Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAWASAN MUTU MAKANAN


“ Uji Formalin“

Dosen Pembimbing : Desri Suryani, SKM., M.Kes

Disusun Oleh
Kelompok 6
1. Cindy Claudia
2. Dwi Anggreani
3. Fanny Rahma Sari
4. Melinda Tri Putri
5. Sintia Monica
6. Via nica Octisari

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PROGRAM STUDI DIV GIZI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan laporan tentang “uji Formalin pada
makanan” mata kuliah Pengawasan Mutu Pangan

Kami menyadari bahwa laporan pratikum ini masih jauh dari kata sempurna, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan dari makalah ini.
Semoga laporan pratikum sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih dosen pembimbing mata kuliah dan
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam pembuatan laporan pratikum ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita semua.

Bengkulu, Agustus 2019

Penyusun
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penyalahgunaan bahan-bahan kimia berbahaya sebagai bahan tambahan bagi
produk makanan maupun minuman yang tidak sesuai dengan peruntukkannya telah
banyak membuat resah masyarakat. Penggunaan bahan kimia seperti pewarna dan
pengawet untuk makanan ataupun bahan makanan dilakukan oleh produsen agar produk
olahannya menjadi lebih menarik, lebih tahan lama dan juga tentunya lebih ekonomis
sehingga diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun
dampak kesehatan yang ditimbulkan dari penggunaan bahanbahan berbahaya tersebut
sangatlah buruk bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. Keracunan makanan yang
bersifat akut serta dampak akumulasi bahan kimia yang bersifat karsinogen merupakan
beberapa masalah kesehatan yang akan dihadapi oleh konsumen (Aghnan, 2016).
Dalam proses pengolahan makanan, produsen selalu mengusahakan untuk
menghasilkan makanan yang disukai dan berkualitas baik. Oleh karena itu, biasanya
produsen sering menambahkan Bahan Tambahan Pangan (BTP) ke dalam makanan.
Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) atau food additives sudah sangat meluas.
Hampir semua industri pangan, baik industri besar maupun industri rumah tangga,
dipastikan menggunakan BTP. Penggunaan BTP memang tidak dilarang asalkan bahan
tersebut benar-benar aman bagi kesehatan manusia dan dalam dosis yang tepat. Akan
tetapi, terdapat dua permasalahan utama dalam penggunaannya. Pertama, produsen
menggunakan BTP yang diizinkan akan tetapi melebihi dosis yang diizinkan. Kedua,
produsen menggunakan bahan yang bukan merupakan BTP. Salah satu contoh bahan
yang bukan termasuk BTP tetapi sering ditambahkan ke dalam makanan yaitu formalin
(Saparianto, 2006).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum uji analisis formalin pada makanan adalah untuk
mengidentifikasi senyawa formalin pada makanan basah.
C. Prinsip
Prinsip dari praktikum uji analisis formalin pada makanan adalah berdasarkan
adanya perubahan warna larutan.
BAB II

Pendahuluan

2.1 Tinjauan Pustaka


A. Pengertian Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.
Didalam formalin mengandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, biasanya
ditambah methanol hingga 15 persen sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan
pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri. Nama lain dari
formalin adalah Formol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane,
Polyoxymethylene glycols, Methanal, Formoform, Superlysoform, Formaldehyde, dan
Formalith.(Astawan,Made,2006).
Berat Molekul Formalin adalah 30,03 dengan Rumus Molekul HCOH. Karena
kecilnya molekul ini memudahkan absorpsi dan distribusinya ke dalam sel tubuh. Gugus
karbonil yang dimilikinya sangat aktif,dapat bereaksi dengan gugus
–NH2 dari protein yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap
(Harmita, 2010).
Rumus bangun formalin:

B. Penggunaan Formalin
Penggunaan formalin antara lain sebagai pembunuh kuman sehingga digunakan
sebagai pembersih lantai, gudang, pakaian dan kapal, pembasmi lalat dan serangga
lainnya, bahan pembuat sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak.
Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas,
bahan pembentuk pupuk berupa urea, bahan pembuatan produk parfum, bahan pengawet
produk kosmetik dan pengeras kuku, pencegah korosi
untuk sumur minyak, bahan untuk isolasi busa, bahan perekat untuk produk kayu lapis
(playwood), dalam konsentrasi yang sangat kecil ( < 1 % ) digunakan sebagai pengawet,
pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampo
mobil, lilin dan karpet (Harmita, 2010).
C. Penggunaan formalin yang salah
Penggunaan formalin yang salah adalah hal yang sangat disesalkan. Melalui
sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium,ditemukan sejumlah produk pangan
yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini dilakukan
produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh produk
yang sering mengandung formalin misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan
tahu yang beredar di pasaran. Yang perlu diingat, tidak semua produk pangan
mengandung formalin.
D. Ciri-ciri produk pangan yang mengandung formalin
Seperti telah dipaparkan di muka, bahwa terdapat sejumlah produk yang secara
sengaja ditambahkan formalin sebagai pengawet. Untuk memastikan apakah sebuah
produk pangan mengandung formalin atau tidak memang dibutuhkan uji laboratorium.
Kita sebaiknya berhati-hati bila menjumpai produk pangan yang mempunyai ciri sebagai
berikut:

E. Efek Mengonsumsi Formalin dalam Jangka Pendek

 Jika terkena mata, maka akan terjadi iritasi, gatal dan penglihatan kabur.
 Jika tertelan maka dapat menimbulkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, ginjal,
dll.

 Jika terhirup maka dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, batuk,
diare dan gangguan paru- paru/ pernafasan. • Gangguan menstruasi dan kemandulan
pada perempuan.
 Luka pada ginjal, gangguan pernafasan, daya ingat terganggu, sulit tidur hingga
kanker otak.
 Jika bersentuhan dengan kulit dapat menyebabkan panas, mati rasa hingga radang
kulit.
F. Bahaya Formalin
Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan.
Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : Luka baker pada kulit, Iritasi pada saluran
pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia Dampak formalin pada
kesehatan manusia, dapat bersifat
1. Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : sepert iritasi, alergi,
kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing
2. Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu
yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada
pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan
percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat
karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena
terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.
3. Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala,
ganggua pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk,
luka pada ginjal dan sensitasi pada paru Efek neuropsikologis meliputi gangguan
tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat
berkurang. Gangguan head dan kemandulan pada perempuan Kanker pada hidung,
rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak Apabila terkena mata dapat
menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gatal- gatal, penglihatan
kabur, dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan beronsentrasi tinggi maka
formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada
lensa mata
4. Apabila tertelan maka mulut,tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan,
mual, muntah, dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat,
sakit kepala, hipotensi ( tekanan darah rendah ), kejang, tidak sadar hingga koma.
Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas, system
susunan saraf pusat dan ginjal (Endah,2013).
BAB III
Pembahasan
A. Alat : B. Bahan:
 Timbangan  Sampel (Dehasen, Geprek Moya,
 Pipet ukur Ikan Tongkol, Bakso seblak, Cumi –
 Mortar cumi kering, pempek, dan Basreng )
 Tabung reaksi  Kunyit
 Gelas ukur  KmnO40,1 N
 Gelas piala  Aquades
C. Langkah kerja
1. Buat larutan KmnO40,1 N dengan menggunakan rumus sebagai berikut
𝑔
N= 𝐵𝑀𝑋 𝑉 𝑋 𝑎

Ket:
N= Mortalitas
g= masa yang ditimbang ( gram )
BM= berat molekul ( gram/mol )
V= Volume yang diinginkan
a= nilai valensi= 5
2. Timbang sampel 10 gram lalu dihaluskan menggunakan mortar.
3. Tamabahkan 20 ml aquades, aduk dan saring.
4. 5 ml hasil penyaringan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
5. Tambahkan 5 tetes larutan KmnO40,1 N ke dalam tabung reaksi kemudian digoyang –
goyang.
6. Amati perubahan warna yang terjadi.
7. Jika warna ungu KmnO4 hilang maka sampel dinyatakan positif mengandung formalin.
D. Hasil dan Pembahasan
Hasil
No. Sampel Hasil

1. Ayam Albaik ( Negative )

2. Bakso Dehasen ( Negative )

3. Bakso Bom ( Negative )

4. Mie Ayam Dehasen ( Negative )

5. Geprek Moya ( Negative )


6. Ikan Tongkol ( Positive )

7. Bakso Seblak ( Negative )

8. Cumi – cumi kering ( Negative )

9 Pempek ( Negative )

10 Basreng ( Positive )
Pembahasan

Dalam penelitian kali ini dilakukan uji Formalin pada makanan. Disini terdapat 10 sampel
makanan yaitu; Dehasen, Geprek Moya, Ikan Tongkol, Bakso seblak, Cumi – cumi kering,
pempek, dan Basreng. Setelah dilakukan pengamatan terhadap sampel tersebut hanya terdapat
dua sampel makanan yang dinyatakan positive yaitu; ikan tongkol dan asreng sedangkan yang
lainnya dinyatakan negative.

Hasil pengamatan didapat dari perubahan warna yang terjadi pada larutan yang telah
dibakar menggunakan spritus. Setelah itu diamati perubahan yang terjadi pada larutan yang
berada didalam tabung reaksi, jika dia berubah menjadi kuning cenderung keruh makan sampel
tersebut dinyatakan positive mengandung formalin sedangkan yang tidak mengalami perubahan
apapun dinyatakan negative atau tidak mengandung formalin.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Didalam
formalin mengandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, biasanya ditambah methanol
hingga 15 persen sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama
(desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri. Nama lain dari formalin adalah Formol,
Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethylene glycols, Methanal,
Formoform, Superlysoform, Formaldehyde, dan Formalith.(Astawan,Made,2006).
Penggunaan formalin antara lain sebagai pembunuh kuman sehingga digunakan sebagai
pembersih lantai, gudang, pakaian dan kapal, pembasmi lalat dan serangga lainnya, bahan
pembuat sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Maka dari itu formalin
bukanlah untuk dicampurkan sebagai bahan tambahan pangan karena dapat berbahaya terhadap
setiap orang yang mengkkonsumsinya.

B. Saran

Setelah dilakukan pengamatan ini diharapkan agar lebih berhati – hati dalam memilih
makanan untuk dikonsumsi. Sebab, sekarang banyak oknum – oknum yang tidak bertanggung
jawab atas perbuatan yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai