Anda di halaman 1dari 17

METODE PENANGKAPAN IKAN

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB Ⅱ
PEMBAHASAN
1. Definisi Alat Tangkap (trawl)
2. Deskripsi Alat Tangkap
3. Bagian – bagian Trawl
4. Alat Bantu Penangkapan
5. Pembagian Job Description Kapal
6. Metode Penangkapan
7. Hasil Tangkapan Trawl
8. Daerah Penangkapan
BAB Ⅲ
KESIMPULAN
Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki


banyak sumber daya laut yang kaya. Untuk memanfaatkan sumber
daya laut ini, masyarakat Indonesia menggunakan alat tangkap ikan,
seperti pukat harimau. Namun, agar hasil tangkapan ikan optimal,
perlu diperhatikan beberapa aspek, termasuk aspek biologis dan
teknis. Aspek biologis melibatkan pemahaman tentang sumber daya
ikan dan faktor lingkungan yang terkait. Sementara itu, aspek teknis
mencakup penggunaan peralatan dan teknologi yang tepat untuk
menangkap ikan dan mengelola sumber daya laut.

Namun, masyarakat Indonesia sering kali tidak peduli dengan


konsekuensi penggunaan pukat harimau dan tidak memperhatikan
aspek-aspek penting untuk mengoptimalkan hasil tangkapan. Hal ini
menyebabkan kurangnya kesadaran akan bahaya penggunaan alat
tangkap ini bagi perikanan di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan
pemahaman yang lebih baik tentang aspek-aspek yang terkait dengan
penggunaan pukat harimau agar sumber daya laut dapat dijaga dan
dimanfaatkan dengan bijak.

B. Tujuan

Adapun dalam penyusunan makalah ini memiliki tujuan


diantaranya, yaitu:

1 . Untuk mengetahui definisi dan cara kerja alat tangkap trawl


2. Untuk mengetahui jenis – jenis alat tangkap trawl
BAB Ⅱ
PEMBAHASAN

1. Definisi alat tangkap (trawl)


Kata "trawl" berasal dari bahasa Perancis "troler" dan bahasa
Inggris "trailing", yang memiliki arti yang sama, yaitu "tarik" atau
"mengelilingi sambil menarik". Saat ini, kata "trawl" digunakan untuk
mengacu pada jaring trawl atau jaring pukat tarik, yang merupakan
jaring kantong yang ditarik di belakang kapal melalui permukaan
dasar perairan untuk menangkap ikan, udang, dan spesies demersal
lainnya. Istilah "trawling" digunakan untuk menggambarkan
pekerjaan menangkap ikan dengan menggunakan jaring trawl,
sedangkan "trawler" adalah kapal yang digunakan untuk operasi
penangkapan ikan dengan jaring trawl. Selain itu, ada juga pukat hela
yang berbentuk kerucut dan ditarik di dasar perairan dengan
menggunakan kapal. Pukat hela ini menggunakan papan berang-
berang untuk membuka mulut jaring ke samping atau vertikal, dan
menggunakan pelampung dan pemberat pada tali penarik untuk
membukanya ke atas. Pukat ini diperkenalkan sekitar tahun 1870 di
Sungai Themmes.

2. Bagian - bagian trawl


Desain trawl bisa sangat bervaiasi antara satu dengan yang lainnya.
Pada prinsipnya bagian-bagian trawl adalah:
1) Ris atas (head rope)
2) Ris bawah (ground rope)
3) Sayap (wing)
4) Punggung jaring (baiting)
5) Perut jaring (belly)
6) Kantong (cod end)
Di samping itu, untuk dapat dioperasikan dengan baik, trawl dilengkapi
dengan:
1) Otter board
2) Bridle line
3) Warp
4) By cacth excluder device (BED) atau alat pemisah ikan (API)
Bagian-bagian trawl dapat juga disederhanakan menjadi:
1) Otter board dan tali-temali
2) Badan jaring (perut dan punggung)
3) Sayap
4) Kantong

