DISUSUN OLEH:
MAHASISWA REGULER ANGKATAN 2015
BAB 1
PENDAHULUAN
Peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2017
“Saya Berani, Saya Sehat”
1
pasangan. Penularan HIV/AIDS juga dapat melalui kontak arah /luka serta transfusi
darah yang tercemar virus HIV, penggunaan jarum suntik yang bergantian dengan orang
yang terinfeksi virus HIV/AIDS, serta ibu yang telah terinfeksi virus HIV/AIDS
mengandung sehingga bayi dalam kandungan dapat terinfeksi HIV (Purwaningsih, et
al, 2013). Berbagai faktor saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Penyebaran
utama HIV/AIDS di Indonesia secara lebih jelas terlihat pada para pengguna narkotika
suntikan dan prostitusi. Kelompok masyarakat tersebut terkenal sebagai kelompok yang
sangat rentan untuk tertular virus HIV dan menderita AIDS. Mereka bukan saja mudah
terinfeksi, tetapi juga mudah menularkan penyakit tersebut pada kelompok rentan yang
lain. (Hardisman. 2009)
Berdasarkan pada laporan kasus HIV/AIDS di Indonesia yang terkumpul hingga
Juni 2014 terdapat 198.573 penderita terdiri atas 142,950 kasus HIV dan 55,623 kasus
AIDS serta dengan 9,760 angka kematian. Kelompok usia yang terdeteksi HIV/AIDS
positif yaitu kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 18.287, kelompok umur ≥ 60 tahun
sebanyak 550, dan kelompok umur 15-19 tahun sebanyak 1.717. Cara penularan HIV
tertinggi yaitu melalui hubungan seksual heteroseksual sebanyak (52.8%), pengguna
narkoba suntik (penasun) sebanyak 10.3%, dan LSL (Lelaki Suka Lelaki) sebanyak
7.7% (Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan pada daftar kabupaten dan kota prioritas tahun 2012 di daerah
Surabaya terdapat pengguna jarum suntik (penasun) sebanyak 5.067 orang, WPS tidak
langsung 227, WPS langsung 1.060, pelanggan WPS 10.171, LSL 5.660 Hasil
surveilans terpadu biologis dan perilaku (STBP) yang dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan di beberapa provinsi menggambarkan bahwa prevalensi HIV mulai konstan
di atas 5% pada beberapa sub-populasi berisiko tinggi tertentu. Hasil surveilans sentinel
HIV sampai dengan tahun 2012 menunjukkan bahwa prevalens HIV berkisar 21% –
52% pada penasun, 1%-22% pada WPS, 3%-17% pada waria. (Kemenkes, 2013).
Sementara itu berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jatim
menyatakan jumlah penderita HIV/AIDS selama rentang waktu tahun 2013 lalu
mencapai 28.743 orang. Dengan perincian untuk jumlah HIV mencapai 20.030 orang
dan penderita AIDS sebanyak 8.713. Untuk angka kematian di tahun 2013 ini,
diperkirakan sekitar 12 orang. Hal ini turun drastis dibandingkan tahun 2012 lalu yang
mencapai 20 orang. Sedangkan penderita HIV/AIDS yang mati sejak tahun 1989
hingga 2013 sebanyak 152 orang. (KPA, 2013).
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya tahun 2014 menunjukkan, dari
total penderita HIV/AIDS di Surabaya, sebesar 40 persen berasal dari usia remaja atau
2
usia produktif. Disusul ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 30 persen. Untuk remaja,
sebagian besar disebabkan perilaku seksual yang menyimpang. Sedangkan untuk IRT,
rata-rata diduga karena tertular dari suaminya. Jumlah penderita HIV/AIDS di
Surabaya, terhitung sejak tahun 1999 hingga 2014, sebanyak 7.600 orang. Pada tahun
ini, ditemukan sebanyak 254 kasus. Sebagian besar penderita virus mematikan ini
berasal dari lokalisasi Dolly dan Jarak, dengan jumlah sebanyak 215 kasus. (Dinkes,
2014)
Semakin meningkatnya perilaku berisiko masyarakat berpotensi untuk
memperbesar penularan (KPAN, 2011). Penularan HIV apabila tidak tertangai dengan
baik maka dapat mengarah ke AIDS dimana akan terjadi kumpulan gejala seperti
infeksi jamur, virus, parasit dan bakteri yang menyerang yang disebut infeksi
oportunisti (Purwaningsih, 2013). Apabila keadaan demikian tidak tertangani maka
dapat menyebabkan kematian (UNAIDS, 2013). Angka pengendalian HIV/AIDS di
Indonesia semakin berkembang. WHO pedoman perkiraan jumlah orang yang
membutuhkan ART akan meningkat menjadi 30.700.000 pada tahun 2015 (UNAIDS,
2013).
Untuk mencegah terjadinya penularan HIV, menekan angka kematian penderita
HIV serta untuk menyadarkan masyarakat agar tidak lagi mendiskriminasi ODHA
maka perlu adanya program pencegahan dan pengendalian penularan HIV/AIDS yang
melibatkan masyarakat luas. Pengendalian angka pertumbuhan atau peningkatan
HIV/AIDS di Indonesia merupakan tanggung jawab bersama seluruh rakyat Indonesia
bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengatasi pencegahan serta
pengendalian angka penularan HIV/AIDS (KPAN, 2011). Dampak epidemi HIV/AIDS
tidak hanya bersifat klinis akan tetapi berdampak juga terhadap lingkungan sosial. Isu
dampak buruk menyentuh sendi sosial masyarakat yang dapat menyebabkan ODHA
kurang mendapatkan pelayanan yang baik dari masayarakat serta sistem pendukung
(pengobatan, dukungan). Sehingga ODHA enggan untuk berobat yang dapat berdampak
pada kematian (KPAN, 2011).
Tahun 2015 merupakan tahun yang sangat strategis bagi penanggulangan HIV
dan AIDS di Indonesia. Pertama, tahun depan merupakan awal pemerintahan baru yang
memiliki visi dan misi kesehatan yang berbeda dengan pemerintahan saat ini. Kedua,
tahun ini juga merupakan awal dari pelaksanaan Rencana Strategi dan Aksi Nasional
Penanggulangan AIDS 2015-2019. Ketiga, tahun 2015 merupakan tahun awal untuk
pelaksanaan model pendanaan program penanggulangan AIDS Global Fund yang
3
didasarkan pada SRAN 2015-2019. (Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran UGM, 2015).
Dari beberapa pemaparan tersebut kami berharap apabila dilaksanakan maka
dapat mendukung upaya pencegahan dan pengendalian penularan HIV yaitu dengan
mengadakan suatu seminar HIV/AIDS yang diikuti oleh komunitas ODHA bertujuan
untuk mempromosikan pencegahan penularan HIV/AIDS, serta pemberian lingkungan
yang komprehensif terhadap ODHA atau dengan kata lain menurunkan stigma negatif
terhadap ODHA sehingga deskriminasi terhadap ODHA dapat menurun dan ODHA
juga bisa mendapatkan pelayanan yang layak.
4
3. Mengajak peserta seminar dalam menyediakan lingkungan yang kondusif bagi
ODHA melalui cara mengurangi stigma negatif terhadap ODHA dengan adanya
games sehingga ODHA dapat mendapatkan pelayanan serta penerimaan oleh
masyarakat.
4. Menciptakan jiwa pemuda/i yang sehat dan semangat para pemuda/i dalam
menyuarakan pentingnya peringatan hari HIV/AIDS sedunia yang jatuh pada
tanggal 1 Desember 2015.
5. Sebagai upaya pengembangan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan serta
keberlangsungan hidup ODHA secara mandiri.
5
BAB 2
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
7
HIV/AIDS Project Based dikarenakan ada keperluan.
Learning
2.4 Pembahasan
Kegiatan dengan tema “Saya Berani, Saya Sehat” merupakan kegiatan Project
Base Learning mata kuliah Imun Hematologi 2 yang dilaksanakan untuk memperingati
Hari AIDS Sedunia.
