Anda di halaman 1dari 105

SKRIPSI

PENERAPAN MEDIA TUMPENG GIZI SEIMBANG TERHADAP


PENGETAHUAN GIZI SISWA KELAS 5-6 DISDNSEMOLOWARU 11/262
SURABAYA

Oleh:

MUHAMMAD NASIR
NIM : 131132033

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHARAN SURABAYA

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI

SURABAYA

2017

i
ii

LEBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji ujian Skripsi program S-
I Ilmu Gizi STIKES Surabaya, oleh :

Nama : MUHAMMAD NASIR

NIM : 13.1.13.2.033

Program Studi : S-I Ilmu Gizi

Pada hari/ Tanggal : kamis / 20 Juli 2017

Waktu

Judul : Penerapan Media Tumpeng Gizi Seimbang Terhadap


Pengetahuan gizi Siswa 5-6 di SDN Semolowaru II/262
Surabaya.

Penguji Tanda tangan

Ketua : Sitti Zainab S.Pd., M. Si……………...

Anggota : 1. Alvia Nurlaili, S.KM.,M.Gizi ………………

2. Suci Ferdiana, S.Pd.,M.Pd ………………

Mengesahkan,

Ketua STIKES Surabaya

Dr. Ahmad Hariyanto, M.Si


NIP: 07314601001
iii

LEMBAR PERSETUJUAN
Telah selsai diberikan bimbingan dalam penulisan skripsi sehinga naskah skripsi ini
memenuhi syarat dan dapat distujui untuk dipertahankan dalam ujian

Skripsi, oleh:

Nama : MUHAMMAD NASIR

NIM : 13.1.13.2.033

Program : S-I Ilmu Gizi

Judul Skripsi : Penerapan Media Tumpeng Gizi Seimbang Terhadap Pengetahuan gizi
Siswa Kelas 5-6 di SDN Semolowaru II/262 Surabaya.

Pembimbing I Pembimbing II

Alvia Nurlayli, S.KM., M.Gizi Suci Ferdiana, S.Pd., M.Pd


NIP : 07314602055 NIP : 07314602054

Mengetahui,
Ketua Program Studi S-I Ilmu Gizi

Dinda Winiastri. S.TP., M.Kes


NIP : 073146220651009
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang, atas

limpahan rahmat-Nya sehingga penulisan dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi

yang berjudul “Hubungan Penerapan Media Tumpeng Gizi Seimbang dengan Hasil

Pengetahuan Gizi Anak Usia 11-12 Tahun DI SDN Semolowaru II/262 Surabaya”.

Salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SWT yang

telah membawa dari kegelapan menuju cahaya terang benderang yaitu islam.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Ilmu gizi, pada Program Studi S-I Ilmu Gizi di Stikes Surabaya.

Dalam penulisan Skripsi ini, menyadari bahwa skripsi ini tidak akan

terselesaikan tampa bantuan dari berbagaan ai phak . oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi –tingginya

kepada yang terhormat :

1. Dr. Ahmad Hariyanto, M.Si, Selaku ketua STIKES Surabaya yang telah

member kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk menyusun

skripsi ini.

2. Taufi Hidayat, SKM., M.M, Selaku Ketua Program Studi S-I Ilmu Gizi

STIKES Surabaya.

3. Dinda Winiastri. S.TP., M.Kes, Selaku Ketua Program Studi S-I Ilmu Gizi

Stikes Surabaya yang telah member kesempatan dan kepercayaan kepada

penulisan untuk menyusun skripsi ini

4. Sitti Zainab, S.Pd., M.Si Selaku Ketua Penguji dalam penyusunan Skripsi
v

5. Alvia Nurlayli, S.KM.,M.Gizi Selaku dosen pembimbing I dalam

penyusunan skripsi,yang telah memberikan arahan,saran dan motivasisehin

sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Suci Ferdiana, S.Pd.,M.Pd, selaku pembimbing II dalam penyusunan skripsi,

yang telah memberikan arahan, saran dan motivasi sehinga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga penulis yang telah senantiasa memberikan doa restunya serta

limpahan kasi- sayangnya yang diberikan kepada penulis.

8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S-I Ilmu Gizi Stikes Surabaya yang

selalu memberikan semangat bagi penulis.

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan .

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan Kritik dan saran yang membangun.

Semoga dengan disusunya skripsi ini memberikan manfaat bagi banyak

pihak, khususnya bagi penulis serta bagi pembaca.

Surabaya, Juli 2017

Penulis
vi

MOTTO
Semangat belajar adalah semgat untuk membuka gerbang sebua kesuksesan
Lupakanlah perkataan orangsemagatlah terus, yakin la serta berjuang, jika
engkau tidak mengetahui bertanya la kepada orang yang mengetahui.
Berjuang hari ini, gerbang kesuksesan menanti anda.
vii

ABSTRAK

Timbulnya permasalahan gizi pada anak sekolah,sehinga perlu disosialisasikan


pedomangizi seimbang yang bisa dijadikan sebagai pedoman makan, beraktivitas fisik,
hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal.Menganalisa penerapan media
tumpeng gizi seimbang terhadap hasil pengetahuan anak Sekolah Kelas 5-6 di SDN
Semolowaru II/262 Surabaya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy experiment, rancang penelitian
post-test only design. populasi penelitian adalah 74 siswa di SDN Semolowaru II/262
Surabaya. Sampel sejumla 74 dengan teknik total sampling. lnstrumen yang di gunakan
yaitu tes pengetahuan/kuesioner serta lembar balik.
Tingkat pengetahuan gizi siswa berdasarkan rancangan penyuluhan yang
mengunakan lembar balik menujukan bahwa sebagian besar siswa memiliki
pengetahuan gizi kurang yaitu sebanyak 30(78,9%) siswa. Adapun tingkat pengetahuan
gizi siswa berdasarkan penyuluhan tidak menggunakan lembar balik menujukan bahwa
sebagian besar siswa memiliki pengetahuan cukup yaitu 18 (50%) siswa. Hasil analisa
statistic mengunakan uji T diperoleh nilai p = 0,017 dan a = 0,005 oleh karena p < a
makah H0 ditolak.
Berdasarkan hasil uji statistik menujukkan ada perbedaan pengetahuan siswa
tentang gizi seimbang yang diberikan penyuluhan dengan lembar balik dan tidak
menggunakan lembar balik. Bagi istansi kesehatan perlu memberikan sosialisasi kepada
siswa siswi di SD karena masih banyak anak SD belum mengetahu tumpeng gizi atau
empat pilar gizi seimbang.

Kata kunci : Penerapan Media Tumpeng Gizi Seimbang, Gengetahuan Gizi


viii

ABSTRCT

The emergence problems nutrition on child school. So need socialized guidelines


nutrition balanced that can made as guidelines eat, move physical, life clean and
maintain weight body normal.
Research this is type research quasy experiment. Researchquasy
experiment.Technique total sampling, that is technique taking sample that do with teke
whole population as sample for investigated that is as much 74 students. Instrument that
in use that is test knowledge/questionnaire and sheet behind.
Level knowledge nutrition students besed on design counseling thet use sheet
back show that in part big students have knowledge nutritionless that is as much 30
(40,5%) students. As for level knowledge nutrition students based on counseling no use
sheet back that partly big 18 (24,3) Results analysis statistics use test T obtained value
p=0,017 and a=0,005 by because p<a then H0 rejected that that is there is difference
between application media tumpeng nutrition sheet behind with no use sheet behind
There is difference knowledge student about nutrition balanced that given
counseling with sheet behind and no use sheet behind.For agency health need geve
socialization to students schoolgirl in SD because still many child SD not yet
knowledge tumpeng nutrition or four pillar nutrition balanced.

Words key : application media tumpeng nutrition balanced, knowledge nutrition


ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
MOTTO .................................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah dan batasan masalh ........................................................ 3
1.2.1 Identifikasi Masalah ................................................................................. 3
1.2.2 Batasan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................................... 4
1.4.2 Tujuan Khusus .......................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5
1.5.1 Manfaat dalam Keilmuan ......................................................................... 5
1.5.2 Manfaat untuk Penulis .............................................................................. 5
1.5.3 Manfaat untuk Instansi Terkait ................................................................. 6
1.5.4 Manfaat untuk Masarakat ......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
x

2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 7


2.2 Landasan Tiori ................................................................................................ 9
2.2.1 Gizi Seimbang .......................................................................................... 9
2.2.1.1 Definisi Gizi Seimbang .................................................................. 9
2.2.1.2 Empat Pilar Gizi Seimbang ............................................................ 9
2.2.1.2.1 Mengkonsumsi Makanan Beragam .................................... 12
2.2.1.2.2 Membiasakan Hidup Bersih ............................................... 13
2.2.1.2.3 Melakukan Aktivitas Fisik ................................................. 14
2.2.1.2.4 Mempertahankan dan Memantau Berat Badan
(BB) Normal ........................................................................ 15
2.2.1.3 Gizi Seimbang Anak Sekolah ......................................................... 16
2.2.2 Penerapan Media Tumpeng Gizi dalam Penyuluhan ............................... 19
2.2.2.1 Definisi Alat Peraga ....................................................................... 19
2.2.2.2 Meteri Penyuluhan ......................................................................... 21
2.2.2.3 Metode Penyuluhan ........................................................................ 21
2.2.2.4 Menentukan Media Penyluhan Giz ................................................ 22
2.2.2.5 Metode Penyuluhan Kelompok ...................................................... 24
2.2.2.6 Manfaat Alat Peraga ....................................................................... 25
2.2.2.7 Jenis Alat Media Penyuluhan ......................................................... 26
2.2.2.8 Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan ....................................... 28
2.2.2.9 Lembar Balik/ Flipchart ................................................................. 29
2.2.3 Tingkat Pengetahuan ................................................................................ 30
2.2.3.1 Definisi Pengetahuan ...................................................................... 30
2.2.3.2 Tingkat Pengetahuan ...................................................................... 31
2.2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ...................................... 34
2.2.3.4 Pengukuran Pengetahuan ............................................................... 39
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual ....................................................................................... 41
3.2 Hipotesis Penelitian .......................................................................................... 42
BAB IV METODE PENELITIAN
xi

4.1 Junis Penelitian ................................................................................................. 43


