Anda di halaman 1dari 20

Alat dan kapal penangkapan

ikan

PA N C I N G
T O ND A Troll Line
ANGGOTA :

ADITYA NUGRAHA ZAIN (230310210011)


RIO SENDY (230310210012)
HASAN BASRI (230310210025)
Definisi Pancing
Tonda

Konstruksi Alat
Tangkap

Metode Pengoprasian
Alat Tangkap

POKOK Armada Penangkapan ikan

PEMBAHASAN Daerah Penangkapan Ikan

Alat Bantu Penangkapan


ikan

KOMPARASI UNIT PENANGKAPAN XXXX


BERDASARKAN KEPMEN KP 18/2021

Hasil Tangkapan
A P A IT A ?
U PAN CIN G TOND

Pancing tonda (trolling line) adalah pancing


yang diberi tali panjang dan ditarik oleh perahu
atau kapal. Pancing diberi umpan ikan segar
atau umpan palsu. Karena adanya tarikan
maka umpan akan bergerak di dalam air
sehingga dapat merangsang ikan buas untuk
menyambarnya
Terdiri dari tali pancing yang
terdiri dari dua jenis yaitu tali
utama (main line) dan tali
KONSTRUKSI cabang (branch line), kili-kili
ALAT TANGKAP (swivel), mata pancing (hook),
roll penggulung tali.
Satu unit kapal pancing tonda, tampak samping (A) dan tampak atas (B)
Dimensi kapal berukuran 12 x 3 x
1,5 m, berkekuatan mesin 10 GT
dengan menggunakan mesin Diesel
24 dan 28 PK dan kapasitas
KONSTRUKSI palka 2 ton. Jumlah ABK dalam
satu trip penangkapan berjumlah
ALAT TANGKAP 4-5 orang
Satu unit kapal pancing tonda, tampak samping (A) dan tampak atas (B)
Pengoperasian pancing tonda dilakukan
setelah perahu meninggalkan fishing base,
pemberat diturunkan perlahan bersamaan
dengan mata pancing sementara perahu
tetap melaju. Setelah semua mata pancing
METODE telah berada di perairan, kecepatan perahu
PENGOPERASIAN mulai ditingkatkan ke arah gerombolan ikan.
Proses hauling dilakukan dengan menarik
ALAT TANGKAP pancing ke atas perahu sambil melepaskan
ikan hasil tangkapan dari kaitan mata
pancing. Setelah proses hauling selesai,
pancing diturunkan kembali tanpa
menghentikan laju perahu (Lisdawati et al,
2016).
ARMADA
PENANGKAPAN
IKAN

Armada kapal pancing tonda yang


mendaratkan hasil tangkapannya di Kendari
adalah kapal-kapal pendatang (andon) dari
daerah Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan,
Mamuju Sulawesi Barat dan dari Talia
Sulawesi Selatan dengan kisaran ukuran
bobot kapal 4-6 GT.

ARMADA
PENANGKAPAN
IKAN

Jenis kapal untuk pancing tonda yang digunakan


di perairan Laut Banda adalah kapal kayu
berukuran 5-6 GT, dengan ukuran panjang
(LOA) 12 - 14 m, lebar 2,5 - 3 m, dan dalam 1 m
sampai 1,2 m, dilengkapi mesin penggerak inboard
2 unit dengan kekuatan mesin 30 PK,
perlengkapan penting lainnya alat penentu posisi
(GPS). Lama operasi penangkapan dalam satu
kali trip adalah 10-12 hari (Hidayat et al, 2014)
DAERAH PENANGKAPAN
IKAN

Daerah penangkapan pancing tonda pada umumnya


berada di sekitar rumpon, Rumpon digolongkan menjadi 2
(dua) yaitu: rumpon laut dangkal yang dipasang pada
kedalaman antara 30-75 m, dan rumpon laut dalam yang
dipasang pada, perairan dengan kedalaman lebih dari
200 m (Subani & Barus, 1989 ; Hidayat et al, 2014).
DAERAH PENANGKAPAN
IKAN

Penentuan daerah penangkapan ikan (fishing ground)


merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan operasi penangkapan ikan. Selain itu, nelayan
juga menggunakan teknologi berupa GPS (Global
Positioning System) untuk menyimpan titik koordinat
daerah penangkapan sebelumnya yang dinilai potensial.
Alat Bantu
Penangkapan Ikan

Alat bantu penangkapan yang digunakan oleh nelayan


pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur yaitu
rumpon. Satu unit rumpon umumnya digunakan oleh 3-
6 kelompok nelayan atau 3-6 unit penangkapan pancing
tonda. Rumpon digunakan oleh nelayan sebagai alat
untuk mengumpulkan ikan ( Gigentika et al, 2013)
Alat Bantu
Penangkapan Ikan

Nelayan pancing tonda


pada umumnya
menggunakan umpan palsu yang dipasang pada
mata pancing. Umpan palsu merupakan benang
sutera atau bisa juga menggunakan rumbai-
rumbai tali rafia yang terbuat dari tali plastik
warna-warni, penggunaan rumbai-rumbai
dimaksudkan agar umpan terlihat lebih atraktif
oleh ikan ( Hafinuddin et al, 2017).
HASIL TANGKAPAN

Menurut Subani dan Barus (1989); Hidayat et al, (2014).,


salah satu alat tangkap rawai atau pancing tonda dapat
menangkap beberapa ikan pelagis besar, seperti tuna sirip
kuning (Thunnus albacares), cakalang (Katsuwonus pelamis),
tuna mata besar (Thunnus obesus), albakora (Thunnus
alalunga). Adapun hasil tangkapan sampingan (by catch)
adalah ikan layaran (Istiophorus orientalis), setuhuk putih
(Makaira mazara), ikan pedang (Xiphias gladius), setuhuk
hitam (Makaira indica), cucut martil dan sejenisnya.
HASIL TANGKAPAN

Volume produksi pancing tonda tertinggi terjadi pada tahun 2012


mencapai 2449,9 ton dengan nilai produksi Rp 49.313.290. Pancing tonda
menyumbang sebesar 17,16% dari total produksi Kabupaten Aceh Barat
(DKP Provinsi Aceh, 2014).
HASIL TANGKAPAN
KESIMPULAN
Pancing tonda (trolling line) adalah pancing yang diberi tali panjang dan ditarik oleh
perahu atau kapal. Konstruksi pancing tonda terdiri dari tali utama, tali cabang, pemberat,
mata pancing dan rol penggulung. Metode pengoperasian alat tangkap pancing tonda tanpa
menggunakan pemberat, dipasang di sekitar permukaan air dan dihela oleh kapal. Unit mata
pancing dapat dioperasikan di permukaan dan ada juga di bawah sekitar permukaan sampai
permukaan air. Armada kapal pancing tonda yang digunakan kisaran ukuran bobot kapal 4-
6 GT. Alat navigasi kapal pancing tonda adalah Global Position System (GPS) dan Kompas.
Daerah penangkapan pancing tonda berada di sekitar rumpon, rumpon digolongkan menjadi
2 (dua) yaitu: rumpon laut dangkal pada kedalaman antara 30-75 m, dan rumpon laut dalam
dengan kedalaman lebih dari 200 m. Satu unit rumpon dapat digunakan oleh 3-6 kelompok
nelayan atau 3-6 unit penangkapan pancing tonda. Rumpon juga digunakan untuk
mengumpulkan ikan. Alat bantu selanjutnya ada umpan palsu yang dipasang pada mata
pancing. Umpan palsu merupakan benang sutera atau rumbai-rumbai tali rafia yang
dimaksudkan agar umpan terlihat lebih atraktif oleh ikan. Hasil tangkapan dari pancing tonda
adalah ikan tuna (Thunnus) , ikan tongkol (Euthynnus affinis), ikan cakalang (Katsuwonus
pelamis) dan lainnya.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai