Anda di halaman 1dari 11

1

HUBUNGAN INTENSITAS SHALAT TAHAJUD DENGAN TEKANAN DARAH PADA


LANSIA HIPERTENSI DI DESA BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL

Ana Amalatu Solikhah1) , Dwi Budi Prasetiani2) , Arif Rakhman3)


1)
Mahasiswa keperawatan, STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia
2)3)
Dosen Ilmu Keperawatan dan Ners, STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia
Email : anaamalatu@yahoo.com
Abstrak
Shalat adalah aktifitas yang dapat bermanfaat bagi fisik dan juga psikologis. Saat shalat terutama
shalat tahajud, pikiran seseorang akan merasa tenang dan nyaman. Sendi tubuh yang bergerak aktif
saat shalat akan melenturkan pembuluh darah, sehingga shalat secara nyata berpengaruh terhadap
tekanan darah seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas
shalat tahajud dengan tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Bumijawa Kabupaten Tegal.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional dan pendekatan
retrospektif. Alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi. Populasi dalam
penelitian ini adalah lansia dengan hipertensi di desa Bumijawa dengan teknik total sampling dan
didapatkan 52 responden. Uji statistik univariat mengindikasi bahwa jenis kelamin responden
mayoritas perempuan (65,4%) lebih banyak dari laki-laki, tidak merokok (69,2%), tidak
berolahraga (86,5%) dan tidak obesitas (84,6%). Uji analisis bivariat yang digunakan adalah Chi-
Square dengan hasil yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas shalat tahajud dengan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi (p value 0,003<0,05). Diharapkan bagi lansia dengan
hipertensi untuk dapat menjaga kesehatan dengan rutin melakukan shalat tahajud.

Kata kunci : shalat tahajud, hipertensi, lansia

RELATIONSHIP BETWEEN SIGNIFICANTLY TAHAJUD PRAYER WITH BLOOD


PRESSURE OF ELDERLY IN BUMIJAWA VILLAGE SUB DITRICT TEGAL

Ana Amalatu Solikhah1) , Dwi Budi Prasetiani2) , Arif Rakhman3)


1)
Nursing Student, STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia
2)3)
Nursing Lecturer, STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia
Email : anaamalatu@yahoo.com
Abstract
Prayer is an activity that can be beneficial for both physical and phsycologic. When someone prayer
especially tahajud the mind will feel calm and relax. The joints that move active will smoothly the
blood vascular so that, prayer can be affects to the blood pressure. The aim of this research is to
determine the relationship between significancy shalat tahajud and high blood pressure of elderly in
Bumijawa vilage sub distric Tegal. The type of research is quantitative using descriptive correlative
analysis design and retrospektif approach. Instruments in this study using questionnaire and
observation sheet. The population in this study were elderly with hypertension in Bumijawa village
with total sampling techniques and got 52 respondents. Univariat analysis indicated female elderly
is higher than of the men (65,4%), not smoking (69,2%), lower physical activity (86,5) and not
obessity (84,6%). Bivariate analysis that used is Chi-Square. The result indicated that there was a
significant correlation between significancy tahajud prayer and high blood pressure in elderly with
hypertension (p value 0,003 <0,05). It is recommended for elderly people with hypertension to take
care of health by doing tahajud prayer continously.