4.2 Desain Penelitian .............................................................................................. 43
4.3 Lokasi dan Sampel Penelitian .......................................................................... 43
4.4 Populasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 44
4.4.1 Populasi .................................................................................................... 44
4.4.2 Sampel ...................................................................................................... 44
4.4.3 Besar Sampel dan Teknik Pengetahuan Sampel ...................................... 44
4.5 Kerangka Oprasional ........................................................................................ 45
4.6 Variabel, Definisi Operasional dan Cara Pembelajaran ................................... 46
4.6.1 Variabel Penelitian ................................................................................... 46
4.6.2 Definisi Operasional dan Cara Pembelajaran ........................................... 46
4.7 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 47
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 47
3.7.2 Perosedur Pengetahuan Data .................................................................... 48
4.8 Teknik Analisa Data ......................................................................................... 48
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 49
5.2 Hasil Penelitian ................................................................................................ 53
5.2.1 Data Umum .............................................................................................. 53
5.2.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 53
5.2.1.2 Distribusi Responden Menurut Umur ................................... 53
5.2.2 Data Khusus .............................................................................................. 54
5.2.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan ........................... 54
5.2.2.1.1 Pengetahuan Gizi ............................................................... 54
5.2.2.1.2 Perbedaan Pengetahuan Siswa Tentang Gizi
Seimbang yang diberikan penyuluhan dengan lembar
balik dan tidak menggunakan lembar balik ............. 54
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Penerapan Media Tumpeng Gizi Seimbang di SDN Semolowaru
Surabaya ......................................................................................... 56
xii

6.2 Disteribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan ........................................... 58


6.3 Perbedaan Pengetahuan Gizi Siswa Antara yang Menggunakan
Media Lembar Balik dan Tidak Menggunakan Lembar Balik ....... 59

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 62
7.2 Saran ................................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Definisi Operasional dan Cara Pembelajaran ................................................... 46


2. Cara pengumpulan data berdasarkan variabel ................................................ 48
3. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Siswa ....................................... 53
4. Disteribusi responden menurut umur Siswa ........................................................ 53
5. Pengetahuan gizi Siswa di SDN Semolowaru ..................................................... 54
6. Perbedaan dua sampel yang pake lembar balik dan
tidak mengunakan lembar balik ............................................................................ 55
xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

II. 1 Tumpeng Gizi Seimbang .................................................................................. 11


II. 2 Kerangka Konseptual ........................................................................................ 41
III. 4 Kerangka Operasional .................................................................................... 45
X.1 Peneliti sedang bersama wali kelas 5 diruang kelas ........................................... 99
X.2 Peneliti sedang menjelaskan gizi seimbang menggunakan lembar balik kepada
siswa kelas 5 di SDN Semolowaru II/262 Surabaya .......................................... 100
X.3 Peneliti megarahkan siswa kelas 5 naik didepan ............................................... 100

X.4 Menjelaskan jumlah yang perlu dikonsumsi kepada siswa penelitian kelas 5
di SDN Semolowaru II/262 Surabaya ............................................................... 101
X.5 Menjelaskan jumlah yang perlu dikonsumsi kepada siswa penelitian kelas 5
di SDN Semolowaru II/262 Surabaya ................................................................ 101
X.6 Menerangkan kepada satu siswa dikarenakan matanya min/mines .................... 102
xv

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ............................................. 65


Daftar Singkatan ....................................................................................................... 66
Lampiran 2 Lembar Balik.......................................................................................... 67
Lampiran 3Tes Pengetahuan ..................................................................................... 94
Lanpiran 4 Master Tabel............................................................................................ 101
Lampiran 5 Frequencies ........................................................................................... 107
Lampiran 6 Dokumentasi ......................................................................................... 112
Lampiran 7 Lembar konsultasi ................................................................................. 113
Lampiran 8 Surat pengantar penelitian skripsi ......................................................... 114
Lampiran 9 Surat balasan ......................................................................................... 115
Lampiran 9 Surat keterangan .................................................................................... 116
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gizi merupakan bagian yang cukup penting dalam mewujudkan sumber daya

manusia yang berkualitas untuk mencapai keseimbangan konsumsi gizi pada setiap

individu atau keluarga saat ini diperkirakan sekitar 50 persen penduduk Indonesia

atau lebih dari 100 juta penduduk mengalami banyak masalah gizi, baik gizi kurang

maupun gizi lebih. Masalah gizi muncul akibat perilaku konsumsi makanan yang

tidak seimbang (Bapenas, 2015)

Konsumsi panganmasyarakat masih belum sesuai denganpesan gizi

seimbang. Hasilpenelitian Riskesdas2010 menyatakan konsumsisayuran dan buah-

buahan padakelompok usia di atas10 tahun masih rendah, yaitumasing-masing

sebesar36,7% dan37,9%. Kualitas protein yang dikonsumsi rerata perorang perhari

masih rendah karena sebagian besar berasal dari protein nabati seperti serealia dan

kacang-kacangan. Konsumsi makanandan minumanberkadargulatinggi, garam

tinggidanlemak tinggi,baik pada masyarakat perkotaan maupun perdesaan,masih

cukuptinggi. Konsumsi cairan padamasih rendah (Kemenkes, 2013).

Pola hidup sehat, termasuk didalamnya pola makan dengan gizi seimbang

merupakan salah satu faktor utama pada kompleksnya permasalahan gizidi

Indonesia. Oleh karena itu, masarakat perluh mendapatkan informasi yang jelas dan

memadai tentang pola makan dengan gizi seimbang, termasuk olahraga sebagai

1
2

komponen pola hidup seimbang. Pendidikan dan penyuluhan tentang kesehatan dan

gizi kepada masarakat bukan merupakan hal yang mudah oleh karena menyakut

perubahan perilaku. Masyarakat sekolah merupakan kelompok masarakat

mempunyai potensi tinggi untuk mengadaptasi pesan kesehatan dan gizi seimbang,

terutama masyarakat sekolah dasar yang masih lebih mudah dibentuk sesui dengan

tahapan perkembangan mental dan kepribadiannya. Program ini dimaksudkan

untuk merubah pola hidup masyarakat, sekolah dengan memberdayakan guru

sekolah yang merupakan pendidik dan pengaruh anak pada jam Sekolah.

Pemberdayaan guru Sekolah akan menjamin akan menjamin penyampaikan pesan

pola hidup dan makan seimbang secara berkesinambungan (mulyani, 2014). Perlu

dilakukan penyuluhan/informasi anak sekolah dasar.

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) merupakan pedoman utama

kegiatan penyuluhan gizi agar kegiatan komunikasi informasi edukasi (KIE) gizi

lebih terarah dan lebih efektif untuk mencapai sasaran masyarakat atau keluarga

sadar gizi. PUGS dicanangkan pada tahun 1995 dan pengembangan dari pedoman 4

sehat 5 sempurna yang sudah dikenalkan sejak tahun 1960-an (Soekirman, 2006).

Selanjutnya, adanya konggres gizi internasional di Roma dikembangkan 13 pesan

PUGS pada tahun 1995. Hasil uji 13 PUGS menunjukkan bahwa 13 pesan tersebut

terlalu banyak dan diusulkan untuk menjadi 10 pesan (Affiansyah, 2003).

Kemudian bersama dengan beberapa pakar gizi dan pangan di Indonesia melakukan

serial lokakarya dan mengembangkan PGS 2014 yang diperkenalkan pada publik di

awal tahun 2014 (Kemenkes, 2014).


3

Untuk mencegah timbulnya masalahgizitersebut, perlu disosialisasikan

pedomangizi seimbang yang bisa dijadikan sebagai pedoman makan, beraktivitas

fisik, hidup bersih dan mempertahankanberat badan normal (Kemenkes 2014)

Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat pada

umumnya dan anak sekolah khususnya dapat dilakukan melalui program

Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Penyampaian materi pada programKIE

dapat dilakukan melalui beberapa metode dan media,Salah satunya dengan lembar

balik (Notoatmodjo, 2013).Sehinga perlu diteliti lebih lanjut mengenai tingkat

pengetahuan terhadap tumpeng gizi seimbang pada anak SDN Semolowaru II/262

Surabaya.

1.2 Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan survey awal yang dilakukan di SDN Semolowaru II/262

pada tanggal, 18 juli 2017. Diperoleh hasil pengetahuan tentang tumpeng gizi

dengan kategori kurang 8 anak 53,3% dan kategori sedang sebanyak 7 anak

46,7%.

Secara garis besar pengetahuan siswa di pengaruhi oleh faktor

eksternal yaitu pendidikan, lingkungan, pengalaman, pekerjaan dan keluarga

sedangkan faktor internal yaitu genetik, riwayat penyakit, status gizi, usia, IQ,

EQ, SQ dan keyakinan


4

1.2.2 Batasan Masalah

Untuk lebih fokus pada masalah yang akan diteliti perlu suatu batasan

masalah dalam penelitian. Batasandalam penelitian ini adalah pengaruh faktor

eksternal khususnya faktor lingkungan. Sekolah dari proses belajar melalui

media tumpeng gizi seimbang menggunakan lembar balik

1.3 Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan pengetahuan siswa tengtang gizi seimbang yang

diberikan penyuluhan dengan media tumpeng gizi di SDN Semolowaru II/262

Surabaya.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Menganalisa penerapan media tumpeng giziseimbang terhadap hasil

pengetahuan anak Sekolah Kelas 5-6 di SDN Semolowaru II/262 Surabaya.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kerakteristik anak Sekolah Kelas 5-6 di SDN

Semolowaru II/262 Surabaya meliputi: umur dan jenis kelamin.

2. Mengidentifikasi pengetahuan siswakelas 5-6 tentang gizi seimbang

setelah diberi penyuluhan di SDN Semolowaru II/262 Surabaya.


5

3. Menganalisis perbedaan pengetahuan siswa kelas 5-6 tentang gizi

seimbang yang diberikan penyuluhan dengan lembar balik dan tidak

lembar balik di SDN Semolowaru II/262 Surabaya.

1.5 Manfaat Penelitiaan

1.5.1. Manfaat dalam Keilmuan

Dapat digunakan sebagai bahan pustaka, informasi dan referensi yang

dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian dalam pengembangan

ilmu kesehatan, khususnya mengenai ilmu gizi.

1.5.2. Manfaat untuk Penulis

1. Meningkatkan pengetahuan dan pengelaman dilapangan bagi penulis

yang merupakan pengaplikasian ilmu yang diperoleh selama mengikuti

kuliah di STIKes Surabaya.

2. Memperbanyak wawasan tentang penerapan media tumpeng gizi

seimbang terhadap hasil belajar anak usia sekolah dasar.

1.5.3. Manfaat untuk Instansi Terkait

Memberikan perpustakaan baru mengenai penerapan media

tumpeng gizi seimbang terhadap hasil pengetahuan gizi anak sekolah

kelas 5-6 serta dapat di gunakan sebagai kajian pendidikan dan


6

pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) bagi mahasiswa

khususnya ilmu gizi kesehatan masyrakat.

1.5.4. Manfaat untuk Masarakat

Memberikan wawasan tentang penerapan media tumpeng gizi

seimbang terhadap hasil pengetahuan gizi anak Sekolah Kelas 5-6

sehingga para anak sekolah dan orang tua dapat melakukan meningkatkan

pengetahuan siswa dengan tujuan memperbaiki gizi anak.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TIORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kemenkes (2013). Univarial

danbivarial dengan analisis uji T. dalam penelitian ini menujukan perbedaan yang

signifikan antara nilai pengetahuan pada intervensi dengan penggunaan leaflet

menujukan nilai p 0,068. terdapat perbedaanyang signifikan pula antara nilai

pengetahuan pada pengukuran pertama dan kedua yaitu pengukuran sebelumnya

dan sesudah intervensi dengan caramah/slide dengan nilai p 0,000. Terdapat

peningkatan rerata pengetahuan antara siswa yang mendapatkan intervensi gizi

seimbang dengan intervensi mengunakan leaflet dan cerama/slide didapatkan nilai

p 0,016. (Kemenkes, 2013)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nuryanto (2014) peningkatan

media pengetahuan gizi seimbang pada kelompok perlakuan 1dari sebelumnya

sebesar 16,82 ± 11, 09% menjadi 80,85 ± 10, 43%peningkatan median sikap gizi

seimbang pada kelompok perlakuan 1 dari sebelumnya sebesar 46% menjadi 88%

sedangkan peningkatan median sikap pada kelompok perlakuan sikap 2 dari

sebelumnya sebesar 60%menjadi 84% terdapat perbedaan pada peningkatan

pengetahuan gizi antara kelompok perilakuan 1 dan 2 (p<0,05), namun tidak

terdapat peningkatan sikap gizi antara kelompok perlakuan 1 dan 2 (p>0,05).

Kesimpulan: pendidikan gizi melalui komik gizi seimbang pada dua kelompok

7
8

terdapat berbedaan pada peningkatan pengetahuan antara kelompok pertama 1 dan

2 tidak ada perbedaan pada penikatan sikap antara kelompok 1 dan 2 (Nuryanto,

2014)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puruhita (2014) rerata

pengetahuan gizi pada anak sekolah sebelum intervensi pendidikan gizi adalah

66,45 ± 9,6%, meningkat menjadi71,16 ± 9,3% setelah intervensi pendidikangizi.

sikap anak sekolah tentang gizi sebelum intervensi 70,13% meningkatan menjadi

73% setelah pendidikan gizi. Hasil tersebut menujukan bahwa pendidikan gizi

meningkatkan pengetahuan dan sikap gizi anak sekolah (Puruhita, 2014)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2014). Dari hasil

penelitian didapat sebagian besar responden anak perempuan 52.9%, dengan

pengetahuan baik dan kurang masing-masing 50.9%, sebagian besar pemilihan

sikap negatif tentang gizi seimbang 55.9% dan perilaku yang masih belum

menerapkan berdasarkan gizi seimbang 55.2%. berdasarkan uji analisa di dapat

bahwa terhadap hubungan pengetahuan dengan perilaku gizi seimbang (p<0.05).

Namun tidak ditemukan adanya hubungan sikap dengan perilaku gizi seimbang

(p>0.05). Oleh karenanya, pendidikan gizi di lingkungan sekolah perluh di

tingkatkan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang pentingnya

penerapan gizi seimbang (Mulyani, 2014)


9

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Gizi Seimbang

2.2.1.1 Definisi Gizi Seimbang

Gizi Seimbang adalah makananyang dikonsumsi oleh individu

sehari-hari yang beraneka ragamdan memenuhi 5 kelompok zat gizi

dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan

(Dirjen BKM, 2014).

Menu seimbang : menu yangterdiri dari beranekaragam makanan

dengan jumlah dan proporsi yang sesuai,sehingga memenuhi kebutuhan

gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel tubuh

danproseskehidupanserta pertumbuhandan perkembangan (Almatsier,

2014).

2.2.1.2 Empat Pilar Gizi Seimbang

Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang

mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau

variasi makanan, kebersihan, aktivitas fisik dan berat badan ideal

(Kurniasih et al, 2010; Kemenkes, 2014). Gizi seimbang adalah gizi

yang sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari

sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal, tidak terganggu penyakit, dan

tubuh tetap sehat (Sunarto, 2006).


10

Di Indonesia, pedoman gizi seimbang mengacu pada Nutrition

Guide for Balance Diet yang ditetapkan pada konferensi pangan

sedunia tahun 1992 di Roma dan Genewa, yang diadakan oleh FAO,

dalam rangka menghadapi beban ganda mengenai gizi di Negara

berkembang. Dalam konferensi ini ditetapkan agar semua negara

berkembang yang semula menggunakan pedoman sejenis “Basic Four”

memperbaiki menjadi “Nutrition Guide for Balance Diet”. Indonesia

menerapkan keputusan FAO tersebut dalam kebijakan Repelita V tahun

1995 sebagai PGS dan menjadi bagian dari program perbaikan gizi.

Namun, PGS kurang disosialisasikan sehingga terjadi pemahaman yang

salah dan masyarakat cenderung tetap menggunakan 4 Sehat 5

Sempurna (4S5S). Baru pada tahun 2009 secara resmi PGS diterima

oleh masyarakat, sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan No. 36

tahun 2009 yang menyebutkan secara eksplisit “Gizi Seimbang” dalam

program perbaikan gizi. (Kurniasihet al, 2010).

Di Amerika Serikat dan beberapa negara lain, prinsip Gizi

Seimbang divisualisasi berupa “piramida” Gizi Seimbang. Tidak semua

negara menggunakan piramida, tetapi disesuaikan dengan budaya dan

pola makan setempat. Di Indonesia, bentuk piramida di sesuai dengan

budaya Indonesia, dalam bentuk tumpeng dengan nampannya yang

untuk selanjutnya akan disebut sebagai “Tumpeng Gizi Seimbang”

(TGS). (Kurniasihet al, 2010). TGS dirancang untuk membantu setiap


11

orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai

dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa

dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui,

aktivitas fisik, sakit).Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) menggambarkan 4

prinsip Gizi Seimbang, yaitu: 1) kebiasaan makan makanan beraneka

ragam, 2)pola hidup bersih, 3)pola hidup aktif dan berolahragadan

4)berat badan normal(Kemenkes, 2014)

Sumber: Kementerian Kesehatan RI

Gambar I Tumpeng Gizi Seimbang


12

2.2.1.2.1 Mengkonsumsi Makanan Beragam

Tidakadah satupun jenis makanan mengandunsemuasat

gizi yang di butuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan

mempertahankankesehatan,kecuali air susu Ibu (ASI) untuk bayi

baru lahir sampai berusia 6 bulan. Contoh:nasi merupakan sumber

utama kalori, tetapi misking vitamin dan mineral; sayuran buahan

pada umumnya kayaakan vitamin,tetapimisking kalori dan

protein; ikan merupakan sumber utama protein tapi sedikit kalori.

Khusus untuk bayi berusia 0-6 bulan, ASI merupakan makanan

tunggal yang sempurna. Hal ini disebabkan karena ASI

dapatmencukupi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembangdapat

optimal, serta sesuai dengan kondisi fisiologis pencernaan dan

fungsi lainya dalam tubuh (Sugihantono, 2014)

Konsumsi makanan beragam perlu memperhatikan gizi

dan porsi. dalam prinsip ini selain keanekaragaman jenis pangan

juga termasuk proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlah

jenis yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur.

Anjuran polah makan dalam beberapa dekade terakhir telah

memperhitungkan proporsi setiap kelompok pangan sesua dengan

kebutuhan yang seharusnya. Demikian pula jumlah makanan yang

mengandung gula, garam dan lemak yang dapat menikatkan

berisiko beberapa PTM, dianjurkan untuk dikurangin. Akhir ini


13

minum air dalam jumlah yang cukup telah dimaksutkan dalam

komponen gizi seimbang oleh karena pentingnya air dalam

peroses metabolism dan dalam pencegahan dehidrasi

(Sugihantono, 2014).

2.2.1.2.2 Membiasakan Hidup Bersih

Perilakuhidup bersih sangat terkait dengan prinsip gizi

seimbang:Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting

yang mempengarui status gizi seseorang secara

langsung,terutamaanak. Seseorang yang penderita penyakit

infeksi akan mengalamipenurunan nafsu makan sehingga jumla

dan jenis zat gizi yang masuk ketubuh berkurang. Sebaiknya

pada keadan infeksi, tubuhmembutuhkan zat gizi yang lebih

banyak untukmemenuhi peningkatan metabolisme pada orang

yang menderita infeksiterutama apa bilah disertai panas. Pada

orang menderita penyakit diare, berarti mengalami kehilangan

zat gizi dan cairan secara langsung akan menderita kurang gizi

akan mempunyai resiko terkena penyakit infeksi karena pada

keadaan kurang gizi dayatahan tubuh seseorang menurung,

sehinga kuman penyakit lebih mudah masuk dan berkembang.

Kedua hal tersebut menujukan bahwa hubungan kurang gizi dan


14

penyakit infeksi adalah hubungan timbal balik (Sugihantono,

2014).

Dengan membiasakan perilaku hidup bersih akan

menghindarkan seseorang dari keterpaparan dari keterpaparan

terhadap sumber infeksi. Contoh:1) selalu mencuci tangan dengan

sabun dari air bersih mengalir sebelum makan, sebelum

memberikan ASI, sebelum menyiapkan makanan dan minuman,

dan setelah buang air besar dan kecil, akan terhindari

kontaminasinya tangan dan makanan dari kuman penyakit antara

lain kuman penyakit tipes dan di sentesiskan:2) menutup

makanan yang disajikan akan menghidarkan makanan dihinggapi

lalat dan binatang lainya di sertai debu yang membawa berbagai

kuman penyakit;3) selalu menutup mulut dan hidung bila bersin,

agar tida menyebarkan kuman penyakit; dan 4) selalu

menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan

(Sugihantono, 2014)

2.2.1.2.3 Melakukan Aktivitas Fisik.

Aktivitas fisik yangmeliputi segala macam kegiatan tubuh

termasuk olahraga merupakan saluran upaya untuk

menyimbangkan antarapengeluaran dan pemasukanzat gizi yang

utamanya sumberenergidalamtubuh. Aktivitas fisik memerlukan


15

energi. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem

metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperang

dalam menyimbangkan zat gizi yang keluar dari yang masuk

kedalam tubuh (Sugihantono, 2014)

2.2.1.2.4 Mempertahankan dan Memantau Berat Badan (BB)


Normal
Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan

bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi didalam tubuh adalah

tercapainya berat badan yang normal, yaitu beratbadan yang

sesuai tinggi badannya. Indikatortersebut dikenal dengan indeks

masa tubuh (IMT). Oleh karena itu, pemantauan BB normal

merupakan hal yang harus menjadi bagian dari polah hidup

dengangizi seimbang; sehinga dapat mencegah penyimpangan

BB dari BB normal, dan apabilah terjadi penyimpangan dapat

segerah di lakukan langkah pencegahan dan penanganannya

(Sugihantono, 2014)

Bagi bayi dan balita indikator yang digunakan adalah

perkembangan berat badan sesuai dengan pertambahan umur.

