Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN TATALAKSANA KUSTA

A. Definisi
Penyakit Kusta atau lepra atau disebut juga Morbus Hansen adalah penyakit
menular, menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang menerang
saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat.
Cardinal sign atau tanda-tanda utama penyakit Kusta adalah :
1. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa, kelainan dapat berbentuk bercak keputih-putihan
(hypopigmentasi) atau kemerah-merahan (erithematous) yang mati rasa (anaesthesi).
2. Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf yang merupakan akibat
dari peradangan kronis saraf tepi (neuritis perifer). Gangguan fungsi saraf ini bias berupa :
a. Gangguan fungsi sensoris : mati rasa
b. Gangguan fungsi motoris : kelemahan otot (parese) atau kelumpuhan (paralise).
c. Gangguan fungsi otonom : kulit kering dan retak-retak.
3. Adanya bakteri tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit.

Tanda-tanda tersangka atau suspek Kusta adalah sebagai berikut :

1. Tanda pada kulit


a. Bercak / kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh.
b. Kulit mengkilap
c. Bercak yang tidak gatal
d. Adanya bagian-bagian tubuh yang tidak bberkeringat atau tidak berambut
e. Lepuh tidak nyeri
2. Tanda-tanda pada saraf
a. Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota badan atau muka.
b. Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka
c. Adanya cacat atau deformitas
d. Luka atau ulkus yang tidak mau sembuh.

Tanda-tanda tersebut merupakan tanda-tanda tersangka kusta, jangan digunakan sebagai


dasar diagnosis penyakit kusta. Jika diagnosis Kusta masih belum dapat ditegakkan, tindakan
yang dapat dilakukan adalah:

1. Pikirkan kemungkinan penyakit kulit lain seperti panu, kurap, kudis, frambusia.
2. Jika tidak ditemukan adanya mati rasa yang jelas maupun penebalan saraf namun ada
tanda-tanda mencurigakan seperti nodul, pembengkakan pada wajah atau cuping telinga
atau infiltrasi pada kulit, perlu dilakukan pemeriksaan apusan kulit atau skin smear.
3. Tunggu 3 – 6 bulan dan periksa kembali adanya mati rasa, jika lesi kulit tersebut benar kusta
maka dalam periode tersebut mati rasa harusnya menjadi jelas dan kita dapat memulai MDT,
jika masih meragukan suspek perlu di rujuk.

B. Ruang Lingkup

Pelayanan Kegiatan didalam gedung Kegiatan diluar gedung


Penemuan Kasus Penjaringan suspek secara Kontak tracing pada keluarga
pasif yang tinggal serumah dan
tetangga di sekitarnya.
Sosialisasi terhadap kader
kesehatan

Diagnosis Cardinal Sign

Klasifikasi Penyakit - PB
- Mb

Pengobatan - MDT
PMO Melibatkan keluarga
terdekat untuk menjadi
PMO
KIE
Pemantauan dan POD Pelacakan pasien mangkir
hasil pengobatan Pencatatan dan pelaporan pengobatan
ESO Tatalaksana ESO dengan
pendekatan gejala.

C. Tata Laksana
1. Kegiatan di Dalam Gedung :
a. Persiapan ruang pelayanan dan alat
b. Kajian awal / anamnesa
c. Penatalaksanaan
d. Rujukan bila diperlukan
2. Kegiatan di luar gedung :
a. Perencanaan :
- Macam kegiatan
- Materi penyuluhan
- Dana
- Tempat
- SDM
b. Pelaksanaan :
- Persiapan tempat
- Pelaksanaan penyuluhan / kegiatan

D. Dokumentasi
1. Kegiatan di Dalam Gedung :
Setelah selesai pelayanan, data – data pasien :
a. ditulis dalam Buku Register
b. di-input dalam sikesda Puskesmas melalui computer
2. Kegiatan di Luar Gedung :
a. Buku Tugas Luar
b. Penyuluhan kader :
- Undangan
- Materi Penyuluhan
- Daftar Hadir
Panduan Pelayanan Pemberantasan Penyakit Menular

A. Definisi

Pelayanan Pemberantasan Penyakit Menular merupakan kegiatan melakukan pemberantasan


penyakit menular yang terjadi di masyarakat.

B. Ruang Lingkup

Pelayanan Kesehatan P2M dibagi dalam dua macam kegiatan, yaitu :


1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas
Meliputi :
a. Pemeriksaan dan tatalaksana penyakit (TB, Kusta, Malaria, HIV, ISPA, Diare dan PTM )
b. Pelayanan konseling
c. Surveilans epidemiologi
d. Pelayanan imunisasi
e. Pencatatan dan pelaporan
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas
Meliputi :
a. Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
b. Pelayanan imunisasi
c. Pelacakan dan penemuan kasus penyakit menular
d. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
e. Peningkatan komunikasi, unformasi dan edukasi (KIE) P2P

C. Tata Laksana
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Melakukan pemeriksaan dan tatalaksana penderita Pneumonia Balita, Diare, TB , Kusta
dan IVD. Melakukan penjaringan suspek TB, IVD, Kusta, IMS, HIV dan Malaria.
b. Melakukan pemeriksaan dan tatalaksana penderita penyakit Tidak menular
c. Melakukan pemeriksaan dan tatalaksana penderita Pes, leptospirosis, Frambusia,
Malaria (Bagi daerah khusus/ endemis).
d. Melakukan rujukan diagnosis (pada TB) dan rujukan kasus (Pneumonia Balita, Diare, TB
, Kusta dan IVD) yang tidak bisa ditangani di Puskesmas
e. Pengambilan obat dan pengawasan menelan obat (TB dan Kusta)
f. Pelayanan konseling
g. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan
h. Melakukan Sistem Kewaspadaan Dini KLB
2. Kegiatan di Luar Gedung
a. Melakukan pencarian kasus penderita secara aktif (pelacakan kasus, kunjungan rumah
dan pelacakan kontak)
b. Melakukan pelacakan kasus mangkir (TB, Kusta)
c. Pemeriksaan jentik berkala (PJB) di rumah-rumah atau tempat-tempat umum
d. Penyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan yang ada di desa/kelurahan setempat
e. Melakukan koordinasi lintas sektor dan tokoh masyarakat dalam rangka pencegahan
dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
f. Melaksanakan fogging
g. Melakukan pelacakan dalam upaya penanggulangan KLB.
D. Dokumentasi
1. Kegiatan di Dalam Gedung :
Setelah selesai pelayanan, data – data pasien :
- ditulis dalam Buku Register
- di-input dalam sikesda Puskesmas melalui computer
2. Kegiatan di Luar Gedung :
Buku Tugas Luar
Penyuluhan kader :
- Undangan
- Materi Penyuluhan
- Daftar Hadir
- Notulen Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai