Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KELUARGA SADAR GIZI ( KADARZI )

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Penyuluhan dan Konsultasi Gizi

Yang dibina oleh Pak I Dewa Nyoman Supariasa, MPS.

Oleh:

1. Isti Yuandila Maharani P17110184091


2. Fitriana Salsabila Milenia P17110184110
3. Laili Riski Amaliyah P17110184125
4. Nindy Dwi Wahyuni P17110183078

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN GIZI

D3 GIZI

SEPTEMBER 2019
1. Latar Belakang
Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu
mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu
keluarga disebut Kadarzi apabila telah berperilaku gizi yang baik yang
dicirikan minimal dengan menimbang berat badan secara teratur,
memberikan air susu ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur
6 bulan (ASI eksklusif), makan beraneka ragam, menggunakan garam
beryodium, minum suplemen gizi (kapsul vitamin A dosis tinggi) (Depkes
RI, 2007).
Dalam hal ini, keluarga merupakan tatanan masyarakat terkecil dan
paling inti dengan beranggotakan bapak, ibu, dan anak-anak. Di sinilah
tata cara nilai, norma, kepedulian dan kasih sayang terbina sejak dini.
Dalam keluarga, sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan termasuk kebutuhan fisik yang paling dasar yaitu
makan dan minum. Ditingkat keluarga juga dilakukan pengambilan
keputusan tentang makanan, gizi dan kesehatan dilaksanakan. Masalah
yang terjadi ditingkat keluarga seperti gizi kurang, gizi buruk, anemia dan
sebagainya, sangat erat kaitannya dengan perilaku keluarga yang
bersangkutan selain akar masalah adalah kemiskinan. Pemahaman Kadarzi
oleh semua yang bertujuan mewujudkan keluarga sehat, cerdas dan
mandiri sangat diperlukan untuk menjadikan bangsa sehat dan negara kuat
(Syahartini, 2006).
Diharapkan bahwa dalam satu keluarga sadar gizi sedikitnya ada seorang
anggota keluarga yang dengan sadar bersedia melakukan perubahan kearah
keluarga yang berperilaku gizi baik dan benar. Bisa seorang ayah, ibu,
anak, atau siapa pun yang terhimpun dalam keluarga itu (Depkes RI,
1998).
1. Tujuan Intruksional

a. Tujuan instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat terutama Ibu-ibu
diharapkan mengerti tentang keluarga sadar gizi ( Kadarzi).
b. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat terutama Ibu-ibu
dapat mengetahui tentang :
i. Wali murid (Ibu) dapat memahami pengertian dari
keluarga sadar gizi (Kadarzi) dengaan cermat.
ii. Wali murid (Ibu) dapat mengetahui tujuan dari keluarga
sadar gizi (Kadarzi) dengan cepat dan cermat.
iii. Wali murid (Ibu) mengetahui Indikator dari keluarga sadar
gizi (Kadarzi) seperti Menimbang berat badan secara
teratur,Memberikan Air ekslusif, Makan beraneka
ragam,Menggunakan garam beryodium dan Minum
suplemen gizi sesuai anjuran (Vitamin A) dengan cermat
dan teliti.

1. Sasaran
Masyarakat terutama Wali murid (Ibu).
2. Metode
i. Ceramah
ii. Diskusi dan tanya jawab

3. Media
i. Laptop
ii. Lcd
iii. Leaflet
4. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Selasa, 1 Oktober 2019
Waktu : 09.00 – 09.50 WIB
Tempat : SD Percobaan 1

5. Organisasi
a. Pembicara
b. Fasilitator

6. Susunan Acara
Kegiatan
No Tahap Waktu
Penyuluh Peserta
1. Pembukaan 5 menit a. Salam pembukaan a. Menjawab
b. Memperkenalkan diri salam
c. Menyampaikan b. Mendengar
maksud dan tujuan kan dan
dari penyuluhan yang menyimak
dilaksanakan
2. Inti 35 menit Penyampaian materi a. Mendengar
Menjelaskan materi kan dan
penyuluhan, diantaranya : memperhati
a. Pengertian dari kan
keluarga sadar gizi
(Kadarzi)
b. Tujuan dari keluarga
sadar gizi (Kadarzi)
c. Indikator dari
keluarga sadar gizi
(Kadarzi)

3 Penutup 5 menit a. Menyimpulkan dan a. Mendengar


mengklarifikasi materi kan dan
penyuluhan yang telah menyimak
disampaikan kepada b. Bertanya
peserta c. Menjawab
b. Memberikan kesempatan salam
pada peserta untuk
bertanya
c. Menjawab petanyaan
peserta
d. Menutup acara dan
mengucapkan salam serta
terimakasih atas waktu
dan perhatian peserta

7. Materi
Terlampir

8. Kriteria evaluasi
Kriteria struktural:
a. Pembuatan SAP tujuh hari sebelum penyuluhan
b. Kontrak waktu dan tempat dengan kepala sekolah dan wali murid
3 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan
9. Evaluasi proses
a. Peserta antusias dengan penyuluhan
b. Peserta aktif bertanya saat diberi kesempatan untuk bertanya
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat sebelum acara selesai
10. Hasil
a. Peserta dapat mengetahui tentang keluarga sadar gizi (Kadarzi).
b. Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh
dengan benar.

I. Lampiran Materi

PENGERTIAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI)

1. Pengertian keluarga sadar gizi ( Kadarzi)


Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah keluarga yang semua
anggota keluarganya mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan dan gizi bagi setiap anggota keluarganya (Depkes, 2007).
Secara umum tujuan Keluarga Sadar Gizi adalah tercapainya keadaan gizi
yang optimal untuk seluruh anggota keluarga, yaitu dengan meningkatnya
pengetahuan dan perilaku anggota keluarga untuk mengatasi masalah gizi,
meningkatnya kepedulian masyarakat dalam menanggulangi masalah gizi
keluarga, meningkatnya kemampuan dan ketrampilan petugas dalam
memberdayakan masyarakat/keluarga dalam mencegah dan mengatasi
masalah gizi (Hesti, 2008 dalam Sugimah, 2009).

2. Tujuan dari Keluarga sadar gizi (Kadarzi)


Tujuan Pembinaan Keluarga Sadar gizi (KADARZI) adalah
a. Menimbang balita ke posyandu secara berkala.
b. Mampu mengenali tanda-tanda sederhana keadaan kelainan gizi (gizi
kurang dan gizi lebih).
c. Mampu menerapkan susunan hidangan yang baik dan benar, sesuai dengan
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
d.Mampu mencegah dan mengatasi kejadian atau mencari rujukan, manakala
terjadi kelainan gizi di dalam keluarga.
e.Menghasilkan makanan melalui pekarangan.

3. Indikator keluarga sadar gizi ( Kadarzi )


Menurut Depkes RI (2007), Suatu keluarga disebut KADARZI apabila
telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan:
A. Menimbang berat badan secara teratur.
B. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur
enam bulan (ASI eksklusif).
C. Makan beraneka ragam.
D. Menggunakan garam beryodium.
E. Minum suplemen gizi sesuai anjuran (Vitamin A)
A. Menimbang Badan Secara Teratur
Tujuan dari penimbangan secara teratur yaitu untuk mengetahui
perubahan berat badan dalam menggambarkan perubahan konsumsi
makanan atau gangguan kesehatan, dengan mengetahui perubahan berat
badan yang terjadi keluarga dapat mengenali masalah kesehatan dan gizi
anggota keluarganya serta mampu mengatasi masalahnya baik oleh sendiri
atau dengan bantuan petugas. Serta untuk anak, mengetahui pertumbuhan
anak, karena pertambahan berat badan anak mencerminkan kesehatan anak.
Anak sehat bertambah umur bertambah berat badannya.
Berat badan balita dapat dipantau dengan melihat catatan penimbangan
pada KMS selama enam bulan terakhir yaitu bila bayi berusia > 6 bulan
ditimbang empat kali atau lebih berturut-turut dinilai baik dan jika kurang
dari empat kali dianggap belum baik. Bila bayi 4-5 bulan ditimbang tiga kali
atau lebih dinilai baik dan jika kurang dari tiga kali dinilai belum baik. Bila
bayi berusia 2-3 bulan ditimbang dua kali atau lebih berturut-turut dinilai
baik dan jika kurang dinilai belum baik, dan pada bayi yang masih berumur
0-1 bulan, baik jika pernah ditimbang dan belum baik jika tidak pernah
ditimbang (Depkes RI, 2008).

B. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai
umur enam bulan (ASI eksklusif).
Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja (bagi bayi
sejak lahir sampai usia 6 bulan. Bila diperlukan bayi diperbolehkan minum
obat-obatan, vitamin dan mineral tetes atas saran dokter. Atau ASI ekslusif
adalah apabila bayi tidak diberikan makanan atau minuman lain (susu
formula, jeruk, madu, air teh, dan tanpa makanan padat seperti pisang,
pepaya, bubur susu, bubur nasi, biskuit dan nasi tim), termasuk air minum
sampai usia 6 bulan. Pemberian ASI ekslusif juga memili manfaat bagi ibu
dan bayi. Manfaat menyusu (pemberian ASI) bagi bayi:
1. ASI memiliki kandungan zat gizi yang sangat lengkap untuk
memenuhi pertumbuhan dan perkembangan (kecerdasan) bayi
sampai usia 6 bulan.
2. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Meningkatkan jalinan kasih sayang antara bayi dan ibu.
4. ASI mudah dicerna dan digunakan oleh tubuh bayi.
5. Melindungi bayi terhadap infeksi seperti diare, radang paruparu,
infeksi telinga, flu, radang otak, dan infeksi saluran kencing.
6. Menurunkan risiko terhadap tekanan darah tinggi dan obesitas pada
usia dewasa.

Selain itu manfaat pemberian ASI ekslusif bagi ibu adalah:


1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.
2. Mencegah/mengurangi terjadinya anemia.
3. Menunda kembalinya kesuburan ibu sesudah melahirkan, sehingga
dapat menjaga waktu hingga kehamilan berikutnya.
4. Membantu rahim kembali ke ukuran semula.
5. Mempercepat langsing kembali.
6. Mengurangi kemungkinan menderita kanker ovarium, dan kanker
payudara.
7. Lebih ekonomis karena tidak harus dibeli.
8. Tidak merepotkan dan hemat waktu.

Bagaimana cara menyusui yang baik dan benar?


1. Sebaiknya sebelum menyusui, ibu mencuci tangan terlebih dahulu.
2. Ibu dan bayi harus berada dalam keadaan santai, tenang dan
nyaman.
3. Letakkan kepala kepala bayi pada lengkung siku ibu, telinga dan
bahu bayi terletak pada satu garis lurus, kepala bayi agak
menengadah.
4. Saat mulai menyusui peganglah bagian bawah payudara dengan
keempat jari dan ibu jari diletakkan di bagian atas payudara.
5. Sentuhan puting pada bibir atau pipi bayi untuk merangsang agar
mulut bayi terbuka lebar.
6. Masukkan seluruh puting dan sebagian besar lingkaran di sekitar
puting (areola) ke mulut bayi.
7. Dagu bayi harus melekat pada payudara ibu.

C. Makan beraneka ragam


Makan beranekaragam adalah makan berbagai jenis bahan makanan
terdiri dari makanan sumber zat tenaga (karbohidrat dan lemak), zat
pembangun (protein), dan zat pengatur (vitamin dan mineral) yang
memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan.

1. makanan sumber zat tenaga


Makanan sumber zat tenaga adalah makanan yang mengandung
tinggi karbohidrat dan lemak yang diperlukan tubuh untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Sumber zat tenaga dapat diperoleh
dari makanan pokok (nasi, jagung, ubi, sagu, tepung-tepungan) dan
sumber lemak (minyak, santan, lemak hewani).

2. zat pembangun
Makanan sumber zat pembangun adalah makanan yang
mengandung protein yang diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan
mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak. Sumber zat pembangun
banyak terdapat pada lauk pauk nabati (tempe, tahu, dll) dan hewani
(daging, ikan, dll).

3. zat pengatur
Makanan sumber zat pengatur adalah makanan yang
mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh untuk
pemeliharaan badan dan membantu pencernaan. Sumber zat
pengatur banyak terdapat pada sayuran dan buah.

Makanan beranekaragam terdiri dari: Makanan pokok + Lauk


Hewani + Lauk Nabati + Sayuran + Buah. Contohnya: nasi + telur dadar +
tempe bacem + sayur bayam + pepaya. Selain itu Jumlah makanan yang
dibutuhkan berbeda menurut umur, jenis kelamin dan tingkat aktivitas fisik.

