Anda di halaman 1dari 12

ACARA 1

(Praktikum 1 – 2)
Mengenal alat-alat meteorologi dan klimatologi

Mata kuliah : Meteorologi dan Klimatologi


Kopel : KGO617103 / 3 (2-1)
Pokok Bahasan : Mengenal dan memahami alat-alat meteorologi dan klimatologi
Alokasi waktu : 2 x 150 menit (2 x Kegiatan Praktikum)

l. Tujuan Pembelajaran Khusus:


Setelah selesai mengerjakan latihan/praktik mahasiswa diharapkan mengenal dan dapat memahami jenis
jenis alat-alat meteorology dan klimatologi
2. Uraian
Alat-alat meteorology dan klimatologi biasanya ditempatkan di dalam sangkar meteorology (shelter) agar
dapat terlingdung dari hujan, debu, dan lain sebagainya. Alat-alat tersebutr harus terpeliahara oleh orang-
orang yang telah berpengalaman, telah mengikuti latihan, Tetapi ada juga alat-alat tersebut dipelajari oleh-
orang-rang yang belum terlatih seperti mahasiswa. Tujuan memanfaatkan alat-alatbtersebut adalah
terutama untuk belajar dan memahaminya secara detail.
Alat-alat meteorologI pada umumnya mempunyai sifat:
a. Memiliki keakuratan yang tinggi
b. Harus peka agar memiliki ketelitian yang tinggi
c. Arus kuat dan tahan lama, dapat memberikan pelayanan jangkja panjang
d. Harganya yang relative terjangkau, karena dalam penelitian diperlukan alat-alat yang dipasang dalam
jumlah yang besar
e. Alat-alat tersebut adalah sebgai berikut:

Gambar Stasion Meteorologi dan Klimatologi:

Di dalam stasiun meteorologin tersebut terdapat alat-alat sebagai berikut:


Anemometer, Termometer, Barometer, Ombrometer, Higrometer, Altimeter, penentu arah angin,
campblestoke, pencatat curah hujan dan jenis-jenisnya baik
yang otomatis maupun yang manual, dll

Tugas

Anda buat tugas sebagai latihan /praktikum yakni berupa laporan yang berisi mengenai Kelengkapan
Jenis alat-alat meteorology yang ditempatkan pada stasion meteorology dan geofisika serta
cantumkan gambar dari masing-masing alat serta fungsinya. Pilah alat-alat apa saja yang masuk ke
dalam metorologi_klimatologi dan alat-alat yang masuk ke dalam geofisika. Pada alat–alat
meteorology dan klimatologi yang termasuk pencatat dan bukan pencatat.

Format laporan lihat pada akhir dari Panduan Praktikum ini.

--------------------------------------- Selamat Bekerja -------------------------------------------


ACARA 2

(Praktikum 3, 4, dan 5)

Menghitung suhu udara dangan ketinggian tempat

Mata kuliah : Meteorologi dan Klimatologi


Kopel : KGO612103 / 3 (2-1)
Pokok Bahasan : Menghitung suhu udara dangan ketinggian tempat
Alokasi waktu : 3 x 150 menit (3 x Kegiatan Prktikkum)

l. Tujuan Pembelajaran Khusus:


Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat melakukan penghitungan suhu udara dengan
menggunakan data ketinggian tempat.
2. Uraian
a. Konversi suhu
Satuan suhu yang terkenal adalah Celcius (°C), Kelvin (K), Fahrenheit (°F), Reamul (°R) dan
Rankine (Ra). Satuan-satun suhu tersebut digunakan di bebarapa negara dan kepentingan,
misalnya satuan derajat Celcius sebagai satuan suhu yang berkaitan dengan kegiatan
meteorologi atau informasi cuaca. Suhu udara juga merupakan parameter utama untuk
menggambarkan terjadinya perubahan iklim. Amerika menggunakan satuan Fahrenheit untuk
suhu udara. Inggris memiliki konsensus menggunakan dua satuan suhu udara yaitu Celcius
dan Fahrenheit. Kelvin digunakan sebagai "Standar Internasional"dalam kepentingan sains.
Adanya perbedaan satuan suhu udara yang digunakan maka diperlukan konversi suhu dari
dan ke satuan Celcius, Kelvin, Fahrenheit, Reamul dan Rankine sebagai alat bantu yang
memudahkan.
Dalam melakukan konversi suhu/temperatur dari satuan tertentu ke satuan yang lain dapat
dilakukan sebagai berikut:

