Anda di halaman 1dari 36

1.

ALAT PENGUKUR TEKANAN UDARA


Tekanan udara adalah gaya berat/ gaya tekan udara pada suatu luasan tertentu. Persamaan
fisis untuk mengetahui tekanan udara adalah :

Perhitungan dilakukan dengan metode pipa U, dimana tekanan pada pipa A akan sama dengan
tekanan di pipa B, sehingga bila kolom udara pada salah satu kolom difakumkan dan massa
fluida (m) serta konstanta grafitasi (g) diketahui maka tekanan pada pipa terbuka (identik
dengan tekanan udara lingkungan) akan diketahui.

(A)
Prinsip Bejana Pipa U

(B)
Prinsip

Barometer

(C)
AirBentuk Fisik Barometer Air

Raksa
1.1. BAROMETER AIR RAKSA

Raksa

Membandingkan perbedaan tinggi air raksa dalam tabung gelas dan di dalam bejana.
Barometer air raksa berfungsi untuk mengukur tekanan udara. Terdiri dari tabung gelas berisi
air raksa, bagian atasnya tertutup dan bagian bawahnya terbuka dimasukkan ke dalam bejana
air raksa.

Syarat penempatan :
a.

Ditempatkan pada ruangan yang mempunyai suhu tetap (Homogen)

b.

Tidak boleh kena sinar matahari langsung

c.

Tidak boleh kena angin langsung

d.

Tidak boleh dekat lalu-lintas orang

e.

Tidak boleh dekat meja kerja

f.

Penerangan jangan terlalu besar, maximum 25 watts


Cara pemasangan :

a.

Dipasang tegak lurus pada dinding yang kuat

b.

Tinggi bejana + 1 m dari lantai

c.

Sebaiknya dipasang di lemari kaca

d.

Latar belakang yang putih untuk memudahkan pembacaan


Cara membaca :

a.

Baca suhu yang menempel pada Barometer

b.

Naikkan air raksa dalam bejana, sehingga menyinggung jarum taji

c.

Skala Nonius (Vernier) sehingga menyinggung permukaan air raksa

d.

Baca skala Barometer dan skala Nonius

e.

Gunakan koreksi yang telah disediakan

Cara membawa (Transport) :


a.

Barometer dibalik pelan-pelan sehingga bejana berada di atas.

b.

Masukkan dalam kotak transport, dengan bejana tetap diatas

c.

Membawanya bejana harus tetap berada diatas

Koreksi-koreksi :

a.

Koreksi Index

b.

Koreksi Lintang

c.

Koreksi Tinggi : Untuk membandingkan tempat-tempat tertentu diperlukan tekanan


udara diatas permukaan laut.

d.

Koreksi Suhu

: Jika pembacaan lebih tinggi dari 0 0C, maka pembacaan Barometer

dikurangi dengan koreksi suhu ini, jika lebih rendah dari 0 0C koreksi ditambah.
1.2. BAROMETER ANEROID
Barometer ini menggunakan prinsip perubahan bentuk tabung/ kapsul logam akibat adanya
perubahan tekanan udara. Sedikitnya ada 2 jenis barometer aneroid, yaitu:
1.

Jenis Bourdon : Terdiri dari sebuah pipa besi/ baja yang melengkung, berbentuk oval.

Gaya pegas pipa ini sama dengan tekanan udara. Perubahan tekanan udara menyebabkan
perubahan bentuk ke-oval-an dari pipa, sehingga jarum penunjuk akan bergerak. Pergerakan
jarum tersebut kemudian dikonversi dalam skala tekanan udara.
2.

Jenis Vidi : Bagian terpenting ialah kapsul/ cell dari besi/baja, isinya dikosongkan/

hampa udara, permukaan atas dan bawah bergelombang. Kapsul/ cell ini biasanya terdiri dari
7 atau 8 lapisan. Jika tekanan udara naik, maka kapsul/ cell ini tertekan dan menarik sebagian
dari tuas (lever) ke bawah, bagian lainnya akan naik menggerakkan jarum penunjuk. Jika
tekanan turun, akan terjadi sebaliknya. Pergerakan kapsul/ cell aneroid ini kemudian
dihubungkan denga pena/ jarum yang akan menunjukan pergeseran/ simpangan. Besarnya
simpangan yang terjadi selanjutnya dikonversi ke dalam skala tekanan udara (mb).
2.3. BAROGRAPH
Barograph adalah istilah lain untuk barometer yang dapat merekam sendiri hasil
pengukurannya. Barograph umumnya menggunakan prinsip Barometer Aneroid, dengan
menghubungkan beberapa kapsul/ cell aneroid dengan sebuah pena untuk membuat track
pada kerta pias yang diletakkan pada tabung yang berputar 24 jam per rotasi. Pada pias

terdapat garis-garis tegak menunjukkan waktu dan garis mendatar menunjukkan tekanan
udara.Tingkat keakuratan dari barograph, salah satunya ditentukan oleh jumlah kapsul/ cell
aneroid yang digunakan. Semakin banyak kapsul aneroid yang digunakan maka semakin peka
barograph tersebut terhadap perubahan tekanan udara.

Contoh Fisik Barograph Tipe Aneroid

Bagian Dasar Barograph

2.4. ALTIMETER

Altimeter adalah alat untuk mengetahui ketinggian suatu tempat terhadap MSL (mean sea
level = 1013,25 mb = 0 mdpl). Altimeter sebenarnya adalah barometer aneroid yang skala
penunjukkannya telah dikonversi terhadap ketinggian. Sebagaimana kita ketahui bahwa 1 mb
sebanding dengan 30 feet (9 meter) atau dapat dicari dengan pendekatan rumus:
H = 221.15 Tm log (Po / P)
2.5. KALIBRATOR BAROMETER/ BAROGRAPH

Alat yang sering digunakan untuk mengkalibrasikan


sebuah barometer/ barograph adalah Vacuum Chamber.Alat ini sebenarnya adalah sebuah
tabung tertutup dengan tingkat hampa udara yang dapat diatur (udara didalam tabung
dikeluarkan secara perlahan dengan pompa penghisap udara). Barometer standar dan
barometer/ barograph yang dikalibrasi harus diletakan dalam tabung secara bersamaan,
kemudian dibandingkan penunjukannya untuk mendapatkan nilai koreksi (seiring dengan
pengaturan tekanan udara).
3. ALAT PENGUKUR SUHU UDARA
Suhu (temperatur) adalah suatu besaran panas yang dirasakan oleh manusia. Satuan suhu yang
biasa digunakan di Indonesia adalah derajat celcius ( 0C). Mengingat pentingnya faktor suhu
terhadap kehidupan dan aktifitas manusia menyebabkan pengamatan suhu udara yang
dilakukan oleh stasiun meteorologi dan klimatologi memiliki beberapa kriteria diantaranya:

Suhu udara permukaan (suhu udara aktual, rata-rata, maksimum dan minimum).

Suhu udara di beberapa ketinggian/ lapisan atmosfer (hingga ketinggian 35 Km).

Suhu tanah di beberapa kedalaman tanah (hingga kedalaman 1 m).

Suhu permukaan air dan suhu permukaan laut.


Alat ukur yang umum digunakan oleh BMG untuk mengamati suhu udara akan dijelaskan
lebih rinci pada pokok bahasan selanjutnya.

3.1. THERMOMETER BOLA BASAH DAN BOLA KERING


Merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang
terjadi (thermometer bola kering). Adapun thermometer bola basah adalah thermometer yang

pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah agar suhu yang terukur adalah suhu
saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi.
3.2. THERMOMETER MAXIMUM

Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil


(pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu
udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk
mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali
atau diarahkan dengan menggunakan magnet.
Dari gambar disamping dapat diilustrasikan bahwa apabila temperatur naik dan kolom air
raksa tidak terputus, maka air raksa terdesak melalui bagian yang sempit. Ujung kolom
menunjukkan temperatur udara. Apabila suhu turun, kolom air raksa terputus pada bagian
yang sempit setelah air raksa dalam bola temperatur menyusut. Ujung lain dari kolom air
raksa tetap pada tempatnya.
Untuk pengamatan suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu udara karena penyusutan
air raksa kecil sekali dan dapat diabaikan. Jadi Thermometer menunjukkan suhu udara
tertinggi setelah terakhir dikembalikan. Thermometer dikembalikan setelah dibaca.
3.3. THERMOMETER MINIMUM
Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang
terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa,
sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer minimum
adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila
suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat
maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus miring
sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga
dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada
diposisi bawah (suhu minimum).

Untuk mengembalikan posisi indeks ke posisi aktual dapat dilakukan dengan memiringkan/
membalikkan posisi thermometer hingga indek bergerak ke ujung dari alkohol (posisi suhu
aktual).

3.4. THERMOGRAPH
Alat ini mencatat otomatis temperatur sebagai fungsi waktu. Thermograph ini adalah logam
panjang yang terdiri dari 2 bagian, kuningan dan invar. Bentuk bimetal merupakan spiral.
Terpasang pada sumbu horizontal dan diluar kotak Thermograph. Satu ujung bimetal dipasang
pada kotak dengan sekrup penyetel halus, sehingga letak pena dapat diatur. Ujung lain
dihubungkan ketangkai pena melalui sumbu horizontal sehingga dapat menimbulkan track/
rekaman pada kertas pias yang berputar 24 jam per rotasi. Jika temperatur naik, ujung bimetal
menggerakkan tangkai pena keatas, dan sebaliknya. Sebelum dipakai, thermograph harus
dikalibrasi terlebih dahulu. Alat ini harus ditempatkan dalam sangkar apabila dipakai untuk
mengukur atmospher.

(A)
Contoh Thermograph
3.5.

(B)
Contoh Thermohygrograph
THERMOMETER

TANAH

Prinsipnya sama dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan untuk
mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk kedalaman 50
dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan thermometer agar
mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm, cukup dengan
membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang diperlukan.
3.6. THERMOMETER APUNG

Thermometer ini merupakan bagian/ kelengkapan dari alat


evaporasi panci terbuka. Berfungsi untuk mengetahui suhu permukaan air yang terjadi di
permukaan bumi/ tanah. Terdiri dari thermometer maksimum (thermometer air raksa) dan
thermometer minimum (thermometer alcohol). Suhu rata-rata air didapat dengan
menambahkan suhu makimum dan minimum, kemudian dibagi dua. Letak thermometer harus
terapung tepat di permukaan air, sehingga dilengkapi dengan pelampung dibagian depan dan
melakang yang terbuat dari bahan yang tahan air/ karat (biasanya almunium). Setelah
dilakukan pembacaan, posisi indek pada thermometer minimum harus dikembalikan ke suhu
actual dengan memiringkannya. Sedangkan untuk thermometer maksimum, tinggi air raksa
juga dikembalikan pada suhu actual dengan menggunakan magnet.
3.7. KALIBRATOR THERMOMETER
Alat ini ini berfungsi untuk menguji/ mengkalibrasi thermometer/ thermograph dengan
kendali temperatur elektronik, lampu indikator dan satu set termometer standard. Temperature
test cabinet biasanya terbuat dari baja tahan-karat dengan kamar uji yang dilengkapi dengan
tameng kaca dibagian depan. Dapat digunakan untuk mengkalibrasi 4 termograph/
thermohygrographs secara bersamaan, atau instrumen serupa. Nilai temperatur ditentukan
melalui papan tombol dan DPC [DIODE PEMANCAR CAHAYA]

4. ALAT PENGUKUR KELEMBABAN UDARA


Alat-alat untuk mengukur Relative Humidity dinamakan Psychrometer atauHygrometer. Pada
umumnya

alat

bola

kering

dan

bola

basah

dinamakanPsychrometer.

Dengan Hygrometer, Relative Humidity dapat langsung dibaca.Hygrometer ialah alat yang
mencatat Relative Humidity.
4.1 PSYCHROMETER BOLA BASAH DAN BOLA KERING
Psychrometer ini terdiri dari dua buah thermometer air raksa, yaitu :

1.

Thermometer Bola Kering

: tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan

mengukur suhu udara sebenarnya.

2.

Thermometer Bola Basah

: tabung air raksa dibasahi

agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap
air dapat berkondensasi.
Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering, sedangkan RH (kelembaban
udara) didapat dengan perhitungan:

Hal-hal

yang

sangat

mempengaruhi

ketelitian

pengukuran

mempergunakan Psychrometer ialah :


a.

Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer

b.

Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah

c.

Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain

d.

Letak bola kering atau bola basah

e.

Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain

4.2 PSYCHROMETER ASSMANN

kelembaban

dengan

Psychrometer assmann terdiri dari 2 buah thermometer air raksa dengan


pelindung logam mengkilat. Kedua bola thermometer terpasang dalam tabung logam
mengkilat. Kipas angin terletak diatas tabung pada tengah alat. Gunanya untuk mengalirkan
(menghisap) udara dari bawah melalui kedua bola. Thermometer langsung menuju keatas.
Alat dipasang menghadap angin dan sedemikian sehingga logam mengkilat mencegah sinar
matahari langsung ke Thermometer, terutama pada angin lemah dan sinar matahari yang kuat.
4.3 PSYCHROMETER PUTAR (WHIRLING)

Disebut juga sebagai Psychrometer Sling/ Whirling. Alat ini terdiri dari 2
Thermometer yang dipasang pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu yang tegak
lurus pada panjangnya. Sebelum pemutaran bola basah dibasahi dengan air murni.
Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik). Selama + 2 menit, dihentikan dan dibaca
cepat-cepat. Kemudian diputar lagi, dihentikan dan dibaca seterusnya sampai diperoleh 3
data. Data yang diambil adalah suhu bola basah terendah. Jika ada 2 suhu bola basah terendah
yang diambil suhu bola kering.

Keuntungan : bentuknya yang portable dan kemurahan harganya dibandingkan


dengan Psychrometer Assmann.

Kerugian :
a.

Karena harus diputar diluar sangkar, kedua Thermometernya dipengaruhi radiasi dan

dari badan si pengamat.


b.

Waktu hujan tetesan air hujan bias melekat sehingga merendahkan pembacaan.

c.

Kecepatan udara (ventilasi) mungkin terlalu kecil.

