Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pegawai Negeri Sipil adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, di angkat oleh pejabat yang berwenang dan di serahi tugas dalam suatu
jabatan negeri, atau di serahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan undang-undang No 5 tahun 2014,
PNS yang nantinya disebut juga sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) juga perlu
memiliki sikap berintegritas, profesional, netral, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayan
publik bagi masyarakat, mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan
dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila, dan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014,


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah satuan kerja pemerintahan daerah
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan urusan pemerintahan
dalam bidang kesehatan di Kabupaten/Kota. Gudang farmasi adalah tempat
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pemeliharaan barang persediaan
berupa obat, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan lainnya. Kedudukan gudang
farmasi sebagai unit pelaksana teknis dalam lingkungan Departemen Kesehatan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan.

Manajemen pengelolaan sediaan farmasi di Gudang meliputi perencanaan


obat, pengadaan obat, penyimpanan obat dan pendistribusian obat. Pengelolaan obat
yang baik dan benar diperlukan untuk menjamin ketersediaan jumlah obat yang cukup
dan bermutu agar tercapai tujuan pelayanan yang optimal. Perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, dan pencatatan atau pelaporan obat merupakan
cakupan dari pengelolaan obat. Penyimpanan sediaan farmasi harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan untuk menjaga mutu yang terjamin dan menghindari
kerusakan kimia maupun fisik. Kesalahan dalam penyimpanan obat dapat menjadikan
turunnya kadar/ potensi obat sehingga bila dikonsumsi oleh pasien menjadi tidak
efektif dalam terapinya.
Sebagai seorang Tenaga Teknis Kefarmasian, dalam melaksanakan tugasnya
hendaklah menjaga profesionalitas serta bertanggung jawab dengan pekerjaannya.
Dan sebagai seorang PNS, seorang Tenaga Teknis Kefarmasian harus mampu
menerapkan nilai-nilai dasar PNS yaitu, akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA).

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar adalah :

Peserta pelatihan dasar CPNS Golongan II Angkatan II diharapkan mampu


meaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi) serta mengetahui kedudukan dan peran ASN dalam
NKRI yaitu, manajemen Aparatur Sipil Negara, pelayan publik dan Whole of
Government (WoG). serta dapat menyelesaikan permasalahan dan memberikan
perubahan yang positif di lingkungan kerja.

1.2.2. Manfaat
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar
Manfaat yang di dapatkan oleh peserta pelatihan dasar yaitu peserta yang
memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
dalam melaksanakan tugas dan fungsi ASN di tempat kerja dengan
mengedepankan profesionalisme dan Tanggung Jawab.
2. Bagi Unit Kerja
Manfaat bagi unit kerja yaitu mendapatkan kontribusi dari peserta pelatihan
dasar untuk mencapai tujuan , visi dan misi bersama
3. Masyarakat
Dapat merasakan inovasi-inovasi dari kegiatan yang dilaksanakan oleh
peserta pelatihan dasar.

1.3. Gambaran Umum Organisasi

1.3.1. Deskripsi Organisasi

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Belitung


Timur adalah merupakan instansi yang bertanggungjawab mengenai kesehatan.
Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Belitung Timur
memiliki tugas untuk merumusan kebijakan bidang kesehatan, melaksanaan
kebijakan bidang kesehatan, melaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan,
melaksanaan administrasi Dinas Kesehatan, dan melaksanaan fungsi lain yang terkait
dengan urusan kesehatan di Kabupaten Belitung Timur.

Selain fungsi-fungsi tersebut, melalui kantor Dinas Kesehatan ini juga


pemerintah bertanggung jawab untuk melakukan penyuluhan kesehatan, penyuluhan
kesehatan, penyuluhan hidup sehat dengan olahraga dan kesehatan jiwa bagi
masyarakat serta keluarga. Dinas Kesehatan ini juga bertugas sebagai penjamin dan
pengawas fasilitas kesehatan di wilayah kerjanya baik Rumah Sakit, alat kesehatan,
obat-obatan, dokter, klinik, apotek dan sebagainya.

1.3.2. Sumber Daya Kesehatan

Sarana kesehatan yang menjadi bagian dari Gudang Farmasi Dinas Kesehatan
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Belitung Timur antara lain, mobil
distribusi, Unit Instansi, dan Tenaga Kerja.

1) Mobil distribusi

Mobil distribusi merupakan sarana kendaraan yang digunakan untuk melakukan


distribusi Obat-obatan maupun Alat Kesehatan dari gudang Farmasi ke puskesmas-
puskesmas maupun rumah sakit yang ada di belitung timur. Mobil distribusi di Dinas
Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Berjumlah 1 (Satu)
Unit.

2) Unit Instansi
Unit Instansi Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Belitung Timur yaitu terdiri dari :
a. Puskesmas Mengkubang
b. Puskesmas Manggar
c. Puskesmas Kelapa Kampit
d. Puskesmas Dendang
e. Puskesmas Simpang Renggiang
f. Puskesmas Simpang Pesak
g. Puskesmas Gantung
h. Rumah Sakit Umum Daerah Belitung Timur
3) Tenaga Kerja

Penyelenggaraan kegiatan di gudang farmasi memerlukan tenaga kerja yang


berkompeten dalam rangka meningkatkan pelayanan dalam memenuhi permintaan
item kefarmasian dari puskesmas maupun rumah sakit. Gambaran strukrur organisasi
di gudang farmasi Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Tabel Struktur Organisasi Gudang farmasi Dinas Kesehatan PPKB


Tahun 2019

No Nama Lengkap Jabatan Golongan Status

Kepala Seksi Kefarmasian IV A PNS


1 Nining Yulian
dan Alat Kesehatan

Staf Kefarmasian dan III B PNS


2 Yuni Handayani Alkes

Staf Kefarmasian dan III B PNS


3 Azizah Alkes

Pengelola Obat dan Alat- II C CPNS


4 Lista Santiwi Alat Kesehatan

5 Ridwan Heryadi Pengelola Kefarmasian II C CPNS


Staf Kefarmasian dan PTT
6 Rika Irme Sylvia Alkes

Staf Kefarmasian dan PTT


7 Moh. Yamin Alkes

Staf Kefarmasian dan PTT


8 Irfan Alkes

1.3.3. Visi, Misi dan Nilai Organisasi

Untuk menunjang keberhasilan Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan


keluarga Berencana dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat maka seluruh kegiatan harus berpedoman pada visi, misi, nilai serta
Dinas Kesehatan dan keluarga Berencana.

1. Visi

Visi Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga berencana adalah “Mitra
Unggul dan Mewujudkan Keluarga Sehat Maju dan Mandiri Menuju Belitung
Timur Sejahtera”.

2. Misi

Misi Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yaitu :

1. Terwujudnya pelayanan yang berkualitas adil dan terjangkau


2. Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan Kesehatan
3. Meningkatkan Keluarga Sehat Maju dan Mandiri
4. Terwujudnya masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat
BAB II
NILAI-NILAI DASAR ANEKA DAN KEDUDUKAN PERAN PNS DALAM NKRI

2.1 Nilai-Nilai Dasar Aneka


Sebagai ASN kita harus dapat menanamkan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
Untuk itu perlu indikator-indikator dan nilai-nilai dasar tersebut yaitu :

2.1.1. AKUNTABILITAS
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dalam
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-
nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
2. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3. Integritas: adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban
5. Keadilan: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas.
8. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
9. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.

2.1.2. NASIONALISME
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.Bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting.Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi
sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme
dan wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai negara sekuler yang
membatasi agama dalam ruang privat.Pancasila justru mendorong nilai-nilai
ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan berpolitik.Nilai-nilai
ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang
positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif),
membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan.
2. Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar.Ke dalam berarti
menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan hak
asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi “melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
3. Sila ketiga: Persatuan Indonesia.
Tujuan nasionalisme yang mau didasari dari semangat gotong royong
yaitu ke dalam dan ke luar dan Ke dalam berarti kemajemukan dan
keanekaragaman budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai kebangsaan
Indonesia, tidak boleh dipandang sebagai hal negatif dan menjadi ancaman
yang bisa saling menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi secara positif
sebagai limpahan karunia yang bisa saling memperkaya khazanah budaya dan
pengetahuan melalui proses penyerbukan budaya. Ke luar berarti memuliakan
kemanusiaan universal, dengan menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian
dan keadilan antar umat manusia.
4. Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi.Fungsi pertama,
badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang memperjuangkan
asprasi beragam golongan yang ada di masyarakat.Fungsi kedua, semangat
permusyawaratan bisa menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk
satu golongan atau perorangan.Permusyawaratan dengan landasan
kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa mencapai
kesepakatan yang membawa kebaikan bagi semua pihak.
5. Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa
menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan
menyelenggarakan keadilan.Keadilan sosial juga merupakan perwujudan
imperative etis dari amanat pancasila dan UUD 1945.

2.1.3. ETIKA PUBLIK


Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan
untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
(Catalano, 1991).
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-
undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia
4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
6. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
2.1.4. KOMITMEN MUTU
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen
mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan
kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana)
mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan.Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang
ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai
aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapannya.Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.Mutu menjadi salah satu alat vital
untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.

2.1.5. ANTI KORUPSI


Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas.Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas..
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang
dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya
guna bekerja secara efektif.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan
selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan
pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam
bekerja..
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia.Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang
tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan.Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya
2.2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
2.2.1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang
unggul selaras dengan perkembangan zaman.
a. Kedudukan ASN
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang ASN.
1) Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK).
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan
birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat
memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir
pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat
berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi
pegawai ASN sangat penting, mengingat dengan adanya
desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadinya isu putra
daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan
birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut
merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
2) Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakanyang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
public.
3) Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayananpublik yang profesional dan berkualitas.Pelayanan
publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
4) Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI.ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD1945, negara dan
pemerintah.ASN menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan diri
sendiri, seseorang dan golongan.Dalam UU ASN disebutkan
bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN,
salah satunya asas persatuan dan kesatuan.
c. Hak dan kewajiban ASN
Hak ASN dan PPPK yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
ASN sebagai berikut;
PNS berhak memperoleh:
1) Gaji, tunjangan, dan fasilitas
2) Cuti
3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
4) Perlindungan; dan
5) Pengembangan kompetensi.
PPPK berhak memperoleh:
1) Gaji dan tunjangan
2) Cuti
3) Perlindungan; dan
4) Pengembangan kompetensi.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan
yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu
yang sepatutnya diberikan.Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN wajib:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran,dan tanggung jawab
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di
dalam maupun di luar kedinasan
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; danh. bersedia ditempatkan di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.2.2. Whole of Government(WoG)


Whole of Government (WoG) Berdasarkan interpretasi analitis dan
manifestasi empiris di lapangan, maka WoG didefinisikan sebagai “suatu
metode pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk
mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan di atasi karena
berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Penerapan Whole of Government

a. Praktek Whole of Government (WoG)


Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik.
Jenis pelayanan publik yang dikenalI dapat didekati oleh pendekatan
WoG sebagai berikut:
1) Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan
warga masyarakat. Dokumen yang dihasilkan bisa meliputi KTP,
status kewarganegaraan, status usaha, surat kepemilikan, atau
penguasaan atas barang, termasuk dokumen-dokumen resmi
seperti SIUP, izin trayek, izin usaha, akta, sertifikat tanah dan lain-
lain
2) Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti
pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan dan
lainnya.
3) Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis
barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan,
jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lain-
lain
4) Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman
dan peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik
yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat
b. Nilai-nilai dasar Whole of Government
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik
berdasarkan nilai-nilai dasar berikut ini.
1) Koordinasi
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan
efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan
2) Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar
lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh.
3) Singkronisasi
Singkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang
berasal dari berbagai sumber, dengan menyingkronkan seluruh
sumber tersebut.
4) Simplifikasi
Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait
data/proses disuatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga
dan biaya.

2.2.3. Pelayanan Publik


Sebagai Aparatur pemerintahan, ASN mempunyai salah satu peran yang
penting dalam tugas dan fungsinya sebagai Aparatur Sipil Negara dalam
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan pelayanan publik kepada masyarakat.Aparatur Sipil Negara
melakukan perannya sebagai aparatur pemerintah dengan memberi
pelayanan publik.
Adapun menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003, mengenai
pelayanan adalah sebagai berikut:
a) Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b) Penyelenggara pelayanan publik adalah Instansi Pemerintah
c) Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan kerja
satuanorganisasi Kementrian, Departemen, Kesekretariatan Lembaga
Tertinggi dan Tinggi Negara, dan instansi Pemerintah lainnya, baik
Pusat maupun Daerah termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan
Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah.
d) Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada instansi
Pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada
penerima pelayanan publik.
e) Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi pemerintah
yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan
peraturan perundang- undangan
f) Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi
pemerintah dan badan hukum yang menerima pelayanan dari instansi
pemerintah Pelayanan merupakan suatu proses. Proses tersebut
menghasilkan suatu produk yang berupa pelayanan, kemudian
diberikan kepada pelanggan.

Prinsip-prinsip Pelayanan Publik Penyelengaraan pelayanan publik


juga harus memenuhi beberapa prinsip pelayanan sebagaimana yang
disebutkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Negara Nomor 63
Tahun 2003 adalah sebagai berikut :
1. Kesederhanaan
2. Kejelasan
3. Kepastian waktu
4. Akurasi
5. Keamanan
6. Tanggung jawab
7. Kelengkapan sarana dan prasarana
8. Kemudahan akses
9. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan
10. Kenyamanan
BAB III
NILAI-NILAI DASAR ANEKA DAN KEDUDUKAN PERAN PNS DALAM NKRI

3.1. Identifikasi Isu

Untuk menyusun rancangan kegiatan aktualisasi, maka saya akan


menjelaskan jabatan saya. Jabatan saya adalah Pengelola Obat dan Alat Kesehatan
Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Adapun uraian
tugas/pekerjaan pada jabatan saya yaitu Pengelolah Obat dan Alat-alat kesehatan
dan ditempatkan di Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana yaitu :

1. Mengolah obat Dasar, Obat gigi, BMHP, dan Bahan Laboratorium


2. Menyiapkan obat Dasar, Obat gigi, BMHP dan Bahan Laboratorium untuk
didistribusikan ke Puskesmas
3. Mengelola Perencanaan Permintaan Kebutuhan Obat dari Puskesmas-
Puskesmas Binaan
4. Mengisi kartu Stok
5. Mengarsipkan Surat masuk, BAP dan laporan bulanan lainnya
6. Menerima Pengadaan Obat Dasar, Obat Gigi, BMHP dan Bahan Laboratorium
7. Melakukan Stock Opname
8. Monev ke Toko Obat, Apotek, Puskesmas dan Sarana Kesehatan Lainnya
9. Melakukan tugas lain yang diperintahkan atasan

Berdasarkan uraian tugas/pekerjaan pada jabatan saya dan konsultasi dengan


mentor diketahui ada beberapa masalah yang terjadi. Adapun Masalah-Masalah
tersebut dapat di identifikasikan sebagai berikut:

1. Belum tertibnya Penyimpanan Obat-Obat Dasar berdasarkan alfabetis di Gudang


Farmasi Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Belitung Timur.
2. Masih Rendahnya Pengolahan Perencanaan Permintaan Kebutuhan Obat di
Puskesmas-Puskesmas Binaan Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana.
3. Belum Maximalnya Penyimpanan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) di Gudang
Farmasi Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Belitung Timur

Masalah Yang di Angkat Dan Gagasan Pemecahan Isu

Berdasarkan Identifikasi isu yang telah ditemukan diatas, perlu analisis mengenai nilai
kepentingan isu tersebut. Maka dilakukanlah analisis USG yaitu :

Urgency : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan


ditindaklanjuti.

Seriousness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul

Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak


ditangani dengan semestinya.

Penentuan kualitas kriteria isu dengan metode/teknik USG (Urgency, Seriusness, dan
GROWTH) dilakukan dengan pembobotan 1 sampai 5 untuk setiap bobot dan hasil
pembobotan isu tersebut sebagaimana tergambar pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut
ini:

Tabel 3.1
Bobot Penetapan Krieteria Kualitas Isu USG

BOBOT KETERANGAN

5 Sangat Kuat Pengaruhnya

4 Kuat Pengaruhnya
3 Sedang Pengaruhnya

2 Kurang Pengaruhnya

1 Sangat Kurang Pengaruhnya

Tabel 3.2
PERUMUSAN DAN PENETAPAN ISU

No Isu aktual / masalah pokok U S G Total

Belum Tertibnya Penyimpanan Obat-


Obat Dasar berdasarkan alfabetis di
1 Gudang Farmasi Dinas Kesehatan 5 4 3 12
Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana.

Masih Rendahnya Pengolahan


Perencanaan Permintaan Kebutuhan
Obat di Puskesmas-Puskesmas 11
2 4 4 3
Binaan Dinas Kesehatan
Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana
Belum Maximalnya Penyimpanan
BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) di
Gudang Farmasi Dinas Kesehatan
3 10
Pengendalian Penduduk dan 3 4 3
Keluarga Berencana Belitung Timur
Berdasarkan hasil analisis isu dengan menggunakan alat analisis USG di atas
dapat dilihat bagaimana kualitas Isu yang ada. Isu yang mendapatkan prioritas
tertinggi adalah isu final/isu (core issue) yang perlu diangkat yaitu : “Belum
Maximalnya Penyimpanan Obat-Obat Dasar berdasarkan alfabetis di Gudang
Farmasi Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana” dan
menjadi isu yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya.

Proses penyimpanan obat-obat dasar di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan


Pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana berlangsung cukup baik, akan
tetapi belum adanya sistem penataan sediaan yang sesuai dengan CPOB di gudang
farmasi.

Jika isu tersebut tidak bisa segera dipecahkan/diselesaikan maka akan


mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :

1. Menimbulkan masalah saat mengambil sedian yang akan didistribusikan ke


Puskesmas
2. Menimbulkan selisih Stok antara kartu Stok dan Sistem Stok yang ada dikomputer
3. Menimbulkan masalah pada saat melakukan Stok Opname.
4. Menimbulkan masalah pada saat pemeriksaan audit Aset Obat oleh Inspektorat
5. Menimbulkan kesalahan pada saat Pelaporan data Stok Obat

Berdasarkan paparan diatas, gagasan pemecahan isu yang akan diangkat adalah

“Penertiban penyimpanan Obat-obat Dasar Berdasarkan Alfabetis di gudang


farmasi Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana”.

Kegiatan dan Tahap Kegiatan Pemecahan Isu

Menyadari bahwa isu yang saya angkat ini bersifat tidak tunggal, sehingga saya
mengusulkan beberapa kegiatan dan tahapan kegiatan pemecahan masalah sebagai
satu rangkaian kegiatan besar.

Kegiatan dan tahapan kegiatan pemecahan isu diuraikan Sebagai berikut :

1) Melakukan Konsultasi dengan kepala Seksi Kefarmasian dan Alkes dengan


tahapan kegiatan sebagai berikut:
a) Membuat perencanaan dan mengatur jadwal dengan mentor
b) Menyampaikan rencana kegiatan dan meminta persetujuan rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan kepada Kepala seksi kefarmasian dan Alkes.
c) Melakukan pembahasan dengan mentor mengenai kegiatan –kegiatan yang
akan dilaksanakan.

2. Pembentukan Rekan kerja

Dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

a) Pemilihan rekan kerja


b) Rapat koordinasi dengan tim kerja
c) Penetapan dan pembagian tugas

3. Melakukan penertiban penyimpanan Obat-obat Dasar di Gudang Farmasi

Dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

a) Membersihkan rak penyimpanan obat-obat dasar


b) Melakukan penyusunan obat-obat dasar berdasarkan alfabetis
c) Memberikan Label atau identitas obat-obat dasar
d) Konsultasi hasi kerja penyusunan obat-obat dasar di Gudang Farmasi kepada
kepala seksi kefarmasian dan alkes
e) Mengurutkan Obat-obat dasar sesuai abjad (alfabetis) dan Memberikan label
pada Obat-obat Dasar

4. Evaluasi

Dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

1) Melakukan pengecekan ulang terhadap penyimpanan obat-obat dasar di


gudang farmasi
2) Konsultasi mengenai evaluasi kegiatan kepada kepala seksi kefarmasian dan
Alat Kesehatan
3) Membuat Laporan hasil evaluasi kegiatan konsultasi
3.4. Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai ANEKA dan Peran Kedudukan PNS

Adapun pengaktualisasian dengan nilai-nilai ANEKA PNS dalam NKRI dalam tahap-
tahap kegiatan ini adalah :

I. Kegiatan 1
Melakukan Konsultasi dengan kepala Seksi Kefarmasian dan Alkes. Nilai
ANEKA yang akan diaktualisasikan/diterapkan diuraikan sebagai berikut :
1) Kegiatan 1 Tahapan 1
Membuat perencanaan dan mengatur jadwal dengan mentor. Nilai ANEKA
yang akan diaktualisasikan sebagai berikut :
a. Etika Publik (memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur)
Pada saat melaksanakan tahapan kegiatan membuat jadwal konsultasi,
saya akan mengaktualisasikan nilai etika publik yaitu memelihara dan
menjunjung tinggi standar etika luhur dengan cara berbicara yang sopan,
ramah, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga
komunikasi berjalan dengan lancar, dapat dipahami dan jadwal kegiatan
dapat terencana dengan baik.
b. Akuntabilitas (Kejelasan)
Dalam tahapan kegiatan ini saya akan menerapkan nilai Akuntabilitas
yaitu kejelasan dengan cara mengatur waktu konsultasi dengan mentor harus
jelas dimana tempat,waktu, tahapan kegiatan dan sasaran harus jelas
sehingga informasi yang didapatkan jelas dan tujuan kegiatan dapat tercapai.
c. Komitmen mutu (Efektifitas dan Efisiensi)
Pada tahapan ini saya menerapkan nilai Komitmen mutu yaitu efektivitas
dan efesiensi dengan cara dalam menyusun rencana untuk memecahkan isu
harus memikirkan waktu yang ditentukan hingga tujuan yang diinginkan dapat
tercapai dengan baik sehingga perencanaan dan mengatur jadwal dengan
mentor bisa tepat waktu dan tepat sasaran.
d. Nasionalisme (Sila ke Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan)
Dalam tahapan ini saya juga menerapkan nilai Nasionalisme sila ke
empat yaitu musyawarah sebagaimana yang tertuang dalam sila ke empat
yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dengan cara mengambil keputusan dengan
cara mufakat sehingga mendapatkan hasil yang terbaik yang dapat diterapkan
di instansi kerja.

e. Anti Korupsi
Pada tahapan ini saya juga mengaktualisasikan nilai Anti korupsi yaitu
Jujur dengan cara mengatakan kegiatan yang akan dilakukan sesuai yang
direncanakan sehingga hasilnya dapat sesuai dengan yang direncanakan.

Pada Kegiatan membuat perencanaan dan mengatur jadwal dengan mentor


output/hasil yang akan didapatkan yaitu Jadwal Kegiatan yang akan
dilakukan.

2) Kegiatan 1 tahapan 2
Menyampaikan rencana kegiatan dan meminta persetujuan rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan kepada Kepala seksi kefarmasian dan Alkes.
Adapun nilai-nilai ANEKA yang terdapat pada tahapan ini diuraikan sebagai
berikut:
a. Akuntabilitas (Kejelasan)
Pada kegiatan menyampaikan rencana kegiatan dan meminta
persetujuan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kepada Kepala Seksi
Kefarmasian dan Alkes saya mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu
Kejelasan dengan cara jelas dalam menyampaikan proses dan tujuan kegiatan
yang dilakukan sehingga komunikasi yang akan dilaksanakan mendapatkan
hasil yang diinginkan.

b. Nasionalisme (Sila ke 2, Kemanusiaan yang adil dan Beradab)


Pada kegiatan ini saya juga akan menerapkan nilai Nasionalisme sila ke
dua dari Pancasila yaitu Kemanusiaan yang adil dan Beradab dengan cara
saling menghormati dan menghargai dengan atasan sehingga bisa
menciptakan komunikasi yang baik.
c. Etika publik (memelihara dan menjunjung tinggi standar nilai luhur)
Pada tahapan kegiatan ini saya juga akan mengaktualisasikan nilai
etika publik yaitu memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
dengan cara berbicara yang sopan, ramah, dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sehingga komunikasi berjalan dengan
lancar, dapat dipahami dan hasil yang didapat sesuai dengan harapan.
d. Komitmen Mutu (Efektif)
Pada tahapan kegiatan ini saya akan mengaktualisasikan nilai
Komitmen Mutu yaitu Efektif dengan cara mengontrol waktu supaya sesuai
dengan jadwal kegiatan sehingga diharapkan dalam waktu yang telah
direncanakan dapat mencapai hasil yang sesuai target.
e. Anti Korupsi (Jujur)
Dalam tahapan ini saya menggunakan nilai Anti Korupsi yaitu jujur dengan
cara menyampaikan rencana kegiatan dan meminta persetujuan rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan kepada mentor dengan selengkap-
lengkapnya sehingga diharapkan dapat tercapainya hasil yang diinginkan.

3) Kegiatan 1 Tahapan 3
“Melakukan pembahasan memengenai kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan”, nilai-nilai yang akan diaktualisasikan/diterapkan diuraikan
sebagai berikut:
a. Akuntabilitas (Transparansi)
Pada saat Melakukan tahapan pembahasan mengenai kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan, saya akan mengaktualisasikan nilai akuntabilitas
yaitu trasparansi dengan cara keterbukaan semua kegiatan yang akan
dilakukan kepada mentor sehingga tujuan dari kegiatan yang akan
dilaksanakan dapat tercapai.

b. Nasionalisme (sila ke Tiga,Persatuan Indonesia)


Pada tahapan ini saya juga akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme
yaitu Persatuan Indonesia seperti yang tertuang dalam sila ke Tiga. Melakukan
pembahasan mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan diharapkan
dapat bergotong royong serta menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dapat
menghasilkan hasil yang maksimal juga.
c. Etika Publik (memelihara dan menjunjung tinggi standar nilai etika luhur)
Pada tahapan ini saya juga akan mengaktualisasikan nilai Etika publik yaitu
memelihara dan menjunjung tinggi standar nilai etika luhur dengan cara
berbicara yang sopan, ramah, dan benar sehingga komunikasi mudah
dimengerti dan dapat berjalan dengan baik.
d. Komitmen Mutu (Inovasi)
Pada tahapan ini saya juga akan mengaktualisasikan nilai Komitmen Mutu
yaitu Inovasi dengan cara memberikan ide-ide baru yang dapat diterapkan
dalam penyimpanan obat di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan sehingga dapat
memberikan masukan kepada mentor terkait Penyimpanan Obat.
e. Anti Korupsi (Berani)
Pada tahapan ini saya mengaktualisasikan nilai Anti Korupsi yaitu berani
dengan cara megemukakan pendapat yang berkaitan tentang pembahasan
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga dapat langsung
berpartisipasi terhadap kegiatan yang akan dilakukan.

Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi :


Dengan Melakukan Konsultasi dengan kepala Seksi Kefarmasian dan Alkes
diharapkan dapat meningkatkan ketertiban penyimpanan obat-obat dasar
berdasarkan alfabetis di Gudang farmasi Dinas Kesehatan Belitung Timur sehingga
diharapkan dapat mendukung tercapainya visi Dinas Kesehatan Belitung Timur yaitu
Mitra unggul dan mewujudkan keluarga sehat maju dan mandiri menuju Belitung
Timur sejahtera dan diharapkan juga dapat berkontribusi mendukung tercapainya Misi
Dinas Kesehatan Belitung Timur Khususnya misi kedua yaitu meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan

Penguatan Nilai-nilai Organisasi :

Dengan melakukan konsultasi dengan kepala seksi kefarmasian dan alkes maka
diharapkan dapat meningkatkan ketertiban penyimpanan Obat-obat Dasar
Berdasarkan Alfabetis di gudang farmasi Dinas Kesehatan Belitung Timur Maka
diharapkan akan memperkuat nilai organisasi di Dinas Kesehatan Belitung Timur yaitu
sejahtera.
II. Kegiatan 2 yaitu membentukan Rekan kerja
Nilai ANEKA yang akan diaktualisasikan/diterapkan diuraikan sebagai berikut :
1) Kegiatan 2 Tahapan 1
Memilih rekan kerja
a. Akuntabilitas (Kepercayaan)
Pada saat Melakukan tahapan kegiatan ini saya akan mengaktualisasikan nilai
akuntabilitas yaitu Kepercayaan dengan cara mentor memberikan tanggung
jawab tugas masing-masing kepada rekan kerja sehingga rekan kerja yang telah
dibentuk dapat melaksanakan tugasnya masing-masing.
b. Nasionalisme (Sila 4,Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan)
Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme sila ke
Empat seperti yang tertuang dalam Pancasila yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalan Permusyawaratan/Perwakilan dengan cara
musyawarah untuk mencapai mufakat dan menunjukan sikap baik dalam
berdiskusi, hal ini dilakukan agar keputusan dalam pemilihan rekan kerja adalah
keputusan bersama.
c. Etika Publik (Menghargai Konsultsi, Kerjasama)
Pada tahapan kegiatan ini saya akan mengaktualisasikan nilai Etika Publik
yaitu menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama dengan cara dalam
setiap kegiatan yang dilakukan selalu mengedepankan komunikasi dan
kerjasama yang baik sehingga rekan kerja yang terbentuk dapat memahami tugas
dan peran yang diberikan.
d. Komitmen Mutu (Efektif)
Pada tahapan kegiatan pemilihan rekan kerja ini saya mengaktualisasikan nilai
Komitmen Mutu yaitu Efektif dengan cara memilih rekan kerja yang sesuai dengan
tupoksi kerjanya sehingga dalam mengerjakan tugas yang diberikan dapat
mencapai hasil yang sesuai dengan target yang telah direncanakan.

e. Anti Korupsi (tanggung Jawab)


Pada tahapan kegiatan ini saya akan mengaktualisasikan nilai Anti Korupsi
yaitu Tanggung Jawab dengan cara melakukan pekerjaan yang telah diberikan
dengan sungguh-sungguh sehingga hasil yang akan didapat dapat dipertanggung
jawabkan.
2) Kegiatan 2 Tahapan 2 (Melakukan rapat koordinasi dengan tim kerja)
a. Akuntabilitas (Kepercayaan)
Pada tahapan kegiatan ini saya akan mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas
yaitu Kepercayaan dengan cara memilih rekan kerja yang sesuai kompetensinya
serta rasa kepercayaan bahwa rekan kerja memiliki kemampuan akan
pekerjaannya sehingga rekan kerja yang dipilih akan melaksanakan tugas yang
diberikan dengan penuh rasa tanggung jawab.

b. Nasionalisme (Sila ke 4, Musyawarah)

Pada tahapan rapat koordinasi dengan tim kerja nilai yang akan saya terapkan
yaitu Nasionalisme seperti yang tertuang dalan sila ke empat yaitu “Kerakyatan
yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”
dengan cara saat melakukan pengajuan nama anggota tim kerja, nilai
musyawarah harus diterapkan sehingga terpilih anggota dengan kualitas yang
sesuai standar selain itu sebagai bawahan tetap harus menghargai pendapat
atasan.

c. Komitmen mutu (Inovatif)


Pada tahapan ini saya juga akan mengaktualisasikan nilai Komitmen Mutu yaitu
inovatif dengan cara Dalam rapat koordinasi diharapkan mendapatkan ide-ide
baru yang dapat membantu dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Anti korupsi (Disiplin)
Pada tahapan ini saya mengaktualisasikan nilai anti korupsi yaitu Disiplin
dengan cara tepat waktu saat pelaksanaan rapat koordinasi sehingga rapat
koordinasi dapat berjalan dengan kondusif dan lancar.
3) Kegiatan 2 tahapan 3 (Penetapan dan pembagian tugas)
a. Akuntabilitas (tanggung Jawab)
Pada tahapan ini saya mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu Tanggung
jawab. Dalam penetapan dan pembagian tugas diharapkan dapat terwujudnya
kesadaran akan kewajiban yang telah diberikan sehingga tugas-tugas yang
diberikan dapat terlaksana dengan baik.
b. Nasionalisme (Sila ke 3, Persatuan Indonesia)
Pada tahapan ini saya mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu mampu
menempatkan persatuan dan kesatuan sebagai kepentingan bersama dan
menyampingkan kepentingan pribadi seperti yang tertuang dalam sila ke tiga yaitu
Persatuan Indonesia dengan cara bekerja sama menetapkan pembagian tugas
sesuai kemampuan masing-masing rekan kerja.
c. Etika publik
Pada tahap ini saya juga mengaktualisasikan nilai Etika Publik yaitu membuat
keputusan berdasarkan prinsip keahlian dengan cara memberi tugas sesuai
dengan kemampuannya masing-masing tanpa berpihak kepada salah satu
pegawai sehingga diharapkan dapat bekerja dengan professional.
d. Komitmen mutu (Efektif/Efisien)
Pada tahap ini saya juga mengaktualisasikan nilai Komitmen Mutu yaitu Efektif
dan Efisien dengan cara menetapkan dan membagi tugas kepada rekan kerja
sesuai dengan kemampuan dalam pembagian pekerjaan agar tujuan kegiatan
tercapai maksimal tanpa banyak terjadi pemborosan waktu, tenaga dan biaya.
e. Anti korupsi (Tanggung Jawab)
Pada tahap ini saya mengaktualisasikan nilai Anti korupsi yaitu tanggung
jawab. Penetapan dan pembagian tugas yang telah diberikan diharapkan dapat
bertanggung jawab sehingga akan mendapatkan hasil yang diinginkan.

Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi :


Dengan Melakukan penertiban penyimpanan obat-obat dasar di Gudang Farmasi
Dinas Kesehatan Belitung Timur diharapkan dapat meningkatkan ketertiban
penyimpanan obat-obat dasar berdasarkan alfabetis di Gudang farmasi Dinas
Kesehatan Belitung Timur sehingga tercapainya visi Dinas Kesehatan Belitung Timur
yaitu Mitra unggul dan mewujudkan keluarga sehat maju dan mandiri menuju Belitung
Timur sejahtera dan diharapkan juga dapat berkontribusi mendukung tercapainya Misi
Dinas Kesehatan Belitung Timur yaitu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Penguatan nilai organisasi

Dengan melakukan pemilihan rekan kerja diharapkan dapat meningkatkan ketertiban


penyimpanan Obat-obat Dasar Berdasarkan Alfabetis di gudang farmasi Dinas
Kesehatan Belitung Timur Maka diharapkan akan memperkuat nilai organisasi di
Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yaitu Adil.

III. Kegiatan 3
Melakukan penertiban penyimpanan Obat-obat Dasar di Gudang Farmasi. Nilai
ANEKA yang akan diaktualisasikan/diterapkan diuraikan sebagai berikut :
1) Kegiatan 3 Tahapan 1
Membersihkan rak penyimpanan obat-obat dasar. Nilai-nilai yang akan
diaktualisasikan yaitu sebagai berikut :
a. Akuntabilitas (Konsistensi)
Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu
konsistensi. Kegiatan membersihkan rak penyimpanan obat diharapkan dapat
dilakukan terus menerus sehingga tempat penyimpanan obat selalu bersih dari
debu dan hewan pengerat yang dapat mempengaruhi kualitas dari obat tersebut
b. Nasionalisme (sila ke 3, Persatuan Indonesia)
Pada kegiatan ini saya akan mengaktualisasikan nilai Nasionalisme yaitu sila
ke tiga Nilai dasar ASN Nasionalisme akan diterapkan dalam tahapan kegiatan
membersihkan rak penyimpanan obat-obat dasar dengan berorientasi pada nilai
menjunjung tinggi nilai Pancasila sila ke tiga yaitu bersatu dengan rekan kerja
lainnya dan bergotong royong sehingga rak penyimpanan obat-obat dasar bersih
dan tidak menyebabkan penurunan kualitas obat.
c. Etika publik (melaksanakan tugas secara profesional)
Pada kegiatan ini saya akan mengaktualisasikan nilai dasar ASN etika publik
dengan cara melaksanakan tugasnya secara professional sehingga tugas dan
tanggung jawab yang telah diberikan.
d. Komitmen mutu (Efektif dan Efisien)
Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
Efektif dan Efisien. Dalam tahapan ini diharapkan dapat menjalankan tugas sesuai
target serta mendapatkan hasil yang maksimal tanpa menimbulkan biaya yang
banyak. Dalam hal ini saya akan memanfaatkan fasilitas yang ada di Gudang
Farmasi seperti rak-rak obat dan palet yang telah tersedia sehingga tidak akan
memerlukan biaya tambahan.
e. Anti korupsi (Peduli)
Nilai dasar Anti Korupsi yang akan saya aktualisasikan dalam tahap kegiatan
membersihkan rak penyimpanan obat-obat dasar yaitu Peduli. Dalam tahapan ini
rasa peduli sangat diperlukan sehingga kebersihan penyimpanan obat di Gudang
Farmasi tetap terjaga karna kebersihan dapat mempengaruhi kualitas dan mutu
obat.

Dalam tahapan kegiatan Membersihkan rak penyimpanan obat-obat ini hasil yang
akan dihasilkan yaitu Foto.

2) Kegiatan 3 Tahapan 2
Melakukan penyusunan obat-obat dasar berdasarkan alfabetis, nilai-nilai
ANEKA yang akan diaktualisasikan yaitu sebagai berikut :
a. Akuntabilitas ( Konsistensi)
Pada tahapan ini saya mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu
Konsistensi dengan cara mengurutkan nama-nama obat berdasarkan
alfabetis dan menyusun obat-obat tersebut di rak yang tersedia, hal ini
dilakukan supaya dalam proses distribusi dapat memperkecil terjadinya
kesalahan dalam pengambilan obat.
b. Nasionalisme (sila 3, Persatuan Indonesia)
Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai nasionalisme yaitu
Persatuan Indonesia seperti yang tertuang dalam sila ke tiga, dengan cara
rekan-rekan kerja yang telah dibentuk saling bergotong royong dalam
melakukan penyusunan obat-obat dasar. Hal ini dilakukan supaya dalam
proses penyusunan obat dapat berjalan dengan baik.
C. Etika publik (menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama)
Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai Etika publik yaitu
menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama dengan cara dalam
setiap proses yang akan dilakukan selalu berkomunikasi dan
mengedepankan kerja sama baik antar rekan maupun atasan.
d. Komitmen mutu (efektif dan efisiensi)
Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu
Efektif dan Efisien. Dalam tahapan ini diharapkan dapat menjalankan tugas
sesuai target serta mendapatkan hasil yang maksimal tanpa menimbulkan
biaya yang banyak. Dalam hal ini saya akan memanfaatkan fasilitas yang ada
di Gudang Farmasi seperti rak-rak obat dan palet yang telah tersedia sehingga
tidak akan memerlukan biaya tambahan.
e. Anti korupsi (Kerja Keras)
Pada kegiatan ini saya mengaktualisasikan nilai Anti Korupsi yaitu Kerja
keras dengan cara senantiasa rajin melaksanakan tugas yang diberikan
sehingga diperoleh penyimpanan obat-obat dasar yang sesuai dengan
standar CPOB (Cara Penyimpanan Obat yang Benar).
3) Kegiatan 3 Tahapan 3
Memberikan Label atau identitas obat-obat dasar. Adapun nilai-nilai ANEKA
yang akan saya aktualisasikan yaitu :
a. Akuntabilitas (kejelasan)
Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu Kejelasan
dengan cara membuat Label obat dengan menggunakan tulisan yang mudah
terlihat sehingga setiap rekan kerja yang akan mengambil obat untuk proses
Distribusi dapat mencari item obat dengan mudah.
b. Nasionalisme (sila 3, gotong royong)
Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai Nasionalisme yaitu gotong
royong seperti yang tertuang dalam Pancasila sila ke 3 yaitu Persatuan Indonesia
dengan cara bekerja sama antara rekan kerja karna memberi label ini tidak bisa
dilakukan sendiri untuk meminimalisir kesalahan yang akan terjadi pada saat
pelabelan.
c. Etika publik (menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama)
Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai Etika Publik yaitu
menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama dengan cara dalam setiap
kegiatan yang dilakukan selalu mengutamakan komunikasi dan kerja sama yang
baik.
d. Komitmen mutu (efisiensi)
Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai komitmen mutu yaitu Efisien
dengan cara mencetak Label obat yang akan digunakan sesuai dengan jumlah
yang dibutuhkan sehingga tidak terjadi pemborosan.
e. Anti korupsi (Disiplin)
Pada tahapan ini saya menggunakan nilai Anti Korupsi yaitu Disiplin dengan cara
tepat waktu dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam proses
pelabelan sehingga proses tersebut dapat selesai tepat waktu.
4) Kegiatan III Tahapan IV
Konsultasi hasil kerja penyusunan obat-obat dasar di Gudang Farmasi kepada
kepala seksi kefarmasian dan alkes. Adapun nilai-nilai ANEKA yang akan saya
Aktualisasikan yaitu sebagai berikut :
a. Akuntabilitas (kejelasan)
Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu Kejelasan
dengan cara berkonsultasi kepada Mentor mengenai hasil kerja yang telah
dilakukan dengan jelas sehingga mentor dapat mengerti dan dapat mengevaluasi
hasilnya.
b. Nasionalisme (sila 4, musyawarah)
Pada tahapan ini saya juga akan mengaktualisasikan nilai Nasionalisme yaitu
Musyawarah seperti yang tertuang dalam Pancasila sila ke 4 yaitu Kerakyatan yang
dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan
dengan cara berdiskusi dengan mentor.
c. Etika publik (memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur)
Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai Etika Publik yaitu memelihara
dan menjunjung tinggi etika luhur dengan cara berkomunikasi dan menyampaikan
hasil kerja kepada mentor dengan menggunakan Bahasa yang mudah dimengerti
dan sopan santun.
Adapun Output atau hasil yang didapat dari tahapan kegiatan Memberikan Label
atau identitas obat-obat dasar yaitu Lembar persetujuan kepala seksi.

IV. Kegiatan 4
Melakukan pengecekan ulang terhadap penyimpanan obat-obat dasar di gudang
farmasi. Adapun nilai-nilai ANEKA yang akan saya aktualisasikan yaitu :
1. Kegiatan 4 tahapan 1
Melakukan pengecekan ulang terhadap penyimpanan obat-obat dasar di gudang
farmasi
a. Akuntabilitas (Konsistensi)
Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas yaitu
Konsistensi dengan cara melakukan pengecekan ulang terhadap penyimpanan
obat secara berkala sehingga penyimpanan obat bisa terus di terpantau.
b. Etika publik (memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur)
Pada tahap
Pada tahapan ini saya mengaktualisasikan nilai Etika Publik yaitu
memelihara dan menjunjung tinggi etika luhur
c.

Pada tahapan ini saya akan mengaktualisasikan nilai Nasionalisme yaitu


menghargai hasil kerja orang lain seperti yang tertuang dalam sila ke 4 yaitu
Keadilan Sosial bagi Rak
2) Etika publik (memelihara dan menjungjung tinggi etika luhur)
3) Komitmen mutu (efektif)
Anti korupsi (Jujur)

Anda mungkin juga menyukai