Anda di halaman 1dari 2

Dampak CO2 Terhadap Lingkungan dan Kesehatan

Peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer sejak tahun 1950 menjadi perhatian dunia karena
menimbulkan efek pemanasan global. Berbagai instrumen pengukur konsentrasi CO2 dikembangkan
mulai dari sensor optik untuk pengukuran secara langsung hingga teknologi sounding yang mengukur
profil vertikal CO2 dari antariksa menggunakan satelit. Teknologi sounding untuk menentukan profil
vertikal CO2 terus dikembangkan diawali dengan Atmospheric Sounding Infrared Spectroradiometer versi 1-
3 di tahun 1980-1990an, penggunaan laser/LIDAR untuk sounding CO2. Teknologi terbaru dan paling
banyak digunakan adalah Atmospheric Infrared Sounder (AIRS) milik NASA yang dipasang pada satelit
AQUA. AIRS tidak hanya mengukur konsentrasi CO2, tetapi juga mengukur jumlah awan, trace gases
termasuk ozon, karbon monoksida, karbon dioksida, metana, sulfur dioksida, dan partikel tersuspensi di
atmosfer. Hasil observasi AIRS menunjukkan konsentrasi CO2 di Indonesia terus meningkat dari tahun
2002 hingga 2010 dengan interval konsentrasi antara 370 hingga 390 ppm (Ambarsari, 2011)

Salah satu penghasil gas rumah kaca yang banyak menjadi sorotan adalah gas CO2. Gas ini
paling banyak diemisikan dari pemakaian energi dan menyebabkan pemanasan global, oleh karena
itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menguranginya. Salah satu contoh pengimplementasiannya
adalah gas CO2 yang disuntikkan ke dalam tanah, selain itu ada pula penyuntikan CO2 cair ke
dalam laut (Samiaji, 2009)

Pemanasan global sebagai indikasi perubahan iklim diisukan sebagai akibat dari
bertambahnya gas rumah kaca. Gas rumah kaca yang paling banyak menjadi perhatian
adalah CO2. Perubahan konsentrasi gas CO2 di atmosfer yang merupakan bagian dari siklus
karbon penting untuk diteliti. Indonesia sebagai negara yang telah meratifikasi protokol
Kyoto, dipandang perlu untuk menginformasikan keadaan gas CO2. Emisi maupun
konsentrasi gas CO2 di Indonesia cenderung naik, tetapi Indonesia masih mempunyai
penyerap gas CO2 yaitu hutan dan lautan. Emisi gas CO2 di Indonesia mengalami
peningkatan, tetapi tidak semua daerah di Indonesia mengalami perubahan iklim. Dari
hasil penelitian diperoleh bahwa Jakarta mengalami peningkatan intensitas curah hujan
tetapi Kototabang justru sebaliknya mengalami penurunan. Selanjutnya dari sisi
kesetimbangan emisi dan penyerapan gas CO2 di Indonesia, Pulau Jawa merupakan
wilayah yang mengemisikan gas CO2 sedangkan Pulau Irian yang menyerap gas CO2
(Samiaji,2011)

Ambarsari, n. & tedjasukmana, b. s. 2011. Kajian perkembangan teknologi sounding untuk


mengukur konsentrasi co2 di atmosfer. Berita dirgantara vol. 18: 28-37

samiaji, T. 2011. Gas co2 di wilayah Indonesia. Berita dirgantara vol. 18: 68-75

samiaji, T. 2009. Upaya mengurangi co2 di atmosfer. Berita dirgantara vol.10: 92-
95

Anda mungkin juga menyukai