a) Tali Ris
Tali ris atas disebut juga dengan benang head rope. Tali ris atas
trawl umumnya terbuat dari baja yang dibalut dengan benang. Pada
tali ris ini dipasang pelampung yang berbentuk bola. Jumlah
pelampung serta cara penyusunannya pada tali ris atas sangat
berpengaruh pada permukaan mulut jaring ketika dioperasikan dilaut.
Ukuran alat tangkap sering dinyatakan dengan panjang atau
pendeknya tali ris atau maupun tali ris bawah dari trawl.
Tali ris bawah disebut juga ground rope atau foot rope. Seperti
halnya tali ris atas, tali ris bawah trawl biasanya terbuat dari kawat
baja yang dibalut dengan benang. Pada tali ris bawah ini dipasang
pemberat yang berfungsi memberikan gaya vertikal ke bawah untuk
membuka mulut jarring
a) Sayap
Sayap disebut juga sebagai wing. Sayap adalah bagian dari jaring
yang ada disisi kiri dan kanan jaring. Sayap trawl pada umumnya lebih
menjorok kedepan jika dibandingkan dengan posisi mulut jaring. Fungsi
sayap adalah menggiring ikan atau udang yang akan ditangkap agar dapat
masuk kedalam mulut jaring. Ukuran mata jaring (mesh size) yang
digunakan pada sayap biasanya lebih besar dari ukuran mata jaring yang
digunakan pada badan jaring.
b) Badan jaring
Badan jaring adalah bagian trawl yang terdapat antara sayap
dengan kantong atau mulai dari mulut jaring sampai dengan kantong.
Badan jaring terdiri atas dua bagian utama yaitu punggung dan perut
jaring. Pada pukat udang, badan jaring dibagian belakang di pasang alat
pemisah ikan (API) atau sering disebut sebagai by catch exluder device
(BED). Ukuran mata jaring pada bagian jaring bervariasi, namun lebih
kecil dari ukuran mata jaring pada bagian sayap dan lebih besar dari
ukuran mata jaring pada bagian kantong.
c) Kantong
Kantong adalah bagian jaring yang paling belakang (ujung).
Kantong sering disebut juga sebagai cod end. Kantong berfungsi sebagai
tempat hasil penangkapan yang masuk kedalam jaring.
d) Otter board
Otter board adalah peralatan yang membantu pembukaan mulut
trawl. Otter board akan terbuka pada saat alat dioperasikan (ditarik oleh
kapal) karena memberi gaya horiontal ke sisi luar dari mulut trawl. Satu
unit trawl menggunakan sepasang otter board, yang terletak di sayap kiri
dan kanan trawl. Otter board terbuat dari papan atau baja. Trawl yang
berukuran relatif besar (head rope lebih besar 20 m) pada umumnya
menggunakan otter board yang terbuat dari baja dan berukuran relative
besar. Sementara trawl yang berukuran relatif kecil masih banyak yang
menggunakan otter board
e) Tali penarik
Tali penarik yang biasa disebut warp adalah tali yang
menghubungkan antara alat tangkap dengan kapal pada saat trawl
dioperasikan. Tali yang digunakan bisa terbuat dari bahan alami, bahan
sintetis atau baja (warp). Pada umumnya tali yang digunakan untuk
menarik trawl terbuat dari bahan baja, karena memiliki kekuatan putus
(breaking strenght) lebih besar dibandingkan dari bahan serat alami atau
sintetis.
f) Net pendant (bridle line)
Net pendant disebut juga bridle net, adalah tali atau warp yang
menghubungkan jaring dengan otter board. Net pendant pada umumnya
terbuat dari baja dan ukurannya lebih kecil dari diameter warp yang
digunakan. Panjang net pendant (jarak antara jaring dengan otter board)
sangat bervariasi antara satu kapal dengan kapal lainnya, namun pada
umumnya lebih dari 20 m.
g) Alat pemisah ikan
Alat pemisah ikan (API) disebut juga by cacth excluder
device (BED) adalah satu alat yang dipasang untuk memisahkan
biota laut jenis tertentu. Misalnya, kura-kura dapat keluar dari
trawl meskipun sudah masuk kebadan jaring pada saat alat tangkap
dioperasikan dilaut. Alat pemisah ikan pada dasarnya bukan bagian
dari trawl. Alat pemisah ikan umumnya terbuat dari kerangka besi
yang dirancang secara khusus, dipasang pada badan trawl pada
bagian belakang (dekat kantong ).

3. Alat bantu penangkapan


Adapun peralatan alat bantu yang digunakan untuk alat tangkap
Trawl yaitu sebagai
berikut :
1) Boom
Merupakan tempat melekatnya rig dan out rigger. Harus
memiliki panjang yang cukup untuk membawa cod end
(kantong) pada posisi yang diharapkan dan biasanya diletakkan
pada center line (garis tengah kapal).
a. Rig
Terletak di belakang rumah geladak menempel permanen
pada boom atau tiang agung (tiang gantung). Berfungsi
sebagai alat bantu untuk menurunkan dan mengangkat
kantong trawl serta sebagai jalur untuk tali wire dari alat
tangkap.
b. Outrigger
Terletak di belakang rumah geladak menempel permanen
pada boom atau tiang agung (tiang gantung) dan dapat
Digerakkan kekiri dan kekanan kapal. Berfungsi sebagai
jalur penarikan wire.
2) Winch
Terletak di belakang rumah geladak dan tepat di bawah rig dan
outrigger. Posisi winch menempel pada deck dengan diberi
dudukan besi. Winch ini terdiri dari drum dan hydraulic inofer.
a. Drum Trawl
Bentuknya harus besar untuk memutar agar Trawl naik.
Salah satu contohnya adalah drum dengan flat tunggal
mempunyai kelemahan dapat merusak bagian tengah dari
drum itu sendiri dan bagian atas dari jaring.
b. Hydraulic inofer
Merupakan mesin untuk mengatur jalannya winch.
Terdiri dari motor power hidrolik yang diletakkan
diruang mesin untuk mengalirkan oli ke pipa dimesin
pengatur yang terletak diatas bangunan kemudi dan setir
pengontrol winch diatas bangunan kemudi.
3) Towing Block
Menetap di buritan di sisi samping Trawl. Merupakan bagian
yang menentukan dimana warp dapat mengikuti kapal secara
terarah selama proses towing. Towing
block adalah sebuah kumpulan tali yang terikat kencang
menjadi sebuah bagian yang
diperkuat dengan rantai yang tepat panjangnya dan kuat. Ada
berbagai tipe yang banyak di jumpai.
4) Snatch Block
Dibuat untuk digunakan dalam berbagai tugas permanen pada
suatu Trawl. Ada
berbagai bentuk rancangan, tapi pada umumnya yang perlu
diperhatikan adalah
bagian depan yang digunakan untuk cantelan atau penyangga.
Tergantung pada jenis,
kemanapun terhubung dengan baik atau bahkan diatas geladak
untuk mengangkat
pada waktu tertangkap. Snatch block mempunyai suatu penutup
yang dapat diangkatsedemikian sehingga gulungan tali dapat
ditempatkan di sekitar katrol. Dan penutup tersebut di kunci
atau tertutup kembali dengan menggunakan penjepit.
5) Otter Board
Otter board merupakan alat bantu bukaan mulut jaring ke arah
horizontal. Pembukaan
horizontal bentangan otter board merupakan jarak antara kedua
otter board yang
terbentang pada saat dioperasikan.
6) Bobbin
Bobbin adalah alat bantu penangkapan ikan pada pukat dasar
yang berfungsi untuk memudahkan penarikan jaring tanpa
bersentuhan langsung dengan tanah. Selain itu, bobbin juga
dapat berfungsi sebagai pemberat dan membantu membuka
mulut jaring. Spul ini terbuat dari besi bulat atau kayu
berbentuk papan. Namun, penggunaan bobbin dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti menimbulkan parit
di dasar perairan dan merusak pertumbuhan biota laut yang
tidak ditargetkan. Dalam penangkapan ikan di laut, seringkali
ikan, udang, dan biota laut lainnya yang sudah mati ditangkap
dan dibuang kembali ke laut. Hal ini memiliki dampak negatif
terhadap ekosistem laut.
7) Fish finder
Fish finder adalah alat yang berfungsi untuk mengetahui bentuk
dasar dan kedalaman
perairan sehingga dapat ditentukan panjang warp yang di area.
8) Tackle
Tackle merupakan gabungan antara dua block atau lebih
dengan tali tackle berfungsi
untuk memperkecil gaya tarik sehingga beban menjadi lebih
ringan.
9) Gallow
Gallow berfungsi sebagai tempat penahan warp pada waktu
diarea dan dihibob serta
sebagai tempat bergantungnya otter board.
4. Metode Penangkapan
Trawl adalah alat tangkap yang aktif, dimana kapal yang menarik
alat tangkap
bergerak mengejar ikan sehingga masuk ke dalam jaring, oleh
karena itu kecepatan
kapal dalam menarik alat tangkap pada umumnya adalah lebih
besar dari kecepatan renang rata-rata ikan yang tertangkap,
disamping itu bentuk alat tangkap trawl dirancang secara khusus
sehingga memiliki sayap yang menggiring target kearah mulut
jaring atau mencegah ikan lari ke arah samping (sisi kiri dan kanan
alat tangkap.