4.4 HYGROMETER RAMBUT

Rambut menunjukkan perubahan dimensi jika kelembaban udara


berubah-ubah. Perubahan dimensi dapat dipakai sebagai indikasi kelembaban nisbi udara.
Hygrometer rambut ada yang bersifat non recording dan recording (Hygrograph).
5. ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN

5.1

PENAKAR CURAH HUJAN BIASA

Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak dapat mencatat
sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari :

Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat.

Bak tempat penampungan air hujan.

Kaki yang berbentuk tabung silinder.

Gelas penakar hujan.


5.2

PENAKAR HUJAN BIASA TANAH

Penakar hujan biasa biasa tanah dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah curah hujan yang
jatuh pada permukaan tanah. Pada bagian tanah reservoir, terdapat tangkai yang digunakan
untuk mengangkat penakar hujan jika akan dilakukan pembacaan. Tepat disekitar corong
penakar hujan terdapat lapisan ijuk yang disusun pada lapisan kayu yang berbentuk lingkaran
yang dimaksudkan untuk mengurangi percikan air hujan. Selain itu terdapat jaringan kawat/
besi yang berbentuk bujur sangkar dan digunakan sebagai tempat berpijak ketika akan
mengangkat lapisan ijuk dan penakar hujan. Pada kedua tepi/ lapisan ijuk terdapat dua kaitan/
pegangan untuk memudahkan mengangkatnya.
5.3

PENAKAR HUJAN DENGAN WIND-SHIELD

Pemasangan Wind-Shield pada penakar hujan dimaksudkan untuk meniadakan angin putar,
sehingga angin yang bertiup melewati corong sedapat mungkin menjadi horizontal.

5.4

PENAKAR HUJAN JENIS HELLMAN

Penakar hujan jenis Hellman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Jika hujan
turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung.
Air ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai
pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung.
Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/ digulung pada silinder jam yang dapat
berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai
tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas,
air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung dan tangki
pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal.
Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dhitung/ ditentukan dengan menghitung jumlah
garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.
5.5

PENAKAR HUJAN JENIS TIPPING BUCKET

Bertujuan untuk mendapatkan jumlah curah hujan yang jatuh


pada periode dan tempat-tempat tertentu. Pada bagian muka terdapat sebuah pintu untuk

mengeluarkan alat pencatat, silinder jam dan ember penampung air hujan. Jika dilihat dari
atas, ditengah-tengah dasar corong terdapat saringan kawat untuk mencegah benda-benda
memasuki ember (bucket).

Pada prinsipnya jika hujan turun, air masuk melalui corong besar
dan corong kecil, kemudian terkumpul dalam ember (bucket) bagian atas (kanan). Jika air
yang tertampung cukup banyak menyebabkan ember bertambah berat, sehingga dapat
menggulingkan ember kekanan atau kekiri, tergantung dari letak ember tersebut. Pada waktu
ember terguling, penahan ember ikut bergerak turun naik. Penahan ember mempunyai dua
buah tangkai yang berhubungan dengan roda bergigi. Gerakan turun naik penahan ember
menyebabkan kedua tangkainya bergerak pula dan bentuknya yang khusus dapat memutar
roda bergigi berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Perputaran roda bergigi
diteruskan ke roda berbentuk jantung. Roda yang berbentuk jantung mempunyai sebuah per
yang menghubungkan kedua pengatur kedudukan pena yang letak ujungnya selalu
bersinggungan dengan tepi roda. Perputaran roda berbentuk jantung akan menyebabkan
kedudukan pena bergerak sepanjang tepi roda.
5.6

RAINGAUGE TEST EQUIPMENT

Raingauge test equipment adalah alat yang ini digunakan untuk menguji/mengkalibrasi
peralatan penakar hujan, terutama dari jenis tipping bucket. Alat ini menggunakan prinsip
putaran pompa yang alirannya diukur dengan presisi flow meter. Air yang mengalir melalui
flow meter ini kemudian dialiri ketipping bucket (sebagai simulasi dari air hujan yang jatuh
ke dalam raingauge yang sedang dikalibrasi). Jumlah air yang tercatat di flow meter harus
sama dengan jumlah air yang keluar dari raingauge (harus seimbang antara tabung
penampungan sebelah kiri dan kanan). Selain itu jumlah tipping pada raingauge juga harus
menunjukan nilai yang sama dengan flow meter (tergantung tingkat keakurasian raingauge).

6. ALAT PENGUKUR PENGUAPAN


Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada setiap
permukaan benda pada temperatur diatas 0 0K. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan
ialah temperatur benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara, intensitas radiasi
matahari dan tekanan udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung
didalamnya.
Dalam meteorologi dikenal dua istilah untuk penguapan yaitu evaporasi dan evapotranspirasi.
6.1

EVAPORIMETER PANCI TERBUKA

Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan
panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada
permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran evaporasi dengan
menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut :
1.

Panci Bundar Besar

2.

Hook Gauge yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam
panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya
berlainan.

3.

Still Well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan
mempunyai 3 buah kaki.

4.

Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum

5.

Cup Counter Anemometer

6.

Pondasi/ Alas

7.

Penakar hujan biasa

Alat Pengukur Penguapan


6.2

EVAPORIMETER JENIS PICHE

Piche
Seperti panci penguapan terbuka, alat ini digunakan sebagai pengukur penguapan secara
relatif. Maksudnya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung evaporasi ataupun
evapotranspirasi yang sesungguhnya terjadi.
Hasil pembacaannya sangat tergantung terhadap angin, iklim dan debu. Pada prinsipnya Piche
evaporimeter terdiri dari:

Pipa gelas yang panjangnya + 20 Cm dan garis tengahnya + 1,5 Cm. Pada pipa gelas
terdapat skala, yang menyatakan volume air dalam Cm 3 atau persepuluhnya. Ujung bawah
pipa gelas terbuka dan ujung atasnya tertutup dan dilenghkapi dengan tempat
menggantungkan alat tersebut.

Piringan kertas filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori banyak sehingga mudah
menyerap air. Kertas filter dipasang pada mulut pipa terbuka.

Penjepit logam, yang berbentuk lengkungan seperti lembaran per. Per ujung yang
melekat disekeliling pipa dan ujung lainnya berbentuk sama dengan diameter pipa.
6.3

EVAPORASI JENIS KESHNER

Evaporasi jenis Keshner termasuk alat pengukur penguapan yang mencatat sendiri yang
disebut sebagai Evaporigraph. Alat ini dapat mencatat terus menerus penguapan yang terjadi
pada setiap saat.
6.4

EVAPORIMETER JENIS WILD

Evaporimeter jenis Wild termasuk alat pengukur penguapan (Evaporasi) yang tidak dapat
mencatat sendiri (Non Recording).
7. ALAT PENGUKUR RADIASI MATAHARI
Pengukuran lamanya sinar matahari bersinar dimaksudkan untuk mengetahui intensitas dan
berapa lama/ jam matahari bersinar mulai terbit hingga terbenam. Matahari dihitung bersinar
terang jika sinarnya dapat membakar pias Campble stokes. Lamanya matahari bersinar dapat
dinyatakan dalam presentase atau jam. Untuk keperluan pemasangan dan pengamatan perlu
diketahui hal-hal yang menyangkut waktu smeu lokal dan waktu rata-rata lokal. True Solar
Day yaitu waktu antara dua gerakan matahari melintasi meridian. Waktu yang didasarkan
panjang hari ini disebut apparent solartime atau waktu semu lokal. Waktu ini dapat
ditunjukkan oleh sunshine recorder. Waktu semu lokal ialah waktu yang ditentukan oleh
gerakan relatif matahari terhadap horizon. Sepanjang tahun lamanya (panjangnya) True Solar
Day berbeda-beda. Untuk memudahkan perhitungan dibayangkan adanya matahari fiktif yang
beredar mengelilingi bumi dengan kecepatan tetap selama setahun.
7.1

