Anda di halaman 1dari 6

Arsitektur Romanesque

Sejarah Perkembangan Arsitektur Romanesque


Romanesque berasal dari kata “Roman” merupakan kelanjutan dari Roman
architecture (arsitektur Romawi). Romanesque Architecture merupakan gaya
arsitektur abad pertengahan khususnya di Eropa. Mulai bangkit untuk melanjutkan
kebesaran Romawi, yang sudah runtuh berabad sebelumnya, pada abad 10 M hingga
12 M sebelum arsitektur Gothic. Pada masa Romanesque, banyak kastil, gereja dan
katedral, bangunan pemerintahan, tembok kota. Namun kini yang masih dapat
disaksikan hanya sebuah chapel kecil hingga katedral yang besar. Masa arsitektur
Romanesque ini disebut dengan “Dark Ages” atau zaman kegelapan, dimana tidak
murni hasil karya arsitektur mencerminkan masa ini, para arsitek di zaman ini hanya
mengkombinasikan antara arsitektur Romawi dengan ide-ide agama Kristen dan gaya
arsitektur Byzantium.

Arsitektur Romanesk dikenalkan oleh suku Merovingian, Carolingian and Ottonian


(bangsa Franks/Perancis) melalui arsitektur tradisional mereka (arsitektur
merovingian, arsitektur carolingian, dan arsitektur ottonian), namun
perkembangannya semakin pesat saat kerajaan vasal bermunculan. Kerajaan-kerajaan
vasal mengambil kosa kata arsitektur tradisional suku-suku tersebut dan
mengelaborasinya dengan arsitektur klasik, sehingga terciptalah arsitektur romanesk
yang menyebar ke seluruh Eropa dengan gaya kerajaan vasalnya tersendiri.

Karakteristik Bangunan Romanesque


Karakter dari arsitektur Romanesque adalah: dinding tebal, minim menggunakan
patung, kaya ornamen pada arcade dan busur lengkungnya, interior dengan groin
vault. Dinding tebal dengan bukaan
(jendela) yang berukuran kecil dan
minim, gaya ini muncul di awal
periode Romanesque. Dinding
dibuat rangkap, dengan diisi
puing-puing di tengahnya. Pada
awal periode Romanesque,
bangunan berkesan berat dan masif (minim bukaan) tanpa ornamen pada dinding
luarnya, berkesan seperti benteng.

Arches (lengkung) yang digunakan adalah tipe semicircular, baik pada jendela, pintu,
maupun arcade.Bentuk bukaan pada arsitektur romanesk didominasi
oleh arch (lengkungan), ada arch menempel pada fasad, arch menjadi curtain
wall (dinding bagian depan), arch menempel pada massa bangunan
tambahan, arch berupa susunan kolom, dan arch hiasan pada bukaan persegi

Pada perkembangan Romanesque, ros window dan wheel shaped window banyak
diterapkan pada bangunan. Arcade, deretan busur lengkung dengan kolom sebagai
penopang struktur. Muncul baik di interior maupun eksterior. Gambar di bawah:
Cathedral of St. Peter, Jerman. Selesai dibangun pada tahun 1181 dengan gaya
Romanesque. Arches, Arcade, Wheel shaped window dapat dilihat di sini.
Pier, berfungsi sebagai penyokong busur lengkung yang dapat dilihat pada interior
(ruang dalam). Dibuat dari bata dengan bentuk sebagian besar adalah persegi.

Colonnettes, kolom yang berfungsi sebagai struktural dan dekoratif. Kolom sebagai
penyalur beban memiliki berbagai macam bentuk yakni, salvaged coloumn yang
berbentuk persegi, drum coloumn yang berbentuk lingkaran, dan hollow
coloumn yang besar namun tidak massive.
Kepala kolompun memiliki berbagai macam desain tidak lagi mengikuti greek
order/roman order, detail datar dengan dekorasi bentuk, detail dengan mencoak
bentuk, detail pahatan wajah manusia, detail pahatan dekoratif, detail pahatan
manusia, dan detail pahatan binatang.

Capital, berlandaskan pada corinthian order. Pada prinsipnya shaft bulat dengan
bagian atas persegi dan figur capital ukiran dedaunan. Bentuk Capital berkembang
dengan bentuk figur gambar kisah Al-kitab, atau figur monster atau binatang, atau
figur orang suci.
Barrel Vault, bentuk kubah paling sederhana. Dinding satu menciptakan plafon
lengkung dengan dinding lainnya. Salah satu contoh: Saint Savin sur Gartempe,
Perancis yang dibangun abad ke-12. Barrel vault yang hanya berupa arch singular.
Groin Vault, pada dasarnya merupakan barrel vault yang berpotongan dan memilki
titik sumbu di tengah. Contoh: Basilica of St. Mary Magdalene yang dibangun di abad
12 M. groin vault yang berupa arch diagonal untuk mengatasi masalah beban di
antara arch singular.

Ribbed Vault, merupakan perkembangan dari Groin Vault namun baru dikembangkan
kemudian pada periode Gothic. ribbed vault yang berupa gabungan
antara arch singular dan arch diagonal.

Arsitektur romanesk yang populer dan menjadi arsitektur yang khas pada abad
pertengahan di Eropapun memberi banyak pengaruh pada tipologi bangunan lain yang
non-religi (gereja) seperti rumah, balai kota, benteng, bahkan kastil
(dengan triforium yang didatarkan dan disembunyikan) hingga ke era Perang Salib di
Timur Tengah. Pada saat itu, profesi arsitek meredup. Proses pembangunan dilakukan
secara bersama (guilda) dan dipimpin oleh archpriest (pendeta & arsitek pemimpin
gereja), ksatria, atau raja, oleh karena itu banyak arsitektur romanesk yang tidak
diketahui siapa arsiteknya. Arsitektur romanesk memperlihatkan betapa disiplin,
simetri, dan kapitalisnya sebuah nilai budaya.

Seni Pahat: Romanesque


Pahatan menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Kristus serta para
santo banyak dijumpai di gereja-gereja. Selama masa Romanesque penggambaran
peristiwa-peristiwa tersebut kurang tampak hidup. Hasilnya, seni pahat Romanesque
tidak tampak naturalistik. Lain halnya dengan para pemahat Gothik. Sebelum
memahat, mereka pahat secara cermat dan naturalistik. Mereka amati kedetilan
lekuk-lekuk anatominya. Barulah mereka mulai memahat. Satu hal yang khas dalam
seni pahat Gothik adalah penampilannya yang kaku.

Anda mungkin juga menyukai