Anda di halaman 1dari 22

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini yang berjudul “Makalah
Asuhan Keperawatan Pengumpulan Data Pada Pasien Dengan Kasus Terminal (Pengkajian
Bio,Psiko,Sosio,Spritual, Dan Kultural)”

Akhirnya makalah ini dapat selesai pada waktunya. Terimakasih juga kami ucapkan
kepada teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun, demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 2019

Kelompok 5

1
Contents
Kata Pengantar .............................................................................................................................................. 1
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 3
B. Masalah ............................................................................................................................................. 3
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................................................... 5
TINJAUAN TEORITIS.............................................................................................................................. 5
A. Definisi.............................................................................................................................................. 5
B. Kompetensi Perawat yang Bekerja di Area Perawatan Paliatif ........................................................ 6
C. Teori Keperawatan Peaceful End of life ........................................................................................... 8
BAB III......................................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 9
B. Pengumpulan Data Pasien Terminal ................................................................................................. 9
C. Pengkajian Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Dan Cultural Pada Pasien Terminal ................................. 12
Lampiran 2 Format ESAS-R ................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 22

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara global, WHO (2014) melaporkan bahwa pendidikan dan pengetahuan para
petugas kesehatan masih sangat minim mengenai perawatan pasien di area paliatif. WHO
memperkirakan sekitar 19 juta orang di dunia saat ini membutuhkan pelayanan perawatan
paliatif, dimana 69% dari mereka adalah pasien usia lanjut yaitu usia diatas 65 tahun.
Sehingga hal ini menjadi tantangan para petugas kesehatan terutama tenaga professional yang
bekerja di area paliatif untuk dapat memahami dengan baik cara memberikan pelayanan yang
berkualitas pada kelompok lanjut usia tersebut dengan mengacu pada pilosofi dan standart
pelayanan perawatan paliatif.
Konsep hospis diperkenalkan di Asia oleh para perawat katolik dengan membuka klinik
di kota Seoul, Korea Selatan pada awal 1965. Pada tahun 1996 di perkirakan sekitar 90 %
sekolah keperawatan telah mengajarkan perawatan paliatif, hingga 2003 sebuah program
inisiasi model pelayanan perawatan paliatif di lakukan dan sekaligus menjadi dasr kebijakan
nasional. Namun dalam konteks regional Asia, Jepang merupakan Negara yang telah
menyediakan dan mengintegrasikan pelayanan perawatan paliatif secara nasional.
. Sejarah perkembangan perawatan paliatif di Indonesia bermula saat sekelompok dokter
di Rumah sakit Dr Sutomo, Surabaya, membentuk kelompok perawatan paliatif dan
pengontrolan nyeri kanker pada tahun 1990 yang selanjutnya kelompok tersebut menjadi
“Tim perawatan paliatif” pertama di Indonesia. Pada bulan Februari 1992, secara resmi
pelayanan perawatan paliatif di mulai di Rumah sakit Dr Sutomo, Surabaya. Pelayanan
tersebut didukung 11 orang dokter dan seorang apoteker yang telah menempuh pendidikan
perawatan paliatif untuk level Pos Graduate Diploma melalui pendidikan jarak jauh dari salah
satu universitas yang berada di Negara bagian Australia barat, kota Perth. Atas kepemimpinan
Dr. R. Soenarjadi Tedjawinata yang kemudian dikenal sebagai Bapak Paliatif Indonesia
menginisiasi sebuah kegiatan seminar nasional dan workshop yang bertema “manajemen
nyeri kanker”.

B. Masalah

3
Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat mengemukakan masalah dalam makalah
ini sebagai berikut.
1. Apat itu keperawatan paliatif ?
2. Bagaimana pengumpulan data pada pasien terminal ?
3. Bagaimana pengkajian bio, psiko, sosio, spiritual dan cultural pada pasien terminal ?

C. Tujuan
Berdasarkan masalah di atas, penulis dapat mengemukakan tujuan dalam Karya makalah
ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian keperawatan paliatif
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengumpulan data pada pasien terminal
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengkaji bio, psiko, sosio, spiritual dan cultural pada
pasien terminal

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi
dini danpenilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial
dan spiritual (WHO 2011).

Paliatif care (Perawatan paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup
pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang
mengancam jiwa, melalui penceghan-pencegahan sempurna dan pengobatan rasa sakit
masalah lain, fisik, psikososial, spirirtual (kemenkes RI Nomor 812, 2007).

Namun, pelayanan perawatan paliatif tidak hanya mengatasi masalah fisik pasien akan
tetapi juga mencakup masalah dari aspek psikologis, social dan spiritual. Kesemua aspek
tersebut saling berintegrasi sehingga dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Selain itu,
tenaga professional kesehatan, para pembuat kebijakan dan masyarakat luas, memahami
perawatan paliatif sama dengan perawatan di akhir kehidupan (end-of-life care). perawatan
paliatif merupakan pelayanan yang mencakup;
1. pelayanan berfokus pada kebutuhan pasien bukan pelayanan berfokus pada penyakit.
2. menerima kematian namun juga tetap berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup.
3. pelayanan yang membangun kerjasama antara pasien dan petugas kesehatan serta keluarga
pasien.
4. berfokus pada proses penyembuhan bukan pada pengobatan.
Sehingga perawatan paliatif bukan untuk mempercepat proses kematian namun bukan
pula untuk menunda kematian, karena kematian merupakan proses alamiah mahluk hidup.
Sehingga dalam perawatan paliatif, kematian akan berlangsung secara alamiah pada pasien.
penyembuhan merupakan suatu hubungan antara diri sendiri, orang lain, lingkungan dan
Tuhan. Sehingga seseorang tidak akan dapat meninggal dengan di obati, namun seseorang
dapat meninggal dengan kondisi di sembuhkan. Jadi meninggal dengan kesembuhan dapat
dimaknai suatu kematian dimana seseorang mampu mengatakan atau menyatakan, berupa;
1. I love you
2. Forgive me
5
3. Thank you
4. Good-bye
berdasarkan hal tersebut diatas sehingga perawatan paliatif kadang dikatakan sebagai
“pelayanan yang miskin teknologi namun kaya akan sentuhan”.

