Anda di halaman 1dari 4

HISTORIOGRAFI JEPANG

Manuayasa Mahendra (18407141049)

Jepang adalah salah satu Negara yang berada di kawasan timur yang bisa dikatakan
memiliki sejarah yang cukup panjang. Di negri sakura ini negara tidak memiliki kantor arsip
Nasional, namun untuk pengelolaan tentang sejarah dan arsip nasional di atur dan di kelola
oleh Universitas Tokyo sebagai penggantinya. Historiografi Jepang memilik ciri sendiri pada
gaya penulisannya dalam penulisannya berkembang lebih menjurus untuk menghasilkan
sejarah domestic dari pada membentuk system tafsiran yang penting. Historiografi jepang di
tulis lebih untuk konsumsi pribadi negara Jepang.

Dengan demikian, perkembangan historiografi di Jepang dapat kita lihat dari beberapa
pembagian priodesasi serta pembagian berdasarkan jenis historiografi, Jepang sebagai berikut
:
A. Historiografi Tradisional Jepang layaknya historiografi tradisional lainnya historiografi
tradisional Jepang juga memiliki unsur unsur yang sama seperti halnya pengaruh mitologis
dewa dewa Jepang yang memiliki pengaruh pada Historiografi Tradisional Jepang conto
penulisan nya seperti berikut :

1. Kojiki ( 720 ) merupakan catatan mengenai masalah-masalah kuno. Kojiki menceritakan


masalah rakyat jepang dari zaman dewa-dewa melalui berdirinya kekuasaan yamato sampai
berakhirnya pemerintah ratu suiko tahun 623. Keluarga kekhaisaran mengajukan hak untuk
berkuasa karena keturunan langsung dari amaterasu ( dewa matahari ). { Ameterasu merupakan
dewa matahari yang disembah suku yamato pada masa kuno.

2. Nihon shoki (720) atau abad Jepang Nihon shoki ditulis dalam bahasa cina dan didasarkan
pada model-model cina. Nihon shoki mencatat 660 SM sebagai kenaikan tahta Jimm ( kaisaran
pertama ), suatu yang meragukan sejarah modern Nihon shoki dengan lima sejarah resmi
berikutnya yang mencatat tengtang kejadian istana kekhaisaran sampai tahun 887 dikenal
sebagai Rukkokushi ( enam sejarah nasional ). { pada kenaikan kaisar pertama 'Tahta Jimmu'
disebut sebagai berdirinya Negara Jepang.

3. Pada abad ke-10 muncul penulisan sejarah partikelir seperti monogatori ( hikayat ) dan
kagami ( cermin-cermin ) yang merupakan contoh gaya sejarah, seperti cerita tentang genji
yang ditulis dalam bahasa jepang, Ogama ( cermin besar ) merupakan karya yang terkenal yang
memadukan antara sejarah jepang abad 11 dengan bangkitnya sejarah keluarga Fujiwara yang
kemudian menguasai istana namun banyak terdapat ancaman. { kekuasaan keluarga fujiwara
banyak menuai ancaman karena mementingkan keluarga.

B. Historiografi Jepang jaman pertengahan di mulai dari abad ke-12 di mulai dari zaman
kekuasan Shogun Minamoto. Menjelang abad ke-12 karya-karya sejarah Jepang banyak
dipengaruhi oleh konsep-konsep karma dan keselamatan dari Buddhis. Sejarah kepahlawanan
yang paling terkenal adalah mengenai perang antara Minomoto dan Taira (Heike Monogatori),
ditulis dan dibacakan terutama untuk pesan pendidikan. Penulisan sejarah pada umumnya
dilakukan oleh para pendeta yang percaya pada uraian-uraian Buddhis mengenai naik turunnya
peruntungan bagi keluarga dan perorangan. Tahun 1222-1282 Nichiren mengemukakan bahwa
Jepang adalah negara yang dikodratkan untuk menyempurnakan kepercayaan
Budhis. Gukhanso (bunga rampai dari pandangan-pandangan yang kurang mengerti) oleh
pendeta Fujiwara Jien (1155-1225) yang menganjurkan konsep kepemimpinan konfusius untuk
perilaku nasehat kaisar. Jinno Shotaki (catatan asal-usul yang benar dari kaisar-kaisar
kedewaan) oleh Jendral Kitabakke Chikafusa (1291-1354), yang ditulis untuk memberitahukan
bahwa ia lahir dari cabang keluarga kaisar.

Historiografi Jepang abad pertengahan berlanjut ke zaman Sengoku (zaman perang saudara
Jepang dimana setiap Daimyo (tuan tanah Provinsi) merebutkan kekuasaan Shogun) 1493-
1573 yang di mulai karena pergolakan dalam keshogunan Asikaga (penerus Shogun
Minamoto) dan berakhir dengan penyatuan Jepang kembali oleh seorang pemimpin wilayah
(provinsi) Owari sekarang Nagoya yang bernama Oda Nobunaga yang menandai akhir zaman
Muromachi (Periode Sengoku) dan mengawali zaman Azuchi Momoyama atau disebut
juga zaman Shokuhō ( shokuhō jidai, zaman Oda Nobunaga-Akechi Mitsude-Toyotomi
Hideyoshi) sudah dimulai sejak Oda Nobunaga mulai bertugas di Kyoto sebagai pengikut
Ashikaga Yoshiaki. Historiografi Jepang jaman pertengahan berahir dengan sejarah
kemenangan Tokugawa Ieasu atas Ishida Mitsunari pada perang Sekigahara atau di sebut
(Tenka wakeme no tatakai (天下分け目の戦い), pertempuran yang menentukan pemimpin
Jepang) yang merebutkan tahta keshogunan yang di tinggalkan Toyotomi Hideyoshi selepas
wafatnya. Atas kemenangan itu dimulainya zaman Keshogunan Tokugawa (1603) yang
menjadi penutup Historiografi Jepang jaman pertengahan.

C. Zaman Tokugawa (Bakufu) (1603-1867) historiografi Jepang ini merupaka periode


dimana kekuasan Jepang di perintah oleh Kesoguna Tokugawa dan berakhir setelah kalah
dalam Perang Boshin yang berpuncak pada Restorasi Meiji, keshogunan Tokugawa berhasil
ditumbangkan persekutuan kaisar dengan sejumlah daimyo yang berpengaruh. Keshogunan
Tokugawa secara resmi berakhir setelah shogun Tokugawa ke-15 yang bernama Tokugawa
Yoshinobu mundur dan kekuasaan dikembalikan ke tangan kaisar (Taisei Hōkan) pada 9
November 1867. Hal itu terjadi di latarbelakangi oleh maraknya gerakan Bakumatsu yang
bertujuan menggulingakan Kesogunan Tokugawa.

Masa Tokugawa adalah masa kebesaran penulisan sejarah Jepang sebelum zaman modern.
Muncul perhatian baru mengenai studi Kojiki yang memusatkan perhatian kembali pada
kekaisaran. Hal ini menimbulkan unsur kebangsaan yang hidup terus dalam masyarakat
Jepang. Daftar kumpulan sejarah yang terpenting adalah Tokugawa Jikki (Sejarah yang benar
mengenai keluarga Tokugawa) yang dibuat tahun 1809 dan 1849.

Honcho Tsugan (Cermin besar mengenai Jepang) yang selesai dibuat pada 1670 M. oleh
keluarga Hayosi yang dibuat untuk meligitimasi kekuasaan Tokugawa. Dai Nihon Shi(Sejarah
Jepang) disusun dibawah lindungan cabang Mito dari keluarga Tokugawa. Hokuseki (1657-
1725) yang menulis tentang Dokushi Yoron (Komentar Sejarah Jepang) yang berisi tentang
sistem periodisasi yang didasarkan atas perubahan-perubahan kekuasaan politik Koshi
tsu (survei sejarah kuno). Rai Sanyo (1780-1830) menulis Nihon gaishi (Sejarah Jepang tidak
Resmi,) yang melanjutkan tradisi cerita sejarah yang berpusat pada Kaisar Kitabatake. Honawa
Hokiichi (1746-1821) dan anaknya yang menulis Gunshu Ruiju (teks yang diklasifikasikan)
yang merupakan perbandingan teks-teks sejarah.

D. Zaman Meiji masa ini adalah masa peralihan dari historiografi tradisional ke
historiografi modern. Karya yang penting pada masa ini adalah Koji-ruien (ensiklopedia hal-
hal kuno) yang disusun oleh Kementerian Urusan Kuil-kuil (1879-1913). Terjadi dua arus
historiografi pada masa ini, yakni: arus resmi (mencoba mempertahankan nasionalisme
Jepang) dan arus swasta yang lebih bersifat internasional banyak mengambil konsep-konsep
Barat (Bummei ron no gairyaku dan Nihon kaika Shosi). Ludwig Reiss (1861-1928) dari
Jerman yang diundang ke Tokyo untuk mendirikan jurusan sejarah di Universitas Tokyo.
Tahun 1895 Universitas Tokyo menyusun Dai Nippon Shiryo (Bahan-bahan Sejarah Jepang).

E. Historiografi Modern Jepang Zaman permulaan historiografi modern ditandai oleh hasil
yang nyata menurut empat garis besar sebagai berikut:
1. Kesempurnaan dari suatu metodologi sejarah modern.
2. Penulisan studi-studi monografi secara khusus mengenai pranata-pranata dan aspek-
aspek yang khas dari peradaban Jepang.
3. Persiapan survei-survei sejarah secara umum.
4. Penerbitan buku-buku referensi dan bahan-bahan sumber.
Banyak karya yang dihasilkan pada masa ini, misalnya: Kokushi No Kenkyu (1908), Nihon
Bunkahi (1922), Sogo Nihon Shi Takei (1926), Nishida Naojiro, Tuda Sokichi, Honyo Eijiro,
Ono Takeo dan Tsuchiya Takao. Selain itu juga muncul perhimpunan-perhimpunan sejarah
seperti:
· Shigakhai (Masyarakat Sejarah Jepang)
· Keizaishi Kenkyukai (Masyarakat untuk Studi Sejarah Ekonomi)
· Shakai Keizaishi Gakkai (Masyarakat Sejarah Sosial dan Ekonomi)
· Reikishigaku Kenkyukai (Masyarakat Ilmu Pengatahuan Sejarah)
Tahun 1930 Jepang mengadakan ekspansi ke daratan melancarkan perang pasifik. Hal ini
menyebabkan adanya perpecahan di kalangan sejarawan:
1. Sejarawan Marxis:
· Menulis kembali perkembangan nasional Jepang
· Kritik Kapitalis dan imperialis
· Muncul buku Nihon Shihonshugi Shi Kaza tahun 1932 (Esai mengenai sejarah
perkembangan kapitalisme di Jepang).
2. Sejarah Nasionalis:
sejarah untuk propaganda, tentang keunggulan-keunggulan tanpa banding dan mitos-mitos.

F. Historiografi Pasca Perang Dunia ke- 2 dan perkembangan Historiografi Jepang


semenjak tahun 1950 sampai sekarang :
a) Terbit ensiklopedia baru, sejarah-sejarah survei baru dan karya-karya penelitian dasar.
b) Seluruh literatur sejarah Jepang pada hakekatnya telah diperbaharui, seri dokumen baru
yang menyusuri lebih dalam sampai maslah-masalah kecil mengenai kegiatan pemerintahan
maupun ekonomi dengan kecermatan dan ketetapan yang baru.
c) Sangat empiris dan sedikit sekali dipengaruhi oleh masalah-masalah yang bias
penafsirannya.

Pertanyaan :

Sumber :

Taufik Abdullah, et. All., 1985, Ilmu Sejarah dan Historiografi Arah dan Perspektif, Jakarta:
PT. Gramedia

Fujii Jizaemon Sekigahara kassen shiryōshū. Tokyo: Shin-Jinbutsuoraisha, 1979.

Kasaya Kazuhiko. Sekigahara kassen yonhyaku-nen no nazo. Tokyo: Shin-Jinbutsuoraisha,


2000.

Shiramizu Tadashi. Zusetsu: Sekigahara no kassen. Gifu: Gifu Shimbunsha, 2000.

The Last Statement of Torii Mototada Ditulis pada malam kehancuran purinya (1600 AD).

https://web.archive.org/web/20091002235330/http://www.city.okazaki.aichi.jp/museum/DB/
KIKAKU/E/e001%20toriimototada.htm

https://web.archive.org/web/20080307054400/http://www.h7.dion.ne.jp/~history/sub2.html

http://www7a.biglobe.ne.jp/~echigoya/jin/ToriiMototada.html di akses pada taggal 7-5-2019

Anda mungkin juga menyukai