Dalam kegiatan ini kami mengalami beberapa hambatan. Hambatan- hambatan
tersebut antara lain:
Hambatan Upaya Mengatasi
1. Sie Humas dan Perijinan 1. Perlengkapan
Sie Humjin tidak Sie Humjin membantu sie lain
menyebarkan undangan yang membutuhkan bantuan
kepada para kader karena
waktu yang mendadak dan
pergantian konsep
2. Keamanan dan Perijinan
Dibantu dengan sie lain untuk
2. Sie Keamanan
menata tempat dan persiapan
Persiapan tempat yang
yang lain
hanya beberapa jam
sebelum acara dimulai
3. Sie Konsumsi
Panitia memberikan snack baru
3. Sie Konsumsi
yang tidak basi
Snack untuk panitia ada
yang basi
4. Sie Acara
Sie Acara berkoordinasi dengan
4. Sie Acara
Sie Pubdok untuk mengisi
Acara mengalami
kekosongan waktu dengan
8
kemunduran waktu karena menginstruksikan peserta
harus menunggu Ketua seminar untuk foto di photoboth
RSUA yaitu Prof. Dr. yang telah disediakan oleh
Nasronudin dr., SpPD, K- panitia.
PTI. Mengkoordinasikan kembali
antara Sie Acara dengan ODHA
Rundown diubah saat karena ODHA telah siap
penampilan dari ODHA. terlebih dahulu untuk tampil
diawal acara.
5. Sie Pubdok
Panitia menggunakan kamera
5. Sie Pubdok handphone untuk
Kamera digital yang siap dokumentasinya.
digunakan hanya ada 2
buah.
Tabel 2.2 Hambatan dan solusi
9
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PROJECT BASED LEARNING IMMUN HEMATO 2
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Ketua Panitia
Project Based Learning
Dosen Pembimbing
Project Based Learning
Wakil Dekan I
Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
10
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
PERINGATAN HARI HIV/AIDS 1 DESEMBER 2017
“SAYA BERANI, SAYA SEHAT”
PROGRAM REGULER ANGKATAN 2015
NIP. 198109282012122002
Sie Acara
11
7. Malinda Kurnia P NIM. 131511133017
Sie Konsumsi
12
5. Fara Farina NIM. 131511133022
Sie KSK
13
8. Elma Karamy NIM. 131511133026
Sie Perlengkapan
14
15. Risniawati NIM. 131511133070
15
16. Isnaini Via Z NIM. 131511133094
Sie Materi
16
10.Fifa Nasrul Ummah NIM. 131511133056
17
Lampiran 3
SUSUNAN ACARA
PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA 1 DESEMBER 2017
“SAYA BERANI, SAYA SEHAT”
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 4
18
DOKUMENTASI
PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA 1 DESEMBER 2017
“SAYA BERANI, SAYA SEHAT”
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
G
20
Gambar 4.7 Sesi tanya jawab Gambar 4.8 Penyerahan Plakat
21
Lampiran 5
ABSENSI PANITIA
22
Lampiran 6
ABSENSI PESERTA
23
Lampiran 7
ABSENSI UNDANGAN
24
Lampiran 8
LAPORAN KEUANGAN
2. Pengeluaran Dana
No Sub Kegiatan Tanggal Keperluan Jumlah Harga
Pembelian Satuan Sejumlah
25
13 Paket 10 Rp. Rp.
November Doorprize 13.700 137.000
2017
Total Rp.
192.000
26
2. Konsumsi 4 Paket
Desember Sembako
2017 ODHA
50 Rp. Rp.
- Gulaku
4.600 230.000
250 gr
- Kecap
50
bango
Rp. Rp.
sachet
- Minyak 1.950 97.500
Goreng
botol
- Mie telor 50
- Teh
sariwangi Rp. Rp.
sachet 4.550 227.500
- Kopi
sachet
- Tas kain
50
50
Rp. Rp.
3.960 198.000
Rp. Rp.
50
1.100 55.000
50
Rp. Rp.
1.190 59.500
Rp. Rp.
1.250 62.500
27
4 Snack 100 Rp. Rp.
Desember Peserta 5.200 520.000
2017 (Roti)
Total Rp.
1.945.000
4 Peralatan - Rp.
Desember Games 15.000
2017
Total Rp.
45.000
28
Total Rp.
243.000
Total Rp.
2.512.500
TOTAL Rp.
4.937.500
3. Sisa Dana
Pemasukan – Pengeluaran = Rp. 6.200.000 – Rp. 4.937.000
= Rp. 1.262.500
(Terbilang: Satu Juta Dua Ratus Enam Puluh Dua Ribu Lima Ratus Rupiah)
29