Pemantau dilakukan dengan menggunakan KMS.

Yang dimaksud dengan berat badan normal adalah : a, untuk

orang dewasa jika IMT 18,5 – 25,0; b. bagi anak Balita dengan
16

mengunakan KMS dan berada di dalam pita hijau (Sugihantono,

2014).

2.2.1.3 Gizi Seimbang Anak Sekolah

Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan

dan manfaat untuk kesehatan. Ilmu gizi adalah ilmu yangmempelajari

cara memberikan makanan yang sebaik-baiknya agar tubuh selalu

dalam kesehatan yang optimal (Azwar, 2011). Berbagai masalah gizi

dan masalah psikososial, dapat dicegah melalui perilaku penunjang dari

para orang tua, ibu atau pengasuh dalam keluarga untuk selalu

menyediakan makanan dengan gizi seimbang bagi anggota

keluarganya. Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi individu

dalam satu hari yang beraneka ragam dan mengandungzat tenaga, zat

pembangun dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhan tubuhnya ( Paath

dkk, 2015). Kebutuhan gizi merupakan kebutuhan yang sangat penting

dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

Pemenuhan kebutuhan gizi pada anak haruslah seimbang di antara zat

gizi lain, mengingat adanya berbagai masalah dalam pemenuhan

kebutuhan gizi yang tidak seimbang seperti tidak suka makan, tidak

mau atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak disukai

makanan tersebut mengandung zat gizi yang seimbang (Hidayat, 2014).

Pola konsumsi pangan yang bermutu gizi seimbang mensyaratkan


17

perlunya diversifikasipangan dalam menu sehari-hari. Ini berarti

menuntut adanya ketersediaan sumber tenaga (karbohidrat dan lemak),

sumber zat pembangun (protein), dan sumber zat pengatur (vitamin dan

mineral). Pangan yang beraneka ragam sangat penting karena tidak ada

satu jenis pangan apapun yang dapat menyediakan gizi bagi seseorang

secara lengkap (Khomsan, 2010).

Menurut Khomsan (2010), Pedoman Umum Gizi Seimbang

(PUGS) telah diperkenalkan kepada masyarakat beberapa tahun yang

lalu, PUGS adalah dietary guidelinesyang berisi petunjuk-petunjuk rinci

tentang cara memperbaiki pola konsumsi pangan sehingga kita

terhindar dari masalah gizi lebih ataupun kurang. Sementara itu, Empat

Sehat Lima Sempurna adalah food guideatau petunjuk umum tentang

ragam makanan yang sebaiknya kita konsumsi.

Adapun 10 Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yaitu :

1. Sukuri dan nikmati anekaragaman makanan

2. Banyak makanan sayuran sayuran dan cukup buah-buahan

3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein

tinggi

4. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok

5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak

6. Biasakan sarapan

7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman


18

8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan

9. Cuci tangan pake sabun dengan air mengalir

10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan beratbadan

normal.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa diperlukan

adanya pedoman gizi seimbang yang dikemukakan oleh Sri amelia

(2010), yaitu:

1. Manusia memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh,

berkembang, bergerak dan memelihara kesehatan. Kebutuhan

akan zat gizi tidak sama bagi semua orang, tetapi tergantung

pada umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Keseimbangan jumlah

dan jenis zat gizi yang dibutuhkan berbagai kelompok orang

ditetapkan oleh kelompok pakar dalam suatu daftar yang dikenal

sebagai Angka Kecukupan Gizi (AKG), dalam bahasa Inggris

dikenal sebagai Recommended Dietary Allowances (RDA).

2. Manusia makan makanan, tidak makan zat gizi.

3.Dalam menyusun pedoman gizi seimbang tidak semata-mata

memperhatikan zat gizi untuk memenuhi AKG tetapi juga

mempertimbangkan fungsi makanan yang lebih luas.

4. Gizi seimbang memerlukan keanekaragaman makanan oleh

karena
19

tidak adah satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi

yang dibutuhkan manusia, kecuali air susu ibu (ASI).

5.Terjadinya transisi epidemiologi masalah gizi dari hanya masalah

gizi kurang ke masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dan gizi

lebih.

6.Kemajuan ilmu dan teknologi pangan.

7.Kemajuan teknologi juga berpengaruh terhadap pola hidup.

8.Makan dan pola makan yang mengandung aspek budaya , etnik,

agama, sosial dan ekonomi.

9.Kemajuan teknologi komunikasi.

2.2.2 Penerapan Media Penyuluhan

2.2.2.1 Definisi Alat Peraga

Menurut santoso karo-karo (1984) yang dimaksut dengan alat

peraga pendidikan kesehatan adalah semua alat, bahan, atau apapun

yang digunakan sebagai media untuk pesan yang akan disampaikan

dengan maksut untuk lebih mudah memperjelas pesan atau untuk lebih

memperluas jangkauan pesan (Supariasa, 2013)

Alat peraga atau media dapat diartikan dalam arti luas yangan

dalam arti sempit. Dalam arti luas media dapat berupa orang, materi,

atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi tertentu, sehingga

memungkinkan klien memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau


20

sikap yang baru. Dalam pengertian ini, konselor/penyuluhan, buku,

lingkungan termasuk media. Dalam arti sempit, yang termasuk media

adalah grafik, foto, gambar, alat mekanik dan elektronik yang

dipergunakan untuk menangkap, memperoses, dan menyampaikan

informasi visual atau verbal (Supariasa, 2013)

Menurut santoso karo-karo (1984) yang dimaksut dengan alat

peraga pendidikan kesehatan adalah semua alat, bahan, atau apa

pung yang digunakan sebagai media untuk pesan yang akan

disampaikan dengan maksut untuk lebih mudah memperjelas

pesan atau untuk lebih memperluas jangkauan pesan (Supariasa,

2013)

Peranan alat peraga dalam peroses pembelajaran ada yang sedikit

dan ada yang banyak. Gambar 9.1 memperlihatkan letak peranan alat

peraga dalam berbagai situasi belajar.

1. Belajar sendiri

2. Belajar dari lingkungan

3. Belajar melihat atau mendengar

4. Belajar meniru dari apa yang dilihat dan didengar

5. Belajar dengan guru

6. Belajar dengan guru, alat peraga, pengalaman, dll


21

2.2.2.2 Materi Penyuluhan

Menurut Supariasa (2013). Pertimbangan utama dalam

menentukan materi penyuluhan harus disesuaikan dengan kebutuhan

masarakat. Pertimbangan lain adalah di sesuai dengan tujuan dan

sasaran yang telah ditemukan serta kerakteristik wilayah di tempat

penyuluhan (Supariasa, 2013)

Materi penyuluhan harus disampaikan dalam bahasa yang mudah

dipahami oleh sasaran, tidak menggunakan istilah yang susah di

pahami, pesan tidak bertele-tele, dapat dilakukan oleh sasaran sesuai

dengan potensi yang mereka miliki. Materi penyuluhan harus dikuasai

oleh seorang penyuluhan dapat tampil percaya diri (Supariasa, 2013)

2.2.2.3 Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan merupakan salah satu faktor tercapainya hasil

penyuluhan yang optimal. Berikut adalah metode yang dapat

digunakan, yaitu:

1. Metode Penyuluhan

Prinsip penggunaan metode adalah lebih dari satu metode atau

bervariasi antara metode satu dengan metode lainya. Kita harus

menggunakan lebih dari satu metode, karena setiap metode


22

mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing (Supariasa,

2013)

Penetuan metode juga ditentukan berdasarkan tujuan

penyuluhan. Tujuan penyuluhan dapat dikatagorikan menjadi 3

domain, yaitu untuk mengubah pengetahuan, sikap dan

keterampilan.

a. Pengetahuan

Apa bilatujuan penyuluhan gizi adalah mengubah pengetahuan,

penyuluhan dapat dilakukan dengan metode ceramah (Supariasa,

2013)

b. Sikap

Untuk mengubah sikap, dapat dengan metode simulasi atau role

play (Supariasa, 2013)

c. Keterampilan

Untuk mengubah keterampilandapat mengubah metode dalam

penyuluhandemonsterasi. Jadi, penggunaan metode dalam

penyuluhan harus mengkombinasi metode yang ada, sesuai dengan

tujuan penyuluhan (Supariasa, 2013)

2.2.2.4 Menentukan Media Penyuluhan Gizi

Media penyuluhan sangat penting digunakan untuk memperjelas

pesan gizi. Jangan sampai mengunakan media penyuluhan justru


23

membuat multi-interpretasi. Yang dimaksutd media adalah alat, bahan,

atau apapun yang digunakan sebagai media untuk pesan yang akan

disampaikan dengan maksutd untuk lebih memperjelas pesan

(Supariasa, 2013)

1. Media penyuluhan yang digunakan harus memenuhi syarat peraga.

Syarat media antara lain,

a. alat peraga harus menarik

Menarik dapat dilihat dari desain atau tata letak, pewarnaan, isi

pesan, dan bahan alat peraga tersebut tidak mudah rusak

(Supariasa, 2013)

b. disesuaikan dengan sasaran didik penyuluhan

Sasaran didik dalam pendidikan dan konsuling gizi berbeda.

Sasaran dapat dilihat dari segi umur, yaitu: anak, remaja,

dewasa, dan orang tua/lanjut usia; dari segi tingkat pendidikan,

yaitu tingkat SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi; dari suku

daerah, yaitu dari batak, sunda, jawa, dan bali, dan dapat dilihat

dari segi latar belakang budaya dan pengalamanya (Supariasa,

2013)

c. mudah ditangkap, singkat, dan jelas

Alat peraga yaitu baik tidak boleh menimbulkan multi-

interpretasi dan persepsi yang berbeda. Bahasa yang digunakan


24

disesuaikan dengan tempat alat peraga tersebut digunakan.

Gunakan bahasa/kata yang singkat dan jelas (Supariasa, 2013)

d. Sesuaikanpesan yang akan disampaikan

Pesan dapat disajikan dalam bentuk gambar dan kata-kata.

Antara gambar dan kata harus sesuai dan saling berhubungan.

Ingat pesan tersebut mengacu kepada tujuan alat peraga tersebut

(Supariasa, 2013)

e. Sopan

Alat peraga tersebut tidak boleh melanggar norma, etika,

dan budaya yang ada ditempat alat peraga tersebut digunakan.

Pelanggaran norma, misalnya penampilan gambar porno

(Supariasa, 2013)

2.2.2.5 Metode penyuluhan kelompok

Dalam memiliki metode penyuluan kelompok harus diliputi

dilihat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal

sasaran. Untuk kelompok besar metode yang digunakan akan

berbeda dengan kelompok kecil. Disebut penyuluhan kelompok

besar karena jumlah pesertanya lebih dari 15 orang. Sedangkan

untukkelompok kecil jumlah pesertanya 15 kurang dari lima belas

orang (Nototmodjo, 2013).


25

a. Diskusi kelompok

Dalam diskusi kelompok semua anggota dapat bebas

berpartisipasi dalam diskusi, sehingga pormal duduk peserta

diatur sedimikian rupa agar para peserta dapat saling melihat satu

sama lain. Pemimpin diskusi akan memberikan pertanyaan

terkait topik yang akan di bahas untuk menghidupkan diskusi

kelompok. (Nototmoko, 2013).

b. Curah pendapat (brain storming)

Perinsip metode ini mirip dengan diskusi kelompok.

Bedanya, bedanya setiap jawaban atau tanggapan dari pertanyaan

diajukan, ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Jika seluruh

peserta sudah menyampaikan pendapat maka diskusi suda bisa

dimulai” (Nototmoko, 2007).

2.2.2.6 Manfaat Alat Peraga

Manfaat alat peraga yang paling utama adalah memperjelas pesan

yang akan disampaikan, di samping itu pula alat peraga dapat

menambah efektivitas proses pendidikan dan konseling gizi. Menurut

depkes (1982), secara perinci manfaat alat peraga adalah (Supariasa,

2013)

1. Menumbuhkan minat kompok sasaran.

2. Membantu kelompok sasaran untuk mengerti lebih baik.


26

3. Membantu kelompok sasaran dapat mengingat lebih baik

4. Membantu kelompok sasaran untuk meneruskan apa yang telah

diperoleh kepada orang laing.

5. Membantu kelompok sasaranuntuk menambah dan membina sikap

baru.

6. Merangsang kelompok sasaranuntuk melaksanakan apa yang telah

dipelajarinya.

7. Dapat membantu mengatasi hambatan bahasa.

8. Dapat mencapai sasaran lebih banyak.

9. Membantu kelompok sasaran untuk belajar lebih baik.

2.2.2.7 Jenis Alat Media Penyuluhan

Pada media, hakikatnya adalah alat bantuh pendidikan (AVA),

karena alat tersebut merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan

informasih kesehatan karena dan alat tersebut digunakan untuk

mempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masarakat atau klien

(Kusuma, 2013)

Media dibagi menjadi 3 macam yaitu:

1. Media cetak

Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan kesehatan

sangat bervariasi, antara lain:


27

a. Booklet, yaitu sebagai media menyampaikan pesan kesehatan

dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar

(Kusuma, 2013)

b. Leaflet, yaitu bentuk menyampaikan informasi atau pesan

kesehatan melalui lembar yang dilifat (Kusuma, 2013)

c. Flyer (selebaran), yaitu bentuk seperti leaflet, tapi tida berlipat

(Kusuma, 2013)

d. Flipcharr (lembar balik), yaitu media penyampaian pesan atau

informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik, dan berisi

gambar peragaan (Kusuma, 2013)

e. Rubrik atau tulisan, yaitu tulisan pada surat kabar atau majalah

yaitu membahas suatu masalah kesehatan, atau hal lain yang

berkaitan dengan kesehatan (Kusuma, 2013)

f. Poster, yaitu bentuk media cetak yang berisi pesan atau

informasi kesehatan yang biasanya ditempel ditembok ditempak

umum atau dikendaraan umum (Kusuma, 2013)

g. Foto, dimana mengukapkan masalah kesehatan (Kusuma,

2013)

h. Media elektronik

Jenisnya berbeda-beda, antara lain:

a. Telivisi

b. Radio
28

c. Video

d. Slide

e. Film strip

2. Media papan (billboard)

Media papan ini dipasang di tempat umum, dapat diisi dengan

pesan atau informasi kesehatan (Kusuma, 2013)

2.2.2.8 Faktor Yang Mempengaruhi Penyuluhan

Secara garis besar, faktor yang mempengarui keberhasilan

penyuluhan dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu media cetak,

mediaelektronik dan media papan. Media cetak berasal dari boolklet,

leaflet, flyer, flip, rubric, poster, danfoto. Media elektronik terdiri dari

telvisi, radio, video, slide, filem. Media papan di pasang di tempat

umum (Maulana, 2011).

1. Faktor internal.

a. Kurang persiapan,

b. Kurang menguasai materi yang akan di jelaskan,

c. Penampilan kurang meyakinkan sasaran,

d. Bahasa yang di gunakan kurang di mengerti sasaran,

e. Suara terlalu kecil dan tidak dapat terdengar,

f. Serta penyampaian materi yang menontonsehinga sasaran

menjadi bosan.
29

2. Faktor eksternal.

a. Tingkat pendidikan rendah,

b. Tingkat sosial ekonomi rendahnya dan tidak memperhatikan

materi karna memiliki hal lain yang mendesak,

c. Kepercayaan dan adat istiadat yang sulit di ubah,

d. Serta kondisi lingkungan yang tidak kemungkinan perubahan

perilaku dapat terjadi

e. Waktu penyuluhan yang tidak sesuai dengan keinginan sasaran

f.Tempat penyuluhan dekat dengan keramaiyan

g. Jumla sasaran terlalu banyak

h. Alat peraga yang kurang

i. Metode penyuluhan kurang tepat serta penggunaan yang bahasa

kurang di mengerti oleh sasaran

Dalam penelitian ini, media yang digunakan untuk menerapkan gizi

seimbang berupa flipchart atau lembar balik.

2.2.2.9 Lembar Balik/Flipchart

Flipchar adalah pengertian sederhana adalah lembaran-lembaran

kertas menyerupai album atau kalender berukran 50 x 75 cm, ukuran


30

lebih kecil 21 x 28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam ukuran yang

diikat pada bagian atasnya. Flipchert dapat digunakan sebagai media

menyampai pesan pembelajaran. Penggunaan dapat dibalik jika pesan

pada lembaran dengan sudah ditampilkan dan digantikan dengan lembar

berikutnya yang sudah disediakan. Flipcehart hanya cocok untuk

pembelajaran kelompok kecil yaitu 30 orang. Sedangkan flipbook untuk

4-5 orang. Flipchart salah satu media cetakan yang sangat sederhana dan

cukup efektif. Sederhana dilihat dan peruses pembuatannya yang relativ

mudah, dan memanfaatkan bahan kertas yang mudah dijumpai. Efektif

karena flipchart dapat dijadikan sebagai media ( pengantar) pesan

pembelajaran yang secara terencana ataupun secara langsung disajikan

pada flipchart. Indikator efektif adalah ketercapaiyan tujuan atau

kompotensi yang sudah direncanakan, untuk mencapai tujuan tersebut

banyak bahan dan alat yang dapat dijadikan media untuk mempercepat

pencapaian tujuan dan direncanakan tempat yang sesuai dimana dan

bagaimana flipchart tersebut ditempatkan (Sulistiyo, 2007)

2.2.3 Tingkat Pengetahuan

2.2.3.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung,

telinga, dan sebagainya. Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan


31

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran yaitu telinga

dan indra penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan hasil dari

tahu danini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2011),

pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses

pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam,

seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia,

serta keadaan sosial budaya. Pengetahuan adalah informasi atau

maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang (Agus, 2013)

2.2.3.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan yang dicakup dalam

domainkognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, pada tingkatan ini recall (mengingat kembali)

terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsang yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah

yang paling rendah.


32

b) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar tentang objek

yang dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan

lainya.

c) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam

kontak atau situasi yang lain.

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau

objek ke dalam komponen tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain,

kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja

dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

e) Sintesis (Synthesis)
33

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk

menyusun, dapat merencanakan, meringkas, menyesuaikan

terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakuksan

penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

Dari teori tingkat pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa

pengetahauan memiliki 6 tingkatan pengetahuan dimana tingkat

pengetahuan tersebut diantaranya tingkat pertama tahu setelah

mendapatkan pengetahuan, tingkat kedua memahami pengetahuan

yang didapatkan, tingkat ketiga dapat mengaplikasikan

pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, tingkat keempat mampu

menjabarkan suatu materi atau menganalisis, tingkat kelima dapat

mensintesis atau menunjukan kemampuan untuk meringkas suatu

materi, dan tingkat pengetahuan yang keenam seseorang

mempunyai kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi.
34

2.2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sebagai berikut:

1. Faktor internal

a) Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan

lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial,

serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua. Kemampuan intelektual,

pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir

tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional

mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah sebagai

berikut:

 Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi

yang dijumpai semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga

menambah pengetahuan.
35

 Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang

sudah tua karena telah mengalami kemunduran baik fisik

maupun mental.

Dapat diperkirakan IQ akan menurun sejalan dengan

bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan

yang lain, seperti kosa kata dan pengetahuan umum.

Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan

menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia

(Agus, 2013).

a) IQ (Intelegency Quotient)

Intelegency adalah kemampuan untuk berfikir abstrak. Untuk

mengukur intelegency seseorang dapat diketahui melalui IQ

(Intelegency Quotient) yaitu skor yang diperoleh dari sebuah

alat tes kecerdasan. Individu yang memiliki intelegency rendah

maka akan diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula

(Sunaryo,2004).

c) Keyakinan (Agama)

Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk kedalam

konstruksi kepribadian seseorang yang sangat berpengaruh

dalam cara berfikir, bersikap, berkreasi,dan berperilaku individu

(Sunaryo,2004).
36

2. Faktor Eksternal

a) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah (baik

formal maupun nonformal), berlangsung seumur hidup.

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidian seseorang

semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi, maka seseorang akan semakin cenderung

untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari

media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin

banyak pula pengetahuan yang didapat mengenai kesehatan.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan

formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan

nonformal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif.

Kedua aspek inilah akhirnya akan menentukan sikap seseorang


37

terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek

yang diketahui, maka akan menumbuhkan sikap makin positif

terhadap objek tersebut.

b) Informasi/media massa

Informasi adalah adalah suatu yang dapat diketahui, namun ada

pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan.

Selain itu, informasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu

teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,

memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan menyebarkan

informasi dengan tujuan tertentu (Undang-Undang Teknologi

Informasi). Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka

pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan

atau peningkatan pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan

menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sehingga sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain- lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang. Penyampaian informasi sebagai tugas

pokoknya, media massa juga membawa pesan-pesan yang berisi

sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya


38

informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal

tersebut.

b) Pekerjaan

Seseorang yang bekerja di sektor formal memiliki akses yang

lebih baikterhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan

(Notoatmodjo, 2012).

c) Sosial, budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan orang-orang tidak

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian, seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.


39

e) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman

belajar dalam bekerja yang dikembangkan akan memberikan

pengetahuan dan keterampilan profesional, serta dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manisfestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah

dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerja.

2.2.3.4 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket

yangmenanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian

atau responden.Dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan

rumusan kalimat pertanyaanmenurut tahapan pengetahuan (Agus,

2013).

Prosedur berskala atau (scaling) yaitu penentu pemberian angka

atau skoryang harus diberikan pada setiap kategori respon perskalaan.

Skor yang seringdigunakan untuk mempermudah dalam

mengategorikan jenjang/ peringkat dalampenelitian biasanya dituliskan


40

dalam persentase. Misalnya, pengetahuan: baik =76 – 100%, cukup =

56 – 75%, dan kurang < 56% (Nursalam, 2008).

Menurut Skinner (2007) didalam buku Agus (2013) pengukuran

tingkatpengetahuan dilakukan bila seseorang mampu menjawab

mengenai materi tertentubaik secara lisan maupun tulisan, maka

dikatakan seseorang tersebut mengetahuibidang tersebut. Sekumpulan

jawaban yang diberikan tersebut dinamakanpengetahuan.


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Faktor: Internal
Media yang digunakan
1. Usia dalam Penyuluhan
2. IQ Mengajar (PBM)
3. Keyakinan
Poster

PRT

Leaflte Pengetahuan Gizi


Faktor: Eksternal
Booklet
1. pendidikan
2. Sosia Ekonomi Flyer
3. Adat Istiadat
Rubrik
4. Lingkungan
5. Pengalaman Lembar Balik
6. Pekerjaan Tumpeng Gizi
7. keluarga

Gambar III.1 Kerangka konseptual

Keterangan:

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

41
42

Mengacu pada faktor eksternal pendidikan siswa, ditinjau dari berbagai media

yang di gunakan dalam proses belajar mengajar. Akan menpengaruhi pengetahuan gizi

siswa.

3.2 Hipotesis Penelitian

H0 : Tidak perbedaan pengetahuan siswa kelas 5-6 tentang gizi seimbang yang

diberikan penyuluhan dengan lembar balik dan tidak menggunakan lembar

balik di SDN Semolowaru II/262 Surabaya

H1 : Ada perbedaan pengetahuan siswa kelas 5-6 tentang gizi seimbang yang

diberikan penyuluhan dengan lembar balik dan tidak menggunakan lembar

balik di SDN Semolowaru II/262 Surabaya


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy experiment. Penelitian quasy

experiment adalah yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen

namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbedaan dalam

rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan menggunakan dua

kelompok penelitian yaitu kelas 5 menggunakan lembar balik dan kelas 6 tidak

menggunakan lembar balik di SDN Semolowaru II/262 Surabaya.

4.2 Rancangan/Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan post-test only design. Penelitian

mengukur pengetahuan responden hanya satu kali yaitu setelah diberikan

penyuluhan.

4.3 Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Semolowaru II/262 Surabaya. Penelitian ini

dilakukan dengan jadwal sebagai berikut :

- Penyusunan proposal pada bulan November s/d Juni 2017

- Pengumpulan dan analisa data pada bulan April s/d Juni 2017

43
44

4.4 Populasi dan Sampel Penelitian

4.4.1 Populasi

Populasi penelitian adalah kumpulan semua elemen atau individu atau

keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti

(Harianto, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah anak Sekolah Kelas 5-6

di SDN Semolowaru II/262 Surabaya sebanyak 74 orang.

4.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2010).

4.4.3 Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil seluruh populasi

sebagai sampel untuk diteliti yaitu sebanyak 74.


45

4.5 Kerangka Oprasional

Populasi anak Sekolah Kelas 5 – 6 di


SDN Semolowaru II/262 Surabaya

N = 76 orang

Total Sampling

Sampel anak Sekola Kelas 5 - 6 di


SDN Semolowaru II/262 Surabaya

n = 76 orang

Penyuluhan

Post test

Analisa Statistik

Penyajian Data

Kesimpulan

Gambar IV.1 Kerangka Operasional penelitian


46

4.6 Variabel, Definisi Operasional dan Cara Pembelajaran

4.6.1 Variabel Penelitian

Berdasarkan hubungan fungsional antara variabel satu dengan yang

lainnya, maka variabel penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu :

Veriabel Bebas (Veriabel Independen), yaitu :

 Penerapan media tumpeng gizi

Veriabel terikat (Variabel Dependen), yaitu :

 pengetahuan gizi

4.6.2 Definisi Operasional dan Cara Pembelajaran

Tabel IV.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Cara Skala Skor
Oprasional pengukuran data
Karakteristik Gambaran Mewawancara Nominal Jenis kelamin :
siswa kerakteristik siswa dengan 1. Laki – laki
siswa yang menggunakan 2. Perempuan
meliputi : kuesioner
1. Umur
2. Jenis
kelamin
Pengetahuan Hasil belajar Diberi tes dengan Ordinal 1. Baik :75-100%
Tentang gizi anak sesuai pertanyaan 2. cukup : 56-75%
seimbang kemampuannya tentang gizi 3. Kurang : <56%
yang dia terima seimbang (sumber: panduan
menggunakan penelitian K13)
lembar kuesioner
Alat peraga Media tumpeng Nominal 1. Media cetak
yang gizi seimbang (Menggunakan
digunakan berdasarkan tes lembar balik)
dalam pengetahuan 2. Tidak
penyuluhan mengunakan
tentang gizi lembar balik
seimbang
47

4.7 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

4.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, makai sebelum

melalui pengumpulan data perlu diberikan penjelasan kepada siswa sehinga

data dapat diperoleh dengan cara :

a. Membagikan lembar persetujuan jadi respondeng

b. Mengumpulkan lembar perstujuan jadi respon

c. Memberikan penyuluhan 4 prinsip tumpeng gizi seimbang melalui

lembar balik

d. Membagikan lembar tes pengetahuan sebagian post tes

e. Mengumpulkan lembar tes pengetahuan yang telah di isi.

4.7.2 Perosedur Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan data primer melalui penyuluhandan lembar

tes pengetahuan. Cara pengumpulan data berdasarkan variabel yang

dibutuhkan dapat dilihat pada table IV. 1

Tabel IV.2 Cara pengumpulan data berdasarkan variabel


No Variabel Instrument Cara mengumpulkan
data
1 Karakteristik siswa Kuesioner Wawancara
2 Hasil belajar gizi Berdasarkan tes
seimbang pengetahuan
48

4.8 Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dan perbandingan dengan program

SPSS kemudian dilakukan editing terhadap seluruh isian sesui dengan tujuan

khusu serta disajikan dalam bentuk tabel frekuensi.

Untuk mengetahui perbedaan yang mengunakan lembar balik dengan tidak

menggunakan lembar balik dengan menggunakan uji T dengan program komputer

menggunakan software SPSS fas windows versi 22.0


BAB V

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum SDN Semolowaru II/262

Surabaya, hasil penelitian, analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian

tentang penerapan media tumpeng gizi seimbang terhadap pengetahuan gizi Anak Usia

11-12 tahun Di SDN Semolowaru II/262 Surabaya.

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SDN Semolowaru II/262 Surabaya adalah salah satu sekolah yang ada di

Surabaya Propensi jawa timur. Bertempat di Jl. Semolowaru No.179, Kecematan

Sukulilo, Kelurahan Semolowaru Surabaya.

SDN Semolowaru II/262 Surabaya memiliki Visi, Misi tujuan sebagai berikut :

a. Tujuan Penelitian Nasional

Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang :

 Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

 Berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri

 Menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

b. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

49
50

pendidikan lebih lanjut. Merujuk pada tujuan pendidikan dasar tersebut, maka tujuan

pendidikan dasar sebagai berikut :

1. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil peroses pembelajaran dan kegiatan

pembiasaan

2. Meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat kabupaten/kota

3. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk

melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi

4. Menjadi sekolah pelopor dan penggerak di lingkungan masarakat sekitar.

5. Menjadi sekolah yang diminati di masarakat.

c. Visi Sekolah

Terhujutnya siswa yang unggul dalam imtak, berperestasi, terampil, sehat

jasmani, berkarakter luhur, dan terbiasa dalam membaca dan menulis

d. Misi Sekolah

1. Membentuk generasi yang unggul di bidang IMTAK.

2. Menikatkan generasi yang terampil dan berperstasi dalam bidang akademik dan

non akademik

3. Membentuk generasi yang sehat jasmani dan rohani

4. Membentuk generasi yang berkarakter dan berbudaya santun

5. Membentuk generasi siswa yang terbiasa dalam membaca dan menulis sebagai

implementasi dari literasi


51

e. Tujuan Sekolah

1. Terlaksananya dan meningkatnya keimanan dan ketaqwaan

2. Terlaksananya penikatan nilai akademis dan non akademis

3. Terlaksananya dan pengembangan penilaian berbasis kompetensi

4. Terlaksananya dan menikatnya budaya santun

5. Terlaksananya dan meningkatnya penguasaan dan pemanfaatan IPTEK

6. Terlaksananya dan meningkatnya penguasaan Bahasa Inggris terlaksananya dan

menikatnya kebiasaan membaca dan menulis sebagai implementasi dari literasi.

 Fasilitas Pendidikan ;

1. Alat peraga IPS.

2. Alat praktek pendidikan seni.

3. Komputer KBM.

4. Alat peraga bahasa inggris.

5. Laboratorium.

6. Ruang UKS

7. Ruang serba guna/aula.

8. Ruang ibadah.

9. Ruang perpustakaan.

 Lapangan olahraga dan upacara

1. Lapangan olahraga

a. Basket

b. Volley
52

c. Bulu tangkis

d. Lompat jauh

 Jumlah pegawai per jabatan

1. Kepala sekolah: 1

2. Pustakawan: 1

3. Tata usaha: 2

4. Penjaga sekolah: 1

5. Tukang kebung/ pesuruh: 1

6. Keamanan: 1

5.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian menguraikan data umum dan data khusus. Data umum

yaitu tentang karakteristik siswa berupa umur dan jenis kelamin. Sedangkan

data khusus yaitu penerapan media tumpeng gizi seimbang dengan hasil

belajar serta hasil uji hipotesisnya.

