(Praktikum 1 – 2)
Mengenal alat-alat meteorologi dan klimatologi
Tugas
Anda buat tugas sebagai latihan /praktikum yakni berupa laporan yang berisi mengenai Kelengkapan
Jenis alat-alat meteorology yang ditempatkan pada stasion meteorology dan geofisika serta
cantumkan gambar dari masing-masing alat serta fungsinya. Pilah alat-alat apa saja yang masuk ke
dalam metorologi_klimatologi dan alat-alat yang masuk ke dalam geofisika. Pada alat–alat
meteorology dan klimatologi yang termasuk pencatat dan bukan pencatat.
(Praktikum 3, 4, dan 5)
Berikut ini adalah ada data dari beberapa data dari berbagai tempat dengan menggunakan berbagai satuan
suhu yang ada.
No Tempat Suhu Konversika ke
O O O O
1 Bandung 74 F C, K, dan Ra
O O O O
2 Surabaya 24 C K, F, dan Ra
O O O O
3 Bandar Lampung 131 F C, K, dan Ra
O O O O
4 Liwa 40 R C, K, dan Ra
O O O O
5 Jakarta 295 K C, R, dan Ra
Dari data suhu yang ada di tabel di atas silahkan keonversikan sesuai dengan konversi yang diminta !
2) Ditempat yang sudah ada stasiun meteorologi, maka untuk menghitung suhu udara di kota-kota
sekitarnya dengan menggunakan Formula yang dikemukakan Mock (1973) dalam bukunya yang
berjudul l.and Capability Appraisal Indonesia:
O
t = 0,006 (Z1 - Z2) C
Keterangan:
t : beda suhu udara antara ke dua tempat
Z1 : ketinggian stasiun pengamat
Z2 : ketinggian tempat yang akan dihitung suhu udaranya (m)
0,006 : konstante
(Praktikum 6)
TEKANAN UDARA
A. Pendahuluan
Tekanan udara di suatu tempat merupakan gaya yang diberikan oleh udara atmosfer pada
setiap luasan tertentu atau berat udara per satuan luas. Besarnya berat udara dipengaruhi
oleh kerapatan atau kepadatan udara itu sendiri. Semakin tinggi suatu tempat, maka tekanan
udara semakin berkurang. Tekanan udara diatas permukaan laut dikatakan sebagai
tekanan normal.
Tekanan udara bisa diukur menggunakan alat bernama barometer. Tekanan ini juga bisa
ditentukan dengan percobaan yang disebut dengan Toricelli. Melalui percobaan Toricelli,
diperoleh kesimpulan bahwa tekanan udara umumnya adalah sebesar 1 atmosfer (1 atm)
yang nilainya setara dengan 76 cmHg (dibaca 76 cm air raksa).
Tekanan udara di puncak gunung akan berbeda dengan sebuah tekanan udara di pantai.
Hal ini disebabkan di puncak gunung jumlah partikel udaranya semakin kecil yang
mengakibatkan pada gaya gravitasi partikel nya juga kecil, sehingga tekanan pada
udaranya pun akan semakin kecil. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan
tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama
tekanan udaranya disebut sebagai isobar.
Tekanan udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat sehingga semakin
tinggi tempat dari permukaan laut semakin rendah tekanan udarannya. Kondisi ini karena
makin tinggi tempat akan makin berkurang udara yang menekannya. Satuan hitung tekanan
udara adalah milibar, sedangkan garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat
dengan tekanan udara yang sama disebut isobar. Ketinggian suatu tempat dari permukaan
laut juga dapat diukur dengan menggunakan barometer. Kenaikan 10 m suatu tempat akan
menurunkan permukaan air raksa dalam tabung sebesar 1 mm. Dalam satuan milibar (mb),
setiap kenaikan 8 m pada lapisan atmosfer bawah, tekanan udara turun 1 mb, sedangkan
pada atmosfer atas dengan kenaikan > 8 m tekanan udara akan turun 1 mb.
Barometer aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat dinamakan juga altimeter yang
biasa digunakan untuk mengukur ketinggian kapal udara yang sedang terbang.