B. Kompetensi Perawat yang Bekerja di Area Perawatan Paliatif


Begitu banyak definisi untuk menjelaskan makna kata tentang “Kompetensi.” Namun
untuk di area perawatan paliatif definisi kompetensi di adopsi dari Royal College of Nursing
(RCN) tahun 2002. Dimana kompetensi di definisikan sebagai; “keterampilan, pengetahuan,
pengalaman, kualitas dan karakteristik, serta perilaku yang menjadi syarat pada seseorang
untuk melakukan kerja atau tugasnya secara efektif.” Berikut ini, akan di jelaskan beberapa
komptensi perawat yang bekerja di area paliatif.
1. Keterampilan komunikasi
Keterampilan berkomunikasi merupakan hal yang terpenting dalam pelayanan
perawatan paliatif. Perawat mengembangkan kemampuan berkomunikasinya untuk dapat
meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan pasien dan keluarga. Sehingga perawat
dapat memberikan informasi yang penting dengan cara yang lebih baik saat pasien
membutuhkannya, atau menjadi pendengar yang baik saat pasien mengungkap
keluhannya tanpa memberikan penilaian atau stigma yang bersifat individual.
Komunikasi menjadi keterampilan yang sangat dasar pada perawat paliatif,
dimana dengan keterampilan tersebut perawat akan mampu menggali lebih dalam
mengenai perasaan pasien, keluhan pasien tentang apa yang dirasakannya. Selain itu
dengan keterampilan berkomunikasi tersebut maka perawat dapat mengidentifikasi untuk
memenuhi kebutuhan pasien, kapan saja, atau bahkan di saat pasien mengajukan
pertanyaan yang rumit seperti tentang kehidupan dan kematian. Kemampuan
berkomunikasi juga akan membantu membangun kepercayaan diri perawat, tahu kapan
mengatakan tidak terhadap pasien, dan dengan komunikasi yang disertai dengan
sentuhan, maka hal tersebut dapat menjadi terapi bagi pasien. Untuk lebih detail,
keterampilan komunikasi serta model komukasi di area perawatan paliatif akan di
jelaskan pada bab 4. prinsip komunikasi dalam perawatan paliatif.
2. Keterampilan psikososial
Untuk dapat bekerja sama dengan keluarga pasien dan mengantisipasi
kebutuhannya selama proses perawatan pasien, maka pelibatan keluarga dalam setiap
kegiatan akan dapat membantu dan mendukung keluarga untuk mandiri. Elemen
psikososial merupakan bagian dari proses perawatan yang biasanya di delegasikan ke
pekerja social medic. Karena pekerja social medic memiliki wawasan dan akses yang
6
lebih luas ke berbagai macam organisasi atau instansi yang dapat diajak bekerja sama
untuk memberikan dukungan kepada pasien. Karena mengingat peran perawat dalam tim
paliatif begitu banyak sehingga tidak memungkin untuk melakukannya.
Akan tetapi bila, dalam tim interprofesional tidak ada tenaga pekerja social medic,
maka perawatlah yang akan melakukannya. Membangun rasa percaya dan percaya diri
selama berinteraksi dengan pasien dan dengan menggunakan diri sendiri sebagai bentuk
terapeutik melalui proses komunikasi terapeutik maka hal tersebut merupakan inti dari
pendekatan psikososial dalam perawatan paliatif.
3. Keterampilan bekerja tim
Bekerja bersama dalam tim sebagai bagian dari tim interprofesional merupakan
hal yang sangat vital untuk dapat melakukan praktik atau intervensi yang baik terhadap
pasien. Mengingat layanan perawatan paliatif saat ini tidak hanya tersedia di fasilitas
rumah sakit, namun juga tersedia di rumah hospis, rumah perawatan maupun di rumah
pasien. Seiring dengan meningkat peran perawata di area paliatif sehingga keterampilan
untuk dapat bekerja dalam tim menjadi suatu keharusan dan keniscayaan.
4. Keterampilan dalam perawatan fisik
Untuk area ini, perawat di tuntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
baik untuk dapat melakukan asuhan keperawatan secara langsung pasien dalam kondisi
apapun dan kapanpun, sehingga perawat dapat bertindak dan mengambil keputusan yang
tepat sesuai kondisi pasien.
Pengkajian nyeri secara akurat dan holistic dengan menggunakan berbagai macam
bentuk metode menjadi hal yang dasar. Pemilihan metode yang tepat untuk mengkaji
pasien seperti nyeri, menjadi hal yang penting, mengingat kondisi pasien yang kadang
berubah dan tidak memungkin merespon beberapa pertanyaan yang di ajukan. Sehingga
keterampilan observasi dan kemampuan intuisi perawat yang dapat digunakan untuk
mengenali tanda atau gejala yang mana boleh jadi pasien tidak dapat atau mampu untuk
melaporkannya. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki perawat maka
perawat dapat memberikan masukan kepada anggota tim untuk tidak lebih fokus pada
pemberian obat-obatan berdasarkan perkembangan kondisi pasien.
5. Keterampilan intrapersonal
Salah satu area yang menjadi komponen kunci untuk dapat bekerja dengan baik
dan sukses dalam area perawatan paliatif adalah keterampila intrapersonal. karena
kematangan secara pribadi dan professional akan dapat membantu perawat dalam
mengatasi masalah yang terkait dengan isu intrapersonal yang bersifat intrinsic terutama
saat melayani atau melakukan asuhan keperawatan pasien yang menjelang ajal dan
keluarganya. Perawat harus dapat mengenali dan memahami reaksi dan perasaan pasien
7
yang merupakan konsekuensi alamiah dari bekerja dengan pasien sekarat atau keluarga
yang mengalami kedukaan, sehingga perawat mampu menentukan sikap dan
menyesuaikan diri dengan kondisi atau situasi yang sarat dengan emosi dan perasaan
sensitive.
Jika dibandingkan dengan keterampilan kompetensi lainnya, maka keterampilan
intrapersonal merupakan hal yang sangat menantang. Dan hal ini juga memiliki andil
yang besar untuk membantu membangun keribadian yang lebih baik. Akan tetapi, kondisi
tersebut juga mambawa perawat dalam posisi dilematis, karena terkadang perawat terlalu
terbawa emosi dengan perasaan yang di alami pasien.

C. Teori Keperawatan Peaceful End of life


Teori keperawatan peaceful end of life Ruland & Moore dalam tidak terpisahkan dengan
sistem keluarga (pasien dengan sakit terminal dan orang yang dianggap berarti dalam
hidupnya) yang dirancang untuk mempromosikan hasil positif dari hal berikut :
a. Terbebas Dari Nyeri
Bebas dari rasa penderitaan atau gejala yang disebabkan oleh nyeri merupakan
bagian penting dari banyak pengalaman end of life karena nyeri dianggap sensori yang
tidak menyenangkan atau pengalaman emosional yang berhubungan dengan actual atau
potensial kerusakan jaringan.
b. Mendapat Kenyamanan
Kenyamanan didefinisikan oleh teori kolkaba sebagai sebuah kelegaan dari
ketidaknyamanan, keadaan mudah dan damai, dan apapun yang membuat hidup mudah
atau menyenangkan.
c. Bermartabat dan Merasa Terhormat
Setiap pasien yang mengalami sakit parah harus dihormati dan dihargai sebagai
manusia. Konsep ini menggabungkan gagasan pribadi, setiap tindakan didasarkan oleh
prinsip etika dan otonomi pasien dan berhak atas perlindungan.
d. Merasa Damai
Damai merupakan sebuah perasaan yang tenang, harmonis, puas, bebas dari
kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan. Sebuah pendekatan untuk merasa damai
meliputi aspek fisik, sosial, psikologis, dan spiritual.
e. Kedekatan Dengan Orang Yang Disayang.
Kedekatan adalah sebuah perasaan yang saling terhubung dengan orang lain yang
peduli. Ini melibatkan kedekatan fisik atau emosional yang diungkapkan dengan hangat,
intim, dan berhubungan.

8
BAB III

PEMBAHASAN

B. Pengumpulan Data Pasien Terminal


Berdasarkan National Consensus Project For Quality Palliative Care (NCP, 2013)
pedoman praktek klinis untuk perawat palliative dalam meningkatkan kualitas pelayanan
palliative terdiri dari 8 domain
diantaranya :
1. Domain 1 : structure and proses of care Structure and proses of care
Merupakan cara menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan bagi para
profesional paliatif dalam memberikan perawatan yang berkesinambungan pada pasien
dan keluarga. Adapun panduan bagi perawat paliatif dijelaskan sebagai berikut.
a. Semua perawat harus menerima pendidikan tentang palliative care primer baik itu
tingkat sarjana, magister dan doctoral
b. Semua perawat harus diberikan pendidikan lanjut untuk palliative care primer
c. Semua perawat menerima orientasi palliative care primer yang termasuk
didalamnya mengenai sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam domain
palliative care. Ini termasuk penilaian dasar dan manajemen gejala
nyeri,keterampilan komunikasi dasar tentang penyakit lanjut, prinsip etika,
kesedihan dan kehilangan keluarga, komunitas danpemberi layanan.
d. Semua perawat harus mampu melakasanakan palliative care dengan kerjasama
tim dari multidisplin ilmu
e. Perawat hospice dan perawat palliative harus tersetifikasi dalam memberikan
pelayanan palliative care
f. Semua perawat harus berpartisipasi dalam inisatif memperbaiki kualitas layanan
palliative care
g. Perawat hospice dan perawat palliative memperomosikan kontinuitas dalam
palliative care sesuai aturan kesehatan dan mempromisikan hospice sebagai
pilihan.

2. Domain 2 : Physical Aspect Of Care


9
Physical Aspect Of Care merupakan cara yang dilakukan untuk mengukur dan
mendokumentasikan rasa nyeri dan gejala lain yang muncul seperti menilai, mengelola
gejala dan efek samping yang terjadi pada masalah fisik pada pasien. Adapun panduan
bagi perawat paliatif dijelaskan sebagai berikut:
a. Semua perawat harus mampu menilai nyeri, dyspnea dan fungsinya dengan
menggunakan pedoman yang konsisten pada pasien dengan penyakit lanjut yang
mengancam jiwa
b. Semua perawat harus mendokumentasikan pedoman dan temuan dalam rencana
asuhan keperawatan
c. Semua perawat harus mengikuti jalur pengobatan berdasarkan bukti evident based
nursing untuk memberikan perawatan manajemen nyeri dan menilai ulang gejala
yang ditimbulkan.