Tugas Acara 2, Praktikum 3

Berikut ini adalah ada data dari beberapa data dari berbagai tempat dengan menggunakan berbagai satuan
suhu yang ada.
No Tempat Suhu Konversika ke
O O O O
1 Bandung 74 F C, K, dan Ra
O O O O
2 Surabaya 24 C K, F, dan Ra
O O O O
3 Bandar Lampung 131 F C, K, dan Ra
O O O O
4 Liwa 40 R C, K, dan Ra
O O O O
5 Jakarta 295 K C, R, dan Ra

Dari data suhu yang ada di tabel di atas silahkan keonversikan sesuai dengan konversi yang diminta !

b. Formula untuk manghitung suhu dibeberapa tempat


1) Ditempat yang belum ada stasiun meteorologi dan termometer atau GPS belum tersedia dihitung
dengan Formula yang dikemukakan Ir. T.W.G.Dames dalam bukunya berjudul Soil Map of East
central Java (1955) menggunakan :
o
T = (26,3-0,6.h/100) C
Keterangan:
T : tanperatur rata-rata tahunan daerah yang dicari dalam derajat C-elcius
26,3 : temperatur rata-rata di pantai tropis yang konstan
o
0,6 : konstate untuk daerah tropis setiap naik atau turun 100 m suhu udara turun atau naik 0,6
C
h : tinggi tempat dalam ratusan meter.

Tugas Acara 2 Kegiatan 4


Data:
No Daerah yg belum ada stasiun meteorology ketingian /h (m)
1 Liwa 1500
2 Gisting 850
3 Pringsewu 425
4 Sekincau 1800

Cari /tentukan suhu-suhu di 4 tempat menggunakan formula dan data di atas !

2) Ditempat yang sudah ada stasiun meteorologi, maka untuk menghitung suhu udara di kota-kota
sekitarnya dengan menggunakan Formula yang dikemukakan Mock (1973) dalam bukunya yang
berjudul l.and Capability Appraisal Indonesia:
O
t = 0,006 (Z1 - Z2) C
Keterangan:
t : beda suhu udara antara ke dua tempat
Z1 : ketinggian stasiun pengamat
Z2 : ketinggian tempat yang akan dihitung suhu udaranya (m)
0,006 : konstante

Tugas Acara 2 Kegiatan 5.


Data :

No Daerah yg belum ada stasiun meteorology Z (m) Hitung t


1 Sukadana 650 Sukadanham dan
2 Puncak Gunung Tanggamus 3150 Puncak Gn.
Tanggamus
3 Puncak Gunung Botak 1800 Puncak Gn. Botak
4 Puncak Gunung Rajabasa 2560 dan Puncak Gn.
Rajabasa

Cari /tentukan suhu-suhu di 4 tempat berdasarkan data di atas!

--------------------------------------- Selamat Bekerja -------------------------------------------


Acara 3

(Praktikum 6)

Mata kuliah : Meteorologi dan Klimatologi


Kopel : KGO612103 / 3 (2-1)
Pokok Bahasan : Menentukan tekanan udara di suatu tempat
Alokasi waktu : 1 x 150 menit (1 x pertemuan/kegiatan)

TEKANAN UDARA

A. Pendahuluan
Tekanan udara di suatu tempat merupakan gaya yang diberikan oleh udara atmosfer pada
setiap luasan tertentu atau berat udara per satuan luas. Besarnya berat udara dipengaruhi
oleh kerapatan atau kepadatan udara itu sendiri. Semakin tinggi suatu tempat, maka tekanan
udara semakin berkurang. Tekanan udara diatas permukaan laut dikatakan sebagai
tekanan normal.
Tekanan udara bisa diukur menggunakan alat bernama barometer. Tekanan ini juga bisa
ditentukan dengan percobaan yang disebut dengan Toricelli. Melalui percobaan Toricelli,
diperoleh kesimpulan bahwa tekanan udara umumnya adalah sebesar 1 atmosfer (1 atm)
yang nilainya setara dengan 76 cmHg (dibaca 76 cm air raksa).

