Anda di halaman 1dari 14

KERAGAAN ALAT TANGKAP JARING ANGKAT (LIFT NET) DI

INDONESIA

Oleh :

Bakti Tondo Prasetyo (021)*, Firda Nuradawiyah Yonesa (028), Hasya Fatharani Ya Sifa (031),
Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Padjadjaran

*Email : bakti21001@mail.unpad.ac.id / 085870625024

ABSTRAK

Jaring angkat (Lift net) merupakan salah satu alat tangkap yang biasa disebut bagan, jaring
angkat (Lift net) memiliki dua tipe jaring angkat tetap dan jaring angkat perahu, paper ini
menjelaskan konstruksi, armada penangkapan, daerah penangkapan, alat bantu penangkapan,
metode pengoperasian, komparasi unit penangkapan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan, dan hasil tangkapan pada alat tangkap jaring apung. Paper ini bertujuan untuk
memberikan informasi kepada pembaca terkait alat tangkap jaring angkat (Lift net). Metode pada
penyusunan paper ini adalah mengutip dari jurnal-jurnal referensi, yaitu jurnal internasional dan
jurnal yang terakreditasi Science and Technology Index. Jaring angkat (Lift net) ada 2 jenis,
jaring angkat tetap dan jaring angkat perahu, membahas konstruksi, metode pengoperasian,
armada penangkapan, daerah penangkapan, alat bantu penangkapan, komparasi unit penangkapan
berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan Perikanan, dan hasil penangkapan jaring angkat (Lift
net).
Kata Kunci: Penangkapan Ikan, Alat Tangkap, Jaring Angkat.

ABSTRACT

Lift net is one of the fishing gear which is commonly called bagan, lift net has two types of fixed
lift net and boat lift net, this paper describes the construction, fishing fleet, fishing area, fishing
aids, operating methods , comparison of fishing units based on the Decree of the Minister of
Marine Affairs and Fisheries, and catches on floating net fishing gear. This paper aims to provide
information to readers regarding lifting nets. The method in preparing this paper is to quote from
reference journals, namely international journals and journals accredited by the Science and
Technology Index. There are 2 types of lift nets, fixed lift nets and boat lift nets, discussing
construction, operating methods, fishing fleets, fishing areas, fishing aids, comparison of fishing
units based on the Decree of the Minister of Marine and Fisheries, and the results of lifting nets
(Lift net). Keywords: Fishing, Fishing Equipment, Lifting Nets.

1
1. PENDAHULUAN

Di Indonesia alat tangkap ikan banyak macamnya, salah satunya jaring angkat (Lift net)
Jaring angkat laut yang secara lokal dikenal sebagai 'bagan' terdiri dari dua tipe dasar. Jaring
angkat tetap (bagan tancap) dan bagan perahu. Dari kedua tipe jaring angkat (lift net) sangat
penting dalam pemahamannya, terutama bagi para nelayan yang bekerja dalam menangkap ikan,
maupun hanya sekedar pengetahuan umum bagi khalayak.
Dengan memahami keragaan alat tangkap jaring angkat (Lift net) kita dapat mengetahui
salah satu cara teknik menangkap ikan yang ada, selain itu dapat mengetahui penerapan keragaan
alat tangkap jaring angkat (Lift net) ini. makalah ini dapat menjadi referensi bagi para nelayan,
maupun masyarakat umum untuk mengenal jaring angkat (Lift net) yang ada di Indonesia.

2. KONSTRUKSI ALAT TANGKAP

Menurut Rahayu (2021) Jaring angkat adalah alat penangkapan yang penggunaanya
dengan cara menenggelamkan jaring dan mengangkat jaring secara vertikal, terbuat dari nilon
yang mirip kelambu, mata jaring berukuran 0,5 cm. bentuknya segi empat dalam penerapannya
bisa menggunakan lampu maupun umpan untuk menarik ikan.
Berdasarkan Direktorat Jenderal Perikanan (1975) dalam Dudley dan Tampubolon (1986)
Menyatakan bahwa jaring angkat laut deskripsi alat tangkap. Jaring angkat laut yang secara lokal
dikenal sebagai 'bagan' terdiri dari dua tipe dasar. Jaring angkat tetap ('bagan tancap') Jenis bagan
lainnya, bagan perahu menggunakan prinsip yang sama tetapi merupakan platform terapung yang
dibangun di atas satu atau dua lambung kapal (Dudley; Tampubolon 1986).

2.1 Konstruksi Jaring Angkat (Lift Net) Anco


Dalam Sa'id et al (2019) Menyatakan bahwa alat tangkap jaring angkat atau anco adalah
alat tangkap berupa jaring yang biasa digunakan di muara sungai. Tergantung musim ikan dan
ikan dikumpulkan di tengah jaring. Yang dimaksud dengan alat ini adalah berupa jaring yang
diameter lubangnya berkisar antara 0,5 hingga 1 sentimeter. Jaring dibentangkan dengan rangka
bambu dan diberi batang bambu. Gagang batang bambu berfungsi untuk mencapai tengah sungai
dengan mengangkat kembali tanpa harus turun ke air, jaring angkat Dalam perkembangannya
penggunaan anco sering menggunakan material bambu sebagai rangkanya.

Gambar.1. Anco/jaring angkat. Sumber (Sa'id et al 2019)


2
Selama ini masyarakat pesisir masih menggunakan bambu sebagai bahan utama
pembuatan anco. Karena dinilai memiliki nilai ekonomis dan daya tahan yang tahan lama.

Gambar 2 . Model Jaring Angkat. Sumber (Sa'id et al 2019).

2.2 Konstruksi Jaring Angkat (Lift Net) Tetap (Bagan Tancap)


Menurut penelitian Sembiring (2020) Menyatakan Bahan utama yang digunakan untuk
membuat jaring angkat oleh nelayan Pangandaran adalah bambu betung (Dendrocalamus asper).
Area yang digunakan sebagai lokasi operasi atau tempat dibangunnya set lift net memiliki water
base berupa pasir dan lumpur serta beberapa karang. Daerah ini juga relatif aman karena tidak
berhadapan langsung dengan ombak atau lautan, selain itu arus yang ada di sekitar daerah operasi
penangkapan relatif aman (Sembiring 2020).
Bentuk alat tangkap fixed lift net dapat dilihat pada Gambar 3 (kiri). Desain konstruksi
dan spesifikasi yang sesuai dengan dimensi jaring angkat terbesar Pangandaran masing-masing
ditunjukkan pada Gambar 3 (kanan) dan tercantum pada Gambar 4.

Gambar 3. Jaring angkat Pangandaran (asli). Sumber Sembiring (2020).

Gambar 4. Penjelasan Keterangan Jaring Angkat (Lift net Pangandaran. Sumber


Sembiring (2020).

3
2.3 Konstruksi Jaring Angkat (Lift Net) Perahu (Bagan Perahu)
Jaring angkat (Lift net) perahu (bagan perahu) terbagi menjadi 3 yaitu;
a. Bagan Perahu
Berdasarkan Hapsari et al (2018) Pembangunan jaring angkat kapal di perairan
Morodemak Kabupaten Demak terdiri dari rangka kayu, jaring, perahu bermotor sebagai alat
transportasi di laut, serta alat untuk memudahkan pengoperasian jaring angkat kapal ini yaitu
sekop, lampu dan roller yang berfungsi untuk menurunkan atau mengangkat jaring. Perahu yang
digunakan pada perahu angkat jaring ini hanya menggunakan satu perahu saja.
Posisi perahu berada di tengah-tengah konstruksi rangka jaring angkat, bahan rangka
pada jaring angkat perahu terbuat dari bambu. Panjang geladak pada jaring angkat perahu (P x L)
adalah 22,5 m x 22,5 m. Jumlah material pada konstruksi jaring angkat perahu adalah 200 batang
bambu. Di tengah jaring angkat perahu terdapat sebuah rumah dengan ukuran (P x L x T) yaitu 6
mx 2,2 m x 2,4 m yang berfungsi sebagai tempat istirahat, tempat generator listrik, bahan bakar
dan peralatan memancing lainnya. Bahan jaring pada jaring angkat perahu terbuat dari polietilen.
Ukuran jaring (P x L) adalah 45 m x 45 m. Jaring berbentuk bujur sangkar dengan ukuran mata
jaring 0,6 - 1 cm. Jaring tersebut dirangkai satu per satu hingga membentuk bujur sangkar besar.
Panjang tali penarik adalah 60 m untuk satu bagian, dengan diameter 1,8 cm terbuat dari
polietilen. Rotatornya terbuat dari kayu dengan panjang 1 cm. Kedalaman jaring bervariasi dari
18 – 30 meter.
Jenis lampu yang digunakan adalah lampu merkuri dengan daya 400 watt dan mereknya
adalah Philips. Jumlah lampu yang digunakan berkisar antara 40 hingga 70 buah. Selain lampu,
jaring angkat perahu menggunakan rip and roller untuk mengambil hasil tangkapan (Hapsari et al
2018).

Gambar 5. Jaring angkat perahu di perairan Morodemak. Sumber (Hapsari et al


2018).

b. Bagan Apung
Menurut Baskoro (2011) dalam Notanubun et al (2021) Bagan apung (Lift net) adalah
alat penangkap ikan Menggunakan jaring angkat yang sederhana dan pada malam hari dengan
lampu sebagai pegangan untuk menarik perhatian ikan. Ukuran bagan apung rata-rata rentangnya
dari 14,8 x 13,6 m dan tingginya 1,5 m. Notanubun et al (2021).

4
Gambar 6. Bagian-bagian Konstruksi Bagan Rakit Keterangan: (a) pelampung; (b)
rumah bagan; (c) tiang penyangga; (d) roller waring; (e) roller jangkar. Sumber:
data primer diolah, 2020 dalam Notanubun et al (2021).

c. Bouke Ami
Menurut Riyanto et al (2020) Bouke ami adalah jaring angkat perahu dengan
mengoperasikan dan menarik jaring dari salah satu sisi perahu dan dapat dipindah-pindahkan
menggunakan perahu yang dilengkapi dengan alat bantu penangkapan ikan berupa lampu
pengumpul ikan. Terdiri dari rangka kayu, bambu, paralon, waring atau jaring (terbuat dari
polietilen). Ada satu atau lebih rol pada bagan untuk menurunkan atau menaikkan jaring. Dimensi
alat bouke ami bervariasi dari panjang = 15 m; lebar = 2,5 m; tinggi = 1,2 m hingga panjang = 29
m; lebar = 29 m; tinggi = 17 m. Mata jaring pola bajak umumnya 0,5 cm. Ukuran mata jaring erat
kaitannya dengan target utama ikan yang ditangkap, yaitu ikan teri kecil. Jika mata jaring terlalu
besar, ikan tidak akan tertangkap (Riyanto et al 2020).

Gambar 7. Pengoperasian jaring bouke-ami gaya Jepang yang


digunakan untuk menangkap ikan umpan pelagis kecil di Pasifik
Selatan. Berdasarkan FAO (1974) dan Muyard (1980), Sumber
(Dalzell 1993)

5
3. METODE PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP

3.1 Pengoperasian Jaring Angkat (Lift Net) Anco


Menurut penelitian Winarno et al (2019) pengoperasian jaring angkat anco prinsipnya
sama dengan jaring angkat tetap (Bagan tancap) mulai dari;
● Persiapan
Mempersiapkan jaring untuk diturunkan, beserta lampu dan alat bantu lainnya.
● Setting alat tangkap
- Menurunkan jaring (shooting).
- Sesudah jaring terpasang lampu celup untuk dibawah air berupa LED diturunkan.
- Perendaman jaring, menunggu ikan banyak berkumpul di jaring yang sudah diturunkan.
- Penarikan dan pengangkatan pukat (hauling). Pengangkatan jaring (lifting). dilakukan
perlahan dengan mengurangi cahaya lampu sorot agar ikan tidak kaget dan pergi, lampu
celup tetap menyala dan dimatikan perlahan sampai tali ris bawah dan setelah itu jaring
diangkat secara perlahan juga dengan tujuan ikan tidak kaget dan keluar jaring.
- Penarikan tali selambar (brailing). Jika penarikan sudah sampai tali ris bawah jaring
membentuk setengah bola, lampu sorot dihidupkan kembali dan ikan yang terjebak di
serok.
- Penyortiran hasil tangkapan.

3.2 Pengoperasian Jaring Angkat (Lift Net) Tetap (Bagan Tancap)


Menurut penelitian Winarno et al (2019) pengoperasian jaring angkat tetap (Bagan
tancap) prinsipnya pengoperasianya dari mulai persiapan dan setting alat tangkap sama dengan
anco, bedanya hanyalah bagan tancap konstruksinya lebih besar dan lebih rumit.

3.3 Pengoperasian Jaring Angkat (Lift Net) Perahu (Bagan Perahu)


a. Bagan Perahu
Menurut penelitian Winarno et al (2019) menyatakan bahwa metode pengoperasian alat
penangkapan ikan dengan menggunakan jaring angkat (lift net) Perahu (Bagan perahu) di pantai
utara jawa sebagai berikut.
● Persiapan
Kapal menuju tempat penangkapan ikan, seluruh ABK sudah menyiapkan dan memeriksa
segala sesuatu.
● Setting alat tangkap
- Menurunkan jaring (shooting).
- Sesudah jaring terpasang lampu celup untuk dibawah air berupa LED diturunkan.
- Perendaman jaring, menunggu ikan banyak berkumpul di jaring yang sudah diturunkan.
- Penarikan dan pengangkatan pukat (hauling). Pengangkatan jaring (lifting). dilakukan
perlahan dengan mengurangi cahaya lampu sorot agar ikan tidak kaget dan pergi, lampu
celup tetap menyala dan dimatikan perlahan sampai tali ris bawah dan setelah itu jaring
diangkat secara perlahan juga dengan tujuan ikan tidak kaget dan keluar jaring.
- Penarikan tali selambar (brailing). Jika penarikan sudah sampai tali ris bawah jaring
membentuk setengah bola, lampu sorot dihidupkan kembali dan ikan yang terjebak di
serok.
- Penyortiran hasil tangkapan.
6
b. Bagan Apung
Menurut penelitian Winarno et al (2019) pengoperasian jaring angkat bagan apung
prinsipnya sama dengan bagan tetap (bagan tancap), bedanya hanyalah bagan tancap
menggunakan bambu yang menjadi pondasi bagan, pada bagan apung hanya menggunakan
jangkar yang terhubung dengan tali pada bagan yang mengapung.

c. Bouke Ami
Menurut Riyanto et al (2020) Prinsip pengoperasian bouke ami tidak beda jauh seperti
bagan perahu, perbedaanya hanya pada bouke ami hanya menggunakan salah satu sisi kapal yang
memiliki jaring angkatnya.

4. ARMADA PENANGKAPAN IKAN


Menurut penelitian Imron et al. (2017) menyatakan bahwa armada penangkapan ikan
adalah sebuah faktor yang dapat dioperasikan melalui penangkapan. Armada penangkapan ikan
yang digunakan berupa kapal perikanan atau perahu. Armada kapal perikanan berukuran kecil
dengan panjang < 24 m (Imron et al., 2017).
4.1 Armada Bouke Ami
Armada bouke ami mendarat di Muara Angke dan kapal ini umumnya terbuat dari kapal
kayu, menggunakan satu mesin penggerak utama, yaitu mesin generator untuk pencahayaan dan
satu mesin generator untuk palkah (freezer, pendingin) serta untuk menyimpan hasil tangkapan,
pada mesin generator dalam kekuatannya terletak terhadap posisi atau letak mesinnya itu dimana
dan perpindahan mesin yang akan mempengaruhi generator tersebut (Imron et al., 2017).

Tabel 1. Dimensi ukuran panjang, lebar dan dalam armada Bouke ami yang mendarat di
Muara Angke. 2017. Sumber: Kantor Pengawasan Kapal Ikan (WASKI) Muara Angke.

4.2 Armada Bagan Perahu


Berdasarkan hasil penelitian di pelabuhan perikanan pantai (PPP) Lempasing, Bandar
Lampung, jumlah kapal Bagan Perahu pada tahun 2016 adalah 80 unit kapal. Jumlah tersebut
terdiri dari berbagai ukuran GT kapal mulai dari ukuran 11-20 GT, dan 21-30 GT. Dari beberapa
ukuran GT tersebut, ukuran 11-20 GT merupakan ukuran GT yang jumlah kapal Bagan Perahu
mendominasi. Sehingga telah dilakukan pengukuran pada 2 kapal yang mewakili ukuran 11-20
GT dan 21-30 GT.

5. DAERAH PENANGKAPAN IKAN

Operasi penangkapan lift net dilakukan di perairan Jepara dan sekitarnya. Jumlah
penawaran jaring rata-rata 2-4 kali setting/hari. Pengoperasian dilakukan di perairan dasar
berlumpur atau campuran lumpur di kedalaman antara 20 -25 meter. Pada umumnya penangkapan

7
jaring angkat di lakukan di daerah yang tenang (daerah teluk), arus tidak begitu kuat dan tidak
banyak dipengaruhi oleh gelombang besar dan angin kencang.

6. ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN

6.1 Alat Bantu Penangkapan Ikan Jaring Angkat (Lift Net)


Menurut Riyanto (2020) alat bantu penangkapan ikan jaring angkat (Lift net) yaitu;
1. Alat Bantu Pengumpul Ikan (Lampu) Pengoperasian jaring angkat (Lift neet)
menggunakan alat bantu lampu telah lama dikenal nelayan. Lampu berfungsi sebagai alat bantu
untuk merangsang atau menarik perhatian ikan agar berkumpul di bawah cahaya lampu. Jenis
lampu yang digunakan oleh bagan congkel sebagai atraktor untuk memikat ikan yaitu lampu neon
dan lampu merkuri.

Gambar 8. Konstruksi lampu celup LED (a)


dan lampu tabung (b)

Gambar 9. Posisi lampu celup (a) dan lampu fluorescent


(b) di bawah bagan tancap

2. Serok Selain lampu, bagan congkel menggunakan serok terbuat dari waring berbentuk
kerucut dan bertangkai, untuk mengambil hasil tangkapan dari kantong jaring ke atas deck, di atas
deck biasanya sudah disediakan penampungan dari waring, untuk mentuntaskan air yang masuk
ke deck kapal.
3. Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABPI) Kapstan Penarik Tali Kolor (Pada Bagan Perahu
dan Bouke Ami)
- Daya Motor : 23 HP
- Rasio Gearbox: 4,89 ; 1 (@2 buah)
- Dimensi Kelos : Ø 23 cm , Panjang 35 cm (stainless steel)
4. Umpan Mati (Pada anco)

8
7. KOMPARASI UNIT PENANGKAPAN JARING ANGKAT BERDASARKAN
KEPMEN KP

Tabel 2. Parameter komparasi unit penangkapan jaring angkat berdasarkan kepmen kp


No Parameter Jenis Jaring Jurnal Menurut Jurnal Menurut KEPMEN KP
Komparasi Angkat
1. Konstruksi Jaring Hapsari et al (2018) Panjang geladak pada jaring angkat perahu Pasal 29 ayat (2) huruf a, ukuran
angkat Business profile of boat (P x L) adalah 22,5 m x 22,5 m. Jaring mata jaring ≥1 inci, panjang
perahu lift net and stationary lift berbentuk bujur sangkar dengan ukuran ≤12(kurang dari atau sama
net fishing gear in mata jaring 0,6 - 1 cm. dengan dua belas) meter, dan
Morodemak Waters lebar ≤12 (kurang dari atau
Central Java sama dengan dua
belas) meter
Jaring Sembiring, K. (2020). Panjang 10,9 m, Lebar 10,7 m, Pasal 6
angkat tetap General overview of the ayat (1) huruf e angka 4, ukuran
(Bagan financial aspects of lift net mata
tancap) fisheries operations in jaring ≥1 (lebih dari atau sama
dengan satu) milimeter,
Pangandaran
panjang ≤10 (kurang dari atau
sama dengan sepuluh)
meter, dan lebar ≤10 (kurang
dari atau sama dengan
sepuluh) meter
Jaring Riyanto et al (2020) Dimensi alat bouke ami bervariasi dari Pasal 29 ayat (3) huruf a,
angkat Updating Alat Tangkap panjang = 15 m; lebar = 2,5 m; tinggi = 1,2 ukuran mata jaring ≥1 inci,
Bouke ami Boukeami/Bagan Cungkil m hingga panjang = 29 m; lebar = 29 m; panjang ≤20 meter, dan lebar
di Lampung. tinggi = 17 m. Mata jaring pola bajak ≤20 meter,
umumnya 0,5 cm.
Jaring Notanubun et al (2021) Ukuran bagan apung rata-rata rentangnya Pasal 38 ayat (2) n mata jaring
angkat Analisis Aspek Teknis dan dari 14,8 x 13,6 m dan tingginya 1,5 m. ≥¾ (lebih dari atau sama
bagan Finansial Usaha dengan tiga per empat) inci,
apung Perikanan Bagan Apung panjang ≤10 (kurang dari atau
(Lift Net) di Ohoi Selayar sama dengan sepuluh) meter
Kabupaten Maluku dan lebar ≤10 (kurang dari atau
Tenggara sama dengan sepuluh) meter
2. Pengertian Jaring Rahayu (2021) Jaring angkat adalah alat penangkapan jaring angkat adalah kelompok
angkat (Lift PENGARUH EDUKASI yang penggunaanya dengan cara API yang
net) PENGGUNAAN ALAT menenggelamkan jaring dan mengangkat bersifat pasif berupa jaring
PENDETEKSI IKAN jaring secara vertikal, terbuat dari nilon berbentuk persegi panjang
PORTABLE UNTUK yang mirip kelambu, mata jaring berukuran dilengkapi
MENINGKATKAN 0,5 cm. bentuknya segi empat dalam dengan rangka yang terbuat dari
KEPUASAN NELAYAN penerapannya bisa menggunakan lampu bambu atau bahan lainnya, yang
DALAM PRODUKSI IKAN maupun umpan untuk menarik ikan. pengoperasiannya dengan cara
DI KELURAHAN BAGAN diturunkan kedalam kolom
DELI KECAMATAN perairan
9
MEDAN BELAWAN pada saat setting dan diangkat
ke permukaan kembali pada
saat
hauling dan dilengkapi atau
tanpa alat bantu penangkapan
berupa
lampu pengumpul ikan, dengan
target tangkapan ikan pelagis
atau
cumi-cumi.

8. HASIL TANGKAPAN

8.1 Hasil Tangkapan Jaring Angkat (Lift Net) Anco


Berdasarkan Kirana et al (2015) Menyatakan bahwa Penelitian ini telah dilakukan
hauling sebanyak 384 kali dalam 20 trip (siang hari sebanyak 10 trip dengan 194 hauling dan
malam hari sebanyak 10 trip dengan 190 hauling) dimulai dari bulan April sampai Mei 2015 di
perairan Waduk Kedungombo. Hasil tangkapan total selama penelitian ada 5 jenis spesies yaitu
Nila (Oreochromis niloticus), Tawes (Barbonymus gonionotus), Sepat (Trichogaster trichopterus),
Wader pari (Rasbora argyrotaenia), Wader andong (Rasbora borneensis). Dari 5 jenis spesies
dibagi menjadi 2 kelompok hasil tangkapan yaitu target utama dan sampingan.

8.2 Hasil Tangkapan Jaring Angkat (Lift Net) Tetap (Bagan Tancap)
Menurut penelitian Sembiring (2020) Menyatakan bahwa Komposisi tangkapan set lift
net terdiri dari beberapa jenis ikan dengan ukuran yang berbeda-beda. Data jenis ikan dan
rata-rata volume tangkapan trip pada tabel berikut;

Tabel 3. Hasil Tangkapan Nelayan Alat Tangkap Jaring Angkat (Lift Net) Tetap (Bagan
Tancap) Pangandaran Per Trip, Sumber Sembiring (2020).

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan proses penangkapan ikan dengan
jaring angkat dan dari pengukuran hasil tangkapan dapat disimpulkan bahwa komoditas yang
paling banyak ditangkap adalah Acetes indicus dari total hasil tangkapan yang diperoleh dengan
set lift net dalam satu kali trip penangkapan. Komoditas kedua adalah Trichiurus lepturus dari
total tangkapan, diikuti oleh loligo sp., Sepiadariidae, Leiognathus equulus, Caranx ignobilis,

10
Caranx melampygus, Decapterus Sp., dan Penaeus semisulcatus, sedangkan komoditas tangkapan
terendah adalah Fenneropenaeus merguiensis (Sembiring 2020).

8.3 Hasil Tangkapan Jaring Angkat (Lift Net) Perahu (Bagan Perahu)
a. Bagan Perahu
Hasil tangkapan bagan perahu yang didapatkan di Perairan Polewali Mandar terdapat
beberapa jenis ikan seperti teri, peperek dan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa
perbedaan jenis ikan yang didapatkan kapal 1 dan kapal 2. Tabel 4, Jenis hasil tangkapan kapal 1
dan hasil tangkapan kapal 2 Tabel 5.
Tabel 4. Jenis hasil tangkapan kapal 1 Tabel 5. Jenis hasil tangkapan kapal 2

Tabel 7. Jenis hasil tangkapan kapal 2

b. Bagan Apung
c. Bouke Ami

b. Bagan Apung
Menurut Apriliani et al (2018) Dari hasil penangkapan yang didapatkan selama penelitian
yaitu ikan demersal dan pelagis. Ikan demersal yaitu Layur (Trichiurus sp), Pepetek (Leiognathus
sp). Ikan pelagis yang tertangkap yaitu Tongkol Lisong (Auxis rochei), Tembang (Sardinella
fimbriata), Layang (Decapterus russelli), Udang Rebon (Mysis) dan jenis molusca yang
tertangkap adalah Cumi-Cumi (Loligo sp).

c. Bouke Ami
Menurut Riyanto et al (2020) Selama 1 malam dari jam 18:00 sampai jam 05:00
mengikuti kegiatan penangkapan, dilakukan penangkapan ikan / penurunan jaring sebanyak 12
kali dengan jarak interval 30 – 60 menit. Perolehan hasil tangkapan total sebanyak 1.534 kg,
karena saat itu sedang musim teri. Rincian hasil tangkapan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Tangkapan Jaring Angkat Bouke Ami

11
Menurut penelitian Kurniawan et al. (2017) menyatakan bahwa Jenis Ikan Hasil
Tangkapan Utama Nelayan pada Pulau Bangka Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan terdapat 38 famili jenis ikan di Pulau Bangka. Hasil identifikasi jenis ikan laut
hasil tangkapan utama nelayan Pulau Bangka seperti golongan ikan pelagis kecil (ikan
kembung, ikan teri, ikan belanak, dll) golongan ikan pelagis besar (ikan tenggiri, tongkol,
dll) golongan ikan demersal (ikan kakap merah, ikan bawal, ikan pepetek, ikan kerapu,
ikan layur, dll) golongan moluska (cumi-cumi, sotong) golongan crustacea (udang
krosok, udang kipas, rajungan, dll).

9. SIMPULAN
Jaring angkat adalah alat penangkapan yang penggunaanya dengan cara
menenggelamkan jaring dan mengangkat jaring secara vertikal. Berdasarkan hasil penelitian
jaring angkat laut dikenal dengan ‘bagan’ terdiri dari dua tipe yaitu jaring angkat tetap (bagan
tancap) dan jaring angkat perahu (bagan perahu).
Alat tangkap jaring angkat atau anco adalah alat tangkap berupa jaring yang biasa
digunakan di muara sungai. Jaring angkat (Lift net) perahu (bagan perahu) terbagi menjadi 3
yaitu bagan perahu, bagan apung dan bouke ami. Pengoperasian jaring angkat yaitu persiapan
setting alat tangkap.
Armada penangkapan ikan adalah sebuah faktor yang dapat dioperasikan melalui
penangkapan. Armada penangkapan ikan yang digunakan berupa kapal perikanan atau perahu.
Pengoperasian jaring angkat (Lift net) dilakukan di perairan dasar berlumpur atau campuran
lumpur di kedalaman antara 20-25 meter. Pada umumnya penangkapan jaring angkat di lakukan
di daerah yang tenang (daerah teluk), arus tidak begitu kuat dan tidak banyak dipengaruhi oleh
gelombang besar dan angin kencang. Alat bantu penangkapan ikan jaring angkat (Lift net) yaitu,
Alat Bantu Pengumpul Ikan (Lampu), Serok, (ABPI) Kapstan Penarik Tali Kolor (Pada Bagan
Perahu dan Bouke Ami). Hasil tangkapan pada alat tangkap jaring angkat (Lift net) yaitu secara
umum berupa ikan demersal, ikan pelagis, dan cumi-cumi.

12
10. DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, I. M., Riyantini, I., Rochima, E., dan Ikmal, M. F. (2018). Laju Tangkap dan Hasil
Tangkapan Bagan Apung pada Jarak Penempatan Berbeda di Perairan Teluk
Palabuhanratu, Sukabumi, Indonesia (Catch Rate and Fish Catch of Boat Lift Net on
Different Position in Palabuhanratu Bay Water, Sukabumi, Indonesia). Jurnal Perikanan
dan Kelautan p–ISSN, 2089, 3469.
Azakhrah, N. W., Kurnia, M., Fahrul, M., & Hajar, M. A. (2022). Perbedaan Hasil Tangkapan
berdasarkan Penggunaan Warna Lampu Pengumpul yang Berbeda pada Bagan Perahu di
Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Journal of fisheries and marine
science (JFmarsci), 5(2), 1-11.
Dalzell, P. J. (1993). Small pelagic fishes. A. Wright, & L. Hill, Nearshore marine resources of the
South Pacific, 97œ133.
Dudley, R. G., Tampubolon, G. (1986). The artisanal seine‐and lift‐net fisheries of the north
coast of Java. Aquaculture Research, 17(3), 167-184.
Hapsari, T. D., Jayanto, B. B., Fitri, A. D., & Triarso, I. (2018, February). Business profile of boat
lift net and stationary lift net fishing gear in Morodemak Waters Central Java. In IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 116, No. 1, p. 012022). IOP
Publishing.
Imron, M., Nurkayah, R., & Purwangka, F. (2017). Pengetahuan dan keterampilan nelayan
tentang keselamatan kerja di ppp muncar banyuwangi. Albacore, Alumni Program
Sarjana Departemen PSP FPIK IPB, 1(1), 1-11.
Kirana, E. N., Boesono, H., & Fitri, A. D. P. (2015). Analisis Hasil Tangkapan Pada Alat Tangkap
Anco (Lift Net) Berdasarkan Perbedaan Waktu Pengoperasian Siang Dan Malam Di
Waduk Kedungombo Boyolali. Journal of Fisheries Resources Utilization Management
and Technology, 4(4), 125-134.
Kurniawan, Asmarita, & supratman, O. (2017). Identifikasi jenis ikan (penamaan lokal, nasional
dan ilmiah) hasil tangkapan utama (HTU) nelayan dan klasifikasi alat penangkap ikan di
pulau bangka provinsi kepulauan bangka belitung. Jurnal catching tool, main catch
species local name fish, PSR, bangka island, 13(1), 1-10.
Notanubun, C. A., Talakua, W., dan Siahainenia, S. M. (2021). Analisis Aspek Teknis dan
Finansial Usaha Perikanan Bagan Apung (Lift Net) di Ohoi Selayar Kabupaten Maluku
Tenggara. PAPALELE: Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, 5(1),
1-12.
Rahayu, S. (2021). PENGARUH EDUKASI PENGGUNAAN ALAT PENDETEKSI IKAN
PORTABLE UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN NELAYAN DALAM
PRODUKSI IKAN DI KELURAHAN BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN
BELAWAN. JUMANT, 13(1), 123-131.
Rudin, M. J., Irnawati, R., & Rahmawati, A. (2017). Perbedaan Hasil Tangkapan Bagan Tancap
dengan Menggunakan Lampu CFL dan LED Dalam Air (Leda) di Perairan Teluk Banten.
Jurnal Perikanan dan Kelautan, 7(2), 167 – 180.
Riyanto, A., Santoso, A. E., dan Kurniawan, W. (2020). Updating Alat Tangkap
Boukeami/Bagan Cungkil di Lampung. Buletin Teknik Litkayasa Sumber Daya dan
Penangkapan, 17(2), 93-98.
Sa'id, S. D., Waluyo, B. S., Sarwoko, S., dan Khristyson, S. F. (2019, October). Compression test
of Bamboo Laminated (Dendrocalamus asper and Gigantochloa apus) in accordance with
13
longitudinal for the best Pliability material at Gligen Section (Part of Anco). In
International Conference on Maritime and Archipelago (ICoMA 2018) (pp. 334-336).
Atlantis Press.
Sembiring, K. (2020). General overview of the financial aspects of lift net fisheries operations in
Pangandaran, West Java, Indonesia. AACL Bioflux, 13(3).
Susanto, A., Irnawati, R., Syabana, M. A. (2017). Fishing efficiency of LED lamps for fixed
lift net fisheries in Banten Bay Indonesia. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic
Sciences, 17(2), 283-291.
Suwarso, Zamroni, A., & Fauzi, M. (2019). Distribusi - Kelimpahan dan hasil tangkapan
cumi-cumi sunda bagian selatan : berbasis pada perikanan jaring cumi yang mendarat di
muara angke dan kejawanan. Jurnal penelitian perikanan indonesia, 25(4), 1-15.
Thenu, I. M., Puspito, G., & Martasuganda, S. (2013). Penggunaan light emitting diode pada
lampu celup bagan. Marine Fisheries, 4(2), 1-11.

Winarno, S., Murtadho, & Zaky, A. (2019). Penangkapan ikan dengan jaring angkat (lift nets) di
pantai utara jawa. Buletin teknik litkayasa, 17(1). 1-6.

14

Anda mungkin juga menyukai