ADVERTISEMENT
REPORT THIS AD
3. Trawl
Secara teknis, baik menurut umum ataupun mengikuti standar ISSCFG
(International Standard Statistical Classification Fishing Gear), FAO (Nedelec
and Prado 1990) “Trawl” adalah alat penangkap ikan yang mempunyai target
spesies baik untuk menangkap ikan maupun untuk udang. Trawl memiliki
kreteria yaitu (a) jaring berbentuk kantong (pukat) baik yang berasal dari
karakteristik asli maupun hasil modifikasi. (b) miliki kelengkapan jaring (pukat)
untuk alat pembuka mulut jaring baik palang/gawang (beam) atau sepasang
papan rentang (otter board) dengan cara operasi dihela atau diseret (towing)
oleh sebuah kapal (c) Tanpa memiliki kelengkapan jaring (pukat) dengan cara
operasi dihela oleh dua buah kapal.
Trawl asli adalah jaring (pukat) trawl yang dirancang bukan dari hasil modifikasi
tidak ada perubahan dari aspek desain – konstruksi, karakteristik dan metoda
pengoperasian dengan ciri-ciri yaitu (a) karakteristik bentuk konstruksi masih
sesuai ketentuan teknis jaring yang lazim (b) banyak menggunakan potongan
miring (cutting rate) pada bagian¬ jaring (c) miliki bagian jaring berupa medan
jaring atas (square) bagi trawl dasar (bottom trawl) atau medan jaring bawah
(bosoom trawl) pertengahan permukaan (mid water trawl) (d) cara operasi
dirancang dengan dihela / diseret oleh sebuah atau dua buah kapal.
Trawl hasil modifikasi adalah alat tangkap yang masuk kategori trawl, karena
adanya perubahan desain konstruksi , karakteristik jaring dan metode operasi
penangkapan dengan ciri-ciri (c) ada perubahan bentuk dan ukuran dari jaring
aslinya , terutama pemendekan ukuran sayap (b) teknik pemotongan bagian
jaring masih menggunakan potongan lurus (all point dan all mesh), (c)
kebanykan belum menambah bagian medan jaring (square) masih tetap seperti
kondisi aslinya (d) ada penambahan kelengkapan janng berfungsi alat pembuka
mulut jaring baik berupa palang/gawang (beam) maupun papan rentang (otter
board) dad kondisi aslinya. Okda perubahan metode pengoperasian dari cara
ditarik dari atas perahu atau pantai menjadi cara dengan diseret / dihela oleh
sebuah kapal.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear
(ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat
tangkap trawl terdiri dari:
– Bottom trawls
a. beam trawls
b. otter trawls
c. pair trawls
d. nephrops trawls
e. shrimp trawls
f. bottom trawls (not specified)
– Midwater trawls
– Otter twin trawls
– Otter trawls (not specified)
– Pair trawls (not specified)
– Other trawls (not specified)
4. Dredge (Penggaruk)
Penggaruk merupakan alat penangkap ikan berbingkai kayu atau besi yang
bergerigi atau bergancu di bagian bawahnya, yang dilengkapi atau tanpa
jaring/bahan lainnya. Penggaruk dioperasikan dengan cara menggaruk di dasar
perairan dengan atau tanpa perahu untuk menangkap kekerangan dan biota
lainnya.
Desain dan konstruksi penggaruk disesuaikan dengan target ikan tangkapan
yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran penggaruk
serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear
(ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat
tangkap penggaruk terdiri dari : 1 ). Boat Dredges dan; 2). Hand Dredges.
Metode pengoperasian penggaruk dilakukan dengan cara menarik ataupun
menghela pengaruk di dasar perairan sehingga hasil tangkapan berupa
kekerangan, teripang, dan lainnya bisa terkumpul dan tertangkap serta masuk ke
dalam penggaruk.
5. Lift net (Jaring Angkat)
Jaring angkat dioperasikan dengan menurunkan dan mengangkatnya secara
vertikal. Jaring ini biasanya dibuat dengan bahan jaring nion yang menyerupai
kelambu, karena ukuran mata jaringnya yang kecil (sekitar 0,5 cm). Jaring
kelambu kemudian diikatkan pada bingkai bambu atau kayu yang berbentuk
bujur sangkar.
Dalam penggunaannya, jaring angkat sering menggunakan lampu atau umpan
untuk mengundang ikan. Biasanya dioperasikan dari perahu, rakit, bangunan
tetap, atau langsung.
Dari bentuk dan cara penggunaannya, jaring angkat dapat mencakup bagan
perahu, bagan tancap (termasuk kelong), dan serok
Jaring Angkat (Sumber: Subani dan Barus. 1989)
8. Trap (perangkap)
Perangkap merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip
penangkapan dengan cara memperangkap ikan dengan menggunakan jaring
dan atau bahan lainnya yang dioperasikan dengan atau tanpa perahu atau kapal.
Desain dan konstruksi perangkap disesuaikan dengan target ikan tangkapan
yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran perangkap.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear
(ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat
tangkap perangkap terdiri dari:
– Stationary uncovered pounds nets
– Pots
– Fyke nets
– Stow nets
– Barriers, fences, weirs, dll
– Aerial traps
– Traps (not specified)
9. Hook and line (pancing)
Hook and line (pancing) merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai
prinsip penangkapan dengan memancing ikan target sehingga terkait dengan
mata pancing yang dirangkai dengan tali menggunakan atau tanpa umpan.
Desain dan konstruksi pancing disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang
dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran pancing serta
sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear
(ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat
tangkap hooks and lines ini terdiri dari:
– Handlines and pole-lines (hand operated)
– Handlines and pole-lines (mechanized)
– Set longlines
– Drifting longlines
– Longlines (not specified)
– Trolling lines
– Hook and lines (not specified)
10. Grappling and wounding gear (pengait dan alat yang melukai)
Alat pengait/penjepit dan alat yang melukai merupakan alat penangkapan ikan
yang mempunyai prinsip penangkapan dengan cara menerkam,
mengait/menjepit, melukai atau membunuh sasaran tangkap yang dilakukan dari
atasu kapal atau tanpa menggunakan kapal. Desain dan konstruksi alat penjepit
dan melukai mempunyai bentuk runcing/tajam pada salah satu ujungnya.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear
(ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat
tangkap pengait dan alat yang melukai ini adalah harpoon.
c. Trawl
Pukat dasar/bottom trawl
Pada alat tangkap trawl ini saat dioperasikan sesuai dengan habitat
pengoperasiannya yaitu didaerah pasir atau lumpur maka, kriteria yang kurang
memenuhi persyaratan sebagai botttom trawl yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitasnya rendah, hal ini disebabkan dapat menangkap ikan juvenil
sampai yang dewasa
2. By-catchnya rendah, menangkap tidak saja pada target spesies tetapi juga
terkadang banyak menangkap ikan non target spesies
3. Dampak pada biodiversity tinggi, sering juga tertangkap biota yang dilindungi
seperti penyu,dll
4. Kadang menimbulkan koflik sosial, terutama dengan nelayan bubu
Dari ketiga kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan
keramahannya, untuk selektifitas dan by-catch yang rendah diperlukan perbaikan
mesh size terutama pada codend. Pada dampak biodiversity diperlukan
pemasangan BED (By catch excluder devise) dan TED (Turtle excluder devise)
dengan sistem pengawasan yang terpadu. Sedangkan konflik yang terjadi
dengan nelayan bubu biasanya masalah pengoperasian alat tangkap yang sama
dengan bubu, maka solusi yang dapat diberikan dengan pengaturan fishing
ground trawl diluar zona I dan Zona II.
d. Dredge (Penggaruk)
Scoop Nets
Pada alat tangkap ini Ke-sembilan kriteria memenuhi persyaratan sebagai alat
tangkap yang ramah lingkungan.
d. Lift net (Jaring Angkat)
Bagan perahu
Pada alat tangkap bagan perahu ini kriteria yang kurang memenuhi persyaratan
sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitasnya rendah, khususnya ikan teri, bagan apung cukup selektif
terhadap ikan ini
2. By-catch tinggi, menangkap tidak saja pada target spesies tetapi juga
terkadang banyak menangkap ikan non target spesies
3. Konsumsi BBM
Dari ketiga kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan
keramahannya, untuk selektifitas dan by-catch yang rendah diperlukan perbaikan
mesh size. Untuk konsumsi BBM yang tinggi dianjurkan menggunakan solar cell
sebagai alternatif yang perlu dicoba
g.Trap (perangkap)
Bubu
Pada alat tangkap bubu kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat
tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitas, perlu penelitian tentang ukuran panjang total dan ukuran lingkar
tubuh ikan yang tertangkap dengan bubu untuk mengetahui selektifitasnya pada
setiap fishing ground.
2. Dapat merusak habitat karang, apabila digunakan batu karang sebagai
pemberat
Dari kedua kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan
keramahannya, untuk selektifitas diperlukan penelitian lebih lanjut tentang hasil
tangkapan hubungannya dengan selektifitasnya. Untuk penggunaan batu karang
diperlukan modifikasi bahan seperti dengan menggunakan bahan dari besi,kawat
dan sebagainya sehingga tidak diperlukan lagi batu karang sebagai pemberat.