Tekanan udara di puncak gunung akan berbeda dengan sebuah tekanan udara di pantai.
Hal ini disebabkan di puncak gunung jumlah partikel udaranya semakin kecil yang
mengakibatkan pada gaya gravitasi partikel nya juga kecil, sehingga tekanan pada
udaranya pun akan semakin kecil. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan
tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama
tekanan udaranya disebut sebagai isobar.

Tekanan udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat sehingga semakin
tinggi tempat dari permukaan laut semakin rendah tekanan udarannya. Kondisi ini karena
makin tinggi tempat akan makin berkurang udara yang menekannya. Satuan hitung tekanan
udara adalah milibar, sedangkan garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat
dengan tekanan udara yang sama disebut isobar. Ketinggian suatu tempat dari permukaan
laut juga dapat diukur dengan menggunakan barometer. Kenaikan 10 m suatu tempat akan
menurunkan permukaan air raksa dalam tabung sebesar 1 mm. Dalam satuan milibar (mb),
setiap kenaikan 8 m pada lapisan atmosfer bawah, tekanan udara turun 1 mb, sedangkan
pada atmosfer atas dengan kenaikan > 8 m tekanan udara akan turun 1 mb.

Barometer aneroid sebagai alat pengukur ketinggian tempat dinamakan juga altimeter yang
biasa digunakan untuk mengukur ketinggian kapal udara yang sedang terbang.

Gambar Barometer logam “Aneroid”

Rumus Tekanan Udara


h = (760 – x) . 10
Keterangan:
h : ketinggian suatu tempat (m)
x : tekanan tempat tersebut (mmHg)

Tugas Acara 2 Kegiatan 6.

Data
Seorang pendaki mendaki suatu gunung hingga puncaknya. Mulai dia melakukan
pendakian selalu pencatatan setia 1 jam perjalanan pendakian. Pendaki tersebut sempat
bermalam dalam perjalanan (di lereng gunung dengan mendirikan kemah setelah 6 jam
pertama). Keesokan harinya kembali melanjutkan perjalanan pendakiannya sambil melihat
sikap barometer yang dibawanya. Dari hasil pencatatan yang dilakukan, barometer raksa
yang dibawa menunjukkan hasil seperti dalam tabel berikut.

Waktu jam Tercatat Waktu jam Tercatat


(Hgcm) (Hgcm)
1 20 7 55
2 24 8 50
3 25 9 40
4 30 10 55
5 50 11 65
6 77 12 80

 Dari data yang ada dalam tabel di atas silahkan anda buat grafik ketinggian tempat
pendakian.
 Setelah selesai buat grafik silahkan deskripsikan bagaimana kondisi lereng tempat
pendakian tersebu

--------------------------------------- Selamat Bekerja -------------------------------------------

Acara 4

(Praktikum 7)

Mata kuliah : Meteorologi dan Klimatologi


Kopel : KGO612103 / 3 (2-1)
Pokok Bahasan : Membaca hasil rekaman Curah hujan berdasarkan hasil rekaman
alat otomatis dalam ombrograf.
Alokasi waktu : 1 x 150 menit(1 x pertemuan/kegiatan)

l. Tujuan Pembelajaran Khusus:


Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat membaca hasil rekaman CH pada ombrograf

II. Uraian Teori:

1. Praktikan diperkenalkan pada stasiun meteorologi khusus untuk bidang pertanian serta
dijelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan stasiun pengamatan.
2. Mengamati alat-alat pengukur anasir cuaca kemudian mencatat nama dan kegunaan alat,
bagian-bagian penting dari alat, satuan dan ketelitian pengamatan, keterangan dari prinsip
dan cara kerja, cara pemasangan serta cara pengamatan.
3. Dari hasil pengamatan kemudian dibuat uraian singkat mengenai perbandingan kelebihan
dan kekurangan antar alat yang diamati baik dari segi ketelitian pengamatan maupun
kepraktisannya.
·
Cara pemasangan alat :
1. Syarat penempatan alat seperti Ombrometer.
2. Alat dipasang diatas permukaan tanah dengan tinggi permukaan mulut corong 40 cm dari
permukaan tanah.
·
Cara pengamatan :
1. kertas grafik dipasang pada silinder yang berputar secara teratur secara otomatis.
2. Penggantian kertas grafik dilakukan 1 minggu sekali.
3. Pencatatan curah hujan bersifat kumulatif, dengan kapasitas maksimum penampungan 60 mm
(satuan pencatat dalam mm).
4. Banyaknya curah hujan dan terjadinya hujan (waktu dan intensitas) dapat dibaca dari kertas
grafik.
Berikut ini adalah ombrograf, pencatatat dimulai pukul 06.00 WIB

Tugas anda silah buat data CH dalam tabel dengan rentang waktu 1 jam, kemuadian anda analisis situasi
hujan selama terekan dalam pencatatan!!

