Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan, 3(2): 135-142

Pertumbuhan dan hubungan panjang berat Ikan Kapas-kapas


(Gerres oyena) di Perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari
[Growth and Length-Weight Relationship of Common Silver–Biddy (Gerres oyena)
in Tononggeu Waters Abeli District Kendari City]

Sarfila1, Halili2, Hasnia Arami3


1
Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas Halu Oleo
Jl. H.E.A Mokodompit Kampus Bumi Tridarma Anduonohu Kendari 93232 Telp/Fax (0401)3193782
2
Surel: halili_99@yahoo.com
3
Surel: arami79 unhalu@yahoo.com

Diterima: 5 April 2018, Disetujui: 28 Mei 2018

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hubungan panjang berat ikan kapas–kapas (G. oyena) di
Perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari. Penelitian dilakukan selama lima bulan yaitu bulan April
sampai Agustus 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling, Sampel penelitian ini
diperoleh dari hasil tangkapan 3 unit sero yang masing-masing memiliki mesh size bunuhan1 inchi yang dioperasikan
di kawasan mangrove, lamun dan terumbu karang. Hasil penelitian ditemukan sampel ikan (G. oyena) sebanyak 460 ekor
yang terdiri dari 177 ekor ikan jantan dan 283 ekor ikan betina, dengan kisaran ukuran panjang total ikan jantan 75-165
mm dan betina yaitu 60–185 mm. Hasil analisis parameter pertumbuhan diperoleh nilai panjang asimtotik (L∞) ikan G.
oyena jantan 170,6 mm dan 181,1 mm untuk ikan betina. Koefisien pertumbuhan (K) ikan jantan 0,35 dan ikan betina
0,65. IkanG. oyena jantan memiliki pola pertumbuhan bersifat allometrik positif pada bulan April (b=5,436), maupun
pada bulan Mei (b=3,238),dan pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif pada bulan Juni (b=2,920), dan bulan Juli
(b=0,484) serta pada bulan Agustus (b=2,644). Sedangkan ikan betina memiliki pola pertumbuhan bersifat allometrik
positif pada bulan April (b=5,291) dan pada bulan Mei (b=3,041) dan pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif pada
bulan Juni (b=2,482), dan bulan Juli (b=2,777) sedangkan pada bulan Agustus pola pertumbuhannya bersifat isometrik
(b=2,803).

KataKunci: IkanKapas-kapas,Gerres Oyena, Pertumbuhan,PanjangBerat,Perairan Tondonggeu.

Abstract
The purpose of this study was to determine the growth and length-weigth relationship of common silver-biddy (Gerres
oyena) inTondonggeu Waters, Abeli district, Kendari City.This study was conducted from April to August 2016. The
method used was purposive sampling method. The sample was obtained from the catch of three units of sero with the
mesh size of 1 inch operated in mangrove, seagrass and coral reef areas. The result of the study showed that there were
460 fish collected consisting of 177 males and 283 females. The length of the samples ranged from 75-165 mm of male
and 60-185 mm of female. The asymptotic length (L ∞) of male and female fish was 170.6 mm and 181.1 mm,
respectively. The growth coefficient (K) of male and female was 0.36 and 0.65, respectively. Male fish had a positive
allometric growth pattern on April (b = 5.436) and May (b = 3.238) and negative allometric growth pattern on June
(b = 2,920), July (b = 0.484) and August(b = 2,644). Whereas female fish had a positive allometric growth patten on
April (b = 5.291), and May (b = 3.041), a negative allometric growth pattern on June (b = 2.482), and July (b = 2.777)
and isometric growth pattern on August (b = 2.803).

Kaywords : Common silver-biddy, Gerres Oyena, Growth, Length-weight,Tondonggeu Waters.

