PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembukaan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, disebutkan bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam yang
melimpah, potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan
demokrasi yang relative stabil. Untuk mengelola sumber daya yang melimpah
diharapkan sistem pemerintahan Negara Indonesia mempunyai suatu sistem
birokrasi dengan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu PNS professional
yang saat ini dikenal dengan istilah ASN (Aparatus Sipil Negara).
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN) menjelaskan bahwa ASN memiliki peranan penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Oleh karena itu penting
agar PNS memiliki profesionalisme dan kompetensi yang memadai untuk bisa
menjalankan tugas tersebut dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Tabel 1.1
Identifikasi Isu
KEADAAN KONDISI YANG
NO IDENTIFIKASI ISU SUMBER ISU
SAAT INI DIHARAPKAN
1. Kurangnya Pelayanan Masih adanya Semua petugas
kesadaran petugas publik petugas yang memakai alat
tentang penggunaan tidak memakai perlindungan diri
Alat Perlindungan alat (APD) saat
Diri (APD) perlindungan melaksanakan
diri (APD) saat tugasnya
menjalankan
tugasnya
2. Kurangnya Pelayanan Terdapat mesin Pasien mampu
pengetahuan pasien publik pendaftaran mengoperasikan
tentang penggunaan yang baru mesin
mesin pendaftaran pendaftaran
secara mandiri
tanpa
didampingi
petugas
3. Kurang optimalnya Pelayanan 1. Masih adanya 1. Pasien
pencegahan publik pasien Tuberculosis
penularan penyakit Tuberculosis (TBC) bisa
Tuberculosis (TBC) (TBC) yang menggunakan
datang ke masker yang
puskesmas telah
tanpa disediakan
menggunaka
n masker
2. Masih banyak 2. Pasien
pasien batuk dengan
sembarangan keluhan batuk
tidak batuk
dengan
sembarangan
4. Kurang optimalnya Pelayanan Rendahnya Kunjungan
pelayanan publik kunjungan pasien jiwa
kesehatan jiwa pasien jiwa atau meningkat
keluarga ke
puskesmas
5. Belum optimalnya Pelayanan Pasien rawat Pasien rawat
sosialisasi tentang publik jalan UGD jalan UGD
rawat luka secara dengan rawat dengan rawat
mandiri di UGD luka masih luka mampu
tinggi merawat luka
secara mandiri
1. Penetapan Isu
Table 1.2
Analisis APKL
INDIKATOR
NO IDENTIFIKASI ISU KETERANGAN
A P K L
1. Kurangnya kesadaran petugas
Memenuhi
tentang penggunaan Alat + + + +
Syarat
Perlindungan Diri (APD)
2. Kurangnya pengetahuan pasien
Memenuhi
tentang penggunaan mesin + + + +
Syarat
pendaftaran
3. Kurang optimalnya pencegahan
Memenuhi
penularan penyakit + + + +
Syarat
Tuberculosis (TBC)
4. Kurang optimalnya pelayanan Tidak
kesehatan jiwa + + - - Memenuhi
Syarat
5. Belum optimalnya sosialisasi Tidak
rawat luka secara mandiri di + - - - Memenuhi
UGD Syarat
Keterangan:
Table 1.3
NO KOMPONEN KETERANGAN
1 2 3
1. Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas
dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut
untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu
2. Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah – masalah lain jika
masalah penyebab isu tidak dipecahkan
(bisa mengakibatkan masalah lain)
3. Growth Seberapa besar kemungkinan isu tersebut
menjadi berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan masalah penyebab isu atau
jika dibiarkan saja maka isu tersebut
semakin memburuk
Table 1.4
PARAMETER
SKOR
Urgency Seriousness Growth
1 2 3 4
1 Isu tidak mendesak Isu tidak begitu Isu lamban
untuk segera serius untuk berkembang
diselesaikan dibahas karena
tidak berdampak ke
hal yang lain
2 Isu kurang Isu kurang serius Isu kurang cepat
mendesak untuk untuk segera berkembang
segera diselesaikan dibahas karena
kurang berdampak
ke hal yang lain
3 Isu cukup mendesak Isu cukup serius Isu cukup cepat
untuk segera untuk segera berkembang,
diselesaikan dibahas karena segera dicegah
akan berdampak ke
hal yang lain
4 Isu mendesak untuk Isu serius untuk Isu cepat
segera diselesaikan segera dibahas berkembang untuk
karena akan segera dicegah
berdampak ke hal
yang lain
5 Isu sangat Isu sangat serius Isu sangat cepat
mendesak untuk untuk segera berkembang untuk
segera diselesaikan dibahas karena segera dicegah
akan berdampak ke
hal yang lain
Table 1.5
Indikator USG
Parameter
No Identifikasi Isu Total Peringkat
U S G
Kurangnya kesadaran
petugas tentang
1. 5 4 4 13 2
penggunaan Alat
Perlindungan Diri (APD)
Kurangnya pengetahuan
2. pasien tentang penggunaan 3 3 2 8 3
mesin pendaftaran
Kurang optimalnya
pencegahan penularan
3. 5 5 5 15 1
penyakit Tuberculosis
(TBC)
Keterangan: berdasarkan Skala Likert: 1 – 5
Dari analisis USG yang telah dilakukan, maka isu yang menjadi
prioritas pertama untuk segera diselesaikan adalah “Kurang Optimalnya
Pencegahan Penularan Penyakit Tuberculosis (TBC) di UPTD Puskesmas
Tegal Selatan”. Isu tersebut mendapat prioritas pertama untuk
diselesaikan dengan perolehan skor 15.
2. Rumusan masalah
D. Manfaat
Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini bisa bermanfaat
dalam mengoptimalkan pencegahan penularan penyakit tuberkulosis (TBC) di
UPTD Puskesmas Tegal Selatan adalah:
1. Bagi Peserta Diklat
a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai –
nilai dasar PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta peran kedudukan ASN ketika
melaksanakan kegiatan Optimalisasi pencegahan penularan penyakit
tuberkulosis di UPTD Puskesmas Tegal Selatan Kota Tegal.
b. Menjadi tenaga kesehatan yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa
yang memiliki integritas dan profesional di lingkungan UPTD Puskesmas
Tegal Selatan Kota Tegal.
2. Manfaat Bagi UPTD Puskesmas Tegal Selatan
a. Rancangan aktualisasi ini diharapkan mampu meningkatkan efektifitas
dan efesiensi, inovasi, serta mutu pelayanan dalam rangka Optimalisasi
pencegahan penularan penyakit tuberkulosis (TBC) di UPTD Puskesmas
Tegal Selatan
b. Membantu meningkatkan kerja sama antara pasien dan petugas
kesehatan dalam rangka Optimalisasi pencegahan penularan penyakit
tuberkulosis (TBC) di UPTD Puskesmas Tegal Selatan
LANDASAN TEORI
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai – nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Nilai-nilai Pancasila tercantum pada setiap sila – sila Pancasila, antara
lain :
a. Sila 1
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan
dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam
semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan
bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga
memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama,
menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak
berlaku diskriminatif antarumat beragama. Secara umum dapat dilihat
dalam penjelasan berikut ini:
1) Merupakan bentuk keyakinan yang berpangkal dari kesadaran
manusia sebagai makhluk Tuhan.
2) Negara menjamin bagi setiap penduduk untuk beribadah menurut
agama dan kepercayaan masing – masing.
3) Tidak boleh melakukan perbuatan yang anti ketuhanan dan anti
kehidupan beragama.
4) Mengembangkan kehidupan toleransi baik intern maupun antar umat
beragama.
5) Mengatur hubungan negara dan agama, hubungan manusia dengan
Sang Pencipta, serta nilai yang menyangkut hak asasi yang paling
asasi.
b. Sila 2
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran
sikap dan perilaku sesuai dengan nilai – nilai moral dalam hidup bersama
atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal
sebagaimana mestinya.Secara Umum dapat dilihat dalam penjelasan
berikut ini :
1) Merupakan bentuk kesadaran manusia terhadap potensi budi nurani
manusia dalam hubungan dengan norma-norma kebudayaan pada
umumnya.
2) Adanya konsep nilai kemanusiaan yang lengkap, adil dan bermutu
tinggi karena kemampuannya berbudaya.
3) Manusia Indonesia adalah bagian dari warga dunia, meyakini adanya
prinsip persamaan harkat dan martabat sebagai hamba Tuhan.
Mengandung nilai cinta kasih dan nilai etis yang menghargai
keberanian untuk membela kebenaran, santun, dan menghormati
harkat kemanusiaan.
c. Sila 3
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu
dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui
dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki
bangsa indonesia. Secara umum dapat dilihat dalam penjelasan berikut
ini:
1) Persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis, ekonomi, politik, sosial
budaya dan keamanan.
2) Manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi keragaman
budaya atau etnis.
3) Menghargai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan
masyarakat.
4) Menjujung tinggi tradisi perjuangan dan kerelaan untuk berkorban dan
membela kehormatan bangsa dan Negara.
5) Adanya nilai patriotik serta penghargaan rasa kebangsaan sebagai
realitas yang dinamis.
d. Sila 4
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah
mufakat melalui lembaga – lembaga perwakilan. Secara umum dapat
dilihat dalam penjelasan berikut ini :
1) Paham kedaulatan rakyat yang bersumber kepada nilai kebersamaan,
kekeluargaan, dan kegotongroyongan.
2) Musyawarah merupakan cermin sikap dan pandangan hidup bahwa
kemauan rakyat adalah kebenaran dan keabsahan yang tinggi.
3) Mendahulukan kepentingan Negara dan masyarakat
4) Menghargai kesukarelaan dan kesadaran daripada memaksakan
sesuatu kepada orang lain.
5) Menghargai sikap etis berupa tanggung jawab yang harus ditunaikan
sebagai amanat seluruh rakyat baik kepada manusia maupun kepada
Tuhannya.
6) Menegakkan nilai kebenaran dan keadilan dalam kehidupan yang
bebas, aman, adil dan sejahtera.
e. Sila 5
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung
makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat
Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah dan batiniah. Secara
umum dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini :
1) Setiap rakyat Indonesia diperlakukan dengan adil dalam bidang hukum,
ekonomi, kebudayaan, dan sosial.
2) Tidak adanya golongan tirani minoritas dan mayoritas.
3) Adanya keselarasan, keseimbangan, dan keserasian hak dan
kewajiban rakyat Indonesia
4) Kedermawanan terhadap sesama, sikap hidup hemat, sederhana dan
kerja keras.
5) Menghargai hasil karya orang lain.
6) Menolak adanya kesewenang-wenangan serta pemerasan kepada
sesama.
7) Menjujung tinggi harkat dan martabat manusia.
3. Etika Publik
Etika didefinisikan sebagai tujuan hidup yang baik bersama dan untuk
orang lain di dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi
atas baik/ buruk, benar/ salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban
untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi
tentang standar/ norma yang menentukan baik/ buruk, benar/ salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Kode etik adalah aturan – aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan – ketentuan tertulis. Kode etik aparatur sipil
negara berdasarkan Undang – Undang ASN adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan perundangan-
undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapatkan atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang – undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang –
Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai – nilai dalam ideologi Pancasila;
b. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/
jasa berupa ukuran baik/buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.
Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan pemborosan;
c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu
terhadap produk atau jasa.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma –norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana
korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap – menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi. Indikator yang ada pada nilai
dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target
dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi
secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang – undang
yang mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan
orang lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang
kita kerjakan dalam bentuk apapun;
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas
terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan
maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.
D. PENJELASAN TEORI
Dalam Permenkes RI No. 67 Tahun 2016 Tuberculosis yang selanjutnya
disingkat TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan organ lainnya. Penularan penyakit
ini melalui perantaraan ludah atau dahak penderita yang mengandung basil
tuberculosis paru. Pada waktu penderita batuk butir – butir air ludah beterbangan
di udara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk ke dalam paru –
parunya yang kemudian bisa menyebabkan munculnya penyakit tuberculosis
(TBC).
Penanggulangan TB diselenggarakan melalui kegiatan: promosi
kesehatan, surveilans TB, pengendalian faktor resiko, penemuan dan
penanganan kasus TB, pemberian kekebalan dan pemberian obat pencegahan.
Promosi kesehatan dalam penanggulangan TB ditujukan untuk
meningkatkan komitmen para pengambil kebijakan, meningkatkan keterpaduan
pelaksanaan program dan memberdayakan masyarakat.
Surveilans TB merupakan pemantauan dan analisis sistematis terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian TB atau masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhinya untuk mengarahkan tindakan
penanggulangan yang efektif dan efisien.
Pengendalian faktor resiko ditujukan untuk mencegah, mengurangi
penularan dan kejadian penyakit TB. Pengendalian faktor resiko dilakukan
dengan cara:
BAB III
A. PROFIL ORGANISASI
1. Dasar Hukum
Beberapa dasar hukum terkait dengan operasionalisasi UPTD
Puskesmas Tegal Selatan adalah sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembanguhan Nasional;
d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
e. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
f. Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN);
g. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
h. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaran
Jaminan Sosial (BPJS);
i. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1986 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal dan Kabupaten Daerah
Tingkat II Tegal;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2007 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kota Tegal dengan Kota Brebes Provinsi Jawa Tengah di muara
Sungai Gangsa;
l. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
m. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah ;
n. Peratutan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005;
o. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal Nomor 6 tahun
1988 tentang Perubahan Batas dan Luas Wilayah Kotamadya Daerah
Tingkat II Tegal dan Memberlakukan Semua Peraturan Daerah
Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal di Wilayah Kotamadya Dearah
Tingkat II Tegal;
p. Permendagri Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
q. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
r. Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Petunjuk teknis pengelolaan
keuangan BLUD
s. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741 / Menkes / PER / VII / 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di
Kabupaten/Kota;
t. Peraturan Walikota Tegal Nomor 23Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Dana Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Dan
Jaringan Di Kota Tegal.
u. Peraturan Walikota Tegal Nomor 1Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Walikota Tegal Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Pembentukan
Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah Kota
Tegal.
NO KETENAGAAN JUMLAH
1 Pegawai Negeri Sipil 29
2 Tenaga Sukarela 22
Jumlah 51
2) Prasarana
UPTD Puskesmas Tegal Selatan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan memiliki 4 unit gedung/ bangunan yaitu
puskesmas induk dan IGD, puskesmas pembantu (pustu) debong
tengah, puskesmas pembantu (pustu) debong kulon, rumah dinas
medis/ paramedic.
C. Role Model
Tokoh yang menjadi panutan atau role model bagi saya
adalah Kepala UPTD Puskesmas Tegal Selatan. Beliau
lahir di Tegal tanggal 30 Desember 1968, alamat rumah
Dk. Kendayangan RT 08 Rw 02 Kecamatan Warureja.
1. Unit Kerja
UPTD Puskesmas Tegal Selatan
2. Identifikasi Isu
a. Kurangnya kesadaran petugas tentang penggunaan Alat Perlindungan
Diri (APD)
b. Kurangnya pengetahuan pasien tentang penggunaan mesin
pendaftaran
c. Kurang optimalnya pencegahan penularan penyakit Tuberculosis (TBC)
d. Kurang optimalnya pelayanan kesehatan jiwa
e. Rendahnya pengetahuan pasien rawat jalan di UGD tentang perawatan
luka secara mandiri
3. Isu yang Diangkat
Dari beberapa isu yang diangkat oleh penulis di UPTD Puskesmas Tegal
Selatan, penulis mengambil isu tentang kurang optimalnya pencegahan
penularan penyakit Tuberculosis (TBC).
4. Gagasan Pemecahan Isu
Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh penulis untuk mengaktualisasikan
nilai dasar ASN “ANEKA” di UPTD Puskesmas Tegal Selatan dalam
rangka Optimalisasi Pencegahan Penularan Penyakit Tuberculosis (TBC)
adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan skrining dini
b. Menyediakan masker bagi pasien batuk di loket pendaftaran
c. Menyediakan masker N95 bagi petugas
d. Memasang poster tentang Etika Batuk di tempat pelayanan
e. Melakukan sosialisasi tentang Etika Batuk kepada pasien TBC
f. Menyediakan tempat sampah infeksius di ruang tunggu pasien
Tabel 4.1
Rancangan Kegiatan Aktualisasi di UPTD Puskesmas Tegal Selatan
5. Saya
menyampaikan
kegiatan yang
akan dilakukan
kepada koordinator
pelayanan klinis
dengan jelas dan
sopan agar
5. Memasang koordinator
poster di tempat pelayanan klinis
pelayanan memberikan
kepercayaan
kepada saya untuk
melakukan
kegiatan tersebut.
Saya respek
dengan apa yang
disampaikan oleh
koordinator
pelayanan klinis
dan melakukan
musyawarah
dalam
pengambilan
keputusan
(Nasionalisme:
Sila ke IV)
6. Saya memasang
poster di tempat
pelayanan dengan
bantuan rekan
kerja agar lebih
efektif dan efisien
serta memberikan
kepercayaan
kepada rekan kerja
untuk
memasangnya
sebagai wujud
Nasionalisme:
Sila ke III
Portofolio / Bukti
Tanggal
No Kegiatan Kegiatan
27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1. Membuat Notulen
leaflet tentang konsultasi dan
stunting diskusi,
Leaflet tentang
stunting
dokumentasi
2. Membuat Notulen
lembar balik konsultasi dan
tentang diskusi, Lembar
stunting balik tentang
stunting
3. Mensosialisasi Notulen
pencegahan konsultasi,
stunting Surat undangan,
kepada Ibu daftar hadir,
Hamil notulen,
dokumentasi
4. Pemberian Surat
Tablet pemberitahuan,
Tambah daftar penerima,
Darah untuk surat serah
remaja Putri terima,
(SMA) dokumentasi
5. Mensosialisasi Notulen
kan konsultasi, Surat
Pencegahan undangan,
Stunting daftar hadir,
kepada ibu notulen,
balita dokumentasi
6. Mendemonstr Surat undangan,
asikan cara daftar hadir,
pengukuran notulen,
Panjang dokumentasi
badan dan
tinggi badan
balita pada
kader
posyandu
Keterangan :