Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim....
Puji syukur atas karunia Allah subhanahu wa ta’ala yang sangat banyak
bak lautan di dunia bahkan melebihinya kita selaku hambanya hanya mengetahui
kenikmatan dzohiriah namun blm mampu menikmati kenikmatan bathiniah,
namun yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana kita menjadi hamba
Allah yang senantiasa bersyukur dan berhusnudzan kepadanya terbukti atas ijin-
Nya lah kami bisa menyususn makalah yang ada dihadapan pembaca. Shalawat
dan salam tidak boleh kita lupakan unuk dituturkan oleh kita kepada manusia
pilihan yang membuat kita bisa merasakan manisnya ajaran agama islam beliau
tak lain adalah baginda yang menjadi presiden di kota Madinah sekaligus utusan
dzat yang maha pengasih lagi maha penyayang yakni Muhammad bin Abdullah.
Kami ucapkan banyak terimakasih juga pada orang-orang yang turut
berkontribusi dalam menyususn makalah ini terutama kepada Bapak penjaga
perpustakaan, teman-teman dan dosen pengampu yang dengan wasilah-Nya
menugaskan kami untuk membuatr makalah ini, semoga makalah ini bisa
memberi faidah kepada para pembaca tidak hanya di masa sekarang juga di masa
yang akan datang.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
A. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses......................................4
1. Pengertian Strategi Pembelajaran..............................................................4
2. Pengertian Standar Proses Pendidikan......................................................5
B. Istilah Terkait Dalam Strategi Pembelajaran.................................................5
1. Pendekatan (approach)..............................................................................6
2. Metode.......................................................................................................7
3. Teknik dan Taktik......................................................................................7
4. Model Pembelajaran..................................................................................7
5. Sasaran Kegiatan Pembelajaran................................................................8
6. Tahapan Kegiatan Pembelajaran...............................................................9
SIMPULAN...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

2
A. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran terdiri dari dua kalimat, strategi dan pembelajaran.
Strategi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Strategos yang artinya suatu
usaha untuk mencapai suatu kemenangan dalam suatu peperangan. Awalnya
digunakan dalam lingkungan militer, namun kemudian istilah strategi
digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama
termasuk diadopsi dalam konteks pembelajaran yang dikenal dengan istilah
strategi pembelajaran. Ketika strategi ini dihubungkan dengan belajar
mengajar, maka strategi dapat diartikan dengan pola-pola umum kegiatan guru
dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang telah digariskan.1
Pembelajaran merupakan satu kata dalam bahasa indonesia yang
memiliki kata dasar “belajar” yang berarti tingkah laku pelajar yang berawal
dari tidak tahu menjadi tahu.2 Ketika kata belajar mendapat imbuhan pe- dan
akhiran -an maka maknanya pun akan berbeda yaitu suatu proses yang
menjabarkan segala sesuatu tentang belajar. Pembelajaran juga dapat diartikan
dengan upaya membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun
teori belajar, sebagai penentu utama keberhasilan pendidikan. Di dalam UU
Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pembelajaran yaitu suatu proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Pengertian keduanya dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan,
termasuk penggunaan metode, pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Selain itu ada pula beberapa pendapat dari para ahli mengenai strategi
pembelajaran yaitu:

1 Masitoh & Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: DEPAG RI, 2009), hlm.37
2 Mulyono, Strategi Pembelajaran menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global,
(Malang : UIN Maliki press, 2011), Hlm.7.

3
a. Gerlach dan Ely, menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu.3
b. Wina Sanjaya, menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran.4

2. Pengertian Standar Proses Pendidikan


Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan (Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005 Bab I Pasal 1 Ayat 6).5

B. Istilah Terkait Dalam Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah sebuah perencanaan yang berisi tentang


rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan
tertentu. Bisa juga dikatakan bahwa strategi pembelajaran adalah rencana dan
cara mengajar yang akan dilakukan guru dengan menetapkan langkah-langkah
utama mengajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai. Jadi,
strategi pembelajaran merupakan serangkaian rencana kegiatan yang termasuk
didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan sumber daya atau kekuatan
dalam suatu pembelajaran.
Strategi pembelajaran didalamnya mencakup beberapa istilah yang
terkait dengan strategi pembelajaran. Istilah tersebut adalah pendekatan,
metode, teknik dan taktik, serta model pembelajaran.
1. Pendekatan (approach)
Pendekatan dapat diartikan sebagai sudut pandang kita tehadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan
3 Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2009),
Hlm.3.
4 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Hlm.8.
5 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta;
Kencana Prenadamedia Group 2006)

4
metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber dari pendekatan
tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan
pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang
berpusat pada siswa. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru
memiliki ciri bahwa manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan
sepenuhnya oleh guru. Peran siswa pada pendekatan ini hanya melakukan
aktifitas pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru. Siswa hampir tidak
memiliki kesempatan untuk melakukan aktifitas sesuai dengan minat dan
keinginannya. Sebaliknya pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada
siswa manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan oleh siswa. Siswa
pada pendekatan ini memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan
aktifitas sesuai dengan minat dan keinginannya.6

6 Warni Tune Sumar dan Intan Abdul Razak, Strategi Pembelajaran dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Soft kill, (Yogyakarta: Deepublis, 2016), hlm. 22-23

5
2. Metode
Metode pembelajaran adalah upaya mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Dengan kata lain istilah metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi
satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Oleh karenanya,
strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan
untuk mencapai sesuatu sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan
untuk melaksanakan strategi.7
3. Teknik dan Taktik
Teknik dan tektik mengajar merupakan penjabaran dari metode
pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka
mengimplementasikansuatu metode, misalnya cara yang bagaimana yang harus
dilakukan agar metoe ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan efesien?
Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya
memperhatikan kondisi dan situasi, misalnya berceramah pada siang hari
dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu
dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas. Adapun, taktik
adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual, misalnya walaupun dua
orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi
yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda, misalnya
dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar
materi yang disampaikan mudah dipahami.8
4. Model Pembelajaran

7 Wina Sanjaya dan Andi Budimanjaya, Paradigma Baru Mengajar, (Jakarta: Kencana,
2017), hlm. 112
8 Wina Sanjaya dan Andi Budimanjaya, Paradigma Baru Mengajar, hlm. 113

6
Model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa yang
bersifat kompleks, yang dilambangkan dalam bentuk naratif, matematis, grafis,
serta lambang-lambang lainnya. Model bukanlah realita, akan tetapi merupakan
representasi realita yang dikembangkan dari keadaan. Sedangkan pembelajaran
ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan
komunikasi dua arah, mengajar diilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.9
5. Sasaran Kegiatan Pembelajaran
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan. Tujuan
itu bertahap dan berjenjang, mulai dari yang sangat operasional dan konkret
yakni tujuan pembelajaran khusus, tujunuan pembelajaran umum, tujuan
kurikuler, dan tujuan nasional, sampai pada tujuan yang bersifat universal.
Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar
mengajar akan memengaruhi persepsi mereka terhadap “sasaran antara” dan
“sasaran kegiatan”. Sasaran itu harus diterjemahkan ke dalam ciri – ciri
perilaku kepribadian yang didambakan.
Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu kepada
pengertian sebagai seperangkat komponen yang bergantung satu sama lain
untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem, belajar mengajar meliputi
sejumlah komponen, antara lain: tujuan pelajaran; bahan ajar; siswa yang
menerima pelayanan belajar; guru; metode dan pendekatan; situasi; dan
evaluasi keajuan belajar. Agar tujuan itu dapat tercapai, semua komponen yang
ada harus diorganisasikan dengan baik sehingga diantara komponen itu terjadi
kerja sama.
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai
pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator,
dan lain-lain. Untuk itu, wajar bila guru memahami dengan segenap aspek
pribadi anak didik seperti: 1) kecerdasan dan bakat khusus; 2) prestasi sejak
permulan sekolah; 3) perkembangan jasmani dan kesehatan; 4) kecenderungan
emosi dan karakternya; 5) sikap dan minat belajar; 6) cita-cita; 7) kebiasaan
belajar dan bekerja; 8) hobi dan penggunaan waktu senggang; 9) hubungan

9 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 61

7
sosial di sekolah dan di rumah; 10) latar belakang keluarga; 11) lingkungan
tempat tinggal; 12) sifat-sifat khusus dan kesulitan belajar anak didik.
Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui evaluasi,
selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar
para siswa kepada kepala sekolah, orang tua, serta instansi yang terkait.
6. Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Instruction pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar
(teaching) dan konsep belajar (learning). Stressing-nya terletak pada perpaduan
di antara keduanya, yakni penumbuhan aktivitas subjek didik. Konsep tersebut
dapat dipandang sebagai suatu sistem, sehingga dalam kegiatan belajar terdapat
komponen-komponen siswa/ peserta didik, tujuan, materi, fasilitas dan
prosedur, serta alatt atau media yang dipergunakan. Davis (1974:30)
mengemukakan bahwa learning system menyangkut pengorganisasian dari
perpaduan antara manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan atau
pengontrolan, dan prosedur yang mengatur interaski perilaku pembelajaran
untuk mencapai tujuan. Hal ini serupa dengan teaching system yang terdiri dari
komponen-komponen mengajar yaiu perencanaan mengajar, bahan ajar, tujuan,
materi, metode, penilaian, dan langkah-langkah mengajar akan berhubungan
dengan aktivitas belajar untuk mecapai tujuan.

Secara umum ada tiga pokok dalam strategi pembelajaran, yakni


tahap permulaan (prainstruksional), tahap pengajran (instruksional), tahap
penilaian, dan tahap tindak lanjut.
a. Tahap Prainstruksional
Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada
saat ia memulai proses belajar dan mengajar. Berikut ini merupakan
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh gru atau oleh siswa pada
tahapan prainstruksional.
1) Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak
hadir, kehadiran siswa dalam pengajaran, dapat dijadikan salah satu
tolak ukur kemampuan guru mengajar, tidak selalu ketidakhadiran
siswa disebabkan kondisi siswa yang bersangkutan (sakit, malas,
bolos, dan lain-lain), tetapi bisa juga terjadi karena proses
pengajaran, dan guru yang tidak menyenangkan; sikapnya tidak

8
disukai oleh siswa atau karena tindakan guru pada waktu
mengajara sebelumnya dianggap merugikan siswa (penilaian tidak
adil, memberi hukuman yang menyebabkan frustasi, rendah diri,
dan lain-lain).
2) Bertanya kepada siswa samapai dimana pembahasan pelajaran
sebelumnya. Dengan demikian, guru mengetahui ada tidaknya
kebiasaan belajar siswa dirumahnya sendiri, setidaknya kesiapam
siswa menghadapi pelajaran hari itu.
3) Mengajukan pertanyaan kepada siswa dikelas, atau siswa tertentu
tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sampai di mana pemahaman materi
yang telah diberikan.
4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang
lebih silaksanakan sebelumnya.
5) Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran
sebelumnya) secara singkat, tapi mencakup semua bahan aspek
yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar
bagi pelajaran yang akan dibahas hasi berikutnya, dan sebagai
usaha dalam menciptakan kondisi belajar siswa.
Tujuan tahapan ini adalah mengungkapkan kembali
tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya, dan
menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan
pelajaran hari itu. Tahap prainstruksional dalam strategi mengajar
mirip dengan kegiatan pemanasan dalam olah raga. Kegiatan ini
akan mempengaruhi keberhasilan siswa.
b. Tahap Instruksional
Tahap instruksional adalah tahap pengajaran atau tahap inti, yakni
tahapan memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru
sebelumnya. Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan
dalam tahap ini atau pengajaran seperti di bawah ini.
1) Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai
siswa
2) Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil
dari buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya.

9
3) Membahas pokok materi yang telah dituliskan. Dalam pembahasan
materi itu dapat ditempuh dua cara, yakni 1) pembahasan dimulai
dari gambaran umum materi pengajaran menuju kepada topik
secara lebih khusus, dan 2) dimulai dari topic khusus menuju topic
umum.
4) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-
contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan
atau tugas untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok
materi yang telah dibahas.
5) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan
setiap pokok materi sangat diperlukan.
6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan
ini dibuat oleh guru, dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis
dipapan tulis untuk dicatat siswa. Kesimpulan dapat pula dibuat
oleh guru bersama-sama dengan siswa, bahkan kalau mungkin
diserahkan sepenuhnya kepada siswa.
c. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tahap yang ketiga adalah tahap evalusai atau penilaian dan tindak
lanjut dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan tahapan ini ialah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional).
Ketiga tahap yang telah dibahas di atas merupakan satu rangkaian
kegiatan yang terpadu dan tidak terpisahkan satu sama lain. Guru
dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu serta kegiatan secara
fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara
utuh. Di sinilah letak keterampilan professional dari seorang guru
dalam melaksanakan strategi mengajar.
Sementara itu, Meier (2002:103) berpendapat bahwa kegiatan
pembelajaran pada hakikatnya mempunyai empat unsure, yakni: 1)
persiapan (preparation); 2) penyampaian (presentation); 3) pelatihan
(practice); dan 4) penampilan hasil (performance).
1) Tahap persiapan (preparation)
Persiapan pembelajaran berkaitan dengan mempersiapkan
peserta didik untuk belajar. Hal ini sangat urgen seperti halnya
mempersiapkan tanah untuk ditanami benih. Jika hal ini dilakukan

10
dengan benar, niscaya akan menciptakan kondisi yang baik untuk
pertumbuhan yang sehat.
Demikian pula halnya dengan pembelajaran, jika persiapan
dilakukan dengan matang sesuai dengan karakteristik kebutuhan,
materi, metode, pendekatan, lingkungan, serta kemampuan guru,
maka hasilnya diasumsikan akan lebih optimal. Untuk membantu
mempersiapkann orang mendapatkan pengalaman belajar yang
optimal diperlukan lingkungan kerja sama sejak awal.
2) Penyampaian (presentation)
Tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan pembelajaran,
dimana guru melakukan proses telling, showing dan doing,
kegiatan presentasi adalah pertemuan antara guru dengan peserta
didik untuk menyampaikan pesan / materi dalam kegiatan
pembelajaran. Proses tersebut sangat diperlukan untuk
meningkatkan daya serap dan daya ingat peserta didik tentang
pelajaran yang mereka dapatkan. Sedangkan tujuan tahap
penyampaian adalah membantu peserta didik untuk belajar
menemukan materi belajar dengan cara menarik, menyenangkan,
relevan, melibatkan pancaindra, dan ocok untuk semua gaya
belajar. Semakin bervariasi strategi pembelajaran yang digunakan,
maka akan semakin baik proses dan hasil yang akan dicapai.
Kondisi ini karena tidak menjadikan siswa jenuh, melainkan
mengantarkan mereka menikmati proses pembelajaran dengan
suasana asyik dan menyenangkan, presentasi guru dianggp berhasil
jika dapat menimbulkan minat, menggugah rasa ingin tahu, dan
memicu pembelajaran.
3) Latihan (practice)
Latihan adalah suatu proses untuk memberikan kesempatan
kepada siswa mempraktikan apa yang telah mereka pahami.
Tahapan ini dalam siklus pembelajaran berpengaruh sekitar 70%
atau lebih terhadap pengalaman belajar secarakeseluruhan. Dalam
tahap inilah pembelajaran yang sebenarnya berlangsung. Tujuan
dari tahap pelatihan adalah untuk membantu peserta didik
belajarmengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan

11
keterampilan baru dengan berbagai cara. Seperti pemrosesan,
permainan dalam belajar, aktivitas pemecahan masalah dan
refleksi, serta rtikulasi individu, sialog berasangan atau kelompok,
pengajaran, dan tinjauan kolaboratif, termasuk aktivitas praktis
dalam membangun keterampilan lainnya.
4) Penampilan (performance)
Aktiviras belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi
pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman
menjadi kearifan, dan kearifan menjadi tindakan. Islam
mengajarkan hal ini sebagaimana dalam sabda Easulullah SAW:
“Semua manusia itu celaka, kecuali yang memiliki ilmu
pengetahuan. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan pun kan
celaka kecuali orang yang mengamalkan ilmunya. Orang yang
beramalpun akan celaka kecuali mereka yang ikhlas dalam ilmu
pengetahuan an amal yang dilakukannya”. Tujuan pembelajaran
pada tahap penampilan ini adalah membantu peserta didik untuk
belajar menerapkan dan memperluas pengetahuan atau
keterampilan baru sehingga hasil belajar akan melekat, dan
penampilan hasil akan terus melekat dan meningkat.
Kemampuan mengajar seperti dilukiskan dalam uraian di atas
secara teoritis muah dikuasi, naun dalam praktiknya tidak semudah
seperti digambarkan. Hanya dengan latihan dan kebiasaan yang
terencana kemampuan itu dapat diperoleh. Bagan dibawah ini
menjelaskan tentag posisi strategi pembelajaran yang dipilih.

12
SIMPULAN

Strategi Pembelajaran yang berorientas pada setandar isi adalah suatu


usaha dalam rangkan menggunakan sumber daya pengajar maupun tenaga
kepengajaran untuk mengakomodasi pembelajaran dengan berkiblat pada standar
isi yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Istilah-istilah yang berkaitan
dengan strategi pembelajaran anatar lain: 1) Pendekatan 2) Metode 3) Teknik
dan Taktik 4) Model Pembelajaran 5) Sasaran kegiatan pembelajaran 6)
Tahapan kegiatan pembelajaran.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, 2013, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Hamruni, 2009, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan.
Masitoh & Laksmi Dewi, 2009, Strategi Pembelajaran, Jakarta: DEPAG RI.
Mulyono, 2011, Strategi Pembelajaran menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad
Global, Malang : UIN Maliki press.
Syaiful Sagala, 2013, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
Warni Tune Sumar dan Intan Abdul Razak, 2016, Strategi Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Soft kill, Yogyakarta: Deepublis.
Wina Sanjaya dan Andi Budimanjaya, 2017, Paradigma Baru Mengajar, Jakarta:
Kencana.
Wina Sanjaya. 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta; Kencana Prenadamedia Group.

14

Anda mungkin juga menyukai