D. Menggunakan garam beryodium


Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3
(kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm. Apakah kegunaan yodium bagi tubuh?
1. Untuk produksi hormon tiroid, yaitu hormon yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan saraf, pertumbuhan tulang dan
perkembangan otak.
2. Untuk pembentukan sel darah merah dan menjaga keseimbangan
metabolisme tubuh.

Untuk mengetahui garam yang digunakan oleh keluarga mengandung


yodium atau tidak secara umum dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
melihat ada tidaknya label garam beryodium atau melakukan test
yodina. Disebut baik jika berlabel yodium dan bila ditest dengan
yodina berwarna ungu, tidak baik jika tidak berlabel dan bila ditest
dengan yodina warna tidak berubah (Depkes RI, 2007 dalam Sihotang,
2009).

Apa akibat kekurangan yodium?


1. Kekurangan yodium pada usia dini berdampak pada terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan.
2. Kekurangan yodium dapat menyebabkan tekanan darah rendah dan
aktivitas menjadi lambat.
3. Mengakibatkan gangguan kecerdasan.
Apa saja ciri-ciri gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)
1. Pembesaran kelenjar gondok
2. Terhambatnya pertumbuhan (pendek, kretin/cebol)
3. Gangguan perkembangan mental
4. Gangguan perkembangan saraf otak (gangguan kecerdasan, bisu, tuli
dan juling)

Bahan makanan yang mengandung yodium tinggi adalah ikan,


kerang-kerangan dan rumput laut.

Bagaimana cara menyimpan garam beryodium?


1. Simpan dalam wadah yang kering dan tertutup rapat.
2. Letakkan di tempat yang sejuk dan hindarkan dari sinar matahari
langsung.
E. Minum suplemen gizi sesuai anjuran (Vitamin A)
VITAMIN A
Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (essensial) bagi
manusia, karena zat gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus
dipenuhi dari luar. Sumber vitamin A yang berasal dari bahan pangan
adalah hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya), mentega, sayuran
berwarna hijau tua dan buah-buahan yang berwarna kuning jingga, seperti
daun singkong, daun kacang, bayam, kacang panjang, wortel, tomat, jagung
kuning, pepaya, mangga, dan jeruk (Almatsier, 2009). Yang dianjurkan
untuk mengkonsumsi suplemen vitamin A adalah bayi berumur 6-11 bulan,
anak berumur 1-5 tahun, dan Ibu nifas.
Manfaat suplemen/kapsul vitamin A untuk bayi/anak adalah
bayi/anak lebih kebal dan jarang kena penyakit. Selain itu manfaat
suplemen/kapsul vitamin A untuk ibu nifas adalah untuk Meningkatkan
kandungan vitamin A dalam ASI dan agar kesehatan ibu cepat pulih setelah
melahirkan.
jumlah kapsul vitamin A yang diberikan menurut kelompok umur
 Bayi berusia 6-11 bulan: satu kapsul vitamin A warna biru
(mengandung 100.000 SI)
 Balita 1-5 tahun: dua kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI)
setiap tahun, masing-masing satu kapsul diberikan pada bulan
Februari dan Agustus
 Ibu nifas: dua kapsul vitamin A warna merah, satu kapsul
dikonsumsi segera setelah melahirkan dan satu kapsul lagi
dikonsumsi paling lambat 28 hari setelah melahirkan.

Kurang Vitamin A (KVA) pada bayi dan anak balita dapat


menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan resiko kebutaan,
meningkatkan resiko kesakitan dan meningkatkan resiko anak terhadap
penyakit infeksi seperti saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka
kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan
(Almatsier, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Departemen Kesehatan RI. Buku saku pendampingan menuju KADARZI. Online.
(http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/buku-saku-kader
pendamping-menuju-KADARZI.pdf. Diakses pada 27 September 2019)
Depkes RI. 2007. Pedoman Pendamping Keluarga Menuju Kadarzi, Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat,
Jakarta.
Depkes RI. 2008. Pedoman Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Keluarga Sadar
Gizi (KADARZI), Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta.
Sihotang, R. 2009. Gambaran Keluarga Sadar Gizi dan Status Gizi Balita Di Desa
Sitinjo Induk Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi Tahun 2008, Skripsi
FKM USU, Medan.
Sugimah. 2009. Status Gizi Balita Berdasarkan Indikator Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI) Di Kelurahan Labuhan Deli Medan Marelan Tahun 2009,
Tesis FKM USU, Medan.

Anda mungkin juga menyukai