Keywords : tahajud prayer, hypertension, elderly


2

PENDAHULUAN farmakologis. Intervensi farmakologis berupa


Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan obat-obatan anti-hipertensi seperti diuretik,
tekanan darah tinggi adalah peningkatan penyekat saluran kalsium, ACE inhibitor, β-
tekanan darah diatas rentang normal sesuai bloker, α-bloker dan vasodilator srteriol yang
dengan umur. Seseorang dinyatakan menderita fungsinya untuk menurukan kecepatan denyut
hipertensi bila tekanan darah sistolik diatas 140 jantung. Sedangan intervensi non-farmakologis
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg atau tanpa obat salah satunya adalah tehnik
(Junaidi, 2010). Penyakit ini merupakan relaksasi. Tehnik relaksasi dapat mengurangi
penyebab utama kematian nomor 3 setelah denyut jantung dan TPR (total peripheral
stroke dan juga tuberkulosis (Depkes, 2016). resistance) dengan merilekskan tubuh sehingga
Hipertensi yang tidak dikontrol akan dapat menghambat respon stres saraf simpatis
menyebabkan komplikasi lain yang berbahaya (Corwin, 2009).
jika tidak dirawat dengan tepat. Komplikasi Penelitian penatalaksanaan non-
yang dapat muncul akibat hipertensi seperti farmakologi hipertensi sudah banyak
penyakit jantung koroner dan stroke. Kedua dilakukan. Seperti penelitian yang dilakukan
penyakit ini merupakan penyumbang angka oleh Purwati, Suryani dan Supriyono tahun
yang tinggi kematian penduduk dunia. PJK 2012 yang meneliti relaksasi Benson sebagai
(penyakit jantung koroner) menyebabkan tehnik yang efektif sebagai pendamping
sekitar 7,3 juta dan stroke menyebabkan 6,2 pengobatan farmakologis dalam menurunkan
juta kematian. Maka dari itu sangat penting tekanan darah. Penelitian Diyono dan Mawarni
bagi penderita hipertensi untuk mengontrol (2015) juga menunjukan hasil yang signifikan
tekanan darahnya agar meminimalisir mengenai terapi musik dapat menurunkan
komplikasi, terutama bagi penderita yang tekanan darah pasien hipertensi dengan hasil p
bahkan tidak mengetahui dirinya menderita value sebesar 0,000. Hasil penelitian lain yang
hipertensi. Karena gejalanya yang seringkali membahas terapi non-farmakologi berupa slow
tidak dirasakan dan baru menyadari setelah deep breathing atau tehnik nafas dalam
terjadi komplikasi seperti stroke, serangan dilakukan oleh Yanti, Mahardika dan Prapti
jantung, gagal ginjal dan penyakit berbahaya (2016) yang juga mengemukakan terdapat
lainya (Misbach, 2017). hubungan yang signifikan antara nafas dalam
Angka kesakitan dan kematian pada pasien dengan penurunan tekanan darah penderita
hipertensi dapat dicegah dengan hipertensi.
memepertahankan tekanan darah pada rentang Tehnik relaksasi lain yang dapat digunakan
140/90 mmHg dengan melakukan intervensi bagi penderita hipertensi adalah dengan
hipertensi. Intervensi tersebut terdiri dari dua melakukan shalat tahajud, dimana shalat
jenis yaitu intervensi farmakologis dan non- mampu bertindak sebagai exercise dan juga
3

meditasi sehingga peredaran darah menjadi mmHg dan diastolik 100 mmHg. Dari hasil
lancar dan stres dapat dihindari (Elzaky, 2011). tersebut dapat diketahui bahwa shalat tahajud
Berdasarkan data yang didapat dari secara tidak langsung dapat menjadi terapi non-
Puskesmas Bumijawa, hampir 80% dari farmakologi bagi penderita hipertensi meskipun
penderita hipertensi adalah lansia. Studi banyak faktor lain yang bisa mempengaruhi
pendahuluan yang dilakukan pada lansia nilai tekanan darah seseorang seperti
hipertensi di Desa Bumijawa, 10 orang yang keturunan, merokok, obesitas, jenis kelamin,
diwawancara adalah penderita hipertensi aktifitas fisik dan juga karena penyakit jantung
esensial dengan tekanan darah >140/90 mmHg. koroner.
Dari wawancara tersebut hanya 4 dari 10 orang Ada beberapa peneliti yang sudah
yang rutin melakukan shalat tahajud dan melakukan studi mengenai pengaruh shalat
setelah shalat tahajud lansia mengaku tahajud dengan tekanan darah diantaranya
mendapatkan ketenangan batin. Hampir Diyono dan Musnidawati (2018) dimana
keseluruhan lansia yang diwawancarai tidak terbukti shalat tahajud dapat menurunkan nilai
mengetahui manfaat shalat tahajud sebagai tekanan darah secara signifikan dengan hasil
terapi non-farmakologi hipertensi. Lansia nilai rata-rata tekanan sistolik setelah perlakuan
mengatakan shalat tahajud hanya sebagai yaitu 138.21 lebih rendah daripada sebelum
sarana pendekatan diri kepada Allah SWT di perlakuan (162.85) dan untuk tekanan diastolik
usia senja. juga turun dari 95.71 menjadi 85.00. Hal ini
Lansia yang rutin melakukan shalat tahajud juga diperkuat penelitian lain yang dilakukan
setelah dilakukan pengukuran mayoritas oleh Awaluddin (2016) tentang hubungan
mengalami hipertensi stadium 1 (ringan) pengetahuan dan shalat terhadap tekanan darah
dengan rentang sistolik 140 mmHg dan pada lansia dan penelitian Azam dan Abidin
diastolik 90 mmHg. Lansia yang tidak pernah (2015) yang menunjukan tingkat stres individu
melakukan shalat tahajud hasil pengukuran mengalami penurunan setelah melakukan shalat
tekanan darahnya beragam, lansia yang tidak tahajud. Penelitian Wardani, Nashori dan Uyun
melakukan shalat tahajud dengan faktor (2016) juga menunjukan bahwa shalat efektif
pemberat seperti obesitas, merokok dan tidak menurunkan kecemasan pada lansia dengan
berolahraga berada pada hipertensi stadium 3 hipertensi dengan hasil p value 0.000 dan
dengan rentang sistolik ≥180 mmHg dan seperti yang diketahui bahwasanya stres dan
diastolik ≥110 mmHg. sedangkan lansia kecemasan merupakan salah satu faktor
hipertensi yang tidak melakukan shalat tahajud penyebab naiknya tekanan darah pada lansia.
yang berolahraga atau tidak merokok dan tidak Dasar teori yang digunakan dalam
obesitas berada pada stadium 1 dan stadium 2 penelitian ini adalah ketika shalat merupakan
(sedang) hipertensi dengan rentang sistolik170 kombinasi antara latihan fisik dan juga
4