PENGUKUR SINAR MATAHARI JENIS CAMPBLE STOKES

Campbell Stokes
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar
matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang
khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas
dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara
terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka

cekung yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias.
Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias
terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun
akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputusputus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.
7.2

PENGUKUR SINAR MATAHARI JENIS JORDAN

Alat ini mencatat sendiri lamanya matahari bersinar dalam sehari yang terdiri dari dua kotak
berbentuk setengah silinder dan tertutup. Di bagian dalam dipasang kertas yang sangat peka
terhadap sinar matahari langsung.
Apabila seberkas matahari langsung mengenai kertas ini akan meninggalkan bekas yang
gelap. Alat ini diatur sedemikian sehingga satu pias dipakai untuk pagi dan pias lainnya untuk
siang hari.
7.3

PENGUKURAN INTENSITAS RADIASI MATAHARI

Untuk mengetahui intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung
maupun yang dibaurkan oleh atmosfer. Intensitas radiasi matahari ialah jumlah energi yang
jatuh pada suatu bidang persatuan luas dalam satu satuan waktu. Dalam atmosfer bumi
terdapat bermacam-macam radiasi seperti :
a.

Direct Solar Radiation (S) yaitu radiasi langsung dari matahari yang sampai ke

permukaan bumi.
b.

Radiation Difus (D) yang berasal dari pantulan-pantulan oleh awan dan pembauran-

pembauran oleh partikel-partikel atmosfer.


c.

Surface Raflectivity (r) yaitu radiasi yang berasal dari pantulan-pantulan oleh

permukaan bumi.
d.

Out Going Terrestial radiation (O), yaitu radiasi yang berasal dari bumi yang berupa

gelombang panjang.
e.

Back Radiation (B) yaitu radiasi yang berasal dari awan-awan dan butir-butir uap air

dan CO2 yang terdapat dalam atmosfer.


f.
g.

Global (total) Radiation (Q)


Net Radiation (R)

Dengan banyaknya jenis radiasi yang terdapat didalam atmosfer berarti banyak pula alat-alat
yang diperlukan untuk mengukur radiasi langsung (S). Misalnya :

Pyrheliometer untuk mengukur radiasi langsung (S)

Solarimeter dan Pyranometer untuk radiasi total (Q)

Pyrgeometer untuk mengukur radiasi bumi (O)

Net Pyrradiometer untuk mengukur radiasi total (R)


Pada prinsipnya sensor alat pengukur intensitas radiasi matahari dibagi 2 jenis :

a.

Sensor yang dibuat dari bimetal yaitu 2 jenis logam yang mempunyai koefisien muai
panjang yang berbeda dan diletakkan satu sama lainnya. Alat yang memakai sensor jenis ini
ialah Actinograph.

b.

Sensor yang dibuat dari Thermopile seperti yang terdapat pada Solarimeter,
Pyranometer dll
7.4

AMSTRONG PYRHELIOMETER

Pyrheliometer dipakai untuk mengukur intensitas radiasi matahari langsung (S).


Pyrheliometer terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu sensor yang menghasilkan gaya gerak listrik
dan recorder yang berisi battery, galvanometer dan amperemeter. Sensor berada didalam
sebuah tabung/silinder logam yang dapat diputar horizontal dan vertikal. Tabung diputar
mengikuti gerakan matahari sehingga sinar selalu jatuh tegak lurus ke permukaan sensor.
Pada bagian ujung/ muka tabung terdapat tutup yang dapat diputar terhadap permukaan
silinder. Penutup ini berfungsi sebagai pelindung sensor terhadap matahari dan juga sebagai
pemutus dan penghubung kontak listrik.
7.5

SOLARIMETER DAN PYRANOMETER

Digunakan untuk mengukur radaiasi matahari total. Untuk memperoleh data intensitas
matahari secara kontinue, Solarimeter dihubungkan ke sebuah alat pencatat yang dinamakan
Chart Recorder yang mempunyai sifat Self Balancing Potentiometric yaitu suatu recorder
yang bekerjanya berdasarkan keseimbangan antara signal (tenaga listrik yang masuk berasal
dari Solarimeter dengan tenaga listrik dari power supply. Gerakan dan kedudukan pena

ditentukan oleh keseimbangan kedua unsur tersebut.

Dengan

demikian recorder ini memerlukan tenaga listrik yang diperlukan selain untuk keseimbangan
juga untuk menggerakkan pias (Chart) dan jam. Recorder ini sangat peka terutama ketika
sedang beroperasi, sedapat mungkin dihindarkan terhadap getaran-getaran yang dapat
mengganggu keseimbangan.
8. ALAT PENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ANGIN
Angin merupakan pergerakan udara yang disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara
di suatu tempat dengan tempat lain. Dengan adanya pergerakan udara di atmosfer ini maka
terjadilah distribusi partikel-partikel di udara, baik partikel kering (debu, asap, dsb) maupun
partikel basah seperti uap air. Pengukuran angin permukaan merupakan pengukuran arah dan

kecepatan angin yang terjadi dipermukaan bumi dengan ketinggian antara 0.5 sampai 10
meter.
Alat-alat yang paling baik untuk mengukur angin (permukaan) ahla Wind Vane dan
Anemometer. Alat-alat pengukur kecepatan angin di bagi dalam 3 bagian :
1.

Anemometer Cup dan Vane, alat ini mengukur banyaknya udara yang melalui alat per

satuan waktu.
2.

Pressure Tube Anemometer, alat ini bekerja disebabkan oleh tekanan dari aliran udara

yang melalui pipa-pipanya.


3.

Pressure Plate Anemometer, lembaran logam tertentu, ditempatkan tegak lupus angin.

Lembaran logam ini akan berputar pada salah satu sisinya sebagai sumbu. Besar
penyimpangan (sudut) menjadi kecepatan angin.
8.1 CUP COUNTER DAN WIND VANE ANEMOMETER

Anemometer
Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer, yang
didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup propeller sensor untuk kecepatan angin
dan vane/

weather

cock

sensor untuk

arah

angin.

Untuk

pengamatan

angin

permukaan,Anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka


yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung
atau sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah
labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari
tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 120 0. Pemasangan penangkal petir
pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal
ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing
yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.
Source :
Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Powered byWordPress.
Alat-alat Klimatologi Konvensional
filed in Klimatologi on Des.20, 2008

Pengenalan Alat Alat Meteorologi dan Klimatologi di


Kantor BMKG Semarang
Nama : Mahbub Masduqi
NIM : 4411410021

A. Judul
Pengenalan Alat Alat Meteorologi dan Klimatologi di Kantor BMKG
Semarang
B.

Tujuan

1.

Mahasiswa dapat mengetahuhi tugas-tugas BMKG

2.

Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat apa saja yang ada di BMKG

3.

mahasiswa dapat mengetahui fungsi alat- alat apa saja yang ada di
BMKG

4.

Mahasiswa dapat menganalisis pentingnya BMKG bagi masyarakat

C. Landasan Teori
1.

Meteorologi dan Klimatologi


Meteorologi berasal dari dua kata yang mempunyai makna /arti
yaituMeteoros

yang

berarti

benda

yang

ada

dan Logos yang berarti ilmu/kajian. jadi Meteorologi

di

dalam

udara

adalah ilmu yang

mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer

(troposfer). Sedangkan Klimatologi berasal dari kata klima yang berarti


kemiringan

bumi

(lintang

tempat)

dan logosyang

berarti ilmu

jadi

klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat


iklim, mengapa berbeda, keterkaitan degan aktivitas manusia.
2.

Atmosfer
Atmosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu Atmos berarti lapisan
uap

dan

Spaira yang berarti bulatan. Jadi atmosfer adalah lapisan gas yang
menyelimuti

planet

termasuk

bumi. Atmosfer sendiri mempunyai

karakteristik. Karakteristik atmosfer tersebut adalah tidak tampak, tidak


berwarna dan dapat dimampatkan (kompresibel) Masa

total 56 x

1014 ton.
Atmosfer juga mempunyai kegunaan bagi bumi dan brperan penting
seperti melindungi penghuni bumi dari radiasi matahari. Banyak gejala
atmosfer (awan, hujan, badai guruh, badai tropis, perubahan iklim). Dapat
dieksplorasi dan dieksploitasi (teknologi hujan buatan, energi angin).
Media transportasi peka cuaca (cumulonimbus: jalan maut). Tempat
pembuangan zat pencemar.Atmosfer bumi terdiri dari beberapa lapisan
yaitu troposfer lapisan paling bawah dari atmosfer, stratosfer, mesosfer ,
termosfer dan eksofer. Berikut adalah penjelasannya.
a.

TROPOSFER
Troposfer

merupakan

lapisan

atmosfer

yang

paling

bawah. Semua

fenomena tentang cuaca dan hujan terjadi di lapisan ini. Didalam


troposfer Terdapat penurunan suhu.Pertukaran panas banyak terjadi di lap
isan troposfer bawah. Batas

yang

menandai

berakhirnya

lapisan

ini

disebut dengan tropopause.Ketinggiannya lebih besar di daerah equator


daripada di daerah kutub. Di equator ketinggiannya terletak pada 18 km
dengan suhu -80 C, sedangkan di kutub hanya mencapai 6 km dengan
suhu -40 C.
b.

STRATOSFER
Stratosfer merupakan lapisan di atas tropopause. Stratosfer lebih tebal di
kutub dan tipis di equator bahkan sering tidak ditemukan di equator.
Terjadi kenaikan suhu dikarenakan adanya lapisan ozonosfer (O3) yang
menyerap radiasi ultra
sehingga

pertukaran

violet

antara

matahari. Merupakan lapisan inversi,


stratosfer

dengan

troposfer

melalui

tropopause sangat kecil. Batas yang menandai berakhirnya lapisan ini


adalah stratopause. Terletak pada ketinggian sekitar 60 km, dengan suhu
mencapai 0 C
c.

MESOSFER
Merupakan lapisan di atas stratosfer dengan ketinggian antara 60 85
km. Ditandai dengan adanya penurunan orde suhu 0.4 C setiap 100 m,
karena lapisan mesosfe mempunyai keseimbangan radiasi yang negatif.
Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause, yaitu lapisan di dalam
atmosfer

yang

mempunyai

suhu

paling

rendah,

kira-kira

-100C. Mesopause terletak pada ketinggian sekitar 85 km. Di lapisan ini


sebagian meteor terbakar.
d.

TERMOSFER
Terletak di atas mesopause dengan ketinggian 85 300 km Ditandai
dengan kenaikan suhu dari - 100 C sampai ratusan bahkan ribuan
derajat. Bagian atas lapisan atmosfer dibatasi oleh termopause yang
meluas dari ketinggian 300 km sampai pada ketinggian rumbai-rumbai
bumi,

yaitu

1000

km. Suhu

termopause

adalah

konstan

terhadap

ketinggian, akan tetapi berubah dengan waktu. Suhu malam hari berkisar
antara

300

1200 C. Siang

hari

berosilasi

antara

700

dan

1700 C. Kerapatan termopause sangat kecil kira-kira 10-13 kali kerapatan


atmosfer permukaan tanah. Arti

penting atmosfer bagi kehidupan di

bumi adalah melindungi kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang


kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa
pada malam hari. Mencegah benda-benda asing masuk ke bumi.

3.

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR


Gerakan bumi ada dua yaitu Rotasi Bumi adalah, perputaran bumi
pada

porosnya

Menghasilkan perubahan waktu, siang dan malam yang kedua revolusi


Bumi adalah, gerakan bumi mengelilingi matahari Revolusi bumi dengan
Kecepatan 18,5 mil/dt dengan waktu 365 hari, 5 jam, 48,8 dt. Revolusi
bumi ini menghasilkan perubahan musim. Tiga gejala alam tentang
penerusan panas ke bumi yaitu Konduksi Adalah panas merambat melalui
benda pengantar (logam, bahan cair). Konveksi Adalah proses perambat
dimana benda pengantarnya ikut bergerak (bahan cair, udara) dan Radiasi

Adalah proses penerusan energi matahari melalui bahan transparansi


(udara).
Proses

pemindahan

gelombang

energi

dengan

gelombang

elektromagnetik
Insolasiinsolation (incoming
solar
radiation) Adalah Energi yang datang dari matahari yang sampai ke
permukaan bumi. Terdiri atas sinar yang tersusun berbagai macam
panjang gelombang . Jika Lebih panjang dari sinar yang tampak adalah
infra merah .Jika Lebih pendek dari sinar yang tampak adalah ultraviolet.
Macammacam sinar tampak/spektrum radiasi yaitu Merah, Jingga,
Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu. Warna-warna tersebut akan terlihat bila
energi matahari menembus titik-titik hujan.
4.

Keseimbangan panas bumi


35% radiasi matahari yang diterima bumi kembali ke ruang angkasa
dalam bentuk gel pendek oleh hamburan dan pemantulan awan, partikel
debu, molekul udara, dan permukaan bumi (albedo bumi 2% dipantulkan
permukaan bumi 6% dihamburkan atmosfer, 27% dipantulkan awan 14%
diserap atmosfer (awan,debu, gas permanen 51% diserap permukaan
bumi memanaskan atmosfer 34% radiasi matahari langsung ,17%
radiasi langit/radiasi baur = total radiasi yang diterima bumi 65% (51%+
14%). Rerata suhu bumi secara keseluruhan adalah konstan 65% radiasi
yang diterima harus dipancarkan lagi. 17% hilang ke angkasa (tidak
memanasi atmosfer) 6% radiasi bumi yang terserap atmosfer (radiasi
atmosfer) 9% diterima atm melalui panas yang dibawa arus turbulensi
dan konveksi 19% diterima atm (kondensasi uap air). Jumlah yang
dipancarkan ke ruang angkasa oleh atmosfer 14%+6%+9%+19%= 48%
.Jumlah yang dipancarkan langsung ke angkasa dari permukaan bumi
17%. Jadi 48%+17% = 65%. Besarnya insolasi bervariasi yaitu dalam
sehari, musim yang berbeda, lintang yang berbeda.