Data
Seorang pendaki mendaki suatu gunung hingga puncaknya. Mulai dia melakukan
pendakian selalu pencatatan setia 1 jam perjalanan pendakian. Pendaki tersebut sempat
bermalam dalam perjalanan (di lereng gunung dengan mendirikan kemah setelah 6 jam
pertama). Keesokan harinya kembali melanjutkan perjalanan pendakiannya sambil melihat
sikap barometer yang dibawanya. Dari hasil pencatatan yang dilakukan, barometer raksa
yang dibawa menunjukkan hasil seperti dalam tabel berikut.
Dari data yang ada dalam tabel di atas silahkan anda buat grafik ketinggian tempat
pendakian.
Setelah selesai buat grafik silahkan deskripsikan bagaimana kondisi lereng tempat
pendakian tersebu
Acara 4
(Praktikum 7)
1. Praktikan diperkenalkan pada stasiun meteorologi khusus untuk bidang pertanian serta
dijelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan stasiun pengamatan.
2. Mengamati alat-alat pengukur anasir cuaca kemudian mencatat nama dan kegunaan alat,
bagian-bagian penting dari alat, satuan dan ketelitian pengamatan, keterangan dari prinsip
dan cara kerja, cara pemasangan serta cara pengamatan.
3. Dari hasil pengamatan kemudian dibuat uraian singkat mengenai perbandingan kelebihan
dan kekurangan antar alat yang diamati baik dari segi ketelitian pengamatan maupun
kepraktisannya.
·
Cara pemasangan alat :
1. Syarat penempatan alat seperti Ombrometer.
2. Alat dipasang diatas permukaan tanah dengan tinggi permukaan mulut corong 40 cm dari
permukaan tanah.
·
Cara pengamatan :
1. kertas grafik dipasang pada silinder yang berputar secara teratur secara otomatis.
2. Penggantian kertas grafik dilakukan 1 minggu sekali.
3. Pencatatan curah hujan bersifat kumulatif, dengan kapasitas maksimum penampungan 60 mm
(satuan pencatat dalam mm).
4. Banyaknya curah hujan dan terjadinya hujan (waktu dan intensitas) dapat dibaca dari kertas
grafik.
Berikut ini adalah ombrograf, pencatatat dimulai pukul 06.00 WIB
Tugas anda silah buat data CH dalam tabel dengan rentang waktu 1 jam, kemuadian anda analisis situasi
hujan selama terekan dalam pencatatan!!
Acara 5
(Praktikum 8, 9, dan 10)
Menggunakan data curah hujan minimal dalam kurun waktu 10 tahun dapat menentukan tipe iklim
berdasarkan Schmid Fergusson, yang diperlukan dalam menentukan tipe iklim adalah data BB (bulan
basah), BS (bulan sedang/lembab), dan BK (bulan kering). Untuk perhitungan tipe iklim
menggunakan teori yang dikemukakan oleh Schmidt dan Fergusson, yaitu mendasarkan pada
perhitungan jumlah bulan basah dan bulan kering. Dalam perhitungan Schmidt dan Fergusson
menggunakan Q yakni perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dengan jumlah rata-rata
bulan basah dikalikan 100%. Berikut rumus yang digunakan untuk menentukan tipe iklim yaitu :
ℎ −
= 100%
ℎ − ℎ
Misalnya nilai Q diperoleh di antara 0,143 dan 0,333, maka dalam segi tiga diarsir dengan warna,
berarti tipe /zona iklim daerah yang dicari adalah tipe B,
Kemudian beri penjelasan apa karakteirstik dari Tipe yang diperoleh. (cari di literatur mengenai
karakteristik dari tipe-tipe iklim)
Kegiatan 1.
Data Curah Hujan Kab. Tnggamus Tahun 2010 -2019
Kegiatan 3,
Data Curah Hujan Kecamatan Gading Rejo Tahun 2010-2019.
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des BB BS BK
2010 124 258 227 79 143 183 12 31 103 105 266 704
2011 298 443 137 126 173 214 37 164 9 64 129 598
2012 270 306 332 139 232 264 291 377 187 127 185 200
2013 301 265 273 226 156 33 21 0 0 117 x 171
2014 326 376 185 122 143 49 14 48 0 166 115 222
2015 235 177 101 131 161 98 253 85 118 143 317 491
2016 125 115 46 X 121 167 109 128 0 117 228 297
2017 429 470 188 440 52 42 11 0 0 0 200 177
2018 424 120 252 194 79 102 92 39 13 111 309 0
2019 185 260 178 134 73 50 89 85 81 149 93 338
Jumlah
Tugas :
1. Hitung dan tentukan kondisi iklim dari masing-masing data di atas, perhitungan seperti contoh yang
telah diberikan
2. Buatlah grafik CH dari ketiga (Tanggamus, Pardasuka, dan Gading Rejo) selama 1 tahun (12 Bulan)
3. Masing-masing anda bahas adakah kesamaan dari ketiga daerah tersbut.
Modifikasi data Curah hujan titik ke data curah hujan wilayah, dalam melakukan modifikasi ada
3 metode yiitu;
1. Metode Aritmatik/Rata-rata Aljabar
2. Medtode Poligon Thiessen
3. Metode Isohyet
Penjelasan dari ke tiga metode tersebut di atas adalah sebagai berikut.
a. Cara Aritmatik (aljabar);
Merupakan metode paling sederhana alat ukur tersebr merata serta curah hujan tidak
bervariasi banyak dariharga tenganya (mean) dan distribusi hujan relatif merata pada
daerah yang diteliti.
Menjadi perhatian metode ini tepat diterapkan jika daerahnya tidak luas dan curah hujan
hampir seragam (variasinya tidak besar). Formula yang digunakan adalah sebagai berikut.
R = 1/n (P1 +P2 + …………… Pn).
Dimana:
P1 = CH daerah (mm)
n = Jumlah titik pengamatan
c. Metode Isohyet
Isohyet merupakan garis yang menghubungkan titik dengan kedalaman (curah hujan)
yang sama. Diasumsikan bahwa hujan pad suatu daerah di antara 2 garis isohyet merata
dan sama dengan rerata dari kedua garis Isohyet tersebut.
Metode ini digunakan pada daerah datar atau pegunungan
Stasiun CH tersebar merata dan harus banyak
Bermanfaat untuk CH yang singkat
Langkahnya adalah :
1. Menghubungkan 2 stasiun yang memiliki data CH paling tinggi dan yang paling rendah
2. Pada garis tersebut buat nilai-nilai yang berutan sesuai dengan CH yang ada dari yang
terkecil sampai tertinggi, misalnya berikut secara kasar dengan kelipatan 25
3. Garis warna hijau adalah garis Isohyet.
Berikut ini adalah contoh hasil perwilayahan iklim dengan metode Isohyet.
Guna memperdalam dipersilahkan untuk membaca materi perkuliahan. Pada acara 5 ini
terdiri dari 3 x peretemuan yaitu menyelesaikan pekerjaan mengubah/modifikasi data CH titik
menjadi data CH wilayah.
Tugas Praktikum
Berikut ini adalah mengenai data CH di suatu DAS (daerah aliran sungai) sebut saja daerah
DAS Kalimati.
Gunakan data dalam tabel dan peta DAS Kalimati berikut untuk mengerjakan praktikum ini,
baik metode Poligon Thiessen maupun Isohyet.
Dari data dan peta di atas silahkan anda lakukan modifikasi data CH titik ke data CH wilayah
dengan menggunakan 3 metode yaitu:
1. Metode aritmatik (aljabar)
2. Metode Poligon Thiessen
3. Metode Isohyet
Untuk menghitung luas pada poligon Thiessen dan Isohyet, silahkan gunakan cara yang
anda tahu, misalnya membuat garis-gasis mm blok atau dengan cara lain dengan
memperhatikan skala peta yang diberikan.
Catatan:
Dalam membuat laporan, silahkan laporan dalam bentuk 1 file dengan susunan sebagai
berikut.
IDENTITAS ANDA
NAMA & NPM
1. Cover Laporan
2. Halman daftar isi
3. Pendahuluan
4. Isi Laporan Praktikum
a. Acara 1
1) Judul .....
2) Teori.....
3) Kegiatan ... (isi sesuaikan dengan perintah pada acara 1)
4) Daftar pustaka
b. Acara 2
....................... demikian seterusnya untuk acara 2 – 6 ikuti seperti nomor
1) – 4) pada contoh acara 1 sesuaikan dengan apa yang diperintahkan
pada masing-masig acara.
c. Acara 3
d. Acara 4
e. Acara 5
f. Acara 6
5. Penutup