meditasi sehingga peredaran darah menjadi mmHg dan diastolik 100 mmHg. Dari hasil
lancar dan stres dapat dihindari (Elzaky, 2011). tersebut dapat diketahui bahwa shalat tahajud
Berdasarkan data yang didapat dari secara tidak langsung dapat menjadi terapi non-
Puskesmas Bumijawa, hampir 80% dari farmakologi bagi penderita hipertensi meskipun
penderita hipertensi adalah lansia. Studi banyak faktor lain yang bisa mempengaruhi
pendahuluan yang dilakukan pada lansia nilai tekanan darah seseorang seperti
hipertensi di Desa Bumijawa, 10 orang yang keturunan, merokok, obesitas, jenis kelamin,
diwawancara adalah penderita hipertensi aktifitas fisik dan juga karena penyakit jantung
esensial dengan tekanan darah >140/90 mmHg. koroner.
Dari wawancara tersebut hanya 4 dari 10 orang Ada beberapa peneliti yang sudah
yang rutin melakukan shalat tahajud dan melakukan studi mengenai pengaruh shalat
setelah shalat tahajud lansia mengaku tahajud dengan tekanan darah diantaranya
mendapatkan ketenangan batin. Hampir Diyono dan Musnidawati (2018) dimana
keseluruhan lansia yang diwawancarai tidak terbukti shalat tahajud dapat menurunkan nilai
mengetahui manfaat shalat tahajud sebagai tekanan darah secara signifikan dengan hasil
terapi non-farmakologi hipertensi. Lansia nilai rata-rata tekanan sistolik setelah perlakuan
mengatakan shalat tahajud hanya sebagai yaitu 138.21 lebih rendah daripada sebelum
sarana pendekatan diri kepada Allah SWT di perlakuan (162.85) dan untuk tekanan diastolik
usia senja. juga turun dari 95.71 menjadi 85.00. Hal ini
Lansia yang rutin melakukan shalat tahajud juga diperkuat penelitian lain yang dilakukan
setelah dilakukan pengukuran mayoritas oleh Awaluddin (2016) tentang hubungan
mengalami hipertensi stadium 1 (ringan) pengetahuan dan shalat terhadap tekanan darah
dengan rentang sistolik 140 mmHg dan pada lansia dan penelitian Azam dan Abidin
diastolik 90 mmHg. Lansia yang tidak pernah (2015) yang menunjukan tingkat stres individu
melakukan shalat tahajud hasil pengukuran mengalami penurunan setelah melakukan shalat
tekanan darahnya beragam, lansia yang tidak tahajud. Penelitian Wardani, Nashori dan Uyun
melakukan shalat tahajud dengan faktor (2016) juga menunjukan bahwa shalat efektif
pemberat seperti obesitas, merokok dan tidak menurunkan kecemasan pada lansia dengan
berolahraga berada pada hipertensi stadium 3 hipertensi dengan hasil p value 0.000 dan
dengan rentang sistolik ≥180 mmHg dan seperti yang diketahui bahwasanya stres dan
diastolik ≥110 mmHg. sedangkan lansia kecemasan merupakan salah satu faktor
hipertensi yang tidak melakukan shalat tahajud penyebab naiknya tekanan darah pada lansia.
yang berolahraga atau tidak merokok dan tidak Dasar teori yang digunakan dalam
obesitas berada pada stadium 1 dan stadium 2 penelitian ini adalah ketika shalat merupakan
(sedang) hipertensi dengan rentang sistolik170 kombinasi antara latihan fisik dan juga
4
Total 52 100
5
Tabel 7 Hubungan intensitas sholat tahajud dengan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di
Desa Bumijawa Kabupaten Tegal
Hipertensi pada Lansia
P
Stadium Stadium 2 Stadium 3 X2 value
Intensitas Sholat
Total
tahajud 1(ringan) (sedang) (berat)
n % n % n % n %
Berdasarkan data pada tabel 7 menunjukkan atau penyumbatan pembuluh darah (Kozier et
uji Chi-Square dengan signifikansi P value = al, 2010).
0,003 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara Berdasarkan hasil tersebut peneilit
intensitas sholat tahajud dengan tekanan darah berasumsi bahwa jenis kelamin berpengaruh
pada lansia hipertensi di Desa Bumijawa terhadap kenaikan tekanan darah terutama pada
Kabupaten Tegal. Lansia yang selalu dan sering lansia karena wanita premenapouse akan
melakukan shalat tahajud mayoritas berada pada dilindungi oleh hormon estrogen dan
hipertensi stadium 1 (ringan) dan lansia yang progesteron yang mencegah naiknya kekentalan
jarang tahajud 12 orang pada stadium ringan dalam darah dan mencegah terjadinya
dan 2 orang pada stadium sedang. Untuk yang hipertensi.
kadang-kadang keseluruhanya berada pada Tabel 2 menunjukan bahwa karakteristik
stadium sedang sebanyak 7 orang. Lansia yang lansia di Bumijawa mayoritas tidak merokok.
kadang-kadang melakukan shalat tahajud 7 Dan seperti yang diketahui, merokok dapat
orang berada pada stadium sedang dan 4 orang menyebabkan penyakit berbahaya yang salah
pada stadium berat. Lansia yang tidak pernah satunya adalah hipertensi. Asap yang
shalat tahajud 10 orang berada dalam stadium terkandung dalam rokok mengandung 4000
ringan, 8 orang pada stadium sedang dan 4 jenis senyawa kimia beracun yang berbahaya
orang pada stadium berat. bagi tubuh dimana 43 diantaranya bersifat
karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker.
PEMBAHASAN Nikotin dapat menstimulus pelepasan
Berdasarkan hasil analisis univariat katekolamin dimana zat ini dapat menyebabkan
karakteristik responden didapatkan data peningkatan denyut jantung, iritabilitas
berdasarkan jenis kelamin pada penelitian miokardial beserta vasokontriksi yang bisa
didapatkan lansia dengan jumlah terbanyak meningkatkan tekanan. Gas karbon monoksida
adalah perempuan yaitu 34 orang (65,4%) dan yang terkandung dalam rokok akan masuk
sisanya yaitu 18 orang (34,6%) adalah laki-laki. kedalam tubuh melalui udara bebas yang
Perempuan biasanya mengalami kenaikan digunakan untuk bernafas kemudian bercampur
tekanan darah setelah masa menapouse. Pada dengan oksigen di udara yang dihirup (Sudarso,
masa ini sekresi hormon estrogen dan 2018).
progesteron akan menurun, dimana fungsi Peneliti dapat menyimpulkan dari hasil dan
hormon estrogen dan progesteron yaitu tinjauan teori tersebut bahwa merokok akan
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein meningkatkan resiko terkena hipertensi lebih
(HDL) yang mencegah terjadinya aterosklerosis besar terutama pada lansia karena zat berbahaya
yang terkandung didalamnya. Karbon
8
monoksida yang masuk dalam tubuh melalui berolahraga cenderung memiliki tekanan darah
aliran darah akan menyebabkan penggumpalan lebih rendah daripada lansia hipertensi yang
dalam pembuluh dan merusak lapisan endotel tidak berolahraga.
pembuluh darah arteri yang mengakibatkan Tabel 4 menunjukan bahwa dari 52 lansia,
aterosklerosis sehingga tekanan darah menjadi 8 orang (15,4%) penderita hipertensi masuk
tinggi. Maka dari itu bagi orang dengan risiko dalam kategori obesitas setelah dilakukan
atau bahkan menderita hipertensi sangatlah pengukuran berat badan dan tinggi badan oleh
penting untuk menghindari rokok, selain peneliti dan kemudian dikategorikan dengan
sebagai langkah hidup sehat juga dapat menggunakan kalkulator IMT. Obesitas
menghindarkan dari komplikasi penyakit lain berhubungan dengan peningkatan kadar LDL
yang mungkin ditimbulkan akibat merokok. dan penurunan kadar HDL serta meningkatkan
Tabel 3 menunjukan bahwa orang yang trigliserida. Penderita obesitas dengan hipertensi
menderita hipertensi memiliki gaya hidup memiliki daya pompa jantung dan sirkulasi
kurang gerak. Dimana dari 52 lansia hipertensi, volume darah yang lebih tinggi daripada
45 orang (86,5%) menyatakan tidak pernah penderita hipertensi dengan berat badan normal.
berolahraga rutin dan hanya 7 orang (13,5%) Walaupun belum diketahui secara pasti namun
yang melakukan olahraga. Padahal menurut terbukti curah jantung dan sirkulasi pembuluh
Conlin (2015) mengatakan kurang gerak darah penderita obesitas lebih tinggi daripada
cenderung dapat meningkatkan risiko terjadinya penderita hipertensi yang tidak mengalami
penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. obesitas (Triyanto, 2014).
Kondisi ini pada akhirnya akan dapat Dalam penlitian ini diapatkan bahwa
menyebabkan hipertensi, karena itulah olahraga seluruh lansia hipertensi yang mengalami
yang teratur sangat dianjurkan untuk obesitas berada dalam stadium 3 (berat)
mengurangi faktor risiko dan juga menghindari sehingga dapat dsimpulkan bahwa lansia dengan
terjadinya komplikasi akibat hipertensi. obesitas akan lebih berisiko terkena hipertensi
Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa berat dan akan berpengaruh terhadap kesehatan
lansia yang melakukan aktifitas fisik atau jantung karena curah jantung yang meningkat
olahraga hampir keseluruhan menderita karena jantung harus bekerja lebih keras
hipertensi stadium 1 (ringan) karena dari segi mengedarkan darah keseluruh tubuh.
kesehatan olahraga sangat bermanfaat baik Tabel 5 menunjukan dari 52 responden
untuk menjaga kestabilan tekanan darah dengan mayoritas tidak melakukan shalat tahajud
melenturkan pembuluh darah serta sendi dan sebanyak 22 orang (42,3%) karena faktor cuaca
otot hingga aliran darah menjadi lebih lancar yang terlalu dingin di malam hari, sedang sakit
dan jantung lebih kuat sehingga dapat dan juga mengalami keterbatasan dalam
disimpulkan lansia hipertensi yang rutin aktifitas geraknya. Responden yang selalu
9
melakukan shalat tahajud ada 4 orang (7,7%) kebanyakan menderita hipertensi stadium 1,
menyatakan terbiasa shalat tahajud dari dulu lansia yang menderita hipertensi stadium 2
dan karena lingkungan keluarga yang selalu (sedang) dan stadium 3 (berat) dikarenakan
melakukan shalat tahajud setiap malam. tidak hanya satu faktor yang menyebabkan
Intensitas shalat tahajud responden dalam naiknya tekanan darah, akan tetapi diperparah
penelitian ini berbeda-beda, dengan intensitas oleh keadaan seperti obesitas, masih merokok
sering yaitu 10 kali dalam 2 minggu ada 1 aktif, tidak berolahraga dan juga stres.
orang, jarang ada 14 orang dan yang kadang- Hipertensi dapat menyerang siapa saja baik
kadang ada 11 orang. Didalam ajaran Islam, tua maupun muda. Hipertensi kerapkali tanpa
shalat menempati kedudukan yang agung dan disadari dan dapat mengakibatkan keadaan yang
menjadi tonggak berdirinya agama (Baduwailan berbahaya. Hipertensi tidak secara langsung
& Rasyid, 2010). Shalat tahajud merupakan membunuh penderitanya, melainkan memicu
amalan yang dilakukan di malam hari saat terjadinya penyakit lain yang justru dapat
orang-orang terlelap, saat itulah orang yang meningkatkan risiko serangan jantung, stroke
melakukan shalat tahajud akan lebih khusyuk. dan gagal ginjal (Adrian, Rotie & Lolong,
Khusyuk berarti hanya memfokuskan pikiran 2016).
pada satu hal yang dpat meningkatkan Dari hasil dan penjelasan tersebut maka
konsentrasi dan menenangkan pikiran peneliti berasumsi bahwa tidak hanya satu
(Muhyidin, 2013). faktor yang menyebabkan naiknya tekanan
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat darah, akan tetapi diperparah oleh keadaan
disimpulkan bahwa shalat terutama shalat seperti obesitas, masih merokok aktif, tidak
tahajud dapat memberikan manfaat yang baik berolahraga dan juga stres. Sehingga
bagi mental dan juga fisik. Dimana dengan pengobatan hipertensi haruslah kompleks,
shalat dimalam hari ketika suasana tenang maka dimana tidak hanya pengobatan secara fisik
akan menimbulkan rasa khusyuk dan merasa melalui obat akan tetapi juga merubah pola
dekat dengan sang Pencipta sehingga akan hidup dengan diit rendah garam, rajin
terhindar dari stres. Sehingga sangat baik bila berolahraga dan juga menghindari stres.
lansia dengan hipertensi yang masih mampu Tabel 7 menunjukan hasil uji Chi Square
untuk melakukan shalat agar rutin melakukan dengan nilai P value sebesar 0,003 < 0,05 yang
shalat dimalam hari. menunjukan bahwa adanya hubungan antara
Tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas intensitas sholat tahajud dengan tekanan darah
lansia menderita hipertensi derajat 1 dengan pada lansia hipertensi. Sholat terutama sholat
tekanan sistolik berkisar antara 150-159 mmHg tahajud merupakan sarana relaksasi yang sangat
dan tekanan diastolik dikisaran angka 90-100 efektif jika dilihat dari unsur-unsur yang
mmHg. Hasil penelitian didapatkan lansia terkandung didalamnya. Kondisi waktu
10