Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

Pengukuran Tekanan Dengan Bourdon Gauge

Oleh :

NAMA. : Reyhan Alfaridzi


NIM : 1902130
Group :F
Jurusan : Teknik Mekanika

LABORATORIUM INSTRUMEN & PENGENDALIAN PROSES


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
PTKI MEDAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Percobaan 1. Untuk mengetahui secara pasti berapa tekanan dari
suatu benda (weight) yang akan kita ukur atau
besarnya gaya pada tiap satuan luas

1.2. Teori Percobaan Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang di alami


oleh sebuah benda per satuan luas. Jika tekanan suatu
fluida pada sebuah tangki dinotasikan dengan P, ini
berarti bahwa setiap satu satuan luas dinding tangki
tersebut menerima gaya sebesar P. Jadi dapat
dirumuskan :
𝐹
𝑃= 𝐴
Dimana : F = Gaya yang bekerja
A = Luas penampang yang menerima gaya

Dalam mekanika fluida telah dijabarkan bahwa


tekanan adalah tergantung pada posisi titik yang
ditinjau dari permukaan cairan, yang secara matematis
ditulis :

𝑃 = 𝜌. ℎ

𝑃
Atau: =ℎ
𝜌
Dimana : ρ = berat spesifik cairan
h = jarak titik yang ditinjau dari permukaan
Dengan menggunakan persamaan di atas,
satuan tekanan yang sering dituliskan dalam mm, cm,
m, inchi kolom cairan bersangkutan. Dalam teknik
mesin yang sering digunakan adalah mm, cm, m, dan
inchi kolom air atau kolom air raksa
Tekanan (pressure) adalah gaya yang bekerja persatuan luas, maka tekanan
didefinisikan sebagai besarnya gaya untuk tiap satuan luas. dengan demikian satuan tekanan
identik dengan satuan tegangan (stress). Dalam konsep ini tekanandidefinisikan sebagai gaya
yang diberikan oleh fluida pada tempat yang mewadahinya.
Tekanan mutlak (absolute pressure) adalah nilai mutlak tekanan yang bekerja pada
wadah tersebut atau Gaya yang bekerja pada satuan luas, tekanan ini dinyatakan dan diukur
terhadap tekanan nol atau suatu tekanan yang ada diatas nol absolute atau jumlah dari
tekanan atmosfir dengan tekanan relatif. Apabila tekanan relatif adalah negatif, maka tekanan
absolut adalah tekanan atmosfir dikurangi tekanan relatif.
Tekanan relatif atau tekanan terukur adalah tekanan yang diukur berdasarkan tekanan
atmosfer (di atas atau bawah tekanan atmosfir). Jadi tekanan relatif adalah selisih antara
tekanan absolute dengan tekanan atmosfer (1 atmosfer = 760 mmHg = 14.7 psia). Tekanan ini
bisa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfir. Tekanan relatif dari zat cair yang
berhubungan dengan udara luar (atmosfir) bertekanan “nol” sehingga tekanan relatif adalah
positif bila lebih besar dari tekanan atmosfir dan negatif apabila lebih kecil. Tekanan relatif
biasa disebut “relative pressure/gage pressure.
Vacum pressure (tekanan hampa) adalah tekanan yang lebih rendah dari tekanan
atmosfer.
Differential pressure (tekanan differential) adalah tekanan yang diukur terhadap tekanan
yang lain.
Tekanan atmosfer standar adalah tekanan dititik dimanapun diatmosfer bumi, tekanan
ini disebabkan oleh berat udara
Tekanan atmosfer lokal adalah tekanan yg diukur pada tempat tertentu, tertgantung tinggi dan
keadaan tempat.
Oleh karena itu satuan yang dipakai untuk tekanan merupakan hasil bagi antara satuan
gaya dan satuan luas, misalnya kg/cm2, lb/inch2 yang biasanya disingkat psi (pound/square
inch) dan lain – lain.
Beberapa satuan tekanan yang umum dipakai :
1 atm (atmosfir) = 14,696 psi = 1,01325 x 105 (Pa) = 760 mmHg
1 Pa (paskal) = 1 (N/m2)
1 Torr = 1 mmHg
1 Bar = 105 Pa

2.2. Jenis Alat Ukur Tekanan


Alat ukur tekanan ada dua macam yaitu :
➢ Alat ukur tekanan udara tertutup
➢ Alat ukur tekanan udara luar

Beberapa jenis pengukuran tekanan untuk udara tertutup yang sering digunakan di
dalam industri proses dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Bourdon Tube
b. Diaphragm Pressure Gage
c. Belows
Pemilihan alat ukur dalam pengukuran pressure, penekanan lebih sedikit pada
karakteristik fluida, dan lebih banyak pada pertimbangan akurasi, range pengukuran dan
pemilihan material.
2.3. Bourdon Tube
Bourdon Tube adalah alat ukur tekanan nonliquid. Alat ukur ini secara luas digunakan
didalam industri proses untuk mengukur tekanan statis pada beberapa aplikasi. Bentuk dari
bourdon tube terdiri dari element (C-type, helical dan spiral) dan dihubungkan secara
mekanikal dengan jarum indicator.

Gambar 1.1. Bourdon Tube

A. Prinsip Bourdon Tube

Tekanan dipandu ke dalam tabung, perbedaan tekanan di dalam dan di luar tabung
bourdon akan menyebabkan perubahan bentuk penampangnya. Perubahan bentuk penampang
akan diikuti perubahan bentuk arah panjang tabung, dimana perubahan panjang tabung akan
dikonversikan menjadi gerakan jarum penunjuk pada skala. Analisa teoritis tentang perubahan
bentuk tabung bourdon sebagai fungsi perbedaan tekanan di luar dan di dalam tabung bourdon
jarang dilakukan. Perubahan bentuk tabung bourdon diperoleh dari data eksperimental.
Gambar 1.2. tabung bordon secara sederhana
B. Tipe Tabung Bourdon

Tipe tabung bourdon yaitu : C-type, Spiral dan Helical. Perbedaan masing-masing tipe
terletak pada harga tekanan yang ingin diukur.
1. C-type Bourdon Tube

Digunakan untuk range 15 ~ 100.000 psi dengan range akurasi (± 0.1 ~ ± 5) % span.

Gambar 1.3. Bourdon Tube (C-type)

Gambar 1.3. Bourdon Tube (C-type)

2. Spiral Bourdon Tube

Digunakan secara umum pada range tekanan menengah (medium pressure), tetapi untuk
tugas berat juga tersedia dalam range hingga 100.000 psig. Range akurasinya sekitar ± 0.5 %
dari span.
Gambar 1.4. Bourdon Tube (Spiral)

3. Helical Bourdon Tube


Digunakan pada range dari 100 ~ 80.000 psig dengan akurasi sekitar ± ½ ~ ± 1 % dari
span.

Gambar 1.5. Bourdon Tube (Helical)

C. Bahan Pembuatan Tabung Bordoun


➢ perunggu (bronze)

Untuk tekanan sampai 600 psi bahan tabung terbuat dari perunggu (bronze)
➢ berilyum-tembaga

Untuk tekanan sampai dengan 10.000 psi terbuat dari paduan berilyum-tembaga
➢ baja tak berkarat (stainlesssteel)

Untuk tekanan 10.000 psi atau lebih digunakan baja tak berkarat (stainlesssteel)
maupun paduannya.
D. Kelebihan dan Kekurangan
• Kelebihan
1) Biaya pengadaan awal : rendah
2) Konstruksi sederhana
3) Dapat dikalibarsi dengan mudah (menggunakan mercury barometer).
4) Tersedia range yang bervarisai, termasuk range yang sangat tinggi.

• Kekurangan
1) Peka terhadap goncangan dan getaran
2) Mempunyai sifat histerisis
3) Akurasi : sedang (tidak cukup baik untuk beberapa aplikasi).

2.4. Diaphragm Pressure Gage


Diaphragm pressure gage adalah alat ukur tekanan untuk mengukur perbedaan suatu
tekanan yang tidak diketahui dengan suatu tekanan acuan.
Diafragma pada dasarnya adalah lembaran datar dan tipis yang terbuat dari logam.
Diafragma datar (flat diaphragm) mendefleksi sesuai dengan hukum – hukum pada
umumnya yang dapat diaplikasikan ke lembaran datar untuk kondisi – kondisi muatan
simetris. Bentuk dasar dari diafragma datar adalah sebuah jaringan datar yang dijepit pada
bagian pinggirnya.
Diafragma bergelombang (corrugated diaphragm) terdiri dari gelombang – gelombang
atau lekuk – lekuk bundar. Bentuk ini bertujuan untuk meningkatkan kekerasan serta daerah
efektif daripada diafragma, dengan demikian memberikan defleksi yang lebih besar daripada
diafragma datar. Bentuk yang bergelombang menyebabkan sensitivitas yang lebih besar
daripada diafragma datar.
Selain kedua macam diafragma diatas ada juga diafragma tunggal (Single diapraghm),
terdapat juga diafragma ganda (double diapraghm) yang biasa disebut kapsul. Sensitivitas
kapsul lebih besar dibandingkan dengan diafragma tunggal. Bahan – bahan yang biasa dipakai
untuk untuk diafragma adalah alloy metal elastic seperti kuningan, perunggu, phospohor,
tembaga berrylium, stainless steel. Selain diafragma logam terdapat juga bukan logam yang
biasa terbuat dari kulit sutra, teflon dan neoprene.
A. Prinsip Diaphragm Pressure Gage

Diaphragm Pressure Gage menggunakan prinsip perubahan bentuk yang elastis (elastic
deformation) dari suatu diaphragm (membrane).
Bentuk dari diaphragm pressure gage terdiri dari kapsul (capsule) yang dibagi oleh
suatu sekat rongga (diapraghm), seperti ditunjukkan pada gambar di bawah. Satu sisi
diaphragm terbuka bagi tekanan target (eksternal) PExt, dan sisi yang lain dihubungkan
dengan tekanan diketahui (reference pressure), PRef. Beda tekanan, PExt - PRef, secara
mekanik membelokkan diaphragm.
BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1. Alat dan Fungsinya 1. Bourdon Gage : Sebagai alat ukur tekanan.
2. Minyak Silinder : Sebagai media untuk
meneruskan tekanan.
3. Lempengan Besi : Sebagai standar tekanan
teori.
4. Weight : Sebagai dudukan Lempengan Besi.
5. Tabung Silinder : Sebagai wadah minyak
silinder.
6. Kunci Tekanan Bourdon : Membuka dan
menutup aliran fluida yang masuk kedalam
Bourdon Gauge.
7. Tuas Dead Weight Tester : Untuk
memberikan tekanan fluida.

2.2. Prosedure Kerja a. Prosedure Memulai


1. Isilah minyak ke dalam tabung secukupnya.
2. Bukalah kunci tekanan pada Bourdon Gauge.
3. Jarum penunjuk pada Bourdon Gage harus
disetting pada angka nol (berarti tekanan sama
dengan nol).
4. Berilah tekanan yang telah distandartkan pada
alat Weight tersebut sebesar 0,5 kg/cm2 . 3
5. Putarlah tuas Dead Weight Tester sampai
weight naik pada batas titik referensi standart
dari alat tersebut untuk mendapatkan
keseimbangan.
6. Ulangi percobaan 4 dan 5 untuk tekanan 1
kg/cm2 , 1,5 kg/cm2 , 2 kg/cm2 , 2,5 kg/cm2 , 3
kg/cm2 , dengan cara : Menambahkan
lempengan besi yang telah distandartkan.
b. Prosedure Selesai
1. Putar Tuas Dead Weight Tester sampai
Weight turun dan jarum penunjuk pada Bourdon
Gauge menunjukkan angka 0 kg/cm2 .
2. Lempengan Besi pada Weight di turunkan
serta kembalikan pada tempatnya.
3. Tutuplah kunci tekanan pada Bourdon Gauge.
4. Rapikan Peralaratan.
2.3. gambar rangkaian
BAB III
DATA PERCOBAAN

NO Weight (kg/cm2) Bourdon Gauge (kg/cm2)

1
0,5 0,6

2
1,0 1,3

3
1,5 1,7

4
2,0 2,2

5 2,5 2,7

MEDAN, 28 NOVEMBER
2020
BAB IV
PERHITUNGAN
1. Hitunglah Gaya Yang Terjadi pada Weight
𝐹 𝜋
P = → A1 = d12
𝐴1 4
Diketahui :
D1 = 0,79 cm
π
A1 = d12
4
3,14
= x (0,79 cm)2
4
= 0,78 . 0,6241
= 0,4876 cm2
Maka
a. Untuk weight 0,5 kg/cm2
P = 0,5 kg/cm2
𝐹
P = 𝐴1

F = P x A1
F = 0,5 kg/cm2 x 0,4876 cm2
= 0,2438 kg

b. Untuk weight 1,0 kg/cm2


P = 1,0 kg/cm2
𝐹
P = 𝐴1

F = P x A1
F = 1,0 x 0,4876 cm2
= 0,4876 kg

c. Untuk weight 1,5 kg/cm2


P = 1,0 kg/cm2
𝐹
P = 𝐴1

F = P x A1
F = 1,5 x 0,4876 cm2
= 0,7314 kg
d. Untuk weight 2,0 kg/cm2
P = 2,0 kg/cm2
𝐹
P = 𝐴1
F = P x A1
F = 2,0 x 0,4876 cm2
= 0,9752 kg

e. Untuk weight 2,5 kg/cm2


P = 2,5 kg/cm2
𝐹
P = 𝐴1

F = P x A1
F = 2,5 x 0,4876 cm2
= 1,219 kg

2. Hitunglah Gaya Yang Terjadi pada bourdon gauge


𝐹 𝜋
P = → A2 = d22
𝐴2 4
Diketahui :
D2 = 0,31 cm
π
A2 = d22
4
3,14
= x (0,31 cm)2
4
= 0,78 . 0,0961
= 0,0749 cm2
Maka
a. Untuk bourdon gauge 0,6 kg/cm2
P = 0,6 kg/cm2
𝐹
P = 𝐴2

F = P x A2
F = 0,6 kg/cm2 x 0,0749 cm2
= 0,04494 kg

b. Untuk bourdon gauge 1,3 kg/cm2


P = 1,3 kg/cm2
𝐹
P = 𝐴2

F = P x A2
F = 1,3 kg/cm2 x 0,0749 cm2
= 0,09737 kg

c. Untuk bourdon gauge 1,7 kg/cm2


P = 1,7 kg/cm2
𝐹
P = 𝐴2

F = P x A2
F = 1,7 kg/cm2 x 0,0749 cm2
= 0,12733 kg

d. Untuk bourdon gauge 2,2 kg/cm2


P = 2,2 kg/cm2
𝐹
P = 𝐴2

F = P x A2
F = 2,2 kg/cm2 x 0,0749 cm2
= 0,16478 kg

e. Untuk bourdon gauge 2,7 kg/cm2


P = 2,7 kg/cm2
𝐹
P = 𝐴2

F = P x A2
F = 2,7 kg/cm2 x 0,0749 cm2
= 0,20223 kg

3. Hitunglah persen (%) Error yang didapat pada masing-masing alat ukur tekanan!
a. Untuk weight
1. Untuk weight 0,5 kg/cm2
HT−HP
% error = x 100%
HT
0,5−0,2438
= x 100%
0,5
0,2562
= x 100%
0,5

=0,5124x 100%
= 51,24 %
2. Untuk weight 1,0 kg/cm2
HT−HP
% error = x 100%
HT
1,0−0,4876
= x 100%
1,0
0,5124
= x 100%
1,0

=0,5124x 100%
= 51,24 %
3. Untuk weight 1,5 kg/cm2
HT−HP
% error = x 100%
HT
1,5−0,7314
= x 100%
1,5
0,7686
= x 100%
1,5

=0,5124x 100%
= 51,24 %
4. Untuk weight 2,0 kg/cm2
HT−HP
% error = x 100%
HT
2,0−0,9752
= x 100%
2,0
1,0248
= x 100%
2,0

=0,5124x 100%
= 51,24 %
5. Untuk weight 2,5 kg/cm2
HT−HP
% error = x 100%
HT
2,5−1,219
= x 100%
2,5
1.281
= x 100%
2,5

=0,5124x 100%
= 51,24 %
b. Untuk bourdon gauge
1. Untuk bourdon gauge 0,6 kg/cm2
HT−HP
% error = x 100%
HT
0,6−0,04494
= x 100%
0,6
0,55506
= x 100%
0,6

=0,9251x 100%
= 92,51 %
2. Untuk bourdon gauge 1,3 kg/cm2
HT−HP
% error = x 100%
HT
1,3−0,09737
= x 100%
1,3
1,20263
= x 100%
1,3

=0,9251x 100%
= 92,51 %
3. Untuk bourdon gauge 1,7 kg/cm2
HT−HP
% error = x 100%
HT
1,7−0,12733
= x 100%
1,7
1,57267
= x 100%
1,7

=0,9251x 100%
= 92,51 %
4. Untuk bourdon gauge 2,2 kg/cm2
HT−HP
% error = x 100%
HT
2,2−0,16478
= x 100%
2,2
2,03522
= x 100%
2,2

=0,9251x 100%
= 92,51 %
5. Untuk bourdon gauge 2,7 kg/cm2
HT−HP
% error = x 100%
HT
2,7−0,20223
= x 100%
2,7
2.49777
= x 100%
2,7

=0,9251x 100%
= 92,51%
BAB V
TABULASI DATA

no Weight A1 F(gaya) % error Bourdon gauge A2 F(gaya) % error


(kg/cm2) (cm2) (kg) (%) (kg/cm2) (cm2) (kg) (%)

1 0,5 0,4876 0,2438 51,24 0,6 0,0749 0,04494 92,51

1,0
2 0,4876 0,4876 51,24 1,3 0,0749 0,09737 92,51

3 1,5 0,4876 0,7314 51,24 1,7 0,0749 0,12733 92,51

4 2,0 0,4876 0,9752 51,24 2,2 0,0749 0,16478 92,51

5 2,5 0,4876 1,219 51,24 2,7 0,0749 0,20223 92,51


BAB VI
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

A. Pada Weight
Pada Weight 0,5 kg/cm2, Persentase Errornya :
51,24% Pada Weight 1,0 kg/cm2, Persentase
Errornya : 51,24% Pada Weight 1,5 kg/cm2,
Persentase Errornya : 51,24% Pada Weight 2,0
kg/cm2, Persentase Errornya : 51,24% Pada Weight
2,5 kg/cm2, Persentase Errornya : 51,24%

B. Pada Bourdon Gauge


Pada Bourdon Gauge 0,6 kg/cm2, Persentase Errornya :
92,51% Pada Bourdon Gauge 1,3 kg/cm2, Persentase
Errornya : 92,51% Pada Bourdon Gauge 1,7 kg/cm2,
Persentase Errornya : 92,51% Pada Bourdon Gauge 2,2
kg/cm2, Persentase Errornya : 92,51% Pada Bourdon Gauge
2,7 kg/cm2, Persentase Errornya : 92,51%
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/42165174/Pengukuran_Tekanan_Bourdon_diafragma_dan_bellows
https://www.nuovafima.com/wp-content/uploads/01-Bourdon-Tube-Pressure-Gauge.pdf

Anda mungkin juga menyukai