5.2.1 Data Umum

Karakteristik siswa-siswi SDN Semolowaru II/262 Surabaya yang

menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawa ini :


53

5.2.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel V.1 menujukkan bahwa sebagian perempuan jenis kelamin

responden yaitu sebanyak 19 responden (50%) dan sebagian laki-lak jenis 19

responden (50%).

Tabel V.1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Siswa di SDN


Semolowaru II/262 Surabaya.
No Jenis kelamin Jumlah (%)
1 Laki-laki 19 50
2 Perempuan 19 50
TOTAL 38 100

Sumber: data perimer 2017

5.2.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Table V.2 menujukan bahwa sebagian besar responden siswa umur 10

tahun yaitu sebanyak 19 (50%), responden yang umur 11 tahun sebanyak

memiliki 17 orang (44.7%), responden yang berumur 9 tahun sebanyak 1

orang (2.6%) dan responden yang yang berumur 12 tahun sebanyak 1

orang (2.6%)

Tabel V.2 Disteribusi responden menurut umur Siswa di SDN Semolowaru


II/262 Surabaya.
NO Umur Jumla (%)
1 9 1 2.6%
2 10 19 50%
3 11 17 44.7%
4 12 1 2.6
Total 38 100%
Sumber : data primer 2017
54

5.2.2 Data Khusus

5.2.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tingkat pengetahuan gizi siswa berdasarkan penyuluhan yang

menggunakan lembar balik menujukan bahwa sebagian besar siswa

memiliki pengetahuan gizi kurang yaitu sebanyak 30 siswa(78,9%), yang

memiliki pengetahuan cukup sebanyak 7 siswa (18,4%) dan memiliki

pengetahuan baik sebanyak 1 siswa (2.6%)

Tingkat pengetahuan gizi siswa berdasarkan penyuluhan tidak

menggunakan lembar balik menujukan bahwa sebagian besar siswa

memiliki pengetahuan cukup yang sebanyak 18 siswa (50,0%), yang

memiliki pengetahuan kurang yang sebanyak 15 siswa (41,7%) dan

memiliki pengetahuan baik sebanyak 3 siswa (8,35%)

Tabel V.3 Pengetahuan gizi Siswa di SDN Semolowaru II/262 Surabaya.


Lembar balik Tidak menggunakan
No Pengetahuan gizi Jumlah (%) Jumlah (%)
1 Baik 1 2.6% 3 8,35
2 Cukup 7 18.4% 18 50.0%
3 Kurang 30 78.9% 15 41.7%
Total 38 100% 36 100%
Sumber : Data primer 2017

5.2.2.1.1 Perbedaan Pengetahuan siswa Tentang Gizi Seimbang dengan


Lembar Balik dan Tampa Lembar Balik

Berdasarkan hasil analisa statistik mengunakan uji T

diperoleh nilai P = 0,017dan a = 0,005 oleh karena p < a makah

H0 ditolak yang artinya ada perbandingan antara penerapan media


55

tumpeng gizi lembar balik dengan tidak menggunakan lembar balik.

jumla siswa yang menggunakan lembar balik sebanyak 38 orang

nilai mean 48.50. sedangkan yang tidak mengunakan lembar balik

sebanyak 36 orang nilai mean 56.50.

Tabel V.4 Perbedaan dua sampel yang pake lembar balik dan tidak
mengunakan lembar balik Siswa di SDN Semolowaru II/262 Surabaya.
Kelompok N Mean Sp Dk T sig
Lembar balik 38 48.50 12.666 72 -2.438 0.017
Pengetahuan Tidak 36 56.50 15.484 67.703 -2.425 0.018
menggunakan
lembar balik
BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini penelitian akan membahas hasil yang telah diuraikan pada bab 5 dan

menjawab tujuan dari penelitian ini. Masalah yang akan di bahas yaitu tentang

penerapan media tumpeng gizi seimbang terhadap pengetahuan gizi anak kelas 5-6 di

SDN Semolowaru II/262 Surabaya.

6.1 Penerapan Media Tumpeng Gizi Seimbang di SDN Semolowaru II/262


Surabaya
Penerapan media tumpeng gizi pada siswa SDN Semolowaru II/262 Surabaya

menggunakan dua metode penyuluhan yaitu metode menggunakan lembar balik

dan tidak menggunakan lembar balik. Penerapan tumpeng gizi seimbang dengan

menggunakan media lembar balik di kelas 5 dengan jumlah responden 38 (51,4%)

dan penerapan tumpeng gizi seimbang tidak menggunakan media lembar balik di

kelas 6 dengan jumlah responden sebanyak 36 orang (48,6%)

Pedoman Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di

Indonesiasejaktahun 1955 merupakan realisasi dari rekomendasi konferensi

pangan sedunia di Roma tahun 1992. Pedoman tersebut menggantikan slogam

“4 sehat 5 sempurna “ yang telahdiperkenalkan sejak tahun 1952 dan sudah tidak

sesuai lagi dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iptek)dalam

bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan

mengmplementasikan pedoman tersebut diyakini bahwa masalah gizi beban

ganda dapat teratasi. Prinsip gizi seimbang terdiri dari 4 (empat) pilar yang pada

56
57

dasarnya merupakan rangkain upaya untuk menyeimbangkan antara zat giziyang

keluardanzat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur

Penerapan media kepada anak-anak SDN Semolowaru II/262 Surabaya

adalah upaya untuk meningkatkan wawasan atau pengetahuan tentang gizi

seimbang supaya memahami berapa yang perlu dikonsumsi dalam perharinya

supaya terhindar dari penyaki. Didalam gizi seimbang ada empat langkah yaitu

mengonsumsi makanan beranekaragam, dalam artinya dalam sekali makan

mencakup makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah dan air putih yang porsinya

yang sesuai dengan kebutuhan. Membiasakan hidup bersih (PHB), tujuan agar

terhindar dari sumber penyakit infeksi, contoh PHB : selalu mencuci tangan

dengan sabun sebelum dan setelah makan, sebelum menyiapkan makanan dan

minuman serta setelah buang air, menutup makanan yang disajikan, selalu

menutup mulut dan hidung bila bersin. Melakukan aktivitas fisik, tujuan agar

memperlancar sistem metabolism zat gizi di dalam tubuh, aktivitas fisik membuat

tubuh menjadi bugar, aktivitas fisik juga membuat pengeluaran energi yang

berlebihan. Dan memantau berat badan normal, agar tubuh tetap sehat, tidak

terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk. Memantau berat badan perlu dilakukan

secara rutin, misalnya 1 bulan sekali, sehingga apabila terdapat masalah gizi dapat

terdeteksi secara dini. Selain itu mengatur jumlah makanan dan bahan tambahan

makanan yang dikonsumsi setiap hari. Jumlah dikonsumsi dari makanan pokok 3-

4 porsi sehari. 1 porsi setara 100 gram nasi,atau 3 lembar roti, atau 50 gram mie

kering. Adapun lauk pauk 1 porsi hewani samadengan 1 butir telur ayam atau 1
58

potong ayam (50 gram), atau satupotong daging sapi (35 gram) atau ½ ekor lele

sedang, atau 5 butir telur puyuh jika lauk nabati dalam 1 porsi setara 2 potong

tempe (50 gram) atau 1 potong tahu (110 gram) atau 2 sendok makan kacang

hijau. Jumlah porsi sehari 250 gram (2,5 gelas sayur setelah dimasak dan

ditiriskan). Jumlah porsi buah-buhan sehari 150 gram (3 buah pisang ambon

ukuran sedan atau 1,5 potong papaya ukuran sedang. Adapun bahan tambahan

makanan yang perluh dibatasi yaitu gula 50 g (4 sendok makan), natrium lebih

dari 2000 mg (1 sendok garam) dan lemak/minyak total 67 g (5 sendok makan)

per orang per hari.

6.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

hasil penelitian yang menggunakan lembar balik menunjukan. Tingkat

pengetahuan gizi kurang sebanyak 30 responden (78.9%), pengetahuan cukup 7

responden (18.4%), dan pengetahuan kategori baik 1 responden (2.6%). Adapun

yang tidak mengunakan lembar balik. Tingkat pengetahuan gizi cukup 18

responden (50.0%), pengetahuan kategori kurang 15 responden (41.7%) dan

pengetahuan kategori baik 3 responden (8,35)

Hasil ini menunjukan bahwa responden yang mengunakan lembar memiliki

pengetahuan yang balik lebih rendah di bandingkan tidak mengunakan lembar

balik. Jumlah respondeng yang menggunakan lembar balik yaitu sebanyak 38 orang

dan yang tidak menggunakan lembar balik sebanyak 36 orang. Hal ini disebabkan

karena lembar balik terlalu kecil, Kondisi siswa di kelas mengunakan lembar balik
59

tidak kondusif, penyuluhan/pemateri yang berbeda, berhubung waktu yang

diberikan kepada pemateri terbatas pada jam terakhir dan beberapa anak sering

keluar dari kelas disebabkan penjemputnya sudah ada

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan

sebagainya. Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo,

2012).Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah melakukan proses

belajar mengajar. Pengetahuan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar

karena belajar merupakan proses berfikir dan merasakan apa yang disampaikan

oleh pengajar atau pembawa materi

6.3Perbedaan Pengetahuan Gizi Siswa Antara yang Menggunakan Media Lembar


Balik dan Tidak Menggunakan Lembar Balik
Berdasarkan hasil analisa statistik mengunakan levene’s test diperoleh nilai

sig 0,162 yang berarti lebih besar nilai sig 0,05 bisa disimpulkan bahwa penelitian

ini memiliki data homogen berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji T

diperoleh nilai P = 0,017 dan a = 0,05 oleh karena itu p < a makah H0 ditolak yang

artinya ada perbedaan antara penerapan media tumpeng gizi seimbang mengunakan

lembar balik dan tidak menggunakan lembar balik.


60

Flipchart adalah pengertian sederhana adalah lembaran-lembaran kertas

menyerupai album atau kalender berukran 50 x 75 cm, ukuran lebih kecil 21 x 28

cm sebagai flipbook yang disusun dalam ukuran yang diikat pada bagian atasnya.

Flipchart dapat digunakan sebagai media menyampai pesan pembelajaran.