3. Domain 3: Psychological And Psychiatric Aspect Of Care


Psychological And Psychiatric Aspect Of Care merupakan cara yang dilakukan
untuk menilai status psikologis pasien dan keluarga seperti mengukur,
mendokumentasikan, mengelola kecemasan, dan gejala psikologis lainnya. Adapun
panduan bagi perawat paliatif dijelaskan sebagai berikut:
a. Semua perawat harus mampu menilai depresi, kecemasan, dan delirium
menggunakan pedoman yang tepat pada pasien yang mengancam jiwa
b. Semua perawat harus mendokumentasikan temuan dalam rencana perawatan
c. Semua perawat harus mengikuti jalur pengobatan berbasis EBN untuk mengelola
gejala psikologis yang ditimbulkan
d. Perawat hospice dan perawat palliative harus mempersiapkan duka cita bagi keluarga
yang ditinggalkan
e. Perawat hospice dan perawat palliative harus ikut andil dalam pengembangan
palliative care.

4. Domain 4 : Social Aspect Of Care


Social Aspect Of Care merupakan cara yang dilakukan untuk mendiskusikan
segala informasi, mendiskusikan tujuan perawatan, dan memberikan dukungan sosial
yang komperhensif. Adapun panduan bagi perawat paliatif dijelaskan sebagai
berikut:
a. Semua perawat harus meninjau kembali kekhawatiran pasien dan keluarga terhadap
penyakit lanjut yang mengancam jiwa

10
b. Perawat hospice dan perawat palliative harus membantu dan mengembangkan
sebuah rencana perawatan sosial yang komperhensif yang termasuk ndidalamnya
hubungan dengan keluarga, komunitas, dan orang yang terlibat dalam merawat
pasien.

5. Domain 5 : Spiritual, Religious, And Existential Aspect


Of Care Spiritual, Religious, And Existential Aspect Of Care merupakan cara
yang dilakukan untuk menyediakan atau memfasilitasi diskusi terkait kebutuhan
spiritual pasien dan keluarga. Adapun panduan bagi perawat paliatif sebagai
berikut:
a. Perawat hospice dan perawat palliative harus melakukan pengkajian spiritual
mencakup masalah agama, spiritual, dan eksistensial menggunakan pedoman
instrument yang terstruktur dan terintegrasi dalam penilaian dalam rencana palliative
care
b. Semua perawat harus mampu merujuk pasien dan keluarga pada kondisi yang serius
dengan menghadirkan rohaniawan, pendeta jika diperlukan.

6. Domain 6 : Culture Aspect Of Care


Culture Aspect Of Care merupakan cara yang dilakukan menilai budaya dalam
proses pengambilan keputusan dengan memperhariakn preferensi pasien atau keluarga,
memahami bahasa yang digunakan serta ritual-ritual budaya yang dianut pasien dan
keluarga. Adapun panduan bagi perawat paliatif sebagai berikut:
a. Semua perawat harus mampu menilai budaya pasien sebagai komponen yang tidak
terpisahkan dalam memberikan palliative care dan perawatan dirumah yang
komperhensip mencakup pengambilan keputusan,prrepernsi pasien, komunikasi
keluarga, terapi komplementer, dan duka cita bagi keluarga yang ditinggalkan, serta
pemakaman dan ritual pemakaman pasien.

7. Domain 7 : Care Of The Patient At End of life


Care Of The Patient At End of life merupakan cara yang dilakukan untuk
menggali lebih dalam tentang kesiapan menghadapi kematian dan duka cita setelah
kematian bagi keluarga yang ditinggalkan. Adapun panduan bagi perawat apaliatif
sebagai berikut:

11
a. Perawat hospice dan perawat palliative harus mampu mengenali tanda dan gejala
kematian pasien, keluarga dan komunitas.ini harus dikomunikasikan dan
didokumentasikan.
b. Semua perawat harus mampu menjamin kenyamanan pada akhir kehidupan
c. Semua perawat harus meninjau kembali ritual budaya, agama, dan adat dalam
menghadapi
d. kematian pasien.
e. Semua perawat harus mampu memberikan dukungan pasca kematian pada keluarga
yang
f. ditinggalkan
g. Semua perawat harus mampu merawat jenazah sesuai dengan budaya, adat dan
agama pasien

8. Domain 8 : Ethical And Legal Aspect Of Care


Ethical And Legal Aspect Of Care merupakan cara yang dilakukan untuk
membuat perencanaan dengan memperhatian preferensi pasien dan keluarga sebagai
penerima layanan dengan tidak melanggar norma dan aturan yang belaku. Adapun
panduan bagi perawat paliatif sebagai berikut:
a. Semua perawat harus meninjau kembali asuhan keperawatan yang telah diberikan
dan semua
b. dokumentasinya
c. Semua perawat harus menjaga prinsip etik berdasarkan komite etik keperawatan
d. Semua perawat harus mengerti hukum aspect palliative dan mencari pakar hukum
jika diperlukan.