--------------------------------------- Selamat Bekerja -------------------------------------------

Acara 5
(Praktikum 8, 9, dan 10)

Mata kuliah : Meteorologi dan Klimatologi


Kopel : KGO612103 / 3 (2-1)
Pokok Bahasan : Menentukan Tipe Iklim berdasarkan data Curah Hujan
Alokasi waktu : 3 x 150 menit (3 x pertemuan/kegiatan)

l. Tujuan Pembelajaran Khusus:


Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat menggunakan alat pencatat data curah hujan
harian dengan menggunakan alat Type Hellman

II. Uraian Teori:

Menggunakan data curah hujan minimal dalam kurun waktu 10 tahun dapat menentukan tipe iklim
berdasarkan Schmid Fergusson, yang diperlukan dalam menentukan tipe iklim adalah data BB (bulan
basah), BS (bulan sedang/lembab), dan BK (bulan kering). Untuk perhitungan tipe iklim
menggunakan teori yang dikemukakan oleh Schmidt dan Fergusson, yaitu mendasarkan pada
perhitungan jumlah bulan basah dan bulan kering. Dalam perhitungan Schmidt dan Fergusson
menggunakan Q yakni perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dengan jumlah rata-rata
bulan basah dikalikan 100%. Berikut rumus yang digunakan untuk menentukan tipe iklim yaitu :

ℎ −
= 100%
ℎ − ℎ

1. Bulan Kering (BK) : Bulan dengan hujan <60 mm.


2. Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan hujan rata-rata 60-100 mm.
3. Bulan Basah (BB) : Bulan dengan hujan >100 mm.
Tipe iklim menurut Schmidt dan Fergusson

Zona/Tipe Iklim Nilai Q Kondisi Iklim


A 0 ≤ Q < 14,3 Sangat basah
B 14,3 ≤ Q < 33,3 Basah
C 33,3 ≤ Q < 60,0 Agak basah
D 60,0 ≤ Q < 100,0 Sedang
E 100,0 ≤ Q < 167,0 Agak kering
F 167,0 ≤ Q < 300,0 Kering
G 300,0 ≤ Q < 700,0 Sangat kering
H Q700,0 ≥ 700,0 Luar biasa kering
Sumber : Ance Gunarsih, 2008:21

Misalnya nilai Q diperoleh di antara 0,143 dan 0,333, maka dalam segi tiga diarsir dengan warna,
berarti tipe /zona iklim daerah yang dicari adalah tipe B,
Kemudian beri penjelasan apa karakteirstik dari Tipe yang diperoleh. (cari di literatur mengenai
karakteristik dari tipe-tipe iklim)

Kegiatan 1.
Data Curah Hujan Kab. Tnggamus Tahun 2010 -2019

Bulan Curah Hujan (mm)


Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Januari 127 60 457 - 353 433 231 20 168 315
Februari 496 36 109 357 161 206 420 325 152 137
Maret 428 143 207 85 377 70 596 246 256 526
April 10 203 244 - 120 161 356 196 334 258
Mei 278 88 256 - 151 263 205 124 150 263
Juni 131 0 203 186 193 199 71 152 79 199
Juli 185 83 84 361 206 35 8 142 157 35
Agustus 365 72 37 196 268 37 430 134 230 37
September 210 0 6 500 28 16 84 0 109 5
Oktober 190 215 57 452 526 57 202 166 405,5 63
November 159 345 240 - 578 337 355 159 846 158
Desember 56 258 251 - 238 189 66 129 209 371
BB
BS
BK
Kegiatan 2.
Data Curah Hujan Kecamatan Pardasuka Tahun 2009 -2018
Bulan
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des JB BS BK
2009 201 233 217 44 170 75 59 76 25 131 93 173
2010 316 240 239 93 199 182 185 100 97 84 248 115
2011 216 127 247 72 45 85 66 0 95 100 113 147
2012 158 185 115 216 76 32 102 0 0 53 176 312
2013 268 263 205 207 195 14 273 56 22 146 166 414
2014 189 173 185 75 304 70 63 86 3 211 224 254
2015 280 231 296 132 120 43 26 17 54 108 137 160
2016 170 364 259 238 123 76 176 92 158 181 193 127
2017 103 290 332 129 86 88 3 12 177 157 171 156
2018 134 238 260 108 114 114 77 28 132 175 152 242
Jumlah

Kegiatan 3,
Data Curah Hujan Kecamatan Gading Rejo Tahun 2010-2019.
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des BB BS BK
2010 124 258 227 79 143 183 12 31 103 105 266 704
2011 298 443 137 126 173 214 37 164 9 64 129 598
2012 270 306 332 139 232 264 291 377 187 127 185 200
2013 301 265 273 226 156 33 21 0 0 117 x 171
2014 326 376 185 122 143 49 14 48 0 166 115 222
2015 235 177 101 131 161 98 253 85 118 143 317 491
2016 125 115 46 X 121 167 109 128 0 117 228 297
2017 429 470 188 440 52 42 11 0 0 0 200 177
2018 424 120 252 194 79 102 92 39 13 111 309 0
2019 185 260 178 134 73 50 89 85 81 149 93 338
Jumlah

Tugas :

1. Hitung dan tentukan kondisi iklim dari masing-masing data di atas, perhitungan seperti contoh yang
telah diberikan
2. Buatlah grafik CH dari ketiga (Tanggamus, Pardasuka, dan Gading Rejo) selama 1 tahun (12 Bulan)
3. Masing-masing anda bahas adakah kesamaan dari ketiga daerah tersbut.

--------------------------------------- Selamat Bekerja -------------------------------------------


Acara 6

(Praktikum 11, 12, dan 13)

Mata kuliah : Meteorologi dan Klimatologi


Kopel : KGO612103 / 3 (2-1)
Pokok Bahasan : Modifikasi data CH Titik ke Data CH Wilayah
Alokasi waktu : 3 x 150 menit (3 x pertemuan/kegiatan)

l. Tujuan Pembelajaran Khusus:


Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat memahami bagaimana cara memodifikasi /
mengubah data titik CH (curah hujan) yang tercatat pada stasiun pengamatan, menjadi data curah
hujan sebagai data curah hujan wilayah.

II. Uraian Teori:

Modifikasi data Curah hujan titik ke data curah hujan wilayah, dalam melakukan modifikasi ada
3 metode yiitu;
1. Metode Aritmatik/Rata-rata Aljabar
2. Medtode Poligon Thiessen
3. Metode Isohyet
Penjelasan dari ke tiga metode tersebut di atas adalah sebagai berikut.
a. Cara Aritmatik (aljabar);

Merupakan metode paling sederhana alat ukur tersebr merata serta curah hujan tidak
bervariasi banyak dariharga tenganya (mean) dan distribusi hujan relatif merata pada
daerah yang diteliti.
Menjadi perhatian metode ini tepat diterapkan jika daerahnya tidak luas dan curah hujan
hampir seragam (variasinya tidak besar). Formula yang digunakan adalah sebagai berikut.
R = 1/n (P1 +P2 + …………… Pn).
Dimana:
P1 = CH daerah (mm)
n = Jumlah titik pengamatan

b. Metode Poligon Thiessen


Metode Thiessen memperhitungkan bobot daerah pengaruh dari masing-masing stasiun
curah hujan, dengan asumsi bahwa hujan pada suatu daerah sama dengan hujan yang
tercatat di stasiun terdekat, sehingga mewakili luasannya yang lebih sempit. Yang dekat
dengan stasiun pengamatan. Dalam menggunakan metode ini ada beberapa hal yang
harus terpenuhi yaitu:
1. Jumlah stasiun minimum ada 3 stasiun pengamatan
2. Penyebaran stasiun bisa tidak merata
3. Tidak sesuai untuk daerah yang bergunung atau ada pengaruh orografis
4. Tidak memperhitungkan topografi
5. Apabila ada penambahan stasiun, maka akan mengubah seluruh jaringan dan
mempengaruhi hasil akir.
6. Lebih teliti dibandingkan dengan metode aritmatik , diperoleh masing kawasan.
7. Guna mencari rerata menggnakan formula sebagai berikut.
A1 P1 + A2 P2 + ...... An Pn
R = ------------------------------------
A1 + A2 + ........ An
Dimana:
R = Hujan Rerata kawasan
An = luas daerah yang berpengaruh pada masing-masing setasiun,
Pn = jumlah curah hujan pada stasiun 1, 2 ......., n
Beikut adalah contoh hasil perwilayahan menggunakan metode poligon Thiessen

c. Metode Isohyet
Isohyet merupakan garis yang menghubungkan titik dengan kedalaman (curah hujan)
yang sama. Diasumsikan bahwa hujan pad suatu daerah di antara 2 garis isohyet merata
dan sama dengan rerata dari kedua garis Isohyet tersebut.
 Metode ini digunakan pada daerah datar atau pegunungan
 Stasiun CH tersebar merata dan harus banyak
 Bermanfaat untuk CH yang singkat
Langkahnya adalah :
1. Menghubungkan 2 stasiun yang memiliki data CH paling tinggi dan yang paling rendah
2. Pada garis tersebut buat nilai-nilai yang berutan sesuai dengan CH yang ada dari yang
terkecil sampai tertinggi, misalnya berikut secara kasar dengan kelipatan 25
3. Garis warna hijau adalah garis Isohyet.
Berikut ini adalah contoh hasil perwilayahan iklim dengan metode Isohyet.

Guna memperdalam dipersilahkan untuk membaca materi perkuliahan. Pada acara 5 ini
terdiri dari 3 x peretemuan yaitu menyelesaikan pekerjaan mengubah/modifikasi data CH titik
menjadi data CH wilayah.

Tugas Praktikum

Berikut ini adalah mengenai data CH di suatu DAS (daerah aliran sungai) sebut saja daerah
DAS Kalimati.
Gunakan data dalam tabel dan peta DAS Kalimati berikut untuk mengerjakan praktikum ini,
baik metode Poligon Thiessen maupun Isohyet.

Tabel data CH DAS Kalimati.

No Stasiun pengamatan CH (mm)


1 S1 270
2 S2 110
3 S3 95
4 S4 70
Stasiun-stasiun pengamatan tersebut tersebar di DAS Kalimati sebagai berikut.

Peta Sebaran Stasiun Pengamat CH DAS Kalimati


Skala 1 : 100.000

Dari data dan peta di atas silahkan anda lakukan modifikasi data CH titik ke data CH wilayah
dengan menggunakan 3 metode yaitu:
1. Metode aritmatik (aljabar)
2. Metode Poligon Thiessen
3. Metode Isohyet
Untuk menghitung luas pada poligon Thiessen dan Isohyet, silahkan gunakan cara yang
anda tahu, misalnya membuat garis-gasis mm blok atau dengan cara lain dengan
memperhatikan skala peta yang diberikan.

--------------------------------------- Selamat Bekerja -------------------------------------------

Catatan:
Dalam membuat laporan, silahkan laporan dalam bentuk 1 file dengan susunan sebagai
berikut.

1. Buat laporan kirim ke email: igedesugiyantageo@gmail.com dengan nama file:


Nama Anda_NPM
2. Cover Laporan: yang berisi
a. Judul LAPORAN PRAKTIKUM
b. Identitas anda MET KLIM
c. Identitas Prodi  contoh

IDENTITAS ANDA
NAMA & NPM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


GEOGRAFI FKIP UNILA
2021

3. Daftar isi (sesuaiakan dengan urutan praktikum)


4. Isi laporan praktikum
Dari acara 1 sampai acara 6 dengan penjelasan yang diperlukan sesuai dengan tugas
praktikum
5. Daftar pustaka
6. Laporan dikumpulkan pada minggu ke 15 (akhir perkuliahan minggu ke 15)
Out line Laporan Praktikum

1. Cover Laporan
2. Halman daftar isi
3. Pendahuluan
4. Isi Laporan Praktikum
a. Acara 1
1) Judul .....
2) Teori.....
3) Kegiatan ... (isi sesuaikan dengan perintah pada acara 1)
4) Daftar pustaka
b. Acara 2
....................... demikian seterusnya untuk acara 2 – 6 ikuti seperti nomor
1) – 4) pada contoh acara 1 sesuaikan dengan apa yang diperintahkan
pada masing-masig acara.
c. Acara 3
d. Acara 4
e. Acara 5
f. Acara 6
5. Penutup

Anda mungkin juga menyukai