Pendahuluan
Kelurahan Tondonggeu merupakan kapas (G. oyena) adalah ikan yang hidup di
salah satu wilayah yang terletak di perairan laut,dan merupakan salah satu jenis
Kecamatan Abeli Kota Kendari yang tercatat ikan yang menjadi tujuan penangkapan
memiliki luas wilayah ± 2,50 km (BPS,2014). nelayan di perairan Tondonggeu khususnya
Perairan Tondonggeu memiliki potensi nelayan sero.
sumber daya ikan yang cukup melimpah, Penangkapan ikan kapas-kapas, yang
diantaranya sumber daya ikan demersal dilakukan oleh nelayan tidak memperhatikan
maupun ikan pelagis kecil salah satunnya ukuran ikan yang ditangkap sehingga kondisi
ikan kapas-kapas (G. oyena).Ikan kapas- ini dilakukan akan berpengaruh terhadap
Pertumbuhan dan hubungan panjang berat Ikan Kapas-kapas

keberlanjutan ikan jenis tersebut. Hal ini koordinat 03059 5̓ 8,9” LS dan 1220 37 ̓ 53,6”
sesuai dengan hasil penelitian Junianto BT yang memiliki karakteristik perairan yang
(2014), bahwa kegiatan penangkapan yang dekat dengan komunitas mangrove dengan
berlangsung di perairan Tondonggeu tidak dominan lumpur berpasir. Sero II, terletak
memperhatikan kelestarian ikan kapas-kapas. pada posisi koordinat 040 00 ̓ 10,14” LS dan
Hal ini terjadi karena ikan kapas-kapas yang 1220 37 ̓ 57,5” BT yang memiliki
tertangkap berada pada semua ukuran. karakteristik dasar perairan yang banyak
Ditambah lagi jenis alat tangkap yang ditumbuhi komunitas lamun dengan dominan
digunakan relatif tidak selektif, sehingga hal berpasir. Sero III, terletak pada posisi
ini dikhawatirkan mengancam keseimbangan koordinat 040 00 0̓ ,64” LS dan 1220 37 ̓
populasi ikan kapas-kapas yang ada di 56,85” BT dengan karakteristik dasar
perairan tersebut. perairan terumbu karang dan ditumbuhi
komunitas lamun dengan dominan pasir
Bahan dan Metode bercampur pecahan-pecahan karang.
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 Data hasil tangkapan yang
bulan yaitu mulai dari bulan April-Agustus dikumpulkan diperoleh dari ketiga alat
2016 di Perairan Tondonggeu Kec. Abeli tangkap sero yang menentukan pengambilan
Kota Kendari. Sampel ikan kapas-kapas (G. sampel ikan kapas-kapas (G. oyena),
oyena) dikumpulkan dari hasil tangkapan 3 dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu
unit alat tangkap sero. Untuk sampel seperti berikut :
parameter lingkungan perairan, dilakukan  Survei awal di lapangan, dengan melihat
secara bersamaan dengan pengambilan lokasi perairan serta memastikan posisi
sampel ikan. pemasangan alat tangkap sero yang
Penentuan titik pengambilan sampel dijadikan tempat pengambilan data.
berdasarkan keberadaan alat tangkap sero  Pengambilan sampel ikan kapas-kapas (G.
yang telah ditempatkan oleh nelayan di oyena) dilakukan dengan cara purposive
perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota sampling (secara sengaja) dari hasil
kendari,dan untuk menentukan kondisi tangkapan nelayan yang menggunakan
tersebut maka dilakukan survei awal. alat tangkap sero.
Keberadaan alat tangkap sero di lokasi ini  Pengambilan sampel populasi ikan
sebanyak 3 unit yang menempati 3 lokasi dilakukan dua kali dalam satu bulan
sebagai stasiun pengambilan sampel, dimana selama 5 bulan, dengan mengambil semua
kondisi ini diduga dapat mewakili populasi hasil tangkapan nelayan yang berada pada
ikan G. oyena dikawasan ini. 3 unit alat tangkap sero.
Posisi 3 unit alat sero yang digunakan  Hasil tangkapan ikan yang ada dipisahkan
dalam pengambilan sampel seperti pada berdasarkan jenisnya
gambar 2. Sero I, terletak pada posisi

