Siti Nurjanah Fatonah - Kota Bandung - Lomba Esai Harlah IPPNU
Siti Nurjanah Fatonah - Kota Bandung - Lomba Esai Harlah IPPNU
1
gagah dan mengikuti zaman, merasa diri terkenal dan banyak lagi alasan-alasan
yang kontradiktif.
Selain terlibat dengan genk motor, konsep gaul yang kurang tepat tergambar
oleh para remaja yakni dengan mengkonsumsi bahkan mengedarkan narkoba.
Remaja pengguna narkoba pada umumnya memiliki alasan-alasan seperti;
ketidakpuasan dalam keluarga, sehingga secara alami mereka akan membentuk
kelompok sebaya yang saling mempengaruhi dan memberikan dorongan untuk
mencoba narkoba. Pada kelompok teman sebaya inilah, konsep-konsep gaul yang
kurang tepat terpengaruh begitu saja, karena akan muncul anggapan jika tidak
mencoba narkoba maka akan dianggap sebagai orang yang tidak berani, remaja
yang kuno dan setumpuk pemikiran yang keliru.
Menurut Kartini Kartono hal ini disebabkan karena disorganisasi sosial atau
berkurangnya tata nilai dan aturan-aturan tingkah laku sosial terhadap anggota-
anggota kelompok lain. Serta akibat dari disoroganisasi personal yaitu kekalutan
dan kepanikan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak tertata nilai-
nilai sosialnya. Namun, jika melihat dari sisi psikologi remaja, bahwasanya pada
masa remaja sering muncul keinginan untuk menunjukkan sikap-sikap berani dan
ingin diperhatikan orang lain. Sebenarnya sifat-sifat tersebut pada permulaannya
hanya sifat yang didemonstratif untuk menyembunyikan kegelisahan-kegelisahan
yang belum dikenalnya.
Menurut Dr. Umar Usman, bahwa remaja mengalami hidup di dua alam yakni
alam khayalan dan alam nyata di mana banyak ditemukan gejolak jiwa dan fisik.
Masa transisi merupakan masa perpindahan alam khayalan ke alam nyata di mana
banyak remaja berkhayal bahwa dirinya seorang super hero dalam segala hal.
Dalam kondisi seperti ini, remaja memerlukan subjek modal yang dapat dijadikan
panutan dan contoh dalam pola bertindak dan berperilaku. Peranan orangtua
sangatlah diperlukan dalam membentuk remaja agar lebih produktif.
Bukan hanya peranan orangtua saja, namun peranan lembaga-lembaga sosial,
organisasi-organisasi yang berbasis remaja dapat ikut andil dalam pembentukan
kondisi sosial yang kondusif. Dalam hal ini ikatan pelajar putri Nahdlatul Ulama,
sebagai organisasi yang notabennya remaja harus aktif dengan kegiatan-kegiatan
2
yang postif dan interaktif untuk para remaja. Dengan membentuk kelompok-
kelompok diskusi teman sebaya, karena pada kenyataannya saat seorang remaja
mendapatkan sebuah masalah, mereka lebih nyaman berbagi cerita (curhat) kepada
teman sebayanya daripada kepada orangtua atau para ahli.
Maka dari itu, mari kita lakukan hal-hal positif dengan memulai dari diri kita
sendiri, dari orang-orang terdekat, melalui kelompok-kelompok teman sebaya
menyebarkan virus-virus kebaikan dan pemahaman bahwa gaul itu tidak dengan
gaya yang urak-urakan, dengan konsep yang terlihat “baragajul”. Jadikan gaul itu
sebagai sarana dalam mengekspresikan diri, berani berprestasi dan berkarya dengan
cara yang positif dan ikut andil dalam pembangunan daerah.