5.

ALBEDO ()
Merupakan perbandingan antara radiasi yang dipantulkan kembali
dengan radiasi yang diterima oleh suatu permukaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi insolasi :

Konstanta matahari yang tergantung pada: energi yang dikeluarkan oleh


matahari jarak antara matahari dan bumi

Kejernihan atmosfer

Lama periode penyinaran matahari

Sudut datang sinar matahari tengah hari


Perjalanan suhu dalam setahun adalah fluktuasi temperatur tahunan
berubah-ubah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Fluktuasi tersebut
berhubungan erat dengan lintang bumi. Di katulistiwa fluktuasi kecil,
semakin

jauh

dari

katulistiwa

semakin

besar

Dan dibedakan menjadi tiga pola fluktuasi temperatur tahunan, yaitu Pola
katulistiwa, Pola daerah sedang, Pola daerah kutub dan Pola Katulistiwa.
Fluktuasi temperatur tahunan kecil, lebih kecil daripada flukruasi
tempertaur harian. Mempunyai dua maksimum dan dua minimum yagn
terjadi berturut-turut saat matahari berada di atas daerah itu dan pada
saat berada di garis balik
a.

Pola Daerah Sedang


Dalam pola ini menunjukkan fluktuasi temperatur yang besar. Fluktuasi ini
akan diperbesar jika suatu daerah terletak di tengah benua. Lebih kecil
jika berdekatan dengan laut. Fluktuasi tahunan lebih besar dari pada
fluktuasi harian. Terdapat satu maksimum dan satu minimum.

b.

Pola Daerah Kutub.


Fluktuasi sangat besar. Besarnya tergantung pada letaknya di tengah
benua atau di dekat laut. Mempunyai satu maksimum dan satu minimum.

6.

BMKG
Badan

Meteorologi,

Klimatologi,

dan

Geofisika (disingkat BMKG),

sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG)


adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai
tugas

melaksanakan

tugas

pemerintahan

bidang meteorologi,klimatologi, dan geofisika. Sejarah

di

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai


pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara
perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi
tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya
data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh
Pemerintah Hindia
dengan

Belanda diresmikan

menjadi

namaMagnetisch

instansi

en

pemerintah

Meteorologisch

Observatorium (Observatorium Magnetik dan Meteorologi) yang dipimpin


oleh

Dr.

Bergsma. Pada

masa

pendudukan Jepang antara

tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika
tersebut

diganti

menjadi Kisho

Kauso

Kusho.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi


tersebut dipecah menjadi dua yakni:
Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara
Rakyat

Indonesia, Yogyakarta,

khusus

untuk

melayani

kepentingan Angkatan
Jawatan

Meteorologi

Udara.
dan

Geofisika yang

berada

di Jakarta dibawah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.


Pada tanggal 21 Juli 1947, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil
alih

oleh

Pemerintah Belanda dan

namanya

diganti

menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga


Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah
Republik Indonesia yang berkedudukan di Jalan Gondangdia, Jakarta.
Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik
Indonesia

dari

Belanda, Meteorologisch

menjadi Jawatan
Perhubungan

Meteorologi

dan

dan

en

Geofisiche

Dienst diubah

Geofisika dibawah

Departemen

Pekerjaan

Umum.

Selanjutnya pada tahun 1950, Indonesia secara resmi masuk sebagai


anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization
atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi
Permanent Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya
menjadi Lembaga

Meteorologi

dan

Geofisika dibawah

Departemen

Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi


Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan

Udara. Namun

10

tahun

kemudian

diubah

lagi

menjadi Direktorat

Meteorologi dan Geofisika.


Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti
namanya

menjadi Pusat

Meteorologi

dan

Geofisika,

suatu

instansi

setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, yang pada


tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I
dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap
berada dibawah Departemen Perhubungan.
Pada tahun 2002, melalui Keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48
tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah
Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan
Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, BMG berganti
nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dengan
status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.[1][2]
a.

Tugas, fungsi dan kewenangan


Tugas dan fungsi
pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang meteorologi,
klimatologi, kualitas udara dan geofisika koordinasi kegiatan fungsional di
bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika memfasilitasi
dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di
bidang

meteorologi,

penyelenggaraan
pengolahan

dan

klimatologi,

pengamatan,
analisis

serta

kualitas

udara

pengumpulan
pelayanan

di

dan

geofisika

dan

penyebaran,

bidang

meteorologi,

klimatologi, kualitas udara dan geofisika penyelenggaraan kegiatan


kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.
penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan

umum,

ketatausahaan,

organisasi

dan

tatalaksana,

kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan


rumah tangga.
Kewenangan
penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya perumusan
kebijakan

di

bidangnya

untuk

mendukung

pembangunan

secara

makropenetapan sistem informasi di bidangnya penetapan standar teknis


peralatan

serta

pelayanan

meteorologi

penerbangan

dan

maritimepengaturan

sistem

jaringan

pengamatan

meteorologi

dan

klimatologipemberian jasa meteorologi dan klimatologi pengamatan dan


pemberian jasa geofisika. pengamatan dan pemberian jasa kualitas
udara pengaturan

sistem

jaringan

pengamatan

geofisika penetapan

standar teknis peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan


geofisika.
b.

Struktur Organisasi
BMKG dipimpin oleh seorang Kepala berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden. BMKG memiliki 2 deputi sebagai berikut:
Deputi Bidang Observasi, terdiri dari: Pusat Tata Laksana Observasi, Pusat
Sistem Instrumentasi dan Kalibrasi, serta Pusat Sistem Jaringan Observasi.
Deputi Bidang Sistem Data dan Informasi, terdiri dari: Pusat Sistem
Informasi Data Meteorologi, Pusat Sistem Informasi Data Klimatologi dan
Kualitas Udara, serta Pusat Sistem Informasi Data Geofisika.
BMKG memiliki 5 Balai Besar:
Balai Besar Wilayah I Medan
Balai Besar Wilayah II Ciputat
Balai Besar Wilayah III Denpasar
Balai Besar Wilayah IV Makassar
Balai Besar Wilayah V Jayapura
Masing-masing Balai Besar membawahi sejumlah Stasiun BMKG.

D. Alat dan Bahan

No

Nama Alat

No

Nama Alat

Alat Tulis & Buku

16

THERMOHIGROGRAPH

Flash Disk

17

OPEN PAN EVAPORIMETER

Kamera

18

PICHE

GUN BELLANI

19

PENAKAR HUJAN OBS

ACTINOGRAPH BIMETAL

20

PENAKAR HUJAN TIPE HELMAN

CAMPBELL STOKES

21

AUTOMATIC RAIN SAMPLER

Thermometer Bola Basah (BB)

22

HIGH VOLUME SAMPLER

Thermometer Bola Kering (BK)

23

LIGHTNING DETECTOR

Thermometer Maximum

24

WIND DIRECTION

10

Thermometer Minimum

25

DISPLAY RADAR CUACA

11

Piche Evaporimeter

26

BAROGRAPH

12

Thermometer Tanah Gundul &

27

BAROMETER

Berumput
13

14

Very small aparture terminal 28

Visual

Internet Protocol (VSAT-IP)

(VSAT IP)

Automatic

Satelite

Internet

Protocol

Weather

Station

29

ANEMOMETER 10m, 8m, 2m

(Meteo

France

30

CUP COUNTER ANEMOMETER

(AWS)
15

SYNERGIE

International Weather)

E.
1.

Langkah Kerja
Mahasiswa berkunjung ke kantor BMKG Semarang dengan menggunakan
bus yang telah ditentukan.

2.

Mahasiswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh petugas


BMKG.

3.

Mahasiswa melakukan pengamatan langsung terhadap alat-alat BMKG di


lapangan di dampingi oleh petugas BMKG.

4.

Mahasiswa mencatat informasi penting yang disampaikan petugas


BMKG.

5.

Mahasiswa membuat laporan hasil pengamatan sesuai dengan


sistematika yang benar.

F.

Hasil dan Pembahasan


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG),
sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG)
adalah

Lembaga

mempunyai

tugas

Pemerintah

Non

melaksanakan

Kementrian
tugas

di

Indonesia

pemerintahan

di

yang
bidang

meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Lokasi Stasiun BMKG / Klimatologi


Semarang ini dari arahTugu Muda sebelum Ereveld Kalibanteng. Secara
spesisfik tugas BMKG meliputi pengkajian dan penyusunan kebijakan
nasional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika
koordinasi kegiatan fungsional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika memfasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan
instansi pemerintah dan swasta di bidang meteorologi, klimatologi,
kualitas udara dan geofisika penyelenggaraan pengamatan, pengumpulan
dan penyebaran, pengolahan dan analisis serta pelayanan di bidang
meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika penyelenggaraan
kegiatan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan
geofisika. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum
di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.
Tugas-tugas Klimatologi adalah membuat prakiraan cuaca, membuat
prakiraan

musim

menginformasikan

hujan/kemarau,
gempa,

menginformasikan

peringatan

dini

tentang

cuaca
cuaca

ektrim,
maupun

tsunami, sosialisasi dan lain-lain. Tugas tugas tersebut didukung dengan


berbagai data yang menjadi kajian dari BMKG sendiri. Data-data yang
dimaksud adalahkeadaan cuaca, angin, jumlah macam dan tinggi dasar
awan, penglihatan mendatar, suhu udara, kelembaban udara, tekanan
udara, curah hujan,penyinaran matahari, dan suhu tanah.
Terdapat berbagai tempat di dalam stasiun BMKG. Taman alat, tempat
pengambilan data, tempat olah data serta tempat prakiraan cuaca dan
musim. Taman alat-alat klimatologi merupakan tempat dimana terdapat
berbagai alat-alat yang menunjang untuk pengambilan berbagai data
seperti suhu, kecepatan angin, intensitas cahaya dan lai sebagainya.
Bentu taman ini adalah sebidang tanah datar untuk meletakkan alat-alat
klimatologi. syaratnya sudut pandangan 45
kiri tidak

berumput pendek, kanan-

boleh ada bangunan/pohon yg tinggi, diberi pagar, supaya

terhindar dari gangguan binatang dll. letaknya sebaiknya dekat dengan


pertanian.
Adapun alat-alat yang digunakan dapat dikelompokkan berdasarkan
Unsur yang diamati, meliputi :
a.

Unsur yang dimati adalah radiasi matahari, terdiri atas

1.

Pengukur Intensitas Penyinaran, meliputi :

a.

Gun Bellani
Pencatat

Intensitas

(Langley). Intensitas

Cahaya
Cahaya

Matahari. Satuan :
Matahari

Calori/Cm2

pembacaan

skala

dikalikan konstanta di bagi 21


Cara kerja alat : Sewaktu memasang alat dipagi hari, alat dibalik dan
dikembalikan sehingga permukaan air dalam tabung mendekati nol. Air
dlm alat volumenya konstan dan bila kena cahaya matahari akan
menguap dan berkondensasi shg air turun ke bawah.
b.

Actinograph
Alat

pengukur/pencatat

secara

otomatis

intensitas

Radiasi

Matahari. Satuan K Cal/cm (Langley). Keterangan : Kertas pias diganti


setiap

hari.

Setiap

kotak kecil

12

kalori,

perhitungan

total

hari dihitung jumlah kotak kecil. Alat ini menggunakan sensor Bimetal.
2.

Pengukuran Lama Penyinaran Matahari


Campbell Stokes
Pencatat lama penyinaran matahari Satuan : Jam/ Prosentase (%) Pias
harian
Jenis pias 3 macam :
1. Lengkung panjang (11 Okt- 28 Feb)
2. Lurus (11 Sep 10 Okt) (1 Maret 10 April)
3. Lengkung pendek (11 Aprl 10 Agst) Bola Kaca dari kaca Masip.

b.

Unsur Cuaca yang diamati Suhu Udara


Psychrometer Standar

Fungsi alat Pengukur Suhu Udara & Kelembaban udara Satuan : Suhu
Derajat Celcius ( oC ). Kelembaban dalam Persen ( % ).
* Thermometer BK menunjukan suhu udara,
* Thermometer BB digunakan mencatat kelembaban
udara dengan bantuan table,
* Thermometer BB, bola air raksa harus selalu basah
dengan menggunakan kain muslin yang selalu
basah oleh air murni

c.

Unsur yang diamati Suhu Tanah


Thermometer Tanah Gundul & Berumput

d.

Unsur yang diamati Tekanan Udara

1.

Barometer
Alat untuk mengukur Tekanan Udara. Satuan Milibar (mb). Tabung berisi
air raksa. Dilengkapi thermometer untuk mengetahui sauhu udara dalam
ruangan. Alat ini tidak boleh terkena sinar Matahari & angin langsung
dipasang tegak lurus pada dinding yang kuat. Tinggi bejan 1 m dari lantai.
Baca termometer yang menempel pada barometer kemudian stel nonius
sehingga menyinggung permukaan air raksa, baca skala barometer

2.

Barograph
Alat pencatat tekanan udara secara otomatis. Satuan Milibar.(mb).Sensor
menggunakan tabung hampa udara/kotak logam yang hampa udara yg
terbuat dari logam yang sangat lenting. Bila tekanan Atmosfer berubah
volume

kotak berubah. Perubahan volume kotak di hubungkan dengan

tangkai pena dan menggores di pias.


e.

Unsur cuaca yang diamati angin

1.

Anemometer
Fungsi alat : Pencatat Arah dan Kecepatan Angin Sesaat
Satuan

: Arah Angin (8 mata angin) Kecepatan Angin : Knots (1 Knots

= 1.8 Km/Jam)
Keterangan :Yang dimaksud arah angin yaitu Arah dari mana angin
berhembus.

2.

Cup Counter Anemometer 2m


Fungsi alat

: Pengukur Kecepatan Angin Rata-rata harian

Satuan

: Km / Jam

Keterangan : Prinsip kerja seperti garakan Spedometer sepeda motor


dalam

satuan

km/jam

Kecepatan

angin

rata-rata

harian

selisih

pembacaan angka dibagi 24 jam.

3.

Wind Force
Funsi alat : Pencatat Arah dan Kecepatan Angin Sesaat
Satuan : Arah Angin ( 8 mata angin ) Kecepatan Angin : Knots. ( 1 Knots
= 1.8 Km/Jam )
Keterangan

: Model

ini

Paling

lama

(Awal)

dari

Jenis

Anemometer.Kecepatan Angin sesaat di perkirakan dari gerakan lempeng


logam (Plat)
f.

Unsur yang diamati Kelembaban Udara


Thermohigrograph
Fungsi alat : Pencatat Suhu udara dan Kelembaban Udara (Nisbi)
Satuan

: Derajat Celcius (oC) & Prosentase (%).

Keterangan : Pias harian, atau Mingguan.


Sensor Suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai
dan

menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut gerakan

pena turun
Sensor Kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara basah.
Rambut memanjang dan bila udara kering rambut memendek.
g.

Unsur yang diamati Penguapan Air

1.

Oven Pan Evaporimeter


Fungsi alat : Pengukur Penguapan air langsung
Satuan : Milimeter (mm).
Keterangan : Alat ini dilengkapi dengan thermometer air Six Bellani
(Thermometer Apung serta Cup Counter anemometer tinggi 0,5 meter.

2.

Piche Evaporimeter
Fungsi alat : Pengukur Penguapan air dalam ruang
Satuan : Milimeter (mm).

h.

Unsur yang diamati Curah Hujan

1.

Penakar Hujan Obs


Fungsi alat

: Pengukur Curah Hujan

Satuan

: Milimeter ( mm ).

Keterangan

: Curah hujan di ukur dengan gelas penakar setiap

pagi jam 07.00WS. Atau 1 mm hujan yang ditakar sama volumenya


dengan 10 cc.
2.

Penakar Hujan Otomatis


Fungsi alat : Pencatat Instensitas Curah hujan / tingkat kelebatannya

Satuan

: Milimeter ( mm ).

Keterangan : Setiap hari pias diganti (pias Harian atau Pias Mingguan).
Hujan dengan instensitas lebat bentuk grafik terjal dengan intensitas
ringan bentuk grafik landai. Waktu terjadi dan berakhirnya hujan dapat
diketahui.
i.

Unsur cuaca yang diamati Kualitas Air Hujan


Automatic Rain Sampler
Mengambil sampel air hujan untuk diuji keasamannya di laboratorium
bmkg

pusat.

Dengan alat

seperti

ini

air

hujan

tidak

terkontaminasi/tercemar.

j.

Unsur cuaca yang diamati Kualitas Udara


High Volume Sampler
HV Sampler adalah peralatan sampling untuk mengambil sampel SPM
(Suspensious Particles Matter / Partikel Padat yang melayang di udara
0,1micron)

k.

Lightening Detector
Mendeteksi petir. Biasanya untuk klaim pihak asuransi.

l.

Synergie (Meteo International Weather)

m. Display radar Cuaca

n.

Automatic Weather Station

Fungsi alat : Lengkap dengan Sensor Pengukur Suhu udara,


Kelembaban, Tekanan Udara, Arah angin, kecepatan angin, curah
hujan, penyinaran matahari, suhu tanah.
Satuan

: Suhu udara -> o C. Tekanan -> milibar (MB), Curah

hujan -> Milimeter (mm). Penyinaran matahari ->

Langley. Kecepatan

angin -> Knots, Km/Jam. Arah angin -> derajat ( ).


Keterangan : Dari sensor tersebut data disimpan didata loger
dan disambung melalui kabel ke Komputer yang ada
diruangan Observasi untuk melihat tampilan alat tersebut.
o.

Very small aparture terminal Internet Protocol (VSAT-IP)


Fungsi alat : Untuk komunikasi pengiriman data pengamatan cuaca ke
BMG Pusat. Untuk mengambil produk CMSS (Computerized Message
Switching System ) dari Jakarta yang berupa Citra Satelit Cuaca, Peta
Angin, Peta Suhu laut dan produk lainnya.
Keterangan : Menggunakan sistem komunikasi Satelit Palapa.
Data CMSS dimanfaatkan untuk menganalisa prakiraan cuaca
regional/Jawa Tengah.

G. Simpulan
Setelah mengadakan kunjungan study ke BMKG dapat disimpulkan
bahwa Meteorologi berasal dari dua kata yang mempunyai makna /arti
yaitu

Meteoros

benda

yang

ada

di

dalam

udara Logos

ilmu/kajian. Jadi Meteorologi adalah : ilmu yang mempelajari proses fisis


dan gejala cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer (troposfer) sedangkan
Klimatologi berasal dari kata Klima: kemiringan bumi (lintang tempat) dan
logos: ilmu. Jadi klimatologi adalah : ilmu yang mencari gambaran dan
penjelasan sifat iklim, mengapa berbeda, keterkaitan degan aktivitas
manusia.Ilmu ini di dalam nya mempelajari Atmosfer bumi yang terdiri
dari beberapa lapisan yaitu troposfer lapisan paling bawah dari atmosfer,
stratosfer, mesosfer , termosfer dan eksofer.
Dalam mempelajari hal tersebut ada satu badan yang bertugas
memberikan informasi keadaan dari lapisan lapisan tersebut, yaitu
Badan

Meteorologi,

Klimatologi,

dan

Geofisika (disingkat BMKG),

sebelumnya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG)


adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang mempunyai
tugas

melaksanakan

tugas

pemerintahan

di

bidang meteorologi,klimatologi, dan geofisika


Alat-alat

yang

Thermohigrograph

terdapat

di

BMKG

antara

lain:

, Open Pan Evaporimeter , Piche , Gun Bellani ,

Penakar Hujan Obs , Actinograph Bimetal , Penakar Hujan Tipe Helman ,


Campbell Stokes , Automatic Rain Sampler , Thermometer Bola Basah (Bb)
, High Volume Sampler

, Thermometer Bola Kering (Bk) , Lightning

Detector , Thermometer Maximum , Synergie (Meteo France International


Weather) , Thermometer Minimum , Display Radar Cuaca , Piche
Evaporimeter , Automatic Weather Station (Aws) , Thermometer Tanah
Gundul & Berumput , Very Small Aparture Terminal , Internet Protocol
(Vsat-Ip) , Barometer , Visual Satelite Internet Protocol (Vsat Ip) ,
Barograph Anemometer 10m, 8m, 2m , Wind Direction , Cup Counter
Anemometer.
Alat-alat tersebut digunakan berdasarkan fungsi dan kebutuhan nya.
Ada yang digunakan didalam ruangan dan ada juga yang digunakan
diluar ruangan. Contoh alat yang digunakan di dalam ruangan seperti :
barometer , barograph , piche evaporimeter , lightening detector atau
deteksi petir , synergie , display radar cuaca ,

Very Small Aparture

Terminal. Sedangkan alat yang digunakan diluar ruangan biasanya untuk


mengetahui curah hujan dan kecepatan angin

H. Daftar Pustaka
Tukidi.2007.Buku Ajar Meteorologi dan Klimatologi.Semarang:Jurusan
Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
www.bmkg.co.id/BMKG_Pusat/Depan.bmkg. diakses 25 Mei 2013.

Anda mungkin juga menyukai