Penggunaan dapat dibalik jika pesan pada lembaran dengan sudah ditampilkan dan

digantikan dengan lembar berikutnya yang sudah disediakan. Flipcahart hanya

cocok untuk pembelajaran kelompok kecil yaitu 30 orang. Sedangkan flipbook

untuk 4-5 orang. Flipchart salah satu media cetakan yang sangat sederhana dan

cukup efektif. Sederhana dilihat dan peruses pembuatannya yang relative mudah,

dan memanfaatkan bahan kertas yang mudah dijumpai. Efektif karena flipchart

dapat dijadikan sebagai media ( pengantar) pesan pembelajaran yang secara

terencana ataupun secara langsung disajikan pada flipchart, (Sulistiyo, 2007)

Pada hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan pengetahuan gizi

yang menggunakan lembar balik dan tidak menggunakan lembar balik hasil

pengetahuanya berbeda sedangkan yang mengunakan lembar balik lebih kurang

dibanding tidak menggunakan lembar balik. Akan tetapi tingkat pengetahuan juga

dipengaruhi oleh faktor internal termasuk usia, IQ, dan genetik. Faktor usia dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuan karena semakin tua seseorang maka proses

daya ingat, mental dan polapikir akan berkurang dan tidak sama pada masa usia

belasan tahun. Sedangkan IQ atau intelegensi akan berkurang dan tidak sama pada

masa usia belasan tahun. Sedankan genetic pewarisan sipat dari orang tuanya

keanaknya.
61

Bagi istansi kesehatan perlu memberikan sosialisasi kepada siswa siswi di SD

karena masih banyak anak SD belum mengetahu tumpeng gizi atau empat pilar gizi

seimbang. Pentingnya tupeng gizi pada anak supaya dia mengerti berapa jumlah

yang di konsumsi, mengetahui fungsi makanan, jumlah makanan yang dibutuhkan

oleh tubuhnya dan mengetahui makanan yang di anjurkan dan dibatasi.


BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Dari hasilpenelitian penerapan media tumpeng gizi seimbang terhadap

pengetahuan gizi siswa kelas 5-6 di SDN Semolowaru II/262 Surabaya ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebagian besar responden memiliki jenis kelamin dengan jumlah yang


sama antara laki-laki dan perempuan yaitu 19 responden (50%) sebagian
besar responden memiliki umur 10 tahun sebanyak 19 responden (50%)
2. Responden yang diberi penyuluhan dengan lembar balik sebagian besar

memiliki pengetahuan kurang yaitu 30 responden (78.9%). Responden

yang diberi penyuluhan dengan tidak menggunakan lembar balik sebagian

besar memiliki pengetahuan cukup yaitu 18 responden (50%)

3. Berdasarkan hasil uji T menujukkan diperoleh nilai P = 0,017 dan a =

0,05 ada perbedaan pengetahuan siswa kelas 5-6 tentang gizi seimbang

yang diberikan penyuluhan dengan lembar balik dan tidak menggunakan

lembar balik di SDN Semolowaru II/262 Surabaya

7.2 Saran

1. Diharapkan kepada instansi agar dapat memberikan perhatian lebih kepada

siswa baik dari segi kebijakan prasarana yang dapat menujukan dan

meningkatkan pengetahuan gizi siswa dengan cara memberikan sosialisasi

tetap atau mengintegrasikan penetahuan gizi kedalam media kurikulum

62
63

IPA dan kemampuan siswa untuk dapat melakukan 4 Prinsip Gizi

Seimbang.

2. Bagi peneliti merupakan pengaplikasian ilmu pengetahuan yang didapat

selama menempuh pendidikan dan sebagai sarana untuk mengembangkan

diri dan kemampuan di bidang profesi gizi.

3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya pesan gizi seimbang ditambahkan

pesan khusus untuk anak usia sekolah. Penyuluhan dilakukan oleh orang

yang sama, sedangkan dalam penelitian ini penyuluhan dilakukan oleh

orang yang berbeda sehinga dapat mempengaruhi hasil pengetahuan siswa

kelas 5-6 di SDN Semolowaru II/262 Surabaya.


DAFTAR PUSTAKA

Agus, 2013. Kapita Selekta Kuesoner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian
Kesehatan, Jakarta : elema Medika
Atikah, (2010) Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan :Yogyakarta :Mulia
Medika
Alwi, ode., 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasio nal Balai Pustaka.
Amalia, 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Azwar. S. 2011. Teori Sikap Manusia & Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Almatris. 2014. Prinsip Dasar Ilmu Gizi PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta
BAPPENAS. 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).Jakarta: 10
Dirjen Bina Kesehatan Masarakat. 2014 buku panduan gizi seimbang. Jakarta: Dirjen
BKM.
Kemenkes 2013 Permainan Edukatif Pengenalan Gizi Seimbang Untuk Anak Sekolah
Dasar. Bogor : Institut Pertanian Bogor; 2013.
Kemenkes Kesehatan RI (2014). Pusat Data dan Informasi. Jakarta Selatan
Khomsan, A. 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan.PT Radja Grafindo Persada.
Jakarta: 210
Karo-Karo, dkk. 1984. Metodologi Pengajaran. Salatiga : CV Saudara.
Kusuma, 2013 Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan
Mulyani, 2014.Sikap dan Perilaku Gizi Seimbang Anak Sekolah Dasar di SDN GU 12
pagi.Jurnal Abdimas, September
Maulana, 2013. Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta: Akedemia Permata
Notoatmodjo S. 2013 Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Natoatmojo , 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Reneka Cipta
Nuryanto, 2014 Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang
Gizi Anak Sekolah Dasar. Jurnal Gizi Indonesia 3: 32-36, Desember 2014
Natoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan Jakarta
:Rineka cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Paath, et.al (2015). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC
Puruhita 2014 .pengaru pendidikan gizi terhadap pengetahuan dan sikap tentang gizi
anak sekolah dasar. Jurnal Gizi Indonesia vol 3.no.1 Desember 2014:121-125
Supariasa,(2014) pendidikan dan konsultasi gizi. Jakarta :Egc;2014

63
64

Supariasa, dkk. 2013. Penilaian Status Gizi (Edisi Revisi). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Sulistiyo- Busuki. 2007. Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Bumi Aksara
Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara
Soekirmani, 2006. Hidup Sehat , Gizi Seimbang Dalam Siklus Kehidupan Manusia,
Primamedia, Pustaka
Sugiantono, Anung. 2014. Pedoman Umum Gizi Seimbang . Jakarta: Rineka Cipta
Sunarto. 2006. Analisa Konsumsi Ruma Untuk Komuniti Pangan Protein Hewani di
Propinsi Jawa Barat ( Penerapan AIDS). Tesis S2. Institute pertanian Bogor.
Tidak Di publikasikan.
Skinner. 2007 engagement and disaffection as organizational. In K.R. Wentzel dan A.
Wifi eld (Eds.) handbook of motivation at school (pp. 223-246). New York:
Taylor dan Francis.
Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia menjadi responden dalam

penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Gizi Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Surabaya.

Nama :

Umur :

Alamat :

Dengan Sukarela dan tanpa paksaan menyetujui ikut serta menjadi responden

dengan catatan jika suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak

membatalkan persetujuan ini.

Surabaya, Juli 2017

Responden

...............................

65
Lampiran 3

TES PENGETAHUAN PENERAPAN TUMPENG GIZI SEIMBANG

TERHADAP PENGETAHUAN GIZI ANAK SEKOLAH KELAS 5-6 DI SDN

SEMOLOWARU II/262 SURABAYA

No Responden:

Daftar pertanyaan ini bertujuan untuk mengumpulkan data awal

Petunjuk : berikan tanda (X) pada jawaban yang pendapat adek paling tepat.

Nama anak :

Berat badan (BB) :

Panjang badang/tinggi badan (TB) :

Tanggal pengukuran

A. Gizi Seimbang ?
1. Susunan Makanan Sehari-Hari yang Mengandung Zat Gizi dalam Jenis
dan Jumlah yang Sesuai Dengan….
a. Berat tubuh
b. Tinggi tubuh
c. Kebutuhan tubuh
2. Aneka Ragam Makanan, PHBS, Aktivitas Fisik, Memantau Berat Badan
Adalah 4 Perinsip dari….
a. Tumpeng gizi seimbang
b. 4 sehat 5 sempurna
c. Piring makananku
3. Fungsi Utama Apakah yang Terkandung Dari Zat Protein, Pelarut,
Karbohidrat

65
66

a. Zat pengatur,zat pembagun,zat tenaga


b. Zat pengusun,zat pembagun,zat tenaga
c. Zat pelindung,zat tenaga,zat pengatur
4. Zat Pembagun di Bagi Dua Terdapat Dari?
a. karbohidrat dan sayur-sayuran
b. Lauk hewani dan lauk nabati
c. buah-buahan dan lauk hewani
5. Fungsi Zat Energi Adalah ?
a.mempercepat kesembuhan luka dan mengatur pencernaan
b. memberikan kekebalan tubuh dan regenerasi sel sel saraf
c. Memberikan energi/tenaga untuk kegiatan hidup manusia.
6. Manakah Sumber Makanan Berikut yang Berfungsi Sebagai Zat
Pengatur?
a. Sayur dan daging
b. Buah dan kacang
c. sayu dan buah
7. Apa Fungsi utama Zat Pembangun ?
a. Meregenerasi sel yang mati bisa berganti dengan yang baru
b. memberikan antih oksida untuk terhindar dari penyakit
c. menangkal radikal bebas/polusi
8. Manakah dari Sumber Makanan Berikut yang Mengandung Karbohidrat
Sebagai Sumber Tenaga?
a. Nasi, ubi, jagung, kentang, singkong, tepung
b. Sayur, ubi, jagung, kentang, singkong, tepung nasi
c.Ikan, nasi, jagung, kentang, singkong, tepung, sayur
9. Apa Fungsi Zat Pengatur?
a. meregenerasi sel yang mati untuk tumbuh yang baru
b. memberikan perlindungan maksimal terhadap serangan penyakit
c. memberikan tenaga untuk kegiatan hidup manusia
10. Mengapa makanan harus yang beranekaragam ?
67

a. Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi


b. Agar tercukupi kebutuhan gizi tubuh
c. Untuk menambah pendapatan keluarga
11. Mengapa perlu dilakukan PHBS ?
a. Agar terhindari dari gangguan penyakit
b. Melancarkan fungsi organ tubuh
c. Agar berat badan menjadi ideal
12. Bagamana perilaku PHBS yang Benar dari Pilihan Berikut ?
a. Mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun
b. Mencuci tangan pake air tdak menggunakan sabun
c. Mencuci tangan sebelum makan pake air
13. Apakah Manfaat dari Olahraga ?
a. menjadi sehat dan tubuh kita akan menjadi ideal
b. menjadi sehat dan terhindari dari penyakit
c. terhindari dari penyakit dan menjadi ideal
14. Manfaat Olahraga ?
a. menurunkan lemak, menangani penyakit jantung, hilangkