Disusun Oleh :
MAUMERE
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah Alat dan
Kapal penangkap Ikan dengan judul : Alat Tangkap Lift Net.
Penyusunan makalah ini bertujuan guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar-
Dasar Penangkapan Ikan.Kami mengharapkan dengan adanya makalah ini dapat
memberikan pengalaman maupun pelajaran yang berarti bagi siapa saja yang
membacanya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan inspirasi dan referensi dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga
segala amal baik terhadap penyusunan makalah ini mendapat balasan yang berlipat
dari Allah SWT.
Kami menyadari akan keterbatasan serta kemampuan yang dimiliki, sehingga
sudah tentu dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 4
1.2 Tujuan........................................................................................... 5
1.3 Manfaat .......................................................................................... 5
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi dan Nama Daerah Alat Tangkap Lift Net.................... 6
2.2 Gambar Konstruksi dan Bagian Alat Tangkap ........................... 7
2.3 Bahan yang Digunakan Alat Tangkap Lift Net ........................... 7
2.4 Jumlah Nelayan dan Bagiannya................................................... 6
2.5 Ukuran Kapal (Dimensi, GT) ...................................................... 7
2.6 Alat Bantu Penangkapan ............................................................ 6
2.7 Hasil Tangkapan Menggunakan Lift Net .................................... 7
2.8 Inovasi Alat Tangkap .................................................................. 7
III KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui deskripsi dan nama daerah alat tangkap Lift Net
b. Untuk mengetahui konstruksi dan bagian alat tangkap
c. Untuk mengetahui gambar konstruksi Lift Net
d. Untuk mengetahui bahan yang digunakan alat tangkap Lift Net
e. Untuk mengetahui jumlah nelayan dan bagiannya
f. Untuk mengetahui ukuran kapal (Dimensi, GT)
g. Untuk mengetahui alat bantu penangkapan
h. Untuk mengetahui hasil tangkapan menggunakan Lift Net
i. Untuk mengetahui inovasi alat tangkap
1.3 Manfaat
Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat:
a. Mengetahui deskripsi dan nama daerah alat tangkap Lift Net
b. Mengetahui konstruksi dan bagian alat tangkap
c. Mengetahui gambar konstruksi Lift Net
d. Mengetahui bahan yang digunakan alat tangkap Lift Net
e. Mengetahui jumlah nelayan dan bagiannya
f. Mengetahui ukuran kapal (Dimensi, GT)
g. Mengetahui alat bantu penangkapan
h. Mengetahui hasil tangkapan menggunakan Lift Net
i. Mengetahui inovasi alat tangkap
BAB II
PEMBAHASAN
Kadang-kadang anco ini dipasang pada rakit bambu yang dengan demikian daerahnya
bisa berpindah-pindah.
b) Rangka
Untuk menahan rangka bagan,maka pada bagian tengah perahu dipasang 2 buah
tiang yang terbuat dari kayu jati(Tectons grsndis)berbentuk bulat dengan tinggi 13 m
dan diameternya 30 cm.Pada tiang ini diikatkan kawat baja sebagai penggantung
sebanyak 286 buah,dimana setiap kawat akan akan mengikat satu bagian dari rangka
bagan.Pemasangan kawat penggantungini diusahakan menyebar rata agar keuddukan
rangka bagan lebih kuat dan stabil.Kawat baja ini mempunyai diameter 6 mm dengan
panjang setiap kawat masing masing 7-15 m,bergantung pada jarak tiang dengan
rangka bagan .
c) Jaring
Jaring pada bagan Rambo berbentuk seperti kelambu terbalik.Terbuat dari bahan
waring berwarna hitam (polypropylene) dengan mesh size 0.5 cm.Pada bagian tepi
jarring dipasang tali ris sebagai penguat pinggiran jarring dengan diameter 1cm yang
terbuat dari bahan polyethylene.Ukuran panjang dan lebar jarring pada bagan Rambo
masing-masing 29 X29 cmdengan dalam 17,5 m.Pada setiap sudut bingkai jarring
diberi batu yang beratnya 17-20 kg yang dihubungkan dengan roller untuk menahan
agar jarring tidak terbawa oleh arus.
Agar jaring dapat berbenntuk sebagai kerangka dan mulut jarring tetap terbuka
pada saat operasi penangkapan,maka bagian tepi jarring dipasang bingkai dari kayu
bakau(Rhisopora sp) dengan panjang 6-7m dengan diameter berukuran 7,5 cm.Kayu
ini disambung satu dengan yang lainnya sesuai dengan panjang dan lebar mulut
jarring.Pada bingkai tersebut dipasang jarring dan tali penggantung yang
dihubungkan ke roller jarring.Dalam satu unit bagan Rambo luas jarring yang
digunakan berkisar antara 3500-4000m2
d) Rumah bagan
Di atas perahu bagan terdapat rumah bagan yang terbentuk 4 persegi panjang
dengan ukuranpanjang 7,25 m,lebar 3,89 mdan tinggi 1,88 mdan panel lampu,genset
dan peralatan-peralatan lainnya.
e) Alat-alat bantu lainnya
Alat-alat lain yang ada pada alat tangkap bagan Rambo adalah alat bantu dalam
memperlancar kegiatan operasional bagan Rambo,antara lain radiao
komunikasi,keranjang,peti,serok.
Pada awalnya bagan hanya menggunakan lampu petromaks. Kini bagan sudah
menggunakan lampu merkuri. Sejak 1950 pemanfaatan lampu petromaks telah
digunakan oleh para nelayan khususnya nelayan yang melakukan penangkapan di
perairan Teluk Bone dan Selat Makassar. Selanjutnya pada tahun 1972, seiring
dengan pemanfaatan listrik untuk kebutuhan industri dan rumah tangga, maka telah
dimanfaatkan pula oleh para nelayan bagan. Lampu merkuri mulai dimanfaatkan oleh
para nelayan di Teluk Bone sejak 1987 pada alat tangkap rambo dan berkembang
terus sampai saat ini. Demikian halnya dengan lampu neon, sejak 1992 telah
dimanfaatkan oleh para nelayan bagan.
Bagan sebagai salah satu alat tangkap yang menggunakan cahaya banyak
digunakan oleh para nelayan di wilayah pesisir untuk menangkap ikan karena
mempunyai beberapa keunggulan. Keunggulan tersebut antara lain: (1) Secara teknis
mudah dilakukan (khususnya bagan tancap); (2) investasinya terjangkau oleh oleh
masyarakat; (3) merupakan perikanan rakyat yang telah digunakan oleh masyarakat
di wilayah pesisir dan sekitar pulau-pulau kecil secara turun-temurun; (4)
tangkapannya selalu ada walaupun terkadang jumlahnya sedikit; (5) menyerap
banyak tenaga kerja; (6) teknologinya sangat sederhana. (Sudirman & Nessa, 2011).
Dari hasil penelitian Sudirman et al (2013), menunjukkan bahwa lampu neon
dan lampu merkuri efektif dimanfaatkan dalam perikanan bagan. Namun demikian
lampu neon akan lebih tepat dimanfaatkan pada bagan tancap dan lampu merkuri
lebih sesuai untuk bagan perahu.
A. Light Fishing dengan Lift Net
Untuk alat tangkap yang terbuat dari bahan jaring, perbaikan selektivitas
dilakukan dengan mengatur ukuran mata jaring
Strategi perbaikan lain yang jarang dilakukan adalah perbaikan metode
penangkapan ikan: memanfaatkan respons ikan terhadap rangsangan buatan
B. Menangkap ikan secara selektif
Menempatkan ikan-ikan pada posisi yang berbeda-beda dapat meningkatkan
selektivitas metode penangkapan ikan yang diterapkan.
Prinsipnya: Ikan yang ingin ditangkap diarahkan untuk berada di dalam
catchable area; ikan yang lain diarahkan keluar dari catchable area.
C. Metode alternatif untuk perbaikan selektivitas
Operasi bagan dengan satu buah jaring (J1) dan satu buah lampu (L1) yang
dapat diatur intensitasnya pada tiga waktu yang berbeda (T1, T2, dan T3)
Gambar 12. Operasi bagan 1
Operasi bagan dengan satu buah jaring (J1) dan tiga jenis lampu (L1, L2, dan
L3) yang dinyalakan pada waktu yang berbeda (T1, T2, dan T3)
Operasi bagan dengan multi-catchable area: 3 buah lampu (L1, L2, dan L3) dan
3 buah jaring (J1, J2, dan J3) terpasang pada waktu yang bersamaan (T1)
Gambar 16. Penggunaan lampu listrik pada bagan tancap di Selat Makassar (Sudirman et al
2013)
Efektivitas lampu neon dan lampu merkuri sama baiknya dalam menarik
perhatian ikan-ikan pelagis kecil pada bagan tancap. Hanya saja penggunaan lampu
merkuri pada bagan tancap dianggap kurang efisien karena membutuhkan energi
yang lebih besar dan genset yang lebih besar pula. Dengan demikian biaya yang
dibutuhkan juga semakin besar. Bagi bagan perahu hal tersebut tidak menjadi
masalah karena memiliki ruang yang lebih luas dan jumlah tangkapan yang lebih
banyak, namun hal ini akan menjadi masalah pada bagan tancap.
F. Bagan Rambo
Di Perairan baru Selat Makassar, daya lampu yang digunakan oleh bagan rambo
berkisar 14-20 kW. Jumlah watt serta warna setiap lampunya berbeda-beda
tergantung fungsinya, tetapi kisarannya antara 250 sampai 500 watt dengan
menggunakan warna kuning dan putih. Dua buah lampu intensitas masing-masing
400 W warna putih dipasang setinggi 6 meter pada tiang kapal menghadap ke dapan
dan ke belakang perahu. Sepuluh buah lampu berwarna putih intensitas masing-
masing 400 W dipasang pada bagian terluar dan rangka bagan dengan ketinggian 4 m
dari permukaan air. Semua jenis lampu ini berfungsi untuk menarik gerombolan ikan
pada jarak yang jauh. Empat puluh buah lampu mempunyai intensitas masing-masing
250 W, 10 buah di antaranya berwarna kuning dipasang pada bagian bawah rangka
bagan berfungsi untuk meraik dan menggiring menuju catchable area. Empat buah
lampu masing-masing 2 buah berkekuatan 500 W dan 2 buah berkekuatan 300 W
berfungsi sebagai lampu untuk mengonsentrasikan ikan pada catchable area. Setiap
bola lampu dilengkapi dengan reklektor yang terbuat dari wajan (alumunium) dengan
diameter 30 cm. Dengan demikian total jumlah lampu yang digunakan bagan ini
adalah 16,4 kW.
Gambar19. (kiri: cumi-cumi; kanan: spanish mackerel) hasil tangkapan pada bagan rambo
di Selat makassar (Sudirman 2003)
Umumnya hasil tangkapan bernilai ekonomi yang dapat memberikan
kesejahteraan kepada nelayan. Hanya 11% hasil tangkapan merupakan hasil
tangkapan buangan yang umumnya tidak dikonsumsi oleh masyarakat. Namun
demikian hasil tangkapan buangan tersebut masih dapat dijual dengan harga yang
sangat rendah (Rp 1000/kg), sebagai makanan ternak ataupun sebagai makanan ikan
di tambak. Tangkapan sampingan umunya dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi di
rumah tangga nelayan bagan.
Ta’ladin (2000) menyatakan bahwa efektivitas pemanfaatan lampu listrik di
Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, menunjukkan bahwa lampu listrik efektif dalam menarik
perhatian ikan disekitar bagan. Di Selat Makassar, lampu neon sudah mulai
dimanfaatkan oleh nelayan bagan tancap (Sudirman et.al, 2010). Lampu merkuri
banyak digunakan oleh bagan perahu, khususnya bagan Rambo (Sudirman, 2003,
Sudirman et.al, 2005). Sudirman (2003) menemukan 59 jenis ikan yang tertangkap
pada bagan perahu. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis yang
tertangkap pada bagan tancap yang hanya 32 jenis. Hal ini disebabkan karena bagan
perahu dapat berpindah tempat, sedangkan bagan tancap beroperasi secara menetap di
perairan.
Konstruksi alat tangkap yang semula hanya bisa diam di satu tempat,
mengalami perkembangan dapat berpindah pindah dari satu tempat ke tempat lain
(mobile). Perkembangan juga terjadi pada luas bangunan alat tangkap. Pada bagan
tancap mengalami perkembangan penambahan luas bangunan dengan tujuan hasil
tangkapana yang didapat lebih maksimal.
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari pembahasan diatas, diantaranya yaitu:
a. Jaring angkat (lift net) adalah suatu alat penangkapan yang pengoprasiannya di
lakukan dengan menurunkan dan mengangkatnya secara vertikal,
b. Jarring angkat terbuat dari nilon yang menyerupai kelambu, ukuran mata
jaringnya relative kecil yaitu 0,5cm. Bentuk alat ini menyerupai kotak, dalam
pengoprasiannya sering menggunakan alat bantu lampu atau umpan sebagai daya
tarik ikan.
c. Jaring angkat (lift net) Berdasarkan wilayah dan kebutuhannya, Jaring angkat
memiliki berbagai macam bentuk diantaranya yaitu :
Bagan tancap (stationary lift nets)
Bagan perahu (boat lift nets)
Jaring Angkat Anco (Portable lift nets)
Jaring Angkat Bandrong (Bouke ami)
Bagan Rakit (raft lift net)
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor. Yayasan Dewi Sri. 90 hal.
Hayat M. 1996. Suatu Tinjauan tentang Bagan Tancap di Kecamatan Polewali, Kabupaten
Polmas, Sulawesi Selatan. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Iskandar MD. 2001. Analisis Hasil Tangkapan Bagan Motor pada Tingkat
Pencahayaan yang Berbeda di Perairan Teluk Semangka Kabupaten
Tanggamus. Tesis [tidak dipublikasikan]. Bogor: Institut Pertanian Bogor,
Program pascasarjana. Hal 26-33.
Subani W. 1970. Penangkapan Ikan dengan Bagan. Tanpa Lembaga. Jakarta. 18 hal.
Subani W. 1972. Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia. Jilid I. Jakarta:
Lembaga Penelitian Perikanan Laut. 259 hal.
Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia.
Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 50. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan
Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
Sudirman. 2003. Analisis Tingkah Laku Ikan untuk Mewujudkan Teknologi Ramah
Lingkungan dalam Proses Penangkapan pada Bagan Rambo. Disertasi [tidak
dipublikasikan]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Program pascasarjana. Hal
270-272.
Takril. 2005. Hasil Tangkapan Sasaran Utama dan Sampingan Bagan Perahu di
Polewali Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Skripsi [tidak
dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 61 hal.