Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatu...

Dewan juri yang saya hormati dan teman-teman yang berbahagia,

Maukah teman-teman mendengarkan cerita dari saya?

Yang berjudul “Asal-usul Telaga Sarangan”

Begini ceritanya,

Alkisah, terdapat sepasang suami istri yang bernama Kiai Pasir dan Nyai Pasir,
yang tinggal di lereng gunung lawu bagian timur. Hidup mereka cukup sederhana, untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, Kiai Pasir menanam ubi-ubian dan sayur-sayuran.

Pada suatu hari, Kiai Pasir pergi ke hutan untuk menebang pohon. Tiba-tiba, di
tengah-tengah hutan Kiai Pasir menemukan sebutir telur yang cukup besar dan
dimasukkan ke dalam bambu kosong. Teralu lama Nyai Pasir menanti dengan cemas.
Namun, alangkah senangnya ketika melihat suaminya yaitu Kiai Pasir pulang dengan
selamat apalagi saat Kiai Pasir menyerahkan bambu tersebut.

“Nyi-nyi ini saya bawakan oleh-oleh”

“Apa ini ki?”

“Buka saja, nanti kamu akan tahu”

“Wah....besar sekali telur ini, kau dapat dari mana ini Ki? Bagaimana kalau ini
bukan telur ayam? Melainkan ttelur ular?”

“Aku menemukannya di hutan, di bawah sebuah pohon, tetapi aku di sana tidak
melihat seekor ular Nyi”

Kiai Pasir dan Nyai Pasir kemudian hanya terdiam. Langsung saja Nyai Pasir
menyiapkan air untuk memasak telur tersebut dan menyalakan penerangan untuk
pondoknya.

Keesokan harinya, Kiai Pasir bangun lebih pagi karena akan meneruskan
menebang pohon di hutan.

“Ini sarapannya sudah siap Ki!”

“Iya sebentar Nyi”

Kemudian keduanya masuk kedalam untuk sarapan bersama.

“Hmm,, enak sekali teur ini ya Ki?”

“Iya Nyi, enak sekali telur ini”

Tak lama kemudian Kiai Pasir berangkat ke hutan, teiba-tiba Kiai Pasir
merasakan hal tang aneh pada tubuhnya, tubuhnya terasa panas, gatal-gatal dan
memerah. Semakin lama semakin tidak tahan Kiai Pasir merasakan sakit di tubunhnya
itu, ia pun sampai berguling-guling dengan harapan rasa gatal d tubuhnya hilang.
Namun apa yang terjadi, tubuh Kiai Pasir semakin membengkak dan memanjang.
Bukannya hilang rasa gatal di tubuhnya setelah berguling-guling, akan tetapi malah
akibat dari berguling-guling tadi membuat tempat tersebut menjadi cekungan tang luas
dan besar.
“Apa yang terjadi denganku?”

Kiai Pasir berusaha berdiri dan pergi ke arah pondok untuk melihat istrinya,
apakah istrinya juga mengalami hal yang sama dengan dirinya. Ternyata, istrinya juga
mengalami hal yang sama dengan dirinya. Mereka berdua berubah menjadi ular
jelmaan yang sangat besar. Kembalilah mereka berdua ke dalam cekungan tadi, hingga
akhirnya cekungan tadi semakin meluas dan mengeluarkan air yang sangat deras.
Karena derasnya air yang keluar dan luasnya cekungan tersebut terbentuklah
cekungan tersebut menjadi sebuah telaga.

Masyarakat sekitar yang mengetahui hal itu hingga terbentuk sebuah telaga,
memberinya nama telaga itu dengan nama “Telaga Pasir” yang diambil dari nama Kiai
Pasir dan Nyai Pasir. Hingga sekarang, telaga itu terkenal dengan nama “TELAGA
SARANGAN”

Terima kasih teman-teman atas perhatiannya, sekian dari saya...

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh...

Anda mungkin juga menyukai