psikologis bagi penderita hipertensi. Gerakan METODE PENELITIAN


rukuk dan sujud dalam shalat yang dilakukan Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan
dalam jangka waktu yang lama dan kontinu menggunakan pendekatan retrospektif dengan
memiliki fungsi yang sangat baik bagi tubuh. menggunakan rancangan korelasional .
Persendian akan lebih lentur, pembuluh darah penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2019
akan elastis sehingga aliran darah menjadi dengan populasi seluruh lansia hipertensi di
lancar dan juga posisi jantung lebih tinggi atau Desa Bumijawa yang terdaftra dalam Posbindu
sejajar dengan kepala sehingga dapat lansia dengan tehnik pengambilan sampel yaitu
mengoptimalkan aliran darah dari jantung ke total sampling dan didapatkan 52 lansia
otak (Arbain, 2017). Shalat tahajud dilakukan hipertensi.
dimalam hari dimana suasana sedang tenang Pengambilan data dilakukan di Desa
dan sebagian aktifitas terhenti. Suasana seperti Bumijawa dan data diperoleh dengan
itulah yang dapat meningkatkan konsentrasi menggunakan kuesioner dan juga lembar
seseorang terkait pendekatan diri dengan Allah observasi. Kuesioner berupa karakteristik
SWT sehingga akan memunculkan perasaan responden dan lembar observasi terdiri dari 2
tenang dan menurunkan stres (Kurniasih, bagian yaitu hasil pengukuran IMT (indeks
2013). masa tubuh) dan juga lembar hasil pengukuran
Untuk dapat mempertahankan nilai tekanan darah.
tekanan darah dalam rentang normal maka Analisis univariat penlitian ditampilkan
diperlukan kombinasi antara tehnik dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
farmakologi dan non-farmakologi hipertensi. prosentasi. Analisis bivariat menggunakan uji
Karena pengobatan saja tanpa melakukan chi-square untuk mengetahui hubungan antara
modifikasi gaya hidup tentunya tidak akan intensitas shalat tahajud dengan tekanan darah
memperoleh hasil yang maksimal bahkan sia- pada lansia hipertensi di desa Bumijawa.
sia. Sehingga diharapkan lansia dengan HASIL PENELITIAN
hipertensi dapat melakukan shalat tahajud Tabel 1 Distribusi frekuensi responden
secara rutin didasarkan pada teori yang berdasarkan jenis kelamin pada lansia dengan
menunjukan bahwa shalat tahajud dapat hipertensi di Desa Bumijawa Kabupaten Tegal.
menurunkan tekanan darah seperti tehnik Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase
relaksasi dan juga exercise didalamnya yang (%)

dapat melancarkan peredaran darah dalam Laki-laki 18 34,6


tubuh.
Perempuan 34 65,4

Total 52 100
5

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan Berdasarkan hasil penelitian diketahui


data mayoritas lansia berjenis kelamin bahwa kebanyakan lansia hipertensi di desa
perempuan yaitu 34 orang (65,4%) dan sisanya Bumijawa tidak berolahraga yaitu sebanyak 45
laki-laki sebanyak 18 orang (34,6%). orang (86,5%) dan yang berolahraga hanya 7
orang (13,5%).
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan riwayat merokok pada lansia Tabel 4 Distribusi frekuensi responden
dengan hipertensi di Desa Bumijawa berdasarkan Indeks Masa Tubuh (obesitas atau
Kabupaten Tegal. tidak) pada lansia hipertensi di Desa Bumijawa
Karakteristik Frekuensi Prosentase Kabupaten Tegal.
(%) Karakteristik Frekuensi Prosentase
Merokok 16 30,8 (%)

Tidak 36 69,2 Obesitas 8 15,4


Merokok Tidak 44 84,6
Total 52 100 obesitas
Total 52 100

Berdasarkan data tersebut diketahui


kebanyakan lansia hipertensi di desa Bumijawa Dari tabel dapat dilihat bahwa mayoritas
tidak merokok yaitu 36 orang (69,2%) dan lansia dnegan hipertensi termasuk dalam
lainya 16 orang (30,8%) merupakan perokok kategori tidak obesitas yaitu 44 orang (84,6%)
aktif. dan sisanya 8 orang (15,4%) dinyatakan
obesitas.
Tabel 3 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan aktifitas fisik atau olahraga pada Tabel 5 Distribusi frekuensi responden
lansia hipertensi di Desa Bumijawa Kabupaten berdasarkan intensitas shalat tahajud selama
Tegal. dua minggu pada lansia hipertensi di Desa
Karaktersitik Frekuensi Prosentase Bumijawa Kabupaten Tegal.
(%) Intensitas Frekuensi Prosentase
Olahraga 7 13,5 Shalat (%)
Tahajud
Tidak 45 86,5 Selalu (14 4 7,7
Olahraga kali)
Total 52 100 Sering (9-13 1 1,9
kali)
Jarang (5-8 14 26,9
kali)
Kadang- 11 21,2
6

kadang (1-4 Kategori Frekuensi Prosentase


kali) 22 42,3 Hipertensi (n) (%)
Tidak pernah
Total 52 100 Stadium 1 27 51,9
(ringan)
Stadium 2 17 32,7
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa mayoritas (sedang)
Stadium 3 8 15,4
lansia hipertensi di Desa Bumijawa tidak
(berat)
melakukan shalat tahajud yaitu sebanyak 22 Total 52 100
orang (42,3%), intensitas selalu sebanyak 4
Berdasarkan penelitian diketahui mayoritas
orang (7,7%), sering 1 orang (1,9%) jarang 14
lansia hipertensi di Desa Bumijawa menderita
orang (26,9%) dan kadang-kadang 11 orang
hipertensi stadium 1 atau ringan yaitu
(21,2%).
sebanyak 27 orang (51,9%) dengan rentang
sistolik 150-159 mmHg dan diastolik 90-100
Tabel 6 Distribusi frekuensi responden
mmHg. Stadium 2 (sedang) sejumlah 17 orang
berdasarkan kategori tingkatan hipertensi
(32,7%) dengan rentang sistolik 160-179
menurut Manage of hypertension (2014) pada
mmHg dan diastolik 100-109 mmHg. Dan
lansia dengan hipertensi di Desa Bumijawa
untuk stadium 3 atau berat diderita oleh 8 orang
Kabupaten Tegal.
(15,4%) dengan rentang sistolik ≥180 mmHg
dan diastolik ≥110 mmHg.

Tabel 7 Hubungan intensitas sholat tahajud dengan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di
Desa Bumijawa Kabupaten Tegal
Hipertensi pada Lansia
P
Stadium Stadium 2 Stadium 3 X2 value
Intensitas Sholat
Total
tahajud 1(ringan) (sedang) (berat)

n % n % n % n %

Selalu (14 kali) 4 7,6 0 0 0 0 4 7,6 23,773 0,003

Sering (9-13 kali) 1 1,9 0 0 0 0 1 1,9

Jarang (5-8 kali) 12 23,2 2 3,9 0 0 14 26,9

Kadang-kadang 0 0 7 13,5 4 7,6 11 21,2


(1-4 kali)

Tidak pernah 10 19,2 8 15,5 4 7,6 22 42,4

Total 17 51,9 7 32,9 6 15,2 30 100


7

Berdasarkan data pada tabel 7 menunjukkan atau penyumbatan pembuluh darah (Kozier et
uji Chi-Square dengan signifikansi P value = al, 2010).
0,003 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara Berdasarkan hasil tersebut peneilit
intensitas sholat tahajud dengan tekanan darah berasumsi bahwa jenis kelamin berpengaruh
pada lansia hipertensi di Desa Bumijawa terhadap kenaikan tekanan darah terutama pada
Kabupaten Tegal. Lansia yang selalu dan sering lansia karena wanita premenapouse akan
melakukan shalat tahajud mayoritas berada pada dilindungi oleh hormon estrogen dan
hipertensi stadium 1 (ringan) dan lansia yang progesteron yang mencegah naiknya kekentalan
jarang tahajud 12 orang pada stadium ringan dalam darah dan mencegah terjadinya
dan 2 orang pada stadium sedang. Untuk yang hipertensi.
kadang-kadang keseluruhanya berada pada Tabel 2 menunjukan bahwa karakteristik
stadium sedang sebanyak 7 orang. Lansia yang lansia di Bumijawa mayoritas tidak merokok.
kadang-kadang melakukan shalat tahajud 7 Dan seperti yang diketahui, merokok dapat
orang berada pada stadium sedang dan 4 orang menyebabkan penyakit berbahaya yang salah
pada stadium berat. Lansia yang tidak pernah satunya adalah hipertensi. Asap yang
shalat tahajud 10 orang berada dalam stadium terkandung dalam rokok mengandung 4000
ringan, 8 orang pada stadium sedang dan 4 jenis senyawa kimia beracun yang berbahaya
orang pada stadium berat. bagi tubuh dimana 43 diantaranya bersifat
karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker.
PEMBAHASAN Nikotin dapat menstimulus pelepasan
Berdasarkan hasil analisis univariat katekolamin dimana zat ini dapat menyebabkan
karakteristik responden didapatkan data peningkatan denyut jantung, iritabilitas
berdasarkan jenis kelamin pada penelitian miokardial beserta vasokontriksi yang bisa
didapatkan lansia dengan jumlah terbanyak meningkatkan tekanan. Gas karbon monoksida
adalah perempuan yaitu 34 orang (65,4%) dan yang terkandung dalam rokok akan masuk
sisanya yaitu 18 orang (34,6%) adalah laki-laki. kedalam tubuh melalui udara bebas yang
Perempuan biasanya mengalami kenaikan digunakan untuk bernafas kemudian bercampur
tekanan darah setelah masa menapouse. Pada dengan oksigen di udara yang dihirup (Sudarso,
masa ini sekresi hormon estrogen dan 2018).
progesteron akan menurun, dimana fungsi Peneliti dapat menyimpulkan dari hasil dan
hormon estrogen dan progesteron yaitu tinjauan teori tersebut bahwa merokok akan
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein meningkatkan resiko terkena hipertensi lebih
(HDL) yang mencegah terjadinya aterosklerosis besar terutama pada lansia karena zat berbahaya
yang terkandung didalamnya. Karbon
8

monoksida yang masuk dalam tubuh melalui berolahraga cenderung memiliki tekanan darah
aliran darah akan menyebabkan penggumpalan lebih rendah daripada lansia hipertensi yang
dalam pembuluh dan merusak lapisan endotel tidak berolahraga.
pembuluh darah arteri yang mengakibatkan Tabel 4 menunjukan bahwa dari 52 lansia,
aterosklerosis sehingga tekanan darah menjadi 8 orang (15,4%) penderita hipertensi masuk
tinggi. Maka dari itu bagi orang dengan risiko dalam kategori obesitas setelah dilakukan
atau bahkan menderita hipertensi sangatlah pengukuran berat badan dan tinggi badan oleh
penting untuk menghindari rokok, selain peneliti dan kemudian dikategorikan dengan
sebagai langkah hidup sehat juga dapat menggunakan kalkulator IMT. Obesitas
menghindarkan dari komplikasi penyakit lain berhubungan dengan peningkatan kadar LDL
yang mungkin ditimbulkan akibat merokok. dan penurunan kadar HDL serta meningkatkan
Tabel 3 menunjukan bahwa orang yang trigliserida. Penderita obesitas dengan hipertensi
menderita hipertensi memiliki gaya hidup memiliki daya pompa jantung dan sirkulasi
kurang gerak. Dimana dari 52 lansia hipertensi, volume darah yang lebih tinggi daripada
45 orang (86,5%) menyatakan tidak pernah penderita hipertensi dengan berat badan normal.
berolahraga rutin dan hanya 7 orang (13,5%) Walaupun belum diketahui secara pasti namun
yang melakukan olahraga. Padahal menurut terbukti curah jantung dan sirkulasi pembuluh
Conlin (2015) mengatakan kurang gerak darah penderita obesitas lebih tinggi daripada
cenderung dapat meningkatkan risiko terjadinya penderita hipertensi yang tidak mengalami
penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. obesitas (Triyanto, 2014).
Kondisi ini pada akhirnya akan dapat Dalam penlitian ini diapatkan bahwa
menyebabkan hipertensi, karena itulah olahraga seluruh lansia hipertensi yang mengalami
yang teratur sangat dianjurkan untuk obesitas berada dalam stadium 3 (berat)
mengurangi faktor risiko dan juga menghindari sehingga dapat dsimpulkan bahwa lansia dengan
terjadinya komplikasi akibat hipertensi. obesitas akan lebih berisiko terkena hipertensi
Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa berat dan akan berpengaruh terhadap kesehatan
lansia yang melakukan aktifitas fisik atau jantung karena curah jantung yang meningkat
olahraga hampir keseluruhan menderita karena jantung harus bekerja lebih keras
hipertensi stadium 1 (ringan) karena dari segi mengedarkan darah keseluruh tubuh.
kesehatan olahraga sangat bermanfaat baik Tabel 5 menunjukan dari 52 responden
untuk menjaga kestabilan tekanan darah dengan mayoritas tidak melakukan shalat tahajud
melenturkan pembuluh darah serta sendi dan sebanyak 22 orang (42,3%) karena faktor cuaca
otot hingga aliran darah menjadi lebih lancar yang terlalu dingin di malam hari, sedang sakit
dan jantung lebih kuat sehingga dapat dan juga mengalami keterbatasan dalam
disimpulkan lansia hipertensi yang rutin aktifitas geraknya. Responden yang selalu
9