Gambar 1. : Lokasi penelitian, Perairan Tondonggeu

136
Sarfila dkk.,

 Sampel ikan dari hasil tangkapan diukur pada program FISAT II. Sedangkan nilai t0
panjang dan bobotnya. Pengukuran dapat diperoleh melalui persamaan Pauly
panjang dilakukan dengan menggunakan (1983) in Sparre dan Venema (1999).
mistar dengan ketelitian 0,1 mm Log(-t0)= 0,3922 – 0,2752(log L∞) –
mengikuti ukuran panjang total tubuh ikan 1,038(log K)
seperti pada Gambar 3. Pengukuran Dimana :
bobot ikan dilakukan menggunakan Lt = panjang ikan pada waktu t (mm)
timbangan elektik dengan ketelitian 1 g. L∞ = panjang asimtotik ikan (mm)
 Selanjutnya sampel ikan yang telah K = koefisien laju pertumbuhan
diketahui panjang dan bobot tersebut (mm/satuan waktu)
dibedah untuk membedakan antara jantan t0 = umur ikan saat panjang ikan 0 (tahun)
dan betina. jantan ditandai dengan gonad Model pertumbuhan diasumsikan
yang berwarna putih dan betina ditandai mengikuti pola hukum kubik dari parameter
dengan gonad yang berwarna ke kuning - yang dijadikan analisis parameter panjang
kuninggan. dan berat. Beratikan dalam suatu bagian
 Data yang diperoleh ditabulasi kemudian dapat diduga sebagai suatu fungsi dari
dianalisis menggunakan software FISAT panjangnya. Effendie (2002) menjelaskan
II. bahwa untuk menganalisis hubungan panjang
dan berat, dapat menggunakan persamaan
W=aLb. Dimana, W = bobot (g),
L= panjang (mm), a dan b = konstanta
Parameter penduga a dan b diperoleh
melalui analisis regresi dengan log W sebagai
y dan log L sebagai x. Nilai a dan b dapat
diperoleh melalui persamaan.

Gambar 2. Pengukuran panjang total


∑ log W x ∑ (N x log a)
ikan (Sumber : Sparre dan Venema, 1999) b=
∑ log L
Parameter lingkungan perairan yang
Pola pertumbuhan terbagi atas dua
diambil adalah suhu, kecepatan arus, salinitas
yaitu isometrik dan allometrik. Dikatakan
dan pasang surut. Pengukuran parameter
isometrik apabila nilai b=3 dimana pola
lingkungan ini dilakukan pada saat
pertumbuhan berat sebanding dengan pola
bersamaan dengan pengambilan sampel ikan
pertumbuhan panjang. Sedangkan ketika nilai
dengan pengulangan tiga kali untuk setiap
b≠3 menunjukan pola pertumbuhan
pengambilan parameter perairan.
allometrik dimana pola pertumbuhan berat
Pertumbuhan adalah pertambahan
tidak sebanding dengan pola pertumbuhan
ukuran panjang atau bobot dalam suatu
panjang. Pola pertumbuhan allometrik ini
waktu tertentu dalam cakupan individu,
terbagi menjadi dua macam, yaitu allometrik
sedangkan pertumbuhan populasi adalah
positif ketika nilai b>3 yang berarti
pertambahan jumlah individu. Pertumbuhan
pertumbuhan berat lebih cepat dibanding
dapat diestimasi menggunakan model
pertumbuhan panjang dan allometrik negatif,
pertumbuhan Von Bertalanffy (Sparre dan
yaitu pertumbuhan panjang lebih cepat
Venema, 1999).
dibanding pertumbuhan berat(nilai b<3).
Lt= L∞[1-exp-k(t-t0)]
Persamaan untuk menguji dugaan nilai
Dimana :
tersebut (Walpole, 1995).
Lt = panjang ikan pada waktu t (mm)
L∞ = panjang asimtotik ikan (mm) 𝑏−3
thitung=| |
𝑠𝑏
K = koefisien laju pertumbuhan
(mm/satuan waktu) Pengambilan keputusan terhadap
t = umur ikan hipotesis dilakukan dengan membandingkan
t0 = umur ikan saat panjang ikan 0 (tahun) thitung dan ttabel pada selang kepercayaan 95%.
Untuk nilai L∞ dan K dapat diperoleh Jika nilai thitung> ttabel maka keputusannya
dengan menggunakan metode ELEFAN I adalah H0 ditolak (nilai b). Jika nilai nilai

137
Pertumbuhan dan hubungan panjang berat Ikan Kapas-kapas

thitung< ttabe lmaka keputusannya adalah H0 dengan panjang rata-rata 60-185 mm. Pada
diterima (nilai b) (Walpole, 1995). gambar 5 terlihat kelas panjang ikan G.
oyena jantan dan betina mengalami
Hasil dan Pembahasan pergeseran modus tiap bulannya. Hal ini
Berdasarkan hasil tangkapan ikanG. menunjukan bahwa ikan G. oyena jantan dan
oyena jantan dan betina menunjukkan bahwa betina mengalami pertumbuhan. Pada waktu
jumlah sampel ikan G. oyena yang diperoleh pengambilan data ikan G. oyena yang
selama penelitian adalah 177 ekor untuk tertangkap masih berumur muda, karena
jantan dan 283 ekor untuk betina dengan masih terdapat ikan yang berukuran kecil
kisaran panjang total 75–165 mm untuk ikan yaitu 60-185 mm. Ikan akan mengalami
jantan dan kisaran panjang total 60–185 mm pertumbuhan seiring dengan bertambahnya
untuk ikan betina. waktu. Hal ini dikarenakan adanya faktor
Hasil analisis tangkapan sero ikan G. makanan, kualitas air, umur, dan jenis
oyena jantan dan betina yang tertangkap pada kelamin (Effendie 2002). Kecepatan
bulan April sampai dengan bulan Agustus pertumbuhan ikan muda relatif lebih cepat
hanya terdiri dari satu kelompok ukuran dibandingkan ikan yang sudah besar. Hal ini
(Gambar 3). dikarenakan ikan besar lebih menggunakan
Kelompok ukuran ikan G. oyena energinya untuk perkembangan gonadnya
dengan panjang rata-rata berkisar antara 75- dibandingkan untuk pertumbuhan tubuhnya
165 mm untuk ikan jantan dan ikan betina (Brojo and Sari 2002).

Gambar 3. Grafik selang kelas ukuran panjang ikan kapas-kapas (G. oyena) jantan dan
betina dari bulan April sampai Agustusdi sekitar perairan Tondonggeu, Kec. Abeli,
Kendari.

138
Sarfila dkk.,

Pendugaan pertumbuhan dapat Kendari, salah satu faktor yang memengaruhi


dianalisis dengan menggunakan model nilai ukuran panjang asimtotik (L∞) dan
pertumbuhan von Bertalanffy dengan metode koefisien laju pertumbuhan (K) adalah faktor
ELEFAN 1 pada Progran FISAT II lingkungan seperti jumlah dan ukuran
didapatkan hasil penelitian mengenai makanan yang tersedia, apabila terdapat
pertumbuhan dari ikan G. oyena dapat dilihat energi berlebih lagi maka energi tersebut
pada Gambar 4 dan 5. Gambar 4 dan 5 digunakan untuk reproduksi maupun
menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan G. perbaikan sel-sel yang rusak.
oyena jantan dan betina sangat cepat terjadi Hal ini dijelaskan oleh Effendie (1997)
pada umur muda dan semakin lambat seiring faktor yang mepengaruhi pertumbuhan dibagi
dengan pertambahan umur sampai men- menjadi dua bagian besar yaitu faktor dalam
capai titik maksimumnya. dan faktor luar. Faktor dalam meliputi faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dari ikan,
seperti keturunan, reproduksi, umur, parasit,
dan penyakit. Sedangkan faktor luar yang
mempengaruhi pertumbuhan antara lain
jumlah dan ukuran makanan yang tersedia,
suhu, oksigen terlarut, dan faktor kualitas
air.
Pertumbuhan ikan G. Oyena jantan
dan betina dapat dilihat pada Gambar 4 dan
5. Gambar 4 dan 5 menunjukkan
pertumbuhan ikan G. oyena betina
Gambar 4. Kurva pertumbuhan ikan memiliki kecepatan pertumbuhan yang
(G. oyena) jantan di sekitar perairan lebih cepat dibandingkan dengan ikan G.
Tondonggeu, Kecamatan Abeli, Kota oyena jantan. Hal ini dapat terlihat pada
Kendari. ikan G. oyena betina yang dapat mencapai
panjang sampai 177,6 mm pada umur 8
bulan sedangkan ikan G. oyena jantan pada
umur 8 bulan tersebut hanya mampu
mencapai panjang 161,2 mm. Pertumbuhan
ikan G. oyena jantan dan ikan G. oyena
betina akan semakin melambat seiring
pertambahan umur sampai mencapai
panjang maksimum yakni ikan G. oyena
jantan 16 bulan dengan panjang 170 mm
dan ikan G.oyena betina berumur 9 bulan
dengan panjang 178 mm.
Gambar 5. Kurva pertumbuhan ikan Hubungan panjang dan berat ikan
(G. oyena) betina di sekitar perairan G. oyena jantan dan betina tertera pada
Tondonggeu, Kecamatan Abeli, Kota Gambar 6 dan 7.Berdasarkan hasil uji-t
Kendari. Gambar 6 dan 7 menunjukkan bahwa ikan
G. oyena jantan pada bulan April dan Mei
Berdasarkan hasil analisis didapatkan memiliki pola pertumbuhan allometrik
nilai ukuran panjang asimtotik (L∞) atau positif (b > 3) dan Juni hingga Agustus
panjang maksimum ikan jantan 170,6 mm mempunyai pola pertumbuhan allometrik
dan ikan betina 181,1 mm dan koefisien laju negatif (b < 3). Sebaliknya, ikan G. oyena
pertumbuhan (K) untuk ikan jantan 0,35 dan betina pada bulan April dan Mei
ikan betina 0,65. Ukuran panjang asimtotik mempunyai pola pertumbuhan allometrik
(L∞) dan koefisien laju pertumbuhan (K) positif (b > 3) kecuali pada bulan Juni
menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan G. hingga Juli mempunyai pola pertumbuhan
oyena jantan dan betina tidak dapat Allometrik negatif dan bulan Agustus pola
bertambah panjang lagi di Perairan pertumbuhannya adalah isometrik (b= 3).
Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota

139
Pertumbuhan dan hubungan panjang berat Ikan Kapas-kapas

Jantan Betina
80 80
April April
60 60
W = 1E-10L5,436
40 R² = 0,871 W = 3E-10L5,291
40 R² = 0,889
r = 0,933
N = 46 r = 0,942
20 20 N = 89
0 0
0 50 100 150 200 0 50 100 150 200

80 80
Mei Mei
60 60
W = 1E-05L3,041
40 W = 4E-06L3,238 40 R² = 0,982
R² = 0,966
r = 0,991
r = 0,996
20 20 N = 73
N = 35
0 0
0 50 100 150 200 0 50 100 150 200

80 80 Juni
Juni
60 60
Berat (g)
Berat (g)

W = 2E-05L2,920 W = 0,000L2,482
40 R² = 0,963 40 R² = 0,963
r = 0,981 r = 0,981
N = 18 N = 25
20 20

0 0
0 50 100 150 200 0 50 100 150 200
80
80
Juli Juli
60
60 W= 4E-05L2,777
W = 2,507L
40 R² = 0,396 R² = 0,967
40 r = 0,983
r = 0,629
N = 43 N = 53
20 20

0 0
0 50 100 150 200 0 50 100 150 200

80 Agustus 80
Agustus
60 60 W = 4E-05L2,803
R² = 0,990
W = 8E-05L2,644
40 40 r = 0,995
R² = 0,981
N = 43
r = 0,990
20 N = 35 20

0 0
0 50 100 150 200 0 50 100 150 200
Panjang (mm) Panjang (mm)

Gambar 6. Hubungan panjang berat ikan kapas-kapas (G. oyena) Jantan dan Betina dari bulan
April sampai Agustus di sekitar perairan Tondonggeu, Kecamatan Abeli, Kendari.

140
Sarfila dkk.,

Berdasarkan uji-t terhadap nilai b, ikan perubahan dan memiliki satu kelompok
betina memiliki pola pertumbuhan bersifat ukuran.
allometrik positif pada bulan April dan Mei 2. Persamaan pertumbuhan ikan (G. oyena)
untuk (jantan), April dan Mei untuk (betina). yang didapat bahwa koefisien pertumbuhan
Hal ini menunjukkan bahwa dimana ikan G. (K) 0,35, panjang asimtot (L∞) 170,6 mm
oyena jantan bulan April dan Mei serta ikan G. dan umut teoritis (t0) 0,293 untuk ikan
oyena betina di bulan April dan Mei memiliki jantan dan koefisien pertumbuhan (K) 0,65,
pertumbuhan berat lebih cepat dibandingkan panjang asimtot (L∞) 181,1 mm dan umur
dengan pertambahan panjang. Pertumbuhan teoritis (t0) 0,152 untuk ikan betina.
ikan G. oyena jantan dan betina tersebut 3. Hubungan panjang berat ikan (G. oyena)
disebabkan karena adanya ketersediaan nutrien jantan diperoleh pada bulan April dan Mei
dan turunya hujan di perairan. menunjukkan pola pertumbuhan bersifat
Hasil penelitian Junianto (2014), bahwa allometrik positif dan bulan Juni–Agustus
pertumbuhan yang allometrik positif dapat memiliki pola pertumbuhan bersifat
menyebabkan ketersediaan nutrien yang allometrik negatif.
melimpah di perairan dan bertepatan dengan 4. Untuk ikan G. oyena betina bulan April–
turunya hujan yang diindikasikan serta Mei memiliki pola pertumbuan bersifat
meningkatkan kesuburan perairan pantai allometrik positif dan bulan Juni–Juli
melalui proses transfer makanan yang berasal pertumbuhannya yaitu allometrik negatif
dari daratan. Sedangkan pada bulan Juni hingga serta pada bulan Agustus memiliki pola
Agustus ikan G. oyena jantan dan pada bulan pertumbuhan bersifat isometrik.
Juni sampai Juli ikan G. oyena betina memiliki
pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif Daftar Pustaka
dimana pertumbuhan panjangnya lebih cepat Badan Pusat Statistik. 2014. Kecamatan Abeli
dibandingkan pertumbuhan berat. Hal ini dalam Angka. Seksi Integrasi
disebabkan oleh adanya seperti jumlah dan Pengolahan dan Diseminasi Statistik
variansi ukuran yang relatif berbeda dengan Badan Pusat Statistik Kota Kendari,
pengamatan bulan–bulan lainnya. Hal ini sesuai Sulawesi Tenggara,78 hal.
dengan pernyataan Kharat et al. (2008) Brojo M & Sari RP. 2002. Biologi reproduksi
menyatakan bahwa perbedaan nilai b dapat ikan kurisi (Nemipterus tambuloides
disebabkan oleh berbedaan jumlah dan Blkr.) yang didaratkan di tempat
variansi ukuran yang diamati. pelelangan ikan Labuan, Pandeglang.
Berdasarkan penggambaran di atas Jurnal Iktiologi Indonesia 2(1) : 9-13.
bahwa pada bulan Agustus untuk ikan G. Effendie, M .I. 1997. Biologi Perikanan.
oyena betina memiliki pola pertumbuhan Yayasan Pustaka Nusatama.
bersifat isometrik di mana pertambahan Yogyakarta. 163 hal.
panjang dan berat seimbang. Tipe pertumbuhan Effendie,M.I.2002.
isometrik pada ikan G. oyena betina di bulan BiologiPerikanan.YayasanPustakaNusa
Agustus berhubungan dengan kondisi biologis tama.Yogyakarta.163 hal.
seperti ketersediaan makanan dan tingkat Junianto, A. 2014. Hubungan Panjang Bobot
kematangan gonad, dimana pada hasil dan Faktor kondisi Ikan kapas-kapas
pengamatan bahwa sampel ikan betina yang (Gerres oyena),Skripsi. Jurusan
diperoleh kebanyakan hanya terdapat TKG 1. manajemen Sumberdaya Perairan,
Hal ini didukung oleh Effendie (1997) bahwa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
tingkat kematangan gonad akan mempengaruhi Universitas Haluoleo. Kendari. 57 hal.
pola pertumbuhan yang disebabkkan ikan Kharat SS, Khillare YK, Dahanukar N. 2008.
selalu tumbuh sehingga panjang dan berat Allometric scaling in growth and
selalu berubah. reproduction of a freshwater loach
Nemacheilus mooreh (Sykes, 1839).
Simpulan Electronic Journal of Ichtyology. 1:8-17.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Sparre, P. dan S.C. Venema. 1999. Introduksi
disimpulkan bahwa Pengkajian Stok Ikan Tropis Buku-I
1. Kelompok ukuran ikan G. Oyena pada bula Manual (Edisi Terjemahan). Kerjasama
April sampai Agustus tiap bulan mengalami Organisasi Pangan, Perserikatan Bangsa-
Bangsa dengan Pusat Penelitian dan

141
Pertumbuhan dan hubungan panjang berat Ikan Kapas-kapas

Pengembangan Perikanan, Badan


Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Jakarta.
Walpole, R.E. 1995. Pengantar Statistika, edisi
ke-3. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
515 hal.

142

Anda mungkin juga menyukai