KELOMPOK
KELOMPOK RT 23
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015, populasi penduduk
dunia yang berusia 60 tahun atau lebih, mencapai 900 juta jiwa. Dewasa ini, terdapat
125 juta jiwa yang berusia 80 tahun atau lebih, pada tahun 2050, diperkirakan
mencapai 2 milliar jiwa di seluruh dunia. Akan ada hampir sebanyak 120 juta jiwa
yang tinggal sendiri di Cina, dan 434 juta orang di kelompok usia ini di seluruh dunia.
Di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada
tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada
tahun 2010 jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020
diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi
(Departemen KesehatanRI, 2013; WHO, 2015).
Pada usia lansia yang merupakan masa akhir kehidupan manusia secara fisik dan
psikologis akan berubah. Fisik lansia yang berusia mulai 60 tahun keatas akan terjadi
degenasi pada fisiknya, organ dalam tubuh lansia akan berubah dan akan mengganggu
kinerja dari organ tersebut dalam fungsinya. Berbagai penyakit akan muncul pada
lansia apabila semasa hidupnya kurang menjaga gaya hidup atau secara fisik fungsinya
memang sudah berubah secara usia.
Sehinga pada kesempatan ini kami melakukan pendataan pada lansia di Alalak Selatan
RT 07 untuk menentukan penyakit dan melakukan asuhan keperawatan gerontik
kelompok di daerah tersebut.
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui, memahami dan mampu memberikan asuhan keperawatan pada
lansia.
Adanya faktor pengaruh intrinsik dan ekstrinsik tadi pada akhirnya akan
mempengaruhi tingkat perubahan pada sel , sel otak dan saraf, gangguan
otak , serta jaringan tubuh lainnya.
a. Teori Genetik dan Mutasi, Genetic Clock
b. Teori Eror
c. Pemakaian dan Rusak, wear and tear theory
d. Autoimune
e. Teori Stres
f. Teori Radikal Bebas
g. Teori Kolagen
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini di berikan dalam
upaya mengubah perilaku klien dari perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif (Keliat,
2004).
Terapi modalitas adalah terapi dalam keperawatan jiwa, dimana perawat mendasarkan
potensi yang dimiliki klien (modal-modality) sebagai titik tolak terapi atau
penyembuhannya (Sarka, 2008).
Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu
penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama
ini dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area
sosiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptive dikostrukkan
sebagai tahapan mulai adanya factor predisposisi, factor presipitasi dalam bentuk stressor
pencetus, kemampuan penilaian terhadap stressor, sumber koping yang dimiliki, dan
bagaimana mekanisme koping yang dipilih oleh seorang individu. Dari sini kemudian
baru menentukan apakah perilaku individu tersebut adaptif atau maladaptive.
Berbagai pendekatan penanganan klien gangguan jiwa inilah yang dimaksud dengan
terapi modalitas. Suatu pendekatan penanganan klien gangguan yang bervariasi yang
bertujuan mengubah perilaku klien gangguan jiwa dengan perilaku maladaptifnya menjadi
perilaku yang adaptif.
a. Role model
b. Kondisioning operan
c. Desensitisasi sistematis
d. Pengendalian diri
e. Terapi aversi atau releks kondisi
2.3.2.6. Terapi bermain
Terapi bermain diterapkan karena ada anggapan dasar bahwa anak-anak akan
dapat berkomunikasi dengan baik melalui permainan dari pada dengan ekspresi
verbal. Dengan bermain perawat dapat mengkaji tingkat perkembangan, status
emosional anak, hipotesa diagnostiknya, serta melakukan intervensi untuk
mengatasi masalah anak tersebut.
a. Psikodrama
Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia. Tema dapat
dipilih sesuai dengan masalah lansia.
b. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Terdiri atas 7-10 orang. Bertujuan untuk meningkatkan
kebersamaan, bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan mengubah
perilaku. Untuk terlaksananya terapi ini dibutuhkan Leader, Co-
Leader, dan fasilitator. Misalnya : cerdas cermat, tebak gambar,
dan lain-lain.
c. Terapi Musik
Bertujuan untuk mengibur para lansia seningga meningkatkan
gairah hidup dan dapat mengenang masa lalu. Misalnya : lagu-lagu
kroncong, musik dengan gamelan
d. Terapi Berkebun
Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan
memanfaatkan waktu luang. Misalnya : penanaman kangkung,
bayam, lombok, dll
e. Terapi dengan Binatang
Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-
hari sepinya dengan bermain bersama binatang. Misalnya :
mempunyai peliharaan kucing, ayam, dll
f. Terapi Okupasi
Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan
produktivitas dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan
yang telah disediakan. Misalnya : membuat kipas, membuat keset,
membuat sulak dari tali rafia, membuat bunga dari bahan yang
mudah di dapat (pelepah pisang, sedotan, botol bekas, biji-bijian,
dll), menjahit dari kain, merajut dari benang, kerja bakti (merapikan
kamar, lemari, membersihkan lingkungan sekitar, menjemur kasur,
dll)
g. Terapi Kognitif
Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti menggadakan
cerdas cermat, mengisi TTS, tebak-tebakan, puzzle, dll
h. Life Review Terapi
Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan
menceritakan pengalaman hidupnya. Misalnya : bercerita di masa
mudanya
i. Rekreasi
Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup,
menurunkan rasa bosan, dan melihat pemandangan. Misalnya :
mengikuti senam lansia, posyandu lansia, bersepeda, rekreasi ke
kebun raya bersama keluarga, mengunjungi saudara, dll.
j. Terapi Keagamaan
Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan
meningkatkan rasa nyaman. Seperti menggadakan pengajian,
kebaktian, sholat berjama’ah, dan lain-lain.
k. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh
anggota keluarga sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan
terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan
fungsinya. Untuk itu sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga
yang mengalami disfungsi; tidak bisa melaksanakan fungsi-fungsi
yang dituntut oleh anggotanya.
Dalam terapi keluarga semua masalah keluarga yang dirasakan
diidentifikasi dan kontribusi dari masing-masing anggota keluarga
terhadap munculnya masalah tersebut digali. Dengan demikian
terlebih dahulu masing-masing anggota keluarga mawas diri; apa
masalah yang terjadi di keluarga, apa kontribusi masing-masing
terhadap timbulnya masalah, untuk kemudian mencari solusi untuk
mempertahankan keutuhan keluarga dan meningkatkan atau
mengembalikan fungsi keluarga seperti yang seharusnya.
Proses terapi keluarga meliputi tiga tahapan yaitu fase 1
(perjanjian), fase 2 (kerja), dan fase 3 (terminasi). Di fase pertama
perawat dan klien mengembangkan hubungan saling percaya, isu-
isu keluarga diidentifikasi, dan tujuan terapi ditetapkan bersama.
Kegiatan di fase kedua atau fase kerja adalah keluarga dengan
dibantu oleh perawat sebagai terapis berusaha mengubah pola
interaksi di antara anggota keluarga, meningkatkan kompetensi
masing-masing individual anggota keluarga, eksplorasi batasan-
batasan dalam keluarga, peraturan-peraturan yang selama ini ada.
Terapi keluarga diakhiri di fase terminasi di mana keluarga akan
melihat lagi proses yang selama ini dijalani untuk mencapai tujuan
terapi, dan cara-cara mengatasi isu yang timbul. Keluarga juga
diharapkan dapat mempertahankan perawatan yang
berkesinambungan.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
3.2.4. Agama
Rata-rata Agama pada lansia di daerah Alalak Selatan RT. 23 adalah beragama
Islam.
3.2.6. Psikososial
Lansia yang tidak memiliki penyakit stroke atau kelemahan pada ekstremitas
masih mampu beraktivitas dan bersosialisasi dengan warga sekitar sehingga
resiko psikososial tidak terganggu.
3.2.7. Kegiatan spiritual
Dari 9 lansia beragama islam dan taat beribadah.
PDAM 9 100 %
Sungai 0 0%
DO :
- Masalah kesehatan paling
banyak saat pengkajian
pada lansia alalak selatan
RT 23 selama pendataan
ialah kasus hipertensi ada 7
lansia yang paling banyak
menderita hipertensi
4.1. Kesimpulan
Lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,
yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Adanya
perubahan tersebut mengakibatkan lansia menjadi sakit. penyakit yang
diderita tertinggi adalah hipertensi sebanyak 7 orang (%. )Kemudian
prioritas masalah asuhan keperawatan gerontik dialak selatan RT 23 yaitu
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang praktik kesehatan dasar, serta rencana asuhan
keperawatan gerontik yang dilakukan seperti pendidikan kesehatan
mengenai hipertensi dan terapi modalitas senam hipertensi pada lansia.
4.2.Saran
Pada saat pembuatan laporan kelompok menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kelompok
mengharapkan kritik dan saran mengenai laporan yang sudah dibuat.
9