jika dibandingkan
dengan bottom gill net. Hal ini dapatpula dikatakan bahwa jenis-jenis jaring yang menangkap
ikan secaragilled, lebih lebar jika dibandingkan dengan jaring yang menangkapikan secara
entangled. Hal ini tergantung pula pada swimming layerdari jenis-jenis ikan yang menjadi
tujuan penangkapan. Menurutperhitungan, jika mesh size 2a, jumlah mata jaring pada lebar
jaringn, shortening s; maka tinggi gill net tersebut dalam air akan menjadi:
d=2 an 2s- s2.
Kita dapat memperkirakan swimming layer dari jenis ikanyang dituju, yang diperkirakan oleh
nelayan berdasarkan pengalaman-pengalaman secara turun temurun. Sebenarnya, hendaklah
depthdari swimming layer dari jenis ikan yang tujuan tertentu terlebihdahulu, kemudian
barulah kita menentukan tinggi jaring. Akantetapi, untuk mengetahui depth range dari
swimming layer ini,menghendaki penelitian tersendiri, maka nelayan cenderung untukbelajar
dari pengalaman-pangalaman.
09
[19.54, 14/4/2023] arifindq: Untuk jenis-jenis gill net ini yang terutama harus dipikirkanialah
agar tension yang mengenai tubuh jaring diusahakan sekecilmungkin. Untuk drift gill net
yang bergerak beserta arus, makajaring akan mendapatkan tahanan (resistance) yang kecil
dari arussehingga pertambahan tension pada tubuh jaring akibat resistanceterhadap arus.
Demikian juga perubahan bentuk tubuh jaring akansangat sedikit, maka sampai pada batas-
batas tertentu lebar jaring(mesh depth) dapat ditambah.
Akan tetapi, untuk set bottom gill net, akibat resistenceterhadap arus akan menyebabkan
perubahan bentuk jaring,pertambahan lebar jaring (mesh depth) akan juga berarti
pertambahanresistance terhadap arus. Jika dilakukan penambahan float dansinker untuk
mencegah hal pertambahan resistance tersebut di atas,penambahan float dan sinker ini akan
mengakibatkan pulapertambahan tension pada tubuh jaring.
Pada umumnya, bagi bottom gill net yang posisinya tertentu(fixed) lebar jaring tak melebihi
dari sekitar 7 meter, dan untuksurface gill net ini sekitar 13 meter. Sungguhpun demikian,
bagidrift gill net terdapat pula jaring yang lebarnya sampai mencapai27. meter. Dalam hal ini
dapatlah dikatakan bahwa kondisi darifishing ground perlu menjadi pertimbangan.
6.3.5Mesh Size dan Besar Ikan
Antara mesh size dari gill net dan besar ikan yang terjerat(gilled) terdapat hubugan yang erat
sekali. Dari percobaan-percobaanterdapat kecenderungan bahwa sesuatu mesh size
mempunyai sifatuntuk menjerat ikan hanya pada ikan-ikan yang besarnya tertentubatas-
batasnya. Dengan perkataan lain, gill net akan bersifat selektifterhadap besar ukuran dari
catch yang diperoleh. Oleh sebab ituuntuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada
suatu fishingground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnya dengan, besarbadan ikan
yang jumlah terbanyaknya pada fishing ground tersebut.
Besar badan ikan yang kita maksudkan di sini merupakanungkapan yang sederhana, dengan
tujuan mendapatkan pengertian.Jika ingin dipikirkan lebih lanjut, dapatlah dibayangkan hal-
halsebagai berikut. Dengan suatu mesh size tertentu, maka luasmaksimum dari mesh tersebut
akan tertentu pula. Mesh size ketikaberada dalam air (saat beroperasi) tidaklah mungkin akan
mencapailuasmaksimumtersebut Dengan. diberikan shrinkage tertentu,
61
[19.55, 14/4/2023] arifindq: secara teoritis luas mesh size akan mencapai luas maksimum.
Meshsize ini dari twine dengan ukuran tertentu, yang sifat-sifat fisiknyatelah tertentu, akan
ada batas-batas tertentu yang dapat dicapai olehsuatu luas mata jaring tersebut. Jika kita
menginginkan ikantertangkap secara terjerat (gilled), pada umumnya diketahui bahwaikan-
ikan akan terjerat kebanyakan pada bagian operculumnya.Dengan demikian, luas penampang
tubuh ikan antara batas bagianoperculum sampai sekitar bagian depan dari dorsalfin,
merupakanbatas-batas luas yang harus sesuai dengan batas-batas luas darimesh size yang
dimaksud. Untuk tujuan konservasi dari stock,perhitungan ini haruslah dilakukan. Dengan
perkataan lain, penentuanbesar mesh size juga akan berarti penentuan catch (quality
danquantity) yang dalam hal ini berhubungan pula dengan stock ikandi fishing ground
tersebut.
Pada penentuan besar mesh size, sifat memanjang dan memendek(expansion) dari twine yang
digunakan berhubungan dengan peristiwawater obsorpsion, daya mulur (elongation),
elasticity, knot slippage,dan gaya-gaya yang bekerja pada tubuh jaring ataupun
sesuatusimpul. Gaya-gaya ini baik yang berasal dari arus, gelombang, danlain-lain yang
sifatnya lebih beraturan ataupun gaya-gaya impactsesaat yang berasal dari gelepar-gelepar
ikan yang terjerat, dansebagainya haruslah dipertimbangkan.
Hal-hal yang diuraikan di atas, dapat kita pikirkan lagi lebihjauh. Diketahui bahwa satu mata
jaring, dibentuk oleh empatsimpul. Mata jaring akan terbuka secara maksimum, jika
keempatsimpul ini bekerja dengan gaya-gaya yang sama besarnya, dua gayapada arah
horizontal berlawanan arah, dan dua gaya pada arahvertikal yang berlawanan arah. Besar arah
dari gaya-gaya iniharuslah selalu berada dalam keadaan seimbang sedemikian rupa,biarpun
keadaan perairan berubah-ubah, untuk menjaga agar matajaring tetap terbuka maksimum.
Pada kenyataanya tidaklah mudahuntuk mendapatkan hal yang demikian ini.
Gaya-gaya yang bekerja pada suatu simpul yang tidak samabesar dan arahnya, antara lain
akan menyebabkan terjadinya knotslippage ataupun putusnya twine pada bagian dekat
simpul. Olehsebab itu, ditinjau dari segi kestabilan luas mata jaring, maka dapatdikatakan
bahwa penentuan jenis simpul akan menjadi penting.Secara umum untuk hal ini dapat
dikatakan sebagai berikut.
Webbing yang terbuat dengan simpul flak knot, pada pembuatansimpul, maka jumlah twine
yang dipergunakan akan lebih sedikit
62
[19.56, 14/4/2023] arifindq: jika dibandingkan dengan webbing yang terbuat dengan
simpultrawler knot. Dengan demikian, webbing dengan flat knot akanlebih ringan jika
dibandingkan dengan webbing dengan trawl knot.Perbedaan berat yang akan terjadi dari
jenis-jenis webbing ini akanmengikat kenyataan, bahwa semakin tebal diameter twine
dansemakin kecil mesh size yang dipergunakan, maka perbedaan iniakan menjadi lebih besar.
Pada flat knot, simpul akan mudah terlepas (bergeser, renggang,melonggar, slip), dengan
perkataan lain jika ada gaya-gaya yangtak seimbang yang bekerja pada simpul, maka akan
mengakibatkanmata jaring bergeser. Pada trawl knot, simpul terbuhul erat, akibatnyasimpul
akan mengalami peristiwa slip lebih sedikit. Akibat mudahslip pada flat knot maka putusnya
twine pada bagian dekat simpulakan lebih sedikit dibandingkan dengan pada trawler knot.
Aikantetapi, sesuatu simpul yang slip akan menyebabkan perubahan luaspada bentuk suatu
mata jaring, dan akan menularkan pengaruhpula pada bentuk mata jaring yang berada di
sekitarnya. Akibattidak mudah slip pada trawler knot, maka twine pada bagian dekatsimpul
akan lebih sering putus. Hal ini akan mengakibatkanperubahan bentuk pada mata jaring yang
berada di sekitarnya, dankeadaan ini sangat tidak diinginkan.
Akibat bentuk simpul, pada flat knot mata jaring cenderunglebih mudah membuka ke arah
tegak dibandingkan dengan membukake arah mendatar. Lengan pada webbing trawl knot,
jika kitamengambil simpul sebagai pusat akan terlihat mendekati sepertitanda “tambah”, yang
akibatnya mata jaring pada webbing denganbebas akan dapat membuka/melebar, baik ke arah
tegak maupunke arah mendatar.
Pada gill net banyak dipakai trawl knot, hal ini antara laindisebabkan karena:
1. Simpul tidak mudah slip/terlepas/bergeser, yang berarti luasmesh size akan lebih stabil.
2. Mata jaring mudah/bebas untuk terbuka/membuka baik luasarah vertikal maupun arah
horizontal.