melakukan shalat tahajud ada 4 orang (7,7%) kebanyakan menderita hipertensi stadium 1,
menyatakan terbiasa shalat tahajud dari dulu lansia yang menderita hipertensi stadium 2
dan karena lingkungan keluarga yang selalu (sedang) dan stadium 3 (berat) dikarenakan
melakukan shalat tahajud setiap malam. tidak hanya satu faktor yang menyebabkan
Intensitas shalat tahajud responden dalam naiknya tekanan darah, akan tetapi diperparah
penelitian ini berbeda-beda, dengan intensitas oleh keadaan seperti obesitas, masih merokok
sering yaitu 10 kali dalam 2 minggu ada 1 aktif, tidak berolahraga dan juga stres.
orang, jarang ada 14 orang dan yang kadang- Hipertensi dapat menyerang siapa saja baik
kadang ada 11 orang. Didalam ajaran Islam, tua maupun muda. Hipertensi kerapkali tanpa
shalat menempati kedudukan yang agung dan disadari dan dapat mengakibatkan keadaan yang
menjadi tonggak berdirinya agama (Baduwailan berbahaya. Hipertensi tidak secara langsung
& Rasyid, 2010). Shalat tahajud merupakan membunuh penderitanya, melainkan memicu
amalan yang dilakukan di malam hari saat terjadinya penyakit lain yang justru dapat
orang-orang terlelap, saat itulah orang yang meningkatkan risiko serangan jantung, stroke
melakukan shalat tahajud akan lebih khusyuk. dan gagal ginjal (Adrian, Rotie & Lolong,
Khusyuk berarti hanya memfokuskan pikiran 2016).
pada satu hal yang dpat meningkatkan Dari hasil dan penjelasan tersebut maka
konsentrasi dan menenangkan pikiran peneliti berasumsi bahwa tidak hanya satu
(Muhyidin, 2013). faktor yang menyebabkan naiknya tekanan
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat darah, akan tetapi diperparah oleh keadaan
disimpulkan bahwa shalat terutama shalat seperti obesitas, masih merokok aktif, tidak
tahajud dapat memberikan manfaat yang baik berolahraga dan juga stres. Sehingga
bagi mental dan juga fisik. Dimana dengan pengobatan hipertensi haruslah kompleks,
shalat dimalam hari ketika suasana tenang maka dimana tidak hanya pengobatan secara fisik
akan menimbulkan rasa khusyuk dan merasa melalui obat akan tetapi juga merubah pola
dekat dengan sang Pencipta sehingga akan hidup dengan diit rendah garam, rajin
terhindar dari stres. Sehingga sangat baik bila berolahraga dan juga menghindari stres.
lansia dengan hipertensi yang masih mampu Tabel 7 menunjukan hasil uji Chi Square
untuk melakukan shalat agar rutin melakukan dengan nilai P value sebesar 0,003 < 0,05 yang
shalat dimalam hari. menunjukan bahwa adanya hubungan antara
Tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas intensitas sholat tahajud dengan tekanan darah
lansia menderita hipertensi derajat 1 dengan pada lansia hipertensi. Sholat terutama sholat
tekanan sistolik berkisar antara 150-159 mmHg tahajud merupakan sarana relaksasi yang sangat
dan tekanan diastolik dikisaran angka 90-100 efektif jika dilihat dari unsur-unsur yang
mmHg. Hasil penelitian didapatkan lansia terkandung didalamnya. Kondisi waktu
10

pelaksanaan dimalam hari yang tenang dan SARAN


nyaman dapat berfungsi sebagai terapi meditasi 1. Diharapkan dengan adanya hasil penelitian
yang baik untuk tubuh dan juga fikiran. ini menjadi salah satu terapi non-
Meditasi disini dapat berarti suatu teknik farmakologis bagi lansia hipertensi dengan
menenangkan dan memfokuskan fikiran kepada melakukan shalat tahajud secara rutin selain
satu pemikiran. Dengan hanya berfokus kepada sebagai pengobatan menormalkan nilai
Allah maka kita dapat menarik diri sementara tekanan darah.
dari aktivitas sehari-hari yang dapat menjadi 2. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi
stresor dan mengakibatkan peningkatan tekanan suatu ilmu dimana shalat tahajud
darah (Oktavia, et al, 2012). merupakan suatu pendekatan spiritual untuk
Dari uraian ini maka peneliti dapat menurunkan hipertensi
mengambil kesimpulan bahwa lansia dengan 3. Diharapkan metode penelitian selanjutnya
hipertensi yang melakukan sholat tahajud secara dapat lebih berkembang dengan
berkala dan kontinu terbukti mayoritas memiliki memperbesar responden agar dapat
kategori hipertensi ringan. Ada beberapa digeneralisasikan
responden dengan kategori hipertensi sedang
UCAPAN TERIMAKASIH
dan berat namun hal itu bisa terjadi karena
Terlaksananya penelitian ini karena bantuan
adanya faktor lain sepeti kurang berolahraga,
dari banyak pihak, untuk itu peneliti
merokok dan juga obesitas. Artinya, angka
mengucapkan terimakasih kepada :
tekanan darah yang tinggi pada lansia tidak
1. Kedua orangtua dan keluarga atas doa dan
hanya disebabkan oleh satu faktor saja tetapi
motivasi yang diberikan
banyak faktor pendukung lainya. Namun
2. Dosen pembimbing dan penguji STIKes
dengan melakukan sholat tahajud secara rutin
Bhamada Slawi
seperti melakukan exercise dan meditasi secara
3. Puskesmas Bumijawa
bersamaan yang termasuk dalam tehnik
4. Lansia hipertensi Bumijawa
relaksasi sebagai terapi non-farmakologi
5. Sahabat dan teman seperjuangan
penyakit hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN Adrian, P., Rotie, J., Lolong, J. Hubungan
konsumsi makanan dengan kejadian
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan
hipertensi pada lansia di Puskesmas
bahwa Ada hubungan antara intensitas shalat Ranomuut Kota Manado. E-Journal
Keperawatan (e-Kp). Vol 3 (4) : 1. 1-17
tahajud dengan tekanan darah pada lansia
Arbain. M. 2017. Shalat fot theraphy. Pustaka
hipertensi di Desa Bumijawa Kabupaten Tegal. Ilmu Group. Yogyakarta
Awaluddin, Y. 2016. Hubungan pengetahuan
dan shalat terhadap tekanan darah pada
11

