Perkara : pencurian
Pelaku : 2 orang yaitu Muhammad Syarif Purdi (kakak) dan Muhammad Syarif
Purnomo (adik)
Korban : Abdul Khair/Ahong
TKP : Komplek Permata Biru (Rumah Korban)
Tanggal : 20 Juli 2019
Waktu : 20.30-21.00 WITA
Saksi 1 : Muhammad Andi
TTL : Banjarbaru, 02 Juni 1995
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Komplek Mustika Graha Asri
Saksi 2 : Fauzan Taufiqurrahman
TTL : Banjarbaru, 05 Juni 1999
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Landasan Ulin Gang Amanah
Keterangan saksi 1
Saksi 1 merupakan adik ipar korban, saat itu saksi ke rumah korban karena menjemput
istrinya (Adik korban). Ketika saksi 1 berada di rumah korban tiba-tiba saksi
mendengar korban berteriak “maling” dan langsung mendatangi keberadaan korban.
Ternyata pelaku membobol jendela kamar korban menggunakan linggis dan setelah
berhasil mengambil 2 buah ponsel genggam milik korban pelaku langsung melarikan
diri ke semak-semak atau hutan sekitaran komplek. Kemudian korban langsung
menghubungi pihak berwajib untuk melaporkan tindakan kriminal tersebut.
Saksi 2 :
Saksi 2 merupakan tetangga komplek yang berbeda satu gang dengan korban. Saat itu,
saksi 2 sedang duduk santai bersama pemuda lainnya di pos kamling, tiba-tiba
terdengar teriakan dari rumah korba di komplek sebelah. Saksi 2 bersama teman-teman
pemuda lainnya langsung mendatangi tempat kejadian. Saksi 2 bersama warga
komplek langsung mencari maling yang membobol rumah korban ke semak-semak
atau hutan yang berada disekitar komplek karena mereka berfirasat bahwa pelaku
masih berada disekitar komplek.
Setelah berhasil menangkap pelaku yang ternyata ada dua orang laki-laki. Pelaku
merupakan saudara kembar yaitu Muhammad Syarif Purdi (kakak) dan Muhammad
Syarif Purnomo (adik). Para pelaku dibawa ke pihak yang berwajib dan langsung
dilakukan menyelidikan terhadap pihak yang terkait. Pelaku awalnya tidak mengakui
tindakannya, tetapi mereka sudah tertangkap maka pihak terkait melakukan tindakan
sehingga pelaku mengakui [erbuatannya mengambil dua buah ponsel. Salah satu ponsel
mereka sembunyikan disemak-semak tempat mereka bersembunyi. satu ponsel lagi
awalnya tidak diakui tetapi ketika ponsel tersebut dihubungi nomer ponselnya akhirnya
ketahuan ponsel tersebut disimpan di celana dalam salah satu pelaku.