C. Pengkajian Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Dan Cultural Pada Pasien Terminal
Inisial Pasien :

Tanggal lahir/Usia pasien :

Ruang Rawat :

Rumah Sakit :

Tanggal Pengkajian :

1. Domain 1 Kondisi Kesehatan Fisik (lampirkan form ESAS-R)


12
a. Nyeri :
Ketika mengkaji pasien sangat penting untuk mendengarkan pasien, memperhatikan
pada bahaa yang digunakan untuk mendeskripsikan nyeri akan membantu
diagnosanya. Tipe nyeri dapat ditentukan dari obat apa yang harus digunakan.
Perhatikan detail penting selama pengkajian.

Tandai area nyeri pada diagram dibawah ini.

Right Left Right Left Left Right Right Left

Use the pain scale below to complete the rest of this form Pain Scale

No Pain Worst Possible

None Mild Moderate Severe

Location (lokasi):
_____________________________________________________________________

13
Severity (Tingkat keparahan) (0-10):
_____________________________________________________________________

Pattern (pola):
_____________________________________________________________________

Description (deskripsi):
_____________________________________________________________________

What makes it worse (apa yang membuat semakin memburuk):


_____________________________________________________________________

What makes it better (apa yang membuat semakin baik):


_____________________________________________________________________

Where does the pain go to (Nyeri mempengaruhi


apa?(radiation):_________________________________________________________

Type:_________________________________________________________________

Significance of Pain (how does it affect the patient in terms of activities of daily living
and quality of life etc?)Bagaimana nyeri mempengaruhi pasien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup

Obat yangdigunakan dan dosisnya

14
Nama Dosis Route Fungsi
Obat

15
2. Domain 2 Kondisi Sosial dan Pekerjaan
a. Dukungan keluarga
Siapa yang tinggal bersama anda? Adakah anak/orang lain yang masih tergantung
pada anda? Adakah pikiran lain mengenai hubungan dalam keluarga?

___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

b. Dukungan emosional dan sosial


a) Apakah anda memiliki dukungan dari pihak lain? Keluarga besar, teman,
tetangga?
b) Apakah anda memerlukan dukungan dari pihak lain?

_________________________________________________________________
_________________________________________________________________

c. Kondisi praktikal
a) Apakah ada kesulitan dalam bergerak, melakukan pekerjaan?
b) Apakah ada pikiran lain mengenai siapa yang merawat untuk hari kedepan,
finansial?

_________________________________________________________________
_________________________________________________________________

d. Harapan pasien
a) Apa harapan anda mengenai tujuan perawatan?
b) Tempat untuk perawatan? Rumah sakit, rumah, atau tempat lain?

_________________________________________________________________
_________________________________________________________________

16
3. Domain 3 Kondisi Psikologis
a. Kondisi pikiran dan suasana hati (mood) Apakah dalam bulan terakhir anda
merasakan:Merasa putus asa atau merasa tidak berdaya? kehilangan minat? Apakah
anda merasa depresi? Apakah anda merasa tegang atau cemas? Apakah anda pernah
mengalami serangan panik?
Apakah ada hal spesifik yang anda harapkan?

________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________

b. Penyesuaian terhadap sakit


Apa pemahaman anda terhadap sakit saat ini? Gali dengan hati-hati ekspektasi pasien
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________

c. Sumber – sumber dan hal yang menguatkan


Apakah sumber dukungan anda? Misalnya: orang-orang, hobi, iman dan kepercayaan
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________

d. Total Pain (nyeri multidimensi yang tidak terkontrol)


Adakah masalah psikologis, sosial, spiritual yang dialami yang berkontribusi terhadap
gejala yang dialami?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

e. Sakit sebelumnya (dapat dikaji langsung atau pada keluarga):


Adakah risiko stress psikologikal dan riwayat masalah kesehatan mental?

17
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

4. Domain 4 Kondisi Spiritual (gunakan format HOPE)


a. H (Sources of hope/sumber dari harapan)
Apa yang memberi anda harapan (atau kekuatan, nyaman, dan damai) pada saat sakit?

______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________

b. O (Organised religion/Organisasi agama)


Apakah anda bagian dari organisasi agama atau kepercayaan? Dalam hal apa dan
bagaimana hal tersebut mendukung anda?

______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________

c. P (Personal spirituality & practices/tindakan spiritualitas pribadi)


Bagian apa dalam kepercayaan spiritual anda yang paing bermakna secara pribadi?

______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________

d. E (Effect on medical care and end of life issues/ efek dari perawatan dan isu akhir
kehidupan)
Dari hal yang anda sebutkan tadi, apa yang anda harapkan dari kami sebagai tim
kesehatan untuk memfasilitasi kebutuhan anda dalam beberapa hari ke depan ini?
Bahkan minggu atau bulan ke depan?

___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

18
Siregar (2015) menyatakan 4 karakteristik spiritual

1. Hubungan dengan diri sendiri


Apa makna dan arti hidup anda atau apa yang anda pahami tentang tujuan hidup?
Bagaimana anda menyadari bahwa makna dan tujuan hidup anda saat ini berdasarkan
apa yang telah anda kerjakan?

________________________________________________________________________

________________________________________________________________________

2. Hubungan dengan orang lain atau sesama


Bagaimana hubungan anda selama ini dengan orang-orang sekitar?

________________________________________________________________________

________________________________________________________________________

3. Hubungan dengan alam


Apakah anda menyukai tentang alam? Apakah ini membuat anda merasa tenang dan
damai di saat mengalami masalah?

________________________________________________________________________
________________________________________________________________________

4. Hubungan dengan Tuhan


Apakah anda selama ini mengikuti acara keagamaan atau berkumpul dengan keluarga
atau teman dekat yang membantu anda dalam dukungan keagamaan?

________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________

19
Lampiran 2 Format ESAS-R

I. Silahkan lingkari nomor yang paling menjelaskan kondisi anda sekarang:

1
Tidak ada nyeri (pain) 0 1 2 3 4 5 6 7 sangat
8 9 nyeri
0

Tidak
kelelahan/kurangnya 1
energy 0 1 2 3 4 5 6 7 sangat
8 9 lelah
0

(tiredness)

Tidak merasa 1
mengantuk 0 1 2 3 4 5 6 7 Sangat
8 9 0mengantuk

(drowsiness)

1
Tidak Mual (Nausea) 0 1 2 3 4 5 6 7 Sangat
8 9 0mual

Tidak ada penurunan 1


nafsu makan 0 1 2 3 4 5 6 7 Penurunan
8 9 0 nafsu makan berat

(appetite)

Tidak sesak napas (short 1


of breath) 0 1 2 3 4 5 6 7 Sangat
8 9 0sesak napas

Tidak depresi/merasa 1
sedih 0 1 2 3 4 5 6 7 Sangat
8 9 0depresi

(depression/feeling sad)

20
Tidak cemas 1
(anxiety/feeling 0 1 2 3 4 5 6 7 Sangat
8 9 0cemas

nervous)

Kondisi kesehatan 1
secara 0 1 2 3 4 5 6 7 Kondisi
8 9 0kesehatan buruk

keseluruhan yang
terbaik (wellbeing:

how you feel overall)

Tidak ada masalah lain: 1


______ 0 1 2 3 4 5 6 7 Kondisi
8 9 0buruk

tulis apa masalahnya,


missal (tulis apa

Konstipasi masalahnya)

II. Silahkan tandai dalam gambar ini bagian mana yang anda rasakan nyeri:

21
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Novita Nur.” The Palliative Patient’s dignity In Hospital Pku Muhammadiyah
Gamping”. Journal Health of Studies. 3 (2017) : 66-78. Print

Telaumbania, Ariyanto., dkk. 2018. Pengkajian Keperawatan Paliatif. Tangerang : UPH

Yodang. 2018. Buku ajar keperawatan paliatif berdasarkan kurikulum AIPNI. 2015. Jakarta:
Trans Info Media

22

Anda mungkin juga menyukai