lansia. Jurnal Endurance Pekanbaru Riau. pada pasien hipertensi.


http://ejournal.kopertis10.or.id/index/php Jurnal.unissula.ac.id/index.php/jnm/article/
Azam dan Abidin. 2015. Efektifitas shalat download. Diakses pada tanggal 20
tahajud dalam mengurangi tingkat stres Februari 2019
santri pondok islam Nurul Amal Bekasi Sudarso. (2018). Pengaruh gerakan sholat
Jawa Barat. Jurnal Empati.4 terhadap penurunan tingkat kecemasan dan
Semarang.http://jurnal.uji.ac.id/index.php/i tekanan darah pada penderita hipertensi di
ntervensipsikologi/article/view/3889/3464. panti wredha mojopahit brangkal
Baduwailan, A., Rasyid, D.H. (2010). mojokerto. Tesis Program Magister
Berobatlah dengan shalat dan alqur’an. Keperawatan Program Pasca Sarjana
Solo : Aqwam Media Profetika. Hal-11 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Conlin P.R. (2015). Blood-pressure Triyanto, E. (2014). Pelayanan keperawatan
measurement. N Engl J. Med : 3-6 bagi penderita hipertensi. Yogyakarta :
Corwin, Elizabeth J. Patofisiologi buku saku Graha Ilmu
edisi;3. Jakarta: EGC. 2009 Wardani, Y., Nashori, H., Uyun, Q. 2016.
Depkes RI. (2016). Hipertensi penyebab Efektivitas pelatihan shalat khusyuk dalam
kematian nomor 3. menurunkan kecemasan pada lansia
http://www.depkes.go.id/index.php. hipertensi. Jurnal Intervensi Psikologi.
Diakses tanggal 20 Februari 2019. http://jurnal.uji.ac.id/index/php/intervensips
Diyono & Musnidawati. (2018). Hubungan ikologi/article
intensitas sholat tahajud dengan tekanan Yanti, N,P., Mahardika, A dan Prapti, N. 2016.
darah. Jurnal Ilmu Kesehatan Kosala. 6 (1). Pengaruh slow deep breathing terhadap tekanan
1-8 darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja
Diyono dan Mawarni. 2015. Efek terapi musik Puskesmas I Denpasar Timur. Jurnal
untuk menurunkan tekanan darah pada Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah Program
pasien hipertensi di desa Taraman Sragen Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Kesehatan Universitas Udayana.
Kosala. Vol 3 (2).
Elzaky, J.M. 2011. Buku induk mukjizat
kekuatan ibadah. Jakarta: Penerbit
Zaman
Junaidi,I. (2010). Hipertensi Pengenalan
Pencegahan dan Pengobatan. Jakarta:PT
Bhuana Ilmu Populer.
Kozier, at al. (2010). Buku ajar fundamental
keperawatan :konsep, proses & praktik.
Jakarta : EGC
Kurniasih, I. (2013). Tahajudlah, Allah pasti
menolongmu!. Mutiara Media :Yogyakarta
Misbach, Jusuf. Ancaman serius hipertensi.
Jakarta: Simposia. 2017
Muhyidin, M. (2013). Tahajud sangat
menakjubkan. Yogyakarta :Redaksi
Divapress. Hal-13
Oktavia, Wenny, Krisnawati, Ika. (2017).
Hubungan antara kadar hemoglobin dan
tekanan darah tinggi pada subjek dewasa.
Tesis Fakultas Kesehatan Universitas
Trisakti.
Purwati, D., Suryani dan Supriyono, M. 2012.
Perbedaan tekanan darah sebelum dan
sesudah melakukan terapi relaksasi Benson

Anda mungkin juga menyukai