Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA I

MODUL 02

PERIODE I (2020/2021)

Kelompok 3

Nama Mahasiswa/NIM : Axel Jevon Trisaktomo / 104119077

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR UNIVERSITAS


PERTAMINA

2020
PENGUKURAN TEKANAN ATMOSFER MENGGUNAKAN
BAROMETER

𝐴𝑥𝑒𝑙 𝐽𝑒𝑣𝑜𝑛 𝑇𝑟𝑖𝑠𝑎𝑘𝑡𝑜𝑚𝑜 3∗, 𝐷ℎ𝑖𝑚𝑎𝑠 𝑇ℎ𝑜𝑟𝑖𝑞 𝑅. 𝐴3 , 𝐴𝑙𝑓𝑖𝑎𝑛 𝐹𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑀𝑎𝑤𝑎𝑟𝑑𝑖 3 , 𝑊𝑖𝑑𝑦𝑎 𝐴𝑟𝑖𝑎𝑛𝑡𝑦 3

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑢𝑠 𝑅𝑎𝑝𝑖𝑛𝑘𝑦 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑖𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛3 , 𝐴𝑙𝑑𝑖 𝑀𝑎𝑦𝑒𝑛𝑑𝑟𝑎3

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Perencanaan Infrastruktur, Universitas Pertamina


*Corresponding Author : axeljevon01@gmail.com

Abstrak

Pada praktikum modul 2 yang dilakukan pada hari rabu, 23 september 2020 yang membahas
tentang pengukuran tekanan atmosfer menggunakan barometer. Tujuan dilaksanakannya
praktikum pada modul 2 ini yaitu agar kita dapat mengetahui tekanan atmosfer pada ruang yang
memiliki ketinggian yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan pada modul 2 kali ini adalah
melakukan kalibrasi terlebih dahulu kemudian melakukan perhitungan tekanan menggunakan
barometer. Untuk memastikan nilai yang diperoleh sudah benar hasil pembacaan skala pada
barometer langsung dicatat karena barometer merupakan alat non-recording yang setiap saat
pengukuran yang terbaca dapat berubah-ubah tergantung kondisi ketinggian tempat pengukuran.
Seperti yang dapat kita lihat pada percobaan praktikum yang di muat dalam video diperoleh
tekanan pada pada GL lt.9 adalah 1004 𝑥 102 𝑃𝑎 dan tekanan udara di Lab. Keairan Lt.1 adalah
1010 𝑥 102 𝑃𝑎. Seperti penjelasan sebelumnya dapat dilihat bahwa tekanan udara yang ada di
lokasi yang lebih tinggi berbeda dengan lokasi yang lebih rendah. . Hal itu sesuai dengan tekanan
udara secara teoritis, yang menyatakan bahwa semakin tinggi kita melakukan penelitian untuk
menentukan tekanan udara maka tekanannya semakin kecil, sebaliknya jika kita melakukan
penelitian di tempat yang rendah maka tekanan udaranya semakin besar.

Kata kunci : Barometer, tekanan udara , ketinggian

Abstract

In practicum module 2 which was conducted on Wednesday, September 23, 2020, which discussed
measuring atmospheric pressure using a barometer. The purpose of carrying out the practicum in
module 2 is so that we can find out the atmospheric pressure in spaces that have different heights.
The research method used in module 2 this time is to do the calibration first then calculate the
pressure using a barometer. To ensure that the value obtained is correct, the results of the scale
reading on the barometer are immediately recorded because the barometer is a non-recording tool
that can be read at any time depending on the conditions of the height of the measurement site. As
we can see in the practical experiment that is loaded in the video, the pressure at Lt.9 GL is 1004
x 10 ^ 2 Pa and the air pressure in the Lab. Lt. 1 fluid is 1010 x 10 ^ 2 Pa. As the previous
explanation, it can be seen that the air pressure at a higher location is different from a lower
location. . This is in accordance with theoretical air pressure, which states that the higher we do
research to determine air pressure, the lower the pressure, conversely if we do research in a low
place, the greater the air pressure.

Keywords: Barometer, air pressure, altitude

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Udara merupakan campuran berbagai gas yang mempunyai sifat meluas dan juga dapat
ditekan. Tekanan udara akan berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (elevasi atau
ketinggian). Hal ini dapat terjadi karena kerapatan udara makin kecil dan kolom udaranya makin
pendek. Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap
satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer.

Barometer merupakan alat yang kita gunakan untuk mengukur tekanan udara pada suatu
kondisi. Barometer memiliki dua jenis bentuk yang pertama yaitu barometer air raksa yang
ditemukan oleh Torricelli pada tahun 1643 namun karena penggunaan barometer air raksa yang
cukup sulit sehingga dikembangkan lagi barometer aneroid, kedua barometer tersebut memiliki
fungsi yang sama yaitu untuk mengukur tekanan udara. Barometer aneroid termasuk peralatan
meteorologi non recording yang pada waktu tertentu dapat berubah-ubah sesuai kondisi tempat
barometer tersebut berada.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada praktikum
ini antara lain, sebagai berikut:
a) Bagaimana menentukan nilai tekanan atmosfer dengan suhu ruangan secara teoritis?
b) Bagaimana menentukan nilai tekanan atmosfer dengan suhu ruangan secara eksperimental
?
c) Apa perbedaan nilai tekanan atmosfer di beda ketinggian?
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari praktikum ini antara
lain:
a) Menentukan nilai tekanan atmosfer dengan suhu ruangan secara teoritis
b) Menentukan nilai tekanan atmosfer dengan suhu ruangan secara eksperimental
c) Menentukan nilai tekanan atmosfer di beda ketinggian

1.4 Teori Dasar


Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap
satuan luas tertentu. Tekanan udara dipengaruhi oleh tingkat kepadatan atau kerapatan
(densitas) massa udara. Besarnya tekanan udara di suatu tempat bergantung pada jumlah
udara di atasnya. Hal ini menyebabkan tekanan udara semakin sedikit karena berat udara
yang ditahan diwilayah tersebut juga sedikit. Semakin tinggi suatu tempat maka semakin
sedikit jumlah udara diatasnya, semakin sedikit berat udara yang ditahan wilayah tersebut
sehingga tekanannya semakin sedikit. Berbanding terbalik dengan daerah atau dataran
rendah, wilayah tersebut mempunyai tekanan udara yang lebih besar. Jadi tekanan udara
disuatu wilayah sangat ditentukan oleh ketinggian tempat atau wilayah dari permukaan air
laut.
Berikut persammaan untuk tekanan udara
𝑚𝑥𝑔
𝑃= 𝐴

Dengan keterangan : P = Tekanan Udara


M= Massa udara
G = koefisien gravitasi
A = luas permukaan yang diberi tekanan

Barometer merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pembacaan skala terhadap besarnya
suatu tekanan udara di suatu wilayah, barometer memiliki dua jenis bentuk yaitu barometer air
raksa dan barometer aneroid. Barometer pertama kali diperkenalkan pada tahun 1665-1666 poleh
seorang ilmuan alam dari irlandia bernama Robert Boyle kata barometer berasal dari istilah Yunani
baros yang berarti berat dan metron yang berarti ukuran.sedangkan barometer aneroid diciptakan
atau diperkenalkan melalui percobaan ilmiah yang dilakukan oleh toricelli. Barometer memiliki
berbagai macam satuan tekan seperti : bar, pascal (Pa), Atmosfer (atm), dan mmHg. Sifat
barometer sendiri termasuk peralatan meteorologi non recording atau yang pada waktu tertentu
harus segera dibaca agar mendapat data yang spesifik. Sebelum menggunakan barometer terlebih
dahulu harus di kalibrasikan untuk memperbaiki perubahan ketinggian.

BAB II

Metode Penelitian

2.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum modul 2 kali ini adalah barometer aneroid

2.2 Cara Kerja

Pertama-tama barometer aneroid dikalibrasikan terlebih dahulu pada tempat yang akan
digunakan untuk pengambilan data. Selanjutnya lakukan pencatatn terhadap pengambilan data
dan pembacaan skala tekanan atmosfer pada barometer aneroid. Kemudian dapatkan nilai arus
untuk tekanan atmosfer dan referensi nilai barometer di lokasi yang sama jika tersedia. Sebagai
alternatif dapat diperoleh dari pusat meteorologi local melalui internet, pastikan nilai yang
diperoleh merupakan nilai yang aktual dikarenakan nilai tekanan atmosfer selalu berubah dari
waktu ke waktu.

BAB III

Hasil dan Pembahasan

a. Hasil

Tabel 2.1 Hasil Pembacaan pada Barometer


Berikut adalah lampiran gambar alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini :
Barometer Aneroid

Nilai Referensi
Nilai Pembacaan pada Saat Pratikum
(Tekanan atmosfer suatu ruangan)

1008 mBar= 1008x 102 Pa 1010hPa=1010x 102 Pa

Pembacaan Skala di ruangan Lab.


Pembacaan Skala di GL Lt. 9
Keairan Lt. 1

1004 hPa = 1004 x 102 Pa 1010 hPa = 1010 x 102 Pa

gambar 1 1

b. Pembahasan

Secara toritis cara menentukan tekanan atmosfer dengan suhu ruangan dapat dilihat
dari teori besarnya tekanan udara disuatu tempat bergantung pada jumlah udara diatasnya
dan perbedaan ketinggian juga menyebabkan tekanan udara yang ada di tempat tinggi
semakin sedikit dibandingkan ditempat yang rendah.

Seperti yang dapat dilihat pada video praktikum modul 2 tyang berjudul
“Pengukuran Tekanan Atmosfer Menggunakan Barometer”. Dapat dilihat dalam video
tersebut nilai tekanan atmosfer yang dilakukan di tempat tinggi yaitu pada GL Lt.9 lebih
kecil dibandingkan pada lab keairan yang berada di tempat yang lebih rendah. Berdasarkan
hasil pengukuran diperoleh nilai 1004 x 102 Pa untuk GL Lt.9 dan 1010 x 102 Pa untuk lab
keairan.

BAB IV

Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum pada modul 2 yang berjudul Pengukuran Tekanan


Atmosfer Menggunakan Barometer, dapat disimpulkan bahwa tekanan udara secara
eksperimental dan teoritis menyatakan bahwa semakin tinggi tempat atau wilayah yang diambil
datnya maka akan menunjukkan hasil pengukuran yang semakin kecil begitupun sebaliknya bila
semakin rendah tempat pengambilan data dilakukan maka hasilnya semakin besar.

DAFTAR PUSTAKA

• Modul Praktikum Mekanika Fluida.mp4 Jakarta, Universitas Pertamina.


• Burch, David F. The Barometer Handbook; a modern look at barometers and applications
of barometric pressure. Seattle: Starpath Publications (2009)
• Middleton, W.E. Knowles. (1964). The history of the barometer. Baltimore: Johns
Hopkins Press. New edition (2002)

Anda mungkin juga menyukai