Pada sesuatu webbing, bagian simpul akan menjadi lebihtinggijikadibandingkan dengan
bagian lainnya. Dibandingkandengan pada flat knot, perbedaan tinggi permukaan ini akan
lebihbesar pada trawler knot. Oleh karena itu, pada waktu pengoperasianjaring (pergeseran
sesamanya, pergeseran tepi kapal, dan sebagainya)
[20.05, 14/4/2023] arifindq: BAB V
PURSE SEINE
5.1 Umum
Purse seine adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan pelagic yang
membentuk gerombolan. Purse seine pertama kali dipergunakan di Perairan Rhode Island
untuk menangkap ikan menhaden (brevoortia tyrannus). Selanjutnya, purse seine dipatenkan
atas nama berent velder dari Bergen di Norwegia pada tanggal 12 Maret 1859. Pada tahun
1860 alat ini telah digunakan di seluruh Pantai Atlantik dan Amerika Serikat. Kemudian pada
tahun 1870 panjang purse seine diubah dari 65 fathom menjadi 250 fathom (1 fathom = 1,825
m). Dari bentuk inilah purse seine diperkenalkan ke negara-negara Scandinavia pada tahun
yang sama (Uktolseja dalam Rahardjo, 1978).
Berdasarkan data statistik tahun 1962, perikanan purse seine menghasilkan sebanyak 15,1 %
dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkap di Jepang. Dengan demikian, purse seine
merupakan alat penangkapan yang penting baik untuk perikanan pantai maupun perikanan
lepas pantai (off shore) (Nomura, 1975).
Menurut Ayodhyoa (1976;1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari purse seine
adalah ikan-ikan “pelagic shoaling species” yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah
membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan
sangatlah diharapkan pula densitas shoal tersebut tinggi, yang berarti jarak ikan dengan ikan
lainnya haruslah sedekat mungkin.
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine ialah melingkari gerombolan ikan dengan jaring,
sehingga jaring tersebut membentuk
Bab V:Purse Seine
35
[20.06, 14/4/2023] arifindq: dinding vertikal, dengan demikian gerakan ikan ke arah
horisontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah
ikan lari ke arah bawah jaring.
Panjang purse seine bergantung pada dimensi kapal, waktu operasi, dan jenis ikan yang akan
di tangkap. Purse seine yang ditujukan uintuk operasi penangkapan pada siang hari adalah
lebih panjang dari purse seine yang ditujukan untuk operasi penangkapan pada malam hari.
Begitu pula untuk jenis ikan, untuk menangkap jenis ikan tuna purse seine harus lebih
panjang karena jenis ikan ini termasuk perenang cepat. Jaring yang terlalu pendek akan
kurang berhasil dalam mendapatkan hasil tangkapan dan sebaliknya penambahan jaring yang
berlebih-lebihan tidak akan menjamin bertambahnya hasil tangkapan. Jadi, perlu ditentukan
panjang optimum dari jaring yang dapat menghasilkan hasil tangkapan paling banyak dalam
waktu yang sama. Hal tersebut perlu ditinjau baik dari segi teknis maupun ekonomis
(Rahardjo, 1978).
Begitu pula dimensi kapal, semakin besar dimensi kapal maka kemampuan kapal tersebut
untuk membawa jaring dan alat bantu penangkapan ikan lainnya semakin besar, dengan
demikian jarak jangkau fishing groundnya akan semakin luas.
Demikian juga lebar (depth) dari purse seine harus ditentukan dengan memperhatikan
behaviour dari ikan yang akan ditangkap dan kondisi perairan setempat. Minimum lebar dari
jaring dimaksudkan untuk mengikuti swimming depth dari shoaling ikan. Depth dari jaring
dikatakan cukup apabila ujung bawah jaring tersebut pada permulaan proses penarikan purse
line lebih dalam dari swimming layer shoaling ikan.
5.2 Deskripsi Alat Tangkap
Seperti juga pada alat penangkapan ikan lainnya, maka satu unit purse seine terdiri dari
jaring, kapal, dan alat bantu 1 (roller, lampu, echosounder, dan sebagainya).
Pada garis besarnya jaring purse seine terdiri dari kantong (bag, bunt), badan jaring, tepi
jaring, pelampung (float, corck), tali pelampung (corck line, float line), sayap (wing),
pemberat (singker, lead), tali penarik (purse line), tali cincin (purs ring), dan selvage (Gambar
5.1).
[20.07, 14/4/2023] arifindq: Sebelum digunakan sintetic fiber untuk netting, cotton adalah
yang paling banyak digunakan. Pada tahun 1955 purse seine pertama kali menggunakan
nylon net. Semenjak itu tahun demi tahun penggunaan sinttic fiber untuk purse seine semakin
berkembang (Nomura, 1975). Fungsi mata jaring (mesh) dan jaring yaitu sebagai dinding
penghadang dan bukan sebagai penjerat ikan (Ayodhyoa, 1975;1981). Sehingga perlu
ditentukan besarnya ukuran mata jaring (mesh size) dan ukuran benang jaring (twine) yang
sesuai untuk setiap jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Dengan demikian, pada saat
pemilihan mesh size dan ukuran twine perlu mempertimbangkan fishing efisiensi baik
efisiensi teknis maupun efisiensi ekonomis.
Banyaknya float dan sinker haruslah ditentukan dengan perbandingan yang sesuai, sehingga
total daya apung dari float lebih besar dari total berat jaring dalam air. Jadi harus ada ekstra
bouyancy yang berguna untuk mencegah jaring supaya tidak tenggelam sewaktu dilakukan
pursing dan juga untuk menjaga jaring dari pengaruh keadaan lingkungan seperti arus, angin,
gelombang, dan sebagainya.
Netting yang digunakan untuk roundhaul net harus mem-punyai strength yang cukup dan
tidak akan membuat ikan terjerat pada bagian insangnya (gilled). Netting pada setiap bagian
purse seine dibuat tidak sama, baik ukuran mata jaring (mesh size) maupun ukuran twine
yang digunakan. Misalnya pada bagian bunt, mata jaring dibuat lebih kecil dari pada bagian
wing, tetapi ukuran twinenya lebih besar dari bagian wing.
Pemilihan netting material untuk purse seine sangatlah penting. Kecepatan tenggelam yang
lebih tinggi akan menunjukkan jaring yang baik. Twine yang kuat dan keras (continous
filament) lebih erisien, kurang serabut twine yang keras akan mempunyai resistensi
hidrodinamika yang lebih kecil dari pada twine yang lunak yang terbuat dari serat-serat yang.
terputus-putus (staple fibre) seperti cotton (Iitaka, 1971 dalam Rahardjo, 1978). Selanjutnya,
dikatakan bahwa resistensi dari netting yang terbuat dari continuous filament twine (sintetic
fiber) adalah kira-kira 20 % lebih kecil dari pada netting yang terbuat dari staple filament
fiber (natural fiber).
Pemilihan netting material haruslah hati-hati dengan melihat dan mempertimbangkan
kekuatan arus dan keadaan stabil tidaknya arus tersebut. Jaring harus mempunyai sinking
speed yang tinggi
38
Teknik Penangkapan Ikan
[20.09, 14/4/2023] arifindq: sehingga tidak dihanyutkan oleh arus dan dapat pula mencegah
ikan melarikan diri. Untuk itu pada purse seine kita perlukan twine yang halus dan berat,
dengan permukaan yang licin (lunak).
Gambar 5.2
Bentuk Pelampung dan Cincin pada Purse Seine
Nylon filament (polyamide) halus dan mempunyai permukaan yang licin, tetapi specific
gravitynya hanya 1,14 sehingga agak ringan bila berada dalam air. Specific gravity air laut
diperkirakan sekitar 1,03, sehingga perbedaan nilai specific gravity hanyalah sekitar 0,11.
Oleh karena itu, nylon tidak cocok dipasang pada seluruh jaring dan hanya digunakan pada
bagian bunt saja. Sedangkan saran(viydene chloride) mempunyai specific gravity yang tinggi,
yaitu 1,70. Akan tetapi, vinylidene chloride tidak cukup kuat untuk digunakan pada jaring
purse seine ukuran besar. Untuk itu diadakan pencampuran dari kedua material tersebut,
sehingga dapat dihasilkan material yang kuat dan specific gravitynya yang tinggi. Terylene
(polyester) dan vinyl clorida, mempunyai kekuatan nomor 2 setelah
39
[20.10, 14/4/2023] arifindq: vinylidene clorida dengan specific gravity 1,40. Akan tetapi,
keduanya juga terlalu lemah bila digunakan sendiri, sehingga perlu dicampur dengan material
lain seperti vinylon (polyvinil alcohol), sehingga hasil kombinasi tersebut diperkirakan
mempunyai specific gravity 1,30.
Pemakaian material untuk netting haruslah disesuaikan dengan tujuan penangkapan.
Misalnya untuk horse mackerel dan mackerel purse seine yang beroperasi pada malam hari
dengan menggunakan lampu sebagai pengumpul ikan, kadang-kadang lead line dapat
mencapai dasar perairan. Hal semacam ini tidak lagi menghendaki sinking speed yang tinggi,
tetapi kebutuhan materialnya yang sesuai sehingga bentuk jaring tidak mudah berubah
dikarenakan arus. Disamping itu, material haruslah mempunyai daya tahan yang tinggi
terhadap gesekan-gesekan terhadap dasar perairan. Material yang cocok untuk keadaan
tersebut adalah vinylon dan tetoron. Sebaliknya, sardin purse seine yang operasinya pada
siang hari haruslah mempunyai sinking speed yang tinggi sehingga bisa tenggelam lebih
cepat dan memungkinkan menangkap gerombolan ikan dengan perbandingan volume jaring
yang kecil. Dengan demikian, material yang sesuai dengan tipe alat tangkap tersebut adalah
nylón dan kyokurin. Pada operasi siang hari warna jaring perlu menjadi pertimbangan, karena
berhubungan dengan efek menakuti ikan (Rahardjo, 1978).
Untuk tuna purse seine, jaring memerlukan setting yang cepat dan sinking speed yang tinggi,
serta twine harus kaku dan tegar agar dapat menahan gaya-gaya yang timbul yang disebabkan
oleh gelepar-gelepar tuna yang tertangkap. Disamping hal tersebut, tuna purse seine
mempunyai float line yang lebih panjang jika dibandingkan dengan tipe jaring purse seine
yang lain, sehingga memerlukan material yang kuat untuk digunakan pada jaring ukuran
besar. Material yang sesuai untuk tipe alat penangkapan tersebut adalah nylon (Nomura,
1975).
Mesh size merupakan faktor penting yang harus diperhatikan pada jaring purse seine, karena
berhubungan langsung dengan ukuran ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dan
banyaknya ikan yang tertangkap. Pemilihan mesh size yang terlampau kecil menyebabkan
sinking speed akan menurun, tetapi mesh size yang terlampau besar akan mengakibatkan
tangkapan banyak yang lolos atau terjerat. Disamping itu ikan yang sudah terjerat sangat sulit
untuk dikeluarkan dan memakan waktu untuk mengeluarkannya sehingga dapat merugikan.
40
Ikan
[20.11, 14/4/2023] arifindq: Jika D adalah diameter twine (mm) dan L adalah panjang dari
bar (mm), maka dapat dikatakan bahwa netting yang mempunyai nilai D/L yang kecil akan
lebih cepat tenggelam dibandingkan dengan netting yang mempunyai nilai D/L yang besar
(Konagaya, 1971 dalam Rahardjo, 1978). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran
mesh size akan mempengaruhi sinking speed, makin besar mesh size maka sinking speed
akan semakin membesar dan sebaliknya.
Oleh karena itu mesh size untuk purse seine adalah cukup apabila pada bagian bunt telah
memenuhi persamaan sebagai berikut:
di mana a, adalah mesh size untuk purse seine pada bagian bunt dan a adalah mesh size dari
gill net untuk species ikan yang sama (Fridman, 1973).
Disamping mesh size, hal lain yang juga penting diperhatikan adalah ukuran benang (twine
size). Seluruh bagian dari purse seine kecuali pada bagian bunt dibuat dari netting dengan
ukuran twine yang sama besar. Badan utama merupakan bagian terbesar dari jaring ( 70 - 80
%), harus dibuat dari. netting dengan twine yang tipis sehingga bisa lebih ringan. Sedangkan
pada bagian bunt dibuat dengan twine yang tebal yang lebih besar dari pada twine yang
terdapat pada lajur netting yang berdekatan dengan bunt.
Untuk praktisnya dalam memilih netting dengan twine yang sesuai untuk setiap bagian dari
jaring perlu mengetahui ratio d/a di mana d adalah diameter dari twine sedangkan a adalah
mesh size. Nilai d/a untuk setiap bagian dari jaring dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1
Nilai d/a untuk Setiap Bagian dari Jaring (Fridman, 1973)
Bagian dari jaring,d/a,Bunt,0,04-0,05,Bagian yang berdekatan dengan bunt,0,03-0,04,Bagian
lain (wing),
0,025-0,03,

Bab V · Purse Seine


41
[20.13, 14/4/2023] arifindq: Menurut Nomura (1975) selama hauling dengan menggunakan
power block, tension yang luar biasa dapat timbul pada benang jaring (netting twine) yang
disebabkan oleh keadaan operasi diluar dugaan. Dalam percobaan tegangan yang abnormal
atau tegangan maximum (T max) pada twine dihitung 60 kali lebih besar dari tegangan rata,
(TN). Untuk lebih amannya maka ditetapkan:
Untuk berbagai ukuran purse seine, nilai TN (gram) berdasarkan pengamatan diperkirakan
mengikuti rumus (Rahardjo, 1978):
di mana 1 = panjang mesh size dalam keadaan teregang (cm)
n = Jumlah mesh ke arah lebar jaring
5.3 Jenis dan Tipe Purse Seine
Purse seine dapat dibedakan atas berbagai segi. Ada yang membedakan berdasarkan ada
tidaknya kantong, sehingga dikenal ada purse seine berkantong dan purse seine tanpa
kantong. Akan tetapi, ada juga yang membedakan berdasarkan jumlah kapal yang digunakan
sehingga dikenal one boat purse seine dan two boat purse seine. Ada pula yang
menggolongkan berdasarkan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan sehingga kita kenal
tuna purse seine, sardin purse seine, dan sebagainya.Berdasarkan tipenya kita kenal ada tipe
Amerika dan tipe Jepang (Gambar 5.3).
Ayodhyoa (1981) menjelaskan perbandingan antara sistem one boat system dengan two boat
system sebagai berikut:
1. Dibandingkan dengan two boat system, cara operasi lebih mudah (tidak terlalu
compicated). Pada operasi malam hari, lebih mungkin menggunakan lampu untuk
mengumpulkan ikan pada one boat system, sedang untuk two boat system lebih cenderung
hanya untuk menangkap jenis-jenis ikan yang bergerak (mobile) dengan pergerakan yang
cepat pada siang hari.
2. Memungkinkan pemakaian kapal yang lebih besar, dengan demikian area operasi akan
menjadi lebih luas.
3. Pengaruh cuaca relatif kecil (lebih dapat dikuasai), dengan demikian jumlah operasi akan
lebih banyak.
42
Teknik Penangkapan Ikan
[20.14, 14/4/2023] arifindq: 4. Menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan, dan
lain-lain pekerjaan di dek memungkinkan dimekanisir, dengan demikian kerja akan lebih
efisien.
5. Dengan ukuran jaring yang sama, ukuran kapal akan lebih besar pada one boat system
dibandingkan two boat system. Dengan demikian, HP akan lebih besar, yang menyebabkan
kecepatan melingkari gerombolan ikan juga akan lebih besar. Oleh sebab itu, dapat dikatakan
type one boat akan lebih ekonomis dan efisien jika kapal dimekanisir.
5.3.2 Two Boat System
1. Teoretis waktu yang diperlukan untuk melingkari gerombolan ikan akan menjadi sekitar
seperdua dari waktu yang diperlukan oleh one boat system. Oleh karena gerombolan ikan
mudah dilingkari dan dapat dilakukan dengan cepat, diharapkan akan mengakibatkan catch
yang besar.
2. Sifat-sifat ikan, kondisi fishing ground (angin, arus, gelombang, dan lain sebagainya),
kondisi saat operasi, dan sebagainya akan hal-hal tertentu, two boat terkadang mendapatkan
catch yang lebih besar. Meskipun telah kita coba membandingkan antara one boat system
dengan two boat system, dalam pemilihan type mana yang akan dipakai, masihlah banyak
hal-hal yang perlu diperhitungkan. Kondisi fishing ground, jumlah crew, skill dari crew, dan
lain-lain sebagainya, akan memberikan pengaruh. Tidaklah dapat dikatakan mutlak bahwa
one boat system akan unggul dibandingkan dengan two boat system, karena faktor ekonomi
dan sosial akan menjadi penentu terakhir.
5.4 Teknik Penangkapan
Pada umumnya dalam pengoperasian purse seine dikenal dua cara yaitu (1) purse seine
dioperasikan dengan mengejar gerombolan ikan, hal ini biasanya dilakukan pada siang hari;
(2) menggunakan alat bantu penangkapan seperti rumpon, cahaya, fish finder. Hal ini dapat
dilakukan pada siang hari dan malam hari.
5.4.1. Teknik Operasi dengan Mengejar Gerombolan Ikan
1. Pertama-tama harus menemukan gerombolan ikan. Ciri-ciri adanya gerombolan ikan
biasanya ditandai dengan:
[20.15, 14/4/2023] arifindq: adanya perubahan warna air laut, karena gerombolan ikan
berenang dekat permukaan air .
ikan-ikan melompat-lompat dekat permukaan (misalnya pada saat diamankan)
adanya buih-buih dekat permukaan laut akibat udara yang dikeluarkan ikan
burung-burung yang menukik-nukik dan menyambar-nyambar di permukaan
Hal-hal tersebut di atas biasanya terjadi pada saat senja hari atau pagi hari, disaat gerombolan
ikan aktif naik ke permukaan air. Setelah gerombolan ikan ditemukan maka perlu diketahui
arah renang, kecepatan renang, kepadatan, kedalaman perairan, lalu faktor lainnya yaitu arah,
kecepatan arus, dan angin. Penentuan keputusan haruslah cepat mengingat ikan selalu dalam
keadaan bergerak.
2. Setelah hal tersebut diketahui,barulah dilakukan pelingkaran jaring dengan menghadang
arah renang ikan. Pada waktu melingkari gerombolan ikan, kapal dijalankan secepat mungkin
dengan tujuan agar gerombolan ikan segeraterkepung.
3. Penarikan tali kolor. Setelah kedua tepi jaring bertemu maka dilakukan penarikan tali
kolor dengan maksud untuk mencegah ikan agar tidak lari ke arah bawah jaring. Sekarang ini,
penarikan tali kolor menggunakan roller. Antara kedua tepi jaring sering tidak tertutup rapat
sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini
biasanya digunakan pemberat atau dengan menggerak-gerakkan galah sehingga ikan takut
dan lari ke arah tersebut.
4. Penarikan tubuh jaring, float line. Ini ditarik jika bagian bawah jaring telah tertutup,
dengan demikian semua pemberat telah berada di atas kapal. Tubuh jaring dan float line
diatur kembali di atas kapal seperti semula.
5. Pengambilan hasil tangkapan. Ikan-ikan yang terkumpul pada bagian kontong atau
yang berfungsi sebagai kantong segera diserok ke atas kapal.
Jumlah awak kapal yang ikut dalam satu unit purse seine sangat bergantung pada besarnya
tonase kapal dan ukuran jaring purse seine. Di Sulawesi Selatan satu unit purse seine dengan
kapasitas kapal 10-15 GT jumlah awak berkisar 8-13 orang.Jika ukuran kapal lebih besar
tentu jumlah awak akan lebih banyak lagi.
45
[20.16, 14/4/2023] arifindq: 5.4.2 Teknik Operasi Jika Menggunakan Alat Bantu Cahaya
Berbeda halnya dengan mengejar gerombolan ikan, penangkapan ikan dengan purse seine
yang menggunakan alat bantu cahaya, maka pengejaran gerombolan ikan tidak perlu
dilakukan karena pelingkaran jaring hanya berada pada sekitar cahaya lampu.Dengan
demikian, penangkapan dengan bantuan cahaya hanya dapat dilakukan pada malam hari di
bulan gelap. Teknik operasinya adalah sebagai berikut:
1. Menyalakan lampu. Biasanya ada kapal/perahu khusus yang
Gambar 5.4
Posisi Purse Seine pada Saat Operasi dan Kemungkinan Lolosnya Ikan pada
Saat Hauling (Ayodhya, 1981).
46 Teknik Penangkapan Ikan
[20.16, 14/4/2023] arifindq: membawa lampu. Jika hari mulai gelap maka lampu yang berada
pada perahu lampu dinyalakan sambil melakukan labuh jangkar. Sekitar 4-5 jam lampu
dinyalakan atau sudah banyak ikan yang bergerombol maka awak kapal yang ada di perahu
lampu tersebut akan memberikan kode kepada perahu jaring bahwa operasi pelingkaran siap
dilakukan. Bersamaan dengan itu, penarikan jangkar perahu lampu dilakukan.
2. Mengetahui arah arus. Hal ini penting diketahui sehubungan dengan arah hanyutnya jaring
pada saat pelingkaran.
3. Penurunan jaring. Pada saat penurunan jaring kecepatan kapal lebih rendah jika
dibandingkan dengan mengejar gerombolan ikan, karena posisi gerombolan ikan. tetap
berada di sekitar lampu.
4. Selanjutnya sama dengan operasi dengan mengejar gerombolan ikan.
5.4.3. Teknik Operasi dengan Menggunakan Rumpon
Seperti halnya dengan menggunakan cahaya, menggunakan rumpon juga tidak perlu lagi
mencari gerombolan ikan,karena gerombolan ikan diharapkan telah berkumpul di sekitar
rumpon. Teknik penangkapannya adalah sebagai berikut:
1. Melepaskan tali rumpon. Pada tali rumpon ini diberikan pelampung. Dengan demikian,
rumpon akan hanyut searah dengan arus permukaan air.
2. Melihat arah dan kecepatan arus untuk memprediksi kecepatan dan arahnya rumpon
yang telah dilepaskan.
3. Melingkari gerombolan ikan yang ada di bawah rumpon.
4. Menarik tali kolor dari jaring. Setelah jaring bagian bawah telah tertutup maka
rumpon tadi dikeluarkan dari jaring dan dikembalikan ke tali pelampung seperti semula.
Dengan demikian, ada awak yang bertugas khusus untuk menyelesaikan rumpon tersebut
sehingga kembali ke posisi semula. Kegiatan selanjutnya sama dengan operasi penangkapan
dengan mengejar gerombolan ikan.
5.4.4. Teknik Operasi Jika Menggunakan Echosounder
Teknik operasi penangkapan yang menggunakan alat bantu echosounder tidaklah jauh
berbeda dengan operasi yang menggunakan
Bab V :Purse Seine
47
[20.17, 14/4/2023] arifindq: alat bantu lainnya. Perbedaanya hanya terletak pada pencarian
gerombolan ikannya. Dengan echosounder, setiap saat dapat dimonitor ada tidaknya
gerombolan ikan di suatu perairan serta pada kedalaman berapa ikan tersebut berada. Bahkan
densitas dari gerombolan ikan yang ada dapat diprediksi. Dengan demikian, para penangkap
ikan dengan menggunakan alat bantu ini tidak lagi tergantung pada siang atau malam hari
tetapi kapan saja jika menemukan gerombolan ikan. Proses operasi penangkapannya sama
dengan operasi dengan mengejar gerombolan ikan.
5.5 Lain-Lain
Purse seine tuna memiliki lapisan thermocline yang dangkal, tidak terlalu lebar (dalam)
seperti pada purse seine Amerika yang beroperasi di Pasifik Timur. Purse sein Jepang
misalnya sangat panjang dan dalam sehingga perlu diimbangi dengan penggunaan bahan
yang lebih halus agar berat dan volumenya tidak terlalu besar.
Sebagai contoh purse seine (terutama untuk cakalang) yang dipakai di Filipina berukuran
panjang antara 600-850 depa (1.000 - 1.500 m) dan dalam antara 110-140 depa (190-250 m).
Namun, belakangan kebanyakan berukuran panjang 600 depa dan lebar 140 depa. Jaring yang
dipakai berukuran antara 2,5 inchi dengan benang PA No.210 D/30 -210 D/54. Jaring ini
diperkuat dengan salvage (pinggiran) yang dibuat dari benang berukuran sampai 210
D/180.Purse seine ini dapat dioperasikan dengan memakai kapal purse seine 300 - 500 GT
dengan main engine 1.000 - 1.500 PK (Farid dk., 1989).
Dalam pengoperasiannya alat ini membutuhkan banyak alat bantu mulai dari purse seine, line
winch, power blok, purse ring stripper, radár satelite navigator, scanning sonar, dan
sebagainya. Beberapa contoh dari kapal-kapal purse seine modern dapat dilihat pada Gambar
5.5.
Penebaran alat dilakukan bila telah ditemukan gerombolan ikan yang jumlahnya dipandang
mencukupi. Skipper yang berpengalaman akan dapat memperkirakan besar gerombolan ikan
berdasarkan gambar yang terlihat di layar monitor sonar.
Pencarian gerombolan umumnya didasarkan atas adanya benda-benda terapung di laut atau
gerombolan hiu,lumba-lumba dan sebagainya. Beberapa purse seine besar mengoperasikan
helikopter
[20.18, 14/4/2023] arifindq: untuk mencek gambaran satelite remote sensing yang mereka
peroleh untuk memastikan jumlah dan kualitas gerombolan ikan yang tergambar melalui
satelite tersebut.
Gambar 5.5
Beberapa Tipe Kapal Purse Seine yang Digunakan di Beberapa Negara Maju: A. One boat
purse seine; B. Two boat purse seine di Jepang; C. Tipe kapal purse seine di Eropa, 1100 Gt,
panjang, 65 m; D. Tipe purse seine di Amerika Utara (FAO, 1985; Ministry of
Agriculture,Forestry and Fisheries, Tokyo, 1987 dalam Sahrhange and·
Lumbeck,1992)
Bab V:Purse Seine 49
[20.19, 14/4/2023] arifindq: Akhir-akhir ini, penggunaan rumpon (fish aggregating device)
makin banyak karena teknologi ini sangat mengurangi biaya pencarian gerombolan ikan dan
lebih menjamin keberhasilan tebaran jaring. Di Filipina misalnya, setiap purse seine
dilengkapi 15 - 25 unit rumpon (payao). Di siang hari, purse seine atau ranger boat tinggal
mensurvei payao dan dengan sonar akan diamati besar gerombolan ikan yang ada di
sekitarnya. Payoo yang dipasang dengan jarak 5 - 10 mil ini dengan mudah dapat ditemukan
dengan memakai satelite navigator. Berdasarkan suatu pengamatan yang dilakukan pada
bulan April 1988, di Filipina hanya dengan mensurvey 5-7 buah rumpon, skipper telah dapat
memutuskan jaring yang akan di tebar nanti malam. Hasilnya antara 10 - 100 ton cakalang
keesokan harinya. Ini berarti, kapal cukup berjalan 25 - 70 mil sehari. Sisanya adalah waktu
penangkapan dan terapung di atas air.
Biasanya kapal penangkap tetap berada di fishing ground 1 - 3 bulan sedangkan hasilnya
dipindahkan ke kapal pengangkut setiap kali kapal telah penuh. Dengan demikian, jumlah
hasil tangkapan yang akan diperoleh diharapkan semakin banyak dan efisiensi akan semakin
tinggi. Baik saat ini maupun pada masa-masa yang akan datang, penangkapan ikan dengan
alat tangkap purse seine tentu semakin berkembang dengan berbagai perbaikan-perbaikan
terhadap berbagai kelemahan dan kesulitan yang mungkin ditemukan pada saat dilakukan
operasi penangkapan ikan.
50
Teknik Penangkapan Ikan

Anda mungkin juga menyukai