Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAWASAN MUTU MAKANAN


“Uji Methanyl Yellow “

Dosen Pembimbing : Desri Suryani, SKM., M.Kes

Disusun Oleh
Kelompok 6
1. Cindy Claudia
2. Dwi Anggreani
3. Fanny Rahma Sari
4. Melinda Tri Putri
5. Sintia Monica
6. Via nica Octisari

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PROGRAM STUDI DIV GIZI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan laporan tentang “uji Methanyl Yellow” mata
kuliah Pengawasan Mutu Pangan

Kami menyadari bahwa laporan pratikum ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan dari makalah ini. Semoga
laporan pratikum sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih dosen pembimbing mata kuliah dan kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam pembuatan laporan pratikum ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita semua.

Bengkulu, Oktober 2019

Penulis
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Pada dasarnya baik masyarakat desa maupun kota, pasti telah menggunakan zat aditif
makanan dalam kehidupannya sehari-hari. Secara ilmiah, zat aditif makanan di definisikan
sebagai bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk
meningkatkan mutu. Disini zat aditif makanan sudah termasuk : pewarna, penyedap, pengawet,
pemantap, antioksidan, pengemulsi, pengumpal, pemucat, pengental, dan anti gumpal.
Bahan pewarna makanan terbagi dalam dua kelompok besar yakni pewarna alami dan
pewarna buatan. Di Indonesia, peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan
dilarang untuk pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88
mengenai bahan tambahan pangan. Akan tetapi seringkali terjadi penyalahgunaan pemakaian zat
pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai
untuk mewarnai bahan pangan.Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya
residu logam berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan tersebut antara lain
disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan, dan disamping
itu harga zat pewarna untuk industry jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna
untuk pangan.
Bahan pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan terdiri dari pewarna sintetis
(buatan) dan pewarna natural (alami).Pewarna sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia, seperti
tartrazin untuk warna kuning atau allura red untuk warna merah.Kadang-kadang pengusaha yang
nakal menggunakan pewarna bukan makanan (non food grade).
untuk memberikan warna pada makanan, dandemi mengeruk keuntungan ada
yang menggunakan pewarna tekstil untuk makanan. Ada yang menggunakan Metanil Yellow
yang adalah pewarna tekstil untuk mewarnai kerupuk, minuman sirup, bahkan Sari
buah.Padahal,penggunaan pewarna jenis itu dilarang keras.Hal ini tentu saja dapat berdampak
buruk bagi kesehatan mereka terutama perkembangan otak. Karena kandungan bahan tambahan
berbahaya selain dapat merusak tubuh juga dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan sel otak bagi anak-anak. Pengaruh buruk dari adanya bahan tambahan
makanan berbahaya juga berdampak bagi orang dewasa. Jika orang dewasa mengkonsumsi
makanan atau minuman yang mengandung zat tambahan berbahaya dalam jangka waktu yang
cukup lama maka akan menimbulkan resiko timbulnya penyakit mematikan seperti kanker.
Dengan demikian praktikum ini di lakukan mahasiswa dan mahasiswi untuk melakukan
praktikum Identifikasi Zat Pewarna dalam makanan dan minuman karena kandungan bahan
tambahan pangan sangat berbahaya bagi siapa saja yang mengkonsumsi dan tersebar dimana-
mana.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum uji analisis kandungan Methanil Yellow pada makanan
adalah untuk mengidentifikasi senyawa Methanil Yellow pada makanan sehari – hari

C. Prinsip
Prinsip dari praktikum uji analisis Methanil Yellow pada makanan adalah
berdasarkan adanya perubahan warna
BAB II

Pendahuluan

2.1 Tinjauan Pustaka

Zat pewarna makanan yang bisa mengganggu kesehatan manusia bila dikonsumsi melebihi
batas, di negeri kita juga seringkali ditemukan makanan atau minuman yang menggunakan
bahan pewarna yang dilarang oleh Permenkes 722/MenKes/Per/VI/1988 atau Permenkes No.
1168/MenKes/1999.
Bahan-bahan pewarna tersebut diantaranya Methyl Yellow yang dicampurkan ke dalam
saus tomat, minuman, Mie basah maupun kering, tahu, serta makanan dan minuman yang
umum diperjual belikan di lingkunagn kita. Padahal sebenarnya, pewarna tersebut, pewarna
tersebut digunakan untuk industri tekstil. Bila Methyl Yellow dikonsumsi, akibatnya akan fatal.
Methanyl Yellow / Metanil yellow atau kuning metanil merupakan zat warna sintetis
berbentuk serbuk, padat, berwarna kuning kecoklatan. Kuning metanil umumnya digunakan
sebagai pewarna tekstil, dan cat.
Saat ini banyak kuning metanil di salah gunakan untuk pangan, beberapa telah ditemukan
untuk beberapa jenis pangan di antaranya, kerupuk, mie,pangan jajanan berwarna kuning dan
banyak juga sebagai pewarna pada tahu. Ciri pangan dengan pewarna kuning metanil biasanya,
berwarna kuning menyolok dan cenderung berpendar, banyak memberikan titik-titik warna
karena tidak homogen (misalnya pada kerupuk).
Zat pewarna kuning Metanil yellow, merupakan zat pewarna industry tekstil yangdilarang
untuk produk makanan, yang pada umumnya menggunakan zat anorganik ataupunmineral
alam. Zat warna anorganik berasal dari persenyawaan logam berat seperti aluminium,besi,
tembaga dan lainnya. Zat warna ini bersifat racun dan berbahaya karena mengandungresidu
logam berat. Industri tekstil menggunakan logam berat sebagai bahan pengikat warnaagar
warna warna yang dihasilkan menjadi lebih terang dan indah.
Bahkan ada beberapaindustry tekstil yang menggunakan logam berat sebagai bahan
pewarna. Logam berat yangterkandung di dalam pewarna tekstil dapat dilihat dari jenis limbah
yang dihasilkan industrytekstil tersebut, terutama arsenic (Ar), Kadmium (Cd), krom (Cr),
timbal (Pb), tembaga (Cu),zinc/seng (Zn) (Agus widodo, 2006). Dalam jangka panjang akan
terjadi kerusakan organ hati dan ginjal, hingga menyebabkan kanker.
BAB III
Pembahasan
A. Alat : B. Bahan:
 Timbangan  Sampel (Bisvit selimut, Orange
 Pipet ukur Water, Crispy Crackers, Siip,
 Mortar Cheetoss, Nutrisari, Rolls, Mie
 Tabung reaksi Kuning, nasi kuning, sweet corn )

 Gelas ukur  Kunyit

 Gelas piala  Larutan Naoh


 Larutan Kmno4
 Kertas saring
 Aquades

C. Langkah kerja
a. Sampel di potong kecil-kecil lalu di timbang sebanyak 5 gram
b. Sampel selanjutnya di haluskan dengan menggunakan mortir dan stranfer
c. Lalu di tambahkan aquadest 50ml (secukupnya) kemudian rendam selama 24 jam
 Uji kualitatif menggunakan kertas kunyit
1. Siapkan sampel makanan yang akan diuji. Jika sampel berbentuk padatan, potong
bagian menjadi bagian – bagin kecil, tambahkan air 2 – 3 ml dan kocok sampel
yang telah ditambahkan air. Masukkan sekitar 1 ml sampel kedalam tabung reaksi
2. Ke dalam sampel. Tambahkan 3- 5 tetes pereaksi metanil yellow tetes demi tetes.
Kocok tabung reaksi dengan hati – hati.
3. Perhatikan perubahan warna yang terjadi, jika hasil pengujian terbentuk warna
violet kecoklatan berarti sampel mengandung methanyl yellow
D. Hasil dan Pembahasan
Uji Methanyl Yellow dengan larutan kunyit

No. Hasil Sampel Hasil

1. Bisvit selimut ( Negatif )

2. Orange Water ( Negatif )

3. Crispy Crackers ( Negatif )

4. Siip ( Negatif )

5. Cheetoss( Negatif )
6. Nutrisari ( Negatif )

7. Rolls ( Negatif )

8. Mie Kuning ( Negatif )

9 nasi kuning ( Negatif )

10 sweet corn( Negatif )


Uji Methanyl Yellow dengan larutan kunyit + larutan Kmno4
No. Hasil Sampel Hasil

1. Bisvit selimut ( Negatif )

2. Orange Water ( Negatif )

3. Crispy Crackers ( Negatif )

4. Siip ( Positif )

5. Cheetoss ( Positif )
6. Nutrisari ( Negatif )

7. Rolls ( Positif )

8. Mie Kuning ( Positif )

9 Nasi kuning ( Positif )

10 sweet corn ( Negatif )


 Pembahasan
Uji Methanyl Yellow dengan larutan kunyit
Kunyit digunakan sebagai media untuk mengetahui apakah sampel makanan yang akan diuji
mengandung methanyl yellow atau tidak. Jika sampel tersebut mengandung methanyl yellow
maka akan terjadi perubahan warna pada larutan yang telah dimasukkan sampel yaitu dari
kuning menjadi kuning kemerahan.
Pada 10 sampel yang telah diuji dengan larutan kunyit tidak ada sampel yang menunjukkan
perubahan warna itu tandanya tidak ada sampel makanan yang mengandung methanyl yellow
atau negatif mengandung methanyl yellow

Uji Methanyl Yellow dengan larutan kunyit + larutan Kmno4

Untuk percobaan ke 2 menggunakan larutan kunyit + Kmno4 yang menjadi media untuk
mengetahui apakah terdapat kandungan methanyl yellow atau tidak. Larutan ke 2 ini juga
digunakan sebagai pembanding dari percobaan yang pertama yang hanya menggunakan larutan
kunyit saja.

Pada sampel yang telah dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisikan larutan kunyit
+ Kmno4 terdapatt 5 sampel yang menunjukkan hasil negatif dan 5 sampel menunjukkan hasil
positif karena terdapat perubahan warna yang semula berwarna kuning namun setelah
ditambahkan sampel berubah menjadi kuning kemerahan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pada percobaan pertama tidak ada yang
mengalami perubahan warna pada larutan itu tandanya tidk ada sampel yang mengandung
methanyl yellow dari 10 sampel yang telah diuji atau negatif mengandung methanyl yellow

Pada percobaan kedua menggunakan larutan kunyit + Kmno4 terdapat 5 sampel positif
yang mengandung methanyl yellow karena mengalami perubahan warna pada larutan yang
semula berwarna kuning menjadi kuning kemerahan dan 5 sampel negatif karena tidak
mengalami perubahan apapun pada sampel.

B. Saran

Telah dilakukan dua kali percobaan terhadap 10 sampel yang sama akan tetapi masih banyak
sekali kekurangan dan belum bisa dikatakan hasil yang telah dilakukan akurat maka perlu
dilakukan percobaan ulang jika hasil dirasakan masih ragu.

Anda mungkin juga menyukai