Alat tangkap trawl dapat dioperasikan disekitar pantai atau pun


diperairan yang jauh
dari pantai. Umumnya alat tangkap trawl dapat dioperasikan pada
berbagai
kedalaman yaitu :
1) permukaan menggunakan pukatpermukaan (Surface
trawl)
2) Dipertengahan perairan dengan pukat pertengahan (Mid
water trawl)
3) Disekitar dasar atau di dasar perairan menggunakan
pukat dasar (Bottom trawl).
Dasar perairan yang menjadi daerah penangkapan ikan pada alat
tangkap
trawl adalah:
1) daerah berkarang
2) Khusus untuk terutama pukat dasar (Bottom trawl) relatif
ditandai dengan pertukaran dasar perairan tidak
bergelombang atau berbukit-bukit, tidak berkarang dan
memiliki dasar pasir, lumpur atau campuran antara ke
duanya.
Keberhasilan dalam menentukan daerah penangkapan ikan dengan
pukat harimau sangat bergantung pada pengetahuan tentang
migrasi ikan dan karakteristik spesies yang ditangkap. Untuk
menentukan daerah penangkapan yang baik, digunakan alat seperti
Fish finder atau Sonar untuk menemukan gerombolan ikan, serta
alat untuk mengetahui kondisi perairan yang disukai oleh target
tangkapan. Sebelum penurunan alat tangkap dilakukan,
pengecekan kedalaman air terlebih dahulu dilakukan berdasarkan
panjang tali penarik yang biasanya berkisar antara tiga hingga lima
kali kedalaman perairan. Pengecekan kedalaman dapat dilakukan
melalui peta laut atau menggunakan alat deteksi dalam air seperti
Echo sounder dan Fish finder. Hal ini penting untuk memastikan
keberhasilan penangkapan ikan.
Proses menurunkan alat tangkap ke dalam air dimulai dengan
menjatuhkan pukat secara perlahan dari buritan kapal. Bagian yang
pertama kali diturunkan adalah kantong, diikuti oleh perut, dan
terakhir sayap. Selama menurunkan pukat, kapal harus berjalan
dengan kecepatan 1-2 knot. Penting untuk memastikan bahwa
kapal tidak berhenti atau bergerak mundur selama proses ini,
karena dapat menyebabkan jaring masuk ke baling-baling kapal
dan merusaknya. Untuk menjaga panjang lungsin tetap sesuai
dengan yang diinginkan, otter board diturunkan secara perlahan-
lahan dengan menggunakan pukat. Setelah mencapai panjang
lungsin yang diinginkan, trawlwinch dikunci agar panjang lungsin
dan kecepatan kapal tetap stabil. Ini penting untuk memastikan
efektivitas dan keberhasilan alat tangkap. Gambar 2.3 dijelaskan
bahwa kecepatan kapal juga harus tetap stabil selama proses ini.

Penarikan Alat Tangkap (Towing) Penarikan alat tangkap (towing)


adalah lamanya alat tangkap dalam perairan setelah proses
penurunan alat tangkap (setting) selesai. Lamanyapenarikan alat
tangkap (towing) berkisar antara dua sampai tiga jam dengan
haluan kapal yang telah ditentukan terlebih dahulu. Waktu saat
penarikan alat tangkap (towing), haluan maupun kecepatan kapal
dapat diubah, disamping itu panjang tali penarik (warp) yang
digunakan untuk mengoperasikan trawl juga dapat diubah,
diperpanjang dan diperpendek. Perubahan panjang tali penarik
(warp) umumnya disesuaikan dengan perubahan kedalaman
perairan selama penarikan alat tangkap(towing).

Kapal yang menggunakan pukat udang ganda biasanya


menggunakan pukat hela bawah. Selain itu, mereka juga
menggunakan alat tangkap lain yang disebut dengan (Try net),
yang lebih kecil dari pukat hela. Jaring percobaan dipasang di
antara dua jaring pukat untuk menentukan hasil tangkapan. Setiap
30-45 menit, jaring percobaan dinaikkan ke geladak kapal untuk
memeriksa jumlah udang yang tertangkap. Semakin banyak udang
yang tertangkap di jaring percobaan, semakin banyak juga udang
yang ada di pukat yang sedang dioperasikan. Jumlah udang yang
tertangkap di jaring Try sering digunakan sebagai indikator untuk
menentukan waktu penarikan pukat. Ketika jumlah udang yang
tertangkap sudah mencukupi, alat tangkap dinaikkan ke geladak
kapal.

Menaikan Alat Tangkap (Hauling) Menaikan alat tangkap


(hauling) adalah kegiatan penarikan alat tangkap ke atas deck
kapal setelah penarikan alat tangkap (towing) dilakukan, beberapa
lamanya. Menaikan alat tangkap (hauling) kecepatan kapal
dikurangi atau diturunkan dan trawl secara perlahan ditarik ke atas
kapal. Penarikan alat tangkap trawl dilakukan dengan cara menarik
tali penarik (warp) yang dilaksanakan oleh Trawl winch. Tahapan
menaikan alat tangkap (hauling) dapat dikelompokkan menjadi :
1) Penarikan tali penarik (warp) sehingga papan pembuka
mulut jaring (Otterboard)
berada di kapal.
2) Penarikan seluruh jaring trawl ke atas geladak Pengeluaran
hasil tangkapan dari kantong trawl ke geladak kapal.
BAB Ⅲ
PENUTUP

C. Kesimpulan
Kata “trawl” lahir kata “trawling” yang berarti kerja melakukan
operasi penangkapan ikan dengan trawl, dan kata “trawler” yang
berarti kapal yang melakukan trawling. Jadi yang dimaksud
dengan jarring trawl (trawl net) disini adalah suatu jaring kantong
yang ditarik di belakang kapal (baca : kapal dalam keadaan
berjalan) menelusuri permukaan dasar perairan untuk menangkap
ikan, udang dan jenis demersal lainnya. Jarring ini juga ada yang
menyangkut sebagai “jaring tarik dasar”.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan Indonesia. Balai Besar


Pengembangan Penangkapan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan
Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Anomin.Trawl. Australian Fisheries Management Authority

Sadhortomo, Bambang. 2006. Jurnal Ilmiah. Distribusi Spasial Upaya


Penangkapan Kapal Cantrang dan Permasalahannya di Laut Jawa.

Anda mungkin juga menyukai