PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan kesehatan pada era global sekarang ini memotivasi akan
penyelenggara pelayanan kesehatan yang ada, diantaranya lahirnya visi Indonesia sehat 2010,
akan tetapi visi tersebut belum tercapai. Oleh karena itu, dilakukan berbagai cara agar tujuan
tersebut bisa tercapai, salah satunya adalah Praktek Keperawatan Komunitas di Pekon
Blitarejo, Kec. Gading Rejo, Kab. Pringsewu, yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Program
dengan penekanan pada proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan masalah ilmiah
dan penerapan konsep di lapangan serta upaya untuk membekali keterampilan perawat,
dimana perawat merupakan ujung tombak dan garda utama diberbagai tingkat pelayanan
kesehatan. Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang kompeten
dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatkan hasil yang optimal
Program pembelajaran praktek keperawatan komunitas adalah suatu kegiatan belajar yang
1
Praktek keperawatan komunitas ini merupakan salah satu stase dalam program profesi Ners
untuk mengetahui secara langsung dan mengaplikasikan teori tentang Asuhan Keperawatan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus
Mahasiwa mampu :
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
2009).
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup
sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab
keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health) dengan dukungan peran
3
serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberikan dari luar suatu institusi yang
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
4. Keadilan
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
4
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspekbiologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat
dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).
Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu
yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama (Riyadi, 2007).
5
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
6
manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
d. Pemberdayaan (Empowerment)
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus,
komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada
7
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
2. Keluarga
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat
dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
3. Kelompok khusus
4. Tingkat Komunitas
satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
dan masyarakat.
8
2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase
kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada
yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak
klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
9
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,
2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan
karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
6. Sebagai kolaborator
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain
lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di
suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada
10
8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan
semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak
10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau
yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem.
11
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And
Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat
masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas
1. Kesehatan Lingkungan
sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara
lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia
dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi, 2009).
12
sektoral di bidang sanitasi. Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri
Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah
pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:
Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:
4. Pengendalian vector
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
13
15. Rekreasi umum dan pariwisata
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
2. Perilaku Masyarakat
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan
serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus
atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan,
persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice).
14
Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit
2010).
Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data,
Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas. Model ini juga dikenal
15
2) Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)
a) Pola komunikasi
b) Pengambilan keputusan
d) Batas wilayah
Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti
perkawinan
16
2) Phisical environment pada komunitas.
wilayah komunitas
Pelayanan kesehatan :
7) Ekonomi
8) Karakteristik pekerjaan
% yg menganggur
17
% yg bekerja
% yg menganggur terselubung
9) Keamanan transportasi
Keamanan
- Protection service
- Jenjang pemerintahan
- Kebijakan Dep.Kes
12) Pendidikan :
komunitas
1. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan data
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).
18
1) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab
antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang
ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh
pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa
2) Pengamatan
3) Pemeriksaan fisik
b. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara
sebagai berikut :
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
19
c. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
2) Prioritas masalah
2005):
20
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual
maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi
diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status
dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian
keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah
keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus
mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan
sebagai berikut:
21
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
3. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak
Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang umum
a. Inovative
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim
c. Rasional
22
d. Mampu dan mandiri
5. Evaluasi
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman
atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
pelaksanaan.
23
BAB III
KABUPATEN PRINGSEWU
PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data,
perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak,
2005).
A. GAMBARAN UMUM
Wilayah Kerja. Dusun I merupakan suatu wilayah di pekon Blitarejo Kecamatan Gading
Utara :
Timur :
Selatan :
Barat :
24
Wilayah administrasi Dusun II dibagi dalam 4 RT. Kondisi geografis Dusun II merupakan
wilayah dataran rendah. Dengan curah hujan Dusun II tergolong sedang dan luas wilayah
a. Data Demografis
Grafik 1
60 51
50 41
44 49
40 3831 31
27 27 29
30 22 24 20 24 24
21 21 22
17 1919 1718 20 21
16 1418 16
20 14
1111 17 11
14 20
12
15
7 11 9 11
10
0
0-5 6-12 13-20 21-35 36-45 46-60 > 60
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
II Desa Rejosari sebanyak 1396 jiwa dengan jumlah warga laki-laki 645 jiwa dan
perempuan 751 jiwa. Jadi, tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini cukup tinggi.
Untuk jumlah penduduk dusun II sebagian besar berusia produktif. Hal ini dibuktikan
ada 821 jiwa dengan usia 21-35 tahun, 436 jiwa usia 36-45 tahun, dan 139 jiwa
Sebagian besar penduduk Dusun II desa Rejosari bekerja sebagaipedagang ( 11,83 %),
petani (6,02 %), PNS (1,11 %), swasta (12,6 %), buruh (21, 54 %), ibu rumah tangga
25
a. Nilai dan kepercayaan
Terdapat sebuah tempat ibadah Masjid Nurul Huda. yang terletak di RT III Dusun II.
b. Lingkungan Fisik
1. Lingkungan Umum
Iklim di wilayah Dusun II desa Rejosari beriklim tropis dengan curah hujan
tergolong sedang dan merupakan wilayah dataran rendah, wilayah ini terbagi
dalam 4 RT, dalam wilayah ini terdapat sungai besar yaitu sungai Sekampung.
c. Pendidikan komunitas
2.45%, 2%
16.07%, 16% 7.70%, 8% Tidak tamat SD
11.97%, 12%
Belum tamat Sekolah
Tamat SD / Sederajat
19.86%, 20%
Tamat SLTP/ Sederajat
Grapik 2
Pendidikan di komunitas besar SD (42,41 %), SMP (19,86 %), SMA (16,07 %), tidak /
belum tamat sekolah (11,97 %), tidak tamat SD (7,70 %), dan perguruan tinggi sebanyak
(2,45 %).
26
d. Pemenuhan Kebutuhan
1. Nutrisi
sendiri sebanyak 222 dari 229 rumah, penggunaan air untuk konsumsi yang
dimasak 225 rumah, sementara sisanya menggunakan air saring (galon) untuk
konsumsi sehari-hari.
1. Eliminasi
Angka kesakitan diare yang diderita warga dusun II sebanyak 7 pada balita
dan 4 dewasa.
2. Istirahat Tidur
Pada warga Dusun II yang mengalami gangguan tidur sebanyak 12 warga dan
yang banyak mengeluh adalah orang dewasa dan sebagian besar pada lansia.
3. Aktivitas
berolahraga.
balita. Dan dari jumlah warga yang mempunyai dana sehat askes, dana sehat BPJS
kesehatan dan terbesar di Puskesmas sebanyak 101 rumah, bidan atau perawat 73.
27
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
21%, 21%
1.98%, 2%
BPJS 3.02%, 3%
74%, 74%
asuransi
perusahaan
Grafik 3
28
Dari hasil quisioner dan wawancara dengan bidan desa ,di dusun 1IRejosari tidak
ditemukan kasus kematian ibu maternal dalam kurun waktu januari-Maret 2016.
Angka kematian bayi selama kurun waktu januari – Maret 2016 di wilayah dusun
a.Distribusi Penyakit
Dari hasil quisioner dan wawancara dengan warga dapat diketahui bahwa
Grafik : 04
100.0
68.1
72
49 31.9
23.6
13.9 12.5
1.4 1.4 1.4 0 2.8
1 23 17 10 9 -
1 1 2
Pada grafik 04 diatas terlihat bahwa Pola penyakit utama dusun II Rejosari pada
semua golongan umur masih di dominasi oleh penyakit berbasis lingkungan dan
29
b. Kejadian Luar Biasa
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada
keadaan lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menegakkan diagnose
pertanyaan 5W + 1H. Apakah dari uraian pada tahap deskriptif tersebut dapat
knowledge’ yang dapat dipakai untuk menyusun hipotesa tentang terjadinya dan
menekankan pada upaya preventif dan diagnose dini dengan cara pemutusan mata
rantai penularan. Namun dalam kurun waktu januari-Maret 2016 tidak ditemukan
kasus.
c. Penyakit Menular
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas
maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus,
maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru.Etiologi ISPA
lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri penyebabnya antara lain dari
30
sering menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan streptokokus
serta virus influenza yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran
pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.Biasanya bakteri dan virus
tersebut menyerang anak-anak dan orang dewasa yang kekebalan tubuhnya lemah.
adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi
Hingga saat ini pemberantasan penyakit DBD belum bisa dilaksanakan sampai
tuntas. Hal ini berkaitan dengan perilaku dan cara pencegahan yang ada di
dengan koordinasi lintas sektor terkait dalam mengantisipasi penyakit DBD belum
berjalan.Namun dari hasil wawancara dan quisoner tidak pernah terjadi kasus DBD
dalam kurun waktu januari- Maret 2016,hanya 1kasus meninggal akibat DBD pada
tahun 2014.
terjadi 10 kasus. Upaya yang harus segera dilakukan agar tidak mewabah
31
4). Penyakit TB Paru
menyerang organ paru-paru, tetapi dapat juga menyerang bagian tubuh lain,
seperti kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, tulang dan lain-lain. MDGS
menjadikan TB Paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target diturunkan,
strategi DOTS, sesuai dengan rekomendasi WHO yang terdiri atas 5 komponen
benar.
terjaring 1 kasus BTA Positif .Pada dasarnya masih banyak penderita TB Paru
yang belum terjaring, hal ini dikarenakan secara program metode yang digunakan
adalah Passive promotive case Finding (Penemuan penderita secara pasif dengan
TBC, lingkungan yang kurang bersih, dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk
memeriksa diri ke sarana kesehatan jika memiliki gejala gejala mirip TBC.
Pnemonia merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita. Hasil
SKRT pada Tahun 1992 penyebab kematian pada bayi ( 36 % ) dan pada anak
balita (18,2 %) disebabkan oleh gangguan saluran penafasan. Namun dari quisi
32
oner dan wawancara dalam kurun waktu januari-Maret 2016 di dusun II Rejosari
6) Tetanus Neonatorum
Hal ini dikarenakan masyarakat menyadari pentingnya imunisasi pada bumil dan
bayi.
d. Status Gizi
Kekurangan zat besi pada ibu hamil merupakan masalah yang masih sering muncul
dibeberapa daerah ,namun dalam kurun waktu Januari-Maret 2016 tidak terdapat
Ibu hamil yang memiliki Hb < 10 gr %. Sementara cakupan Fe3(90 tablet) yang
dimaksudkan untuk mengurangi anemia Gizi Besi pada ibu hamil Dalam kurun
waktu Januari-Martet 2016 mencapai 50 % . (10 Ibu Hamil) . Dan bagi ibu hamil
mendapat Tablet Fe ada yang tidak secara penuh mengkonsumsi 90 tablet Fe yang
diberikan, karena beberapa faktor antara lain : mual setelah konsumsi, BAB
menjadi keras.
33
Wilayah Dusun II Rejosari bukan merupakan daerah endemis Gondok, tapi bukan
berarti tidak ada kemungkinan masyarakat mengalami hal tersebut. Untuk itu
masih perlu dilakukan pemberian kapsul Yodium kepada anak SD, Ibu Hamil, ibu
Nifas dan Wanita Usia Subur (WUS) khususnya yang bertempat tinggal didaerah
yang berada di perbukitan atau yang bersebelahan dengan daerah tetangga yang
Rejosari.
kepada bayi 6-12 bulan, Anak Balita 1-5 Tahun dan bufas. Dikarenakan pola
jumlah Vitamin A yang diperoleh dari sumber bahan makanan tidak mencukupi
Kurang energi kronis merupakan masalah gizi pada ibu hamil yang masih perlu
dikatakan KEK bila ukuran LILA < 23,5 cm. Sementara ini tindakan yang
34
C. DATA KESEHATANLINGKUNGAN
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas lingkungan yaitu dengan program
dan atau bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang
kualitas air, perumahan, Tempat Tempat Umum serta pengendalian pencemaran air
dan lingkungan.
Sumber air bersih yang digunakan sebagain besar oleh komunitas adalah sumur
sebanyak 96,1 %. Dengan kondisi air yang digunakan oleh warga dengan air bersih
dari sumur .
35
Persentase
40
30
20
10
0
SPAL Peresapan Selokan ke Dibuang
terbuka sungai sembarangan
Persentase
3.Kondisi Perumahan
yakni Permanen ,Semi Permanen dan Darurat Sedangkan lantai rumah rata-rata
sudah menggunakan semen dan keramik, hanya beberapa rumah yang masih
menggunakan tanah Fasilitas sumber air bersih rata-rata menggunakan Sumur Gali.
pembuangan kotoran.
36
Pemanfaatan Pekarangan
250
200
150
100
50
0
TOGA % kebun % kolam %
Series1 233 16 6.9 192 82.4 25 10.7
bawah ini :
Grafik :7
94
100
79.8
75
80
60
40 28.7 32 34.0
27
15 16 19 20.2
20
0
Tidak Terawat
94
%
>5M
<5M
%
JML
Terawat
Untuk Breeding Place diwilayah Dusun II Rejosari terdapat 158 tempat yang dalam
bentuk Bak terbuka,ember terbuka, gentong terbuka dan beberapa Kolam ikan
37
Grafik :8
233
97
58
42
25
25
1 10.7
3
D. PERILAKU KESEHATAN
1.Pencarian Pengobatan
Masyarakat pada umumbila sakit sudah ada upaya mencari pengobatan secara
mandiri . Hal ini karena memang sarana tempat pelayanan kesehatan sudah merata
dimana di seluruh wilayah. Akan tetapi untuk upaya pencarian pengobatan masih
belum mampu memenuhi target. Hal ini dikarenakan masih terdapat beberapa
dan sebagainya.
38
Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat
kesehatan terutama bidan telah menyebar ke seluruh wilayah desa ,kerjasama lintas
januri – Maret 2016 tercatat 7 persalinan oleh tenaga kesehatan ( 100 % ) maka
Grafik: 9
100
80
60 100
40
8 7 7 0 0
20
0
NAKES % DUKUN %
BUMIL JML BULIN PERTOLONGAN PERSALINAN
Jumlah Rumah tangga Berperilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau sudah
Grafik : 10
39
100%
90% 4 4 8
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20% 3.8 3.8 7.5
10%
0% 233 106
JML % JML % JML %
Pantau 7 Indikator 10 Indikator
RUMAH
INDIKATOR PRILAKU TOTAL BER-PHBS
Peran Serta masyarakat dalam posyandu balita bisa dilihat dari indikator D/S
Posyandu Lansia juga belum maksimal ,hal ini bisa dilihat dari kunjungan rata-rata
KUNJUNGAN
POSYANDU
N
Lansia %
O
rata2
Kumulatif
perbulan
188 107 20 11
40
Sumber : Register Posyandu
Usila
5 .Strata Posyandu
termasuk strata madya dimana kegiatan sudah teratur dan jumlah kader 5
kesehatan yang mantap). Jumlah kader yang dilatih 5 kader ( 100 %) yang
Dusun II Rejosari memiliki 1 bidan desa ,5 kader posyandu Balita dan 1 orang kader
2. Pembiayaan Kesehatan
bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali terutama bagi warga yang memiliki kartu
berikut:
Grafik :11
100%
80%
60%
40%
20%
0%
ASKES JAMKESMA BPJS JUMLAH %
S
Series3
Series2 1,108 26 456 189 671 60.6
Series1
kunjungan baru bumil ( K.1) dan pelayanan bumil sesuai standar minimal 4 kali (
K4). Cakupan pelayanan kunjungan baru (K1) maupun pelayanan bumil standar (
K4) Dusun II Rejosari dalam kurun waktu Januari-Maret 2016 dapat dilihat dalam
Grafik : 12
42
8 8 100 4 50
K1 % K4 %
JUMLAH KUNJUNGAN IBU HAMIL
BUMIL
Cakupan kunjungan ibu hamil K1 terlihat telah mencapai target yang di tetapkan
Grafik : 13
100
100
80
60
40
8 7 7 0 0
20
0
NAKES % DUKUN %
BUMIL JML BULIN PERTOLONGAN PERSALINAN
43
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Dusun II Rejosari terlihat
Demikian juga cakupan Pelayanan nifas lengkap (ibu dan neonatus) sesuai standar
8
3
Grafik : 14
Sumber : Bides
Deteksi dini bumil resti adalah upaya untuk menurunkan kematian ibu secara
Hasil deteksi dini bumil resti dusun II Rejosari kurun waktu Januari-Maret 2016
terdapat 3 bumil resti dengan faktor resiko usia ibu < 20 Tahun dan > 35 Tahun.
2016mencapai 48,9 % ( target SPM 70% ) Cakupan peserta KB Aktif dan proporsi
Grafik : 15
44
180
88
48.9 49 55.7
14 15.9 16
3 3.4 2 2.3 4 4.5 0.2
Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Dusun II Rejosari Dalam kurun waktu
Grafik :16
45
15
16
14
12
10
8
6
1
4
2
0
TBC Batuk Berdahak
Sumber : quisioner
ISPA merupakan penyakit regular yang sering ditemukan dalam pelayanan rawat
selalu mendominasi dalam 10 besar penyakit demikian juga pada periode Januari-
Maret 2016 namun kasus Pnemonia tidak ditemukan sebagaimana terlihat jelas
Grafik :17
46
70
60
50
40
30
20
10
0
jml %
ISPA 49 68.1
Penemonia 0 0
Cakupan pencapaian program diare menurut kelompok umur Dalam kurun waktu
Januari-Maret 2016, tertinggi terjadi pada kelompok umur 1-4 Tahun( 60 % ), umur
>5 tahun (30 %) dan Umur < 1 Tahun (10 %) Sebagaimana grafik 23 dibawah ini;
Grafik 18
60
40
20 60
1 10
0 6
< 1 th 30
% 3
1-4 th
%
> 5 th
%
47
Angka Kesakitan Balita
Diare : 12%
Ispa : 11%
Tanpa keluhan :
77%
Diare
Ispa
Tanpa keluhan
4).Data Balita
mengalami diare.
Balita di Dusun II sebanyak 147 balita dan balita yang memiliki KMS adalah
95 yang lainnya tidak mempunyai karena KMS hilang atau rusak. Balita yang rutin
g. Kesehatan Lansia
Kesehatan Usia Lanjutadalah program pelayanan kesehatan usia lanjut atau upaya
kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dengan dukungan peran
Usialanjut.
48
Cakupan Posyandu Lansia Periode Januari-Mei 2015
188
172
20
11
Dari grafik 20 diatas tampak bahwa minat masyarakat terutama Lansia dalam
HIPERTENSI
TIDAK ADA 20%
KELUHAN
45%
ASAM URAT
30%
DM
5%
Gambar menunjukan hasil survey jumlah lansia di Dusun II sebanyak 139 dan
yang mempunyai riwayat sakit hipertensi 28 lansia, asam urat 42 lansia, Diabetes
Kesehatan Jiwa adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh
tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka
konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu
menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan
mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Dalam MMD I dan
IDENTIFIKASI MASALAH
Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik adalah kalau rumusan tersebut
50
A. Analisa Data
1. Sejumlah 139 lansia yang menderita kesakitan pada lansia Dusun II Desa
51
prosentase 3 %.
1. Terdapat 7 balita (12 %) mengalami kesakitan diare dan ISPA pada balita
kurang sebanyak 7 %.
4. Data yang diperoleh pada usia tentang makanan yang bersih dan
52
sekolah sebanyak 102 orang sering sehat.
jajan sembarangan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada lansia Dusun II desa Rejosari
berhubungan dengan :
Dimanifestasikan dengan :
1) Sejumlah 139 lansia yang menderita asam urat sebanyak 42 orang (36 %).
mengeluh pegal-pegal.
4) Jumlah usia lanjut di RW IV sebanyak 139 jiwa dari total jumlah warga 1396
jiwa.
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan diare dan ISPA pada balita Dusun
Dimanefestasikan dengan :
4) Rumah dengan ventilasi dan pencahayaan cukup 31,9 % dan kurang sebanyak 7 %.
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tenetang hidup bersih dan sehat pada warga
Dimanefestasikan dengan :
4. Data yang diperoleh pada usia sekolah sebanyak 102 orang sering jajan
sembarangan.
o al ior
ita
54
kesakitan asam urat pada lansia
Keterangan Pembobotan :
1 Sangat Rendah
2 Rendah
3 Cukup
4 Tinggi
5 Sangat Tinggi
KeteranganPembobotan :
A= Besarnya Masalah
H= Keluangan waktu
I= Sumber dana
55
K= Sumber dana
L= Ketersediaan tempat
56