Dosen Pengampu:
Dr. M. Rasuli, SE., M.Si, Ak., CA
Disusun oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja dari
sebuah perusahaan adalah adanya peranan efektif dan efisien dari Satuan Pengendalian
Internal atau yang sering disebut dengan Internal Audit. Pemahaman yang mendalam
akan sebuah proses, teknik serta langkah-langkah dalam melakukan proses audit akan
memberi dampak yang positif bagi perusahaan terutama dalam meminimalkan suatu
resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan.
Internal auditor diharapkan mampu melaksanakan audit secara efektif dan efisien.
Sumber daya yang terbatas yang digunakan seharusnya mampu dikelola sedemikian rupa
sehingga tujuan audit yang telah ditetapkan dapat terealisasi. Hal ini berarti internal
auditor harus memahami tahapan – tahapan proses audit. Dengan memahami proses
audit, diharapkan para internal auditor mampu mengatasi kelemahan-kelemahan yang
dihadapi terkait dengan perencanaan tahunan audit dan melaksanakan pengujian-
pengujian audit secara lebih efektif dan efsien.
Peranan Internal Auditor dengan fokus utama pengendalian atau kontrol pada
perusahaan saat ini sudah tidak memadai lagi. Kelemahan utama yang muncul adalah
perencanaan audit yang tidak efektif dikaitkan dengan pencapaian misi perusahaan.
Umumnya perencanaan audit disusun tidak melalui suatu basis yang memadai, melainkan
hanya berdasarkan penilaian subyektif belaka.Sehubungan dengan hal tersebut maka
internal auditor harus mampu memahami dan menjelaskan tujuan dan tanggung jawab
pemeriksaan serta memahami asersi manajemen dan menjelaskan bagaimana
mempersiapkan dan menyusun langkah – langkah dalam melakukan pemeriksaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam Makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui tujuan dan tanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan
2) Memahami Asersi Manajemen
3) Mengetahui Rencana Pemeriksaan
4) Memahami Prosedur Prosedur Pemeriksaan
PEMBAHASAN
Menurut devinisi Konrath (2002) auditing sebagai suatu objektif mendapatkan dan
mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi
untuk menyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan
dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Sedangkan menurut Agoes (2004)“ Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa audit adalah pemeriksaan laporan keuangan
yang disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya.Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Catatan pembukuan terdiri dari buku harian,
buku besar, dan buku pembantu. Bukti pendukung antara lain bukti penerimaan kas dan
pengeluaran kas, faktur penjualan, jurnal voucher dan lain-lain. Dokumen lain yang perlu
diperiksa antara lain notulen rapat direksi dan pemegang saham, akte pendirian, kontrak,
perjanjian kredit dan lain-lain. Pemeriksaan harus dilakukan secara kritis dan sistematis.Agar
pemeriksaan dapat dilakukan secara kritis, pemeriksaan harus dipimpin oleh seorang yang
bergelar akuntan dan mempunyai ijin praktek sebagai akuntan publik dari Menteri
Keuangan.Pelaksana pemeriksaan harus berpendidikan, berpengalaman dan berkeahlian di
bidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan pemeriksaan akuntansi.Sedangkan agar
pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan publik harus merencanakan
pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan dimulai dengan membuat audit plan yang memuat
kapan pemeriksaan dimulai, berapa lama, kapan laporan harus selesai, berapa orang staf yang
ditugaskan, masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi di bidang auditing, akuntansi dan
perpajakan. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu akuntan
publik.Independen berarti tidak mempunyai kepentingan tertentu di perusahaan tersebut (Misal
sebagai pemegang saham, direksi) atau mempunyai hubungan khusus (Misal keluarga dari
pemegang saham, direksi). Akuntan publik harus independen karena sebagai orang kepercayaan
masyarakat, harus bekerja secara objektif, tidak memihak dan melaporkan apa adanya.Kantor
akuntan publik merupakan tempat penyediaan jasa oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat
berdasarkan SPAP. Kantor akuntan publik dapat menyediakan jasa:
(4) jasa konsultasi. Perlu dibedakan istilah akuntan publik dan auditor independen.
Akuntan publik menyediakan berbagai jasa yang diatur SPAP (auditing, atestasi, akuntansi dan
review, dan jasa akuntasi).Auditor independen menyediakan jasa audit atas dasar standar
auditing yang tercantum pada SPAP.
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia.Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang
terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.Akuntan publik tidak
menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut benar, karena pemeriksaannya dilakukan secara
sampling, sehingga mungkin saja terdapat kesalahan dalam laporan keuangan tetapi jumlahnya
tidak material sehingga tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Asersi Manajemen dan Tujuan Audit.Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.Kewajaran laporan keuangan sangat
ditentukan integritas berbagai asersi manajemen yang terkandung dalam laporan
keuangan.Hubungan asersi manajemen dengan tujuan umum audit dapat digambarkan sebagai
berikut :
Keberadaan atau keterjadian Aktiva dan kewajiban entitas ada pada tanggal
tertentu, dan transaksi pendapatan dan biaya
terjadi dalam periode tertentu
Hak dan kewajiban Aktiva adalah hak entitas dan hutang adalah
kewajiban entitas pada tanggal tertentu
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program audit
menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan audit. Keberhasilan
penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh
auditor. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup
audit yang diharapkan. sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan
kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas.
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan, antara lain:
1. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat entitas
tersebut.
2. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
3. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang
signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi
akuntansi pokok perusahaan.
4. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
5. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
6. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).
7. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti
risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi antar pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa.
8. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan auditor
tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang diserahkan ke Bapepam,
laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak perjanjian).
Tahap-tahap Perencanaan Auditing :
1. Pra Plan (Perencanaan Awal). Beberapa hal penting yang terdapat dalam
perencanaan awal ini adalah menyangkut informasi mengenai alasan klien
untuk diaudit,menerima atau menolak klien baru maupun klien lama,
mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit, menentukan staf untuk
penugasan dan memperoleh surat penugasan.
2. Memperoleh informasi mengenai latar belakang klien. Auditor harus
memiliki tentang ciri-ciri lingkungan kegiatan perusahaan klien yang akan
diaudit yang berguna sebagai acuan dalam menentukan surat penugasan atau
perlu tidaknya prosedur-prosedur audit khusus. Hal-hal yang harus
dilakukan untuk memperoleh informasi sehingga dapat memahami latar
belakang klien adalah dengan cara : meninjau lokasi pabrik dan kantor,
menelaah kebijakan-kebijakan penting perusahaan,mengidentifikasi pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa serta mengevaluasi kebutuhan
akan spesialis dari luar.
3. Memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien. Faktor-faktor
yang menyangkut lingkungan hukum industri klien mempunyai dampak
besar terhadap hasil audit. Pengetahuan auditor untuk menafsirkan fakta
yang berkaitan selama pekerjaan berlangsung akan meyakinkan bahwa
pengungkapan yang semestinya telah dilaksanakan dalam laporan keuangan.
Dalam hal ini dokumen-dokumen hukum yang penting untuk diperiksa oleh
auditor adalah Akta Pendirian Perusahaan,anggaran dasar perusahaan,
masalah rapat dewan komisaris, para pemegang saham, komite audit dan
para pejabat eksekutif termasuk didalamnya adalah ringkasan pokok
mengenai keputusan yang dibuat oleh direksi dan pemegang saham serta
dokumen mengenai kontrak penjualan maupun pembelian.
4. Melaksanakan prosedur menurut penelitian persiapan. Melakukan
analisis ini sangat penting artinya karena dengan demikian keseluruhan
kegiatan pemeriksaan dapat tergambar didalamnya. Prosedur analitis ini
diantaranya : Memahami bidang usaha klien, penetapan kemampuan satuan
usaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya, indikasi adanya kemungkinan
kekeliruan dalam laporan keuangan dan mengurangi pengujian yang terinci.
5. Menentukan materialitas dan menetapkan risiko audit yang dapat
diterima. Besarnya salah saji dalam informasi akuntansi dapat membuat
pertimbangan pengambilan keputusan terpengaruh. Tanggung jawab
auditor adalah menetapkan apakah suatu laporan keuangan terdapat salah
saji material, apabila auditor berpendapat adanya salah saji yang material ia
harus memberitahukan hal ini pada klien, sehingga koreksi dapat dilakukan.
Jika klien menolak untuk mengoreksi laporan keuangan tersebut maka
auditor dapat memberikan pendapat dengan pengecualian.
6. Mengembangkan program audit dan rencana audit. Untuk melaporkan
serta memberikan pendapat yang tepat maka auditor harus melakukan
wawancara, melakukan pemeriksaan dan meneliti keaslian bukti-
bukti. Guna mempermudah pelaksanaan maka auditor harus menyusun
program yang direncanakan secara logis untuk prosedur-prosedur audit bagi
setiap pemeriksaan. Program pemeriksaan juga merupakan suatu alat
pengendalian dimana pemeriksa dapat menyesuaikan pemeriksaannya
dengan anggaran dan jadwal yang telah ditetapkan dalam
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam hal ini Ikatan Akuntansi
Indonesia (2001:311.3) menyatakan bahwa: “Dalam perencanaan auditnya,
auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan saat pekerjaan yang harus
dilaksanakan dan harus membuat suatu program audit secara tertulis.
Program audit membantu auditor dalam memberikan perintah kepada
asisten mengenai pekerjaan yang harus dilakukan. Bentuk program audit
dan tingkat kerinciannya sangat bervariasi”.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit adalah pemeriksaan laporan keuangan yang disusun oleh manajemen
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya.Laporan keuangan
yang harus diperiksa terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan
laporan arus kas.Seorang yang melakukan fungsi auditing dikenal sebagai auditor, yang
pada mulanya adalah pendengar kritis terhadap suatu pertanggungjawaban yangdibacakan
oleh penanggungjawab suatu badan usaha.Saat ini, auditor merupakan profesi yang telah
berkembang sesuai kebutuhan. Auditor telah terbagi dalam beberapa jenis seperti
eksternal auditor dan internal auditor. Tujuan pemeriksaan auditor adalah untuk memeriksa dan
memperoleh keyakinan, apakah kegiatan organisasi usaha dalam hal-hal yang material
sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.Untuk mencapai tujuan audit (audit
objective), seorang auditor harus membuat rencana audit yang terdiri dari prosedur-
prosedur yang akan dijalankan.
3.2 Saran
Kepada pembaca / mahasiswa agar lebih memperdalam materi tentang Proses Audit
sebab sangat penting untuk mengetahui Tahap – Tahap audit dan tanggung jawab auditor
sebelum melangkah untuk mempelajari materi dan memeriksa laporan keuangan
selanjutnya.
Penyusun menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan
oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun semangat, kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Auditing,http://www.slideshare.net/IsmeSemangat/perencanaan-audit-9883055
http://www.academia.edu/9568346/Asersi_Manajemen_Tanggung_Jawab_Auditor_Tujuan_Aud
it_Bukti_Audit_Materialitas_dan_Program_Audit
http://www.slideshare.net/iyandri/perencanaan-audit
Redaktur, Wau, 2015.,Asersi Manajemen, Tanggung Jawab Auditor, Tujuan Audit, Bukti Audit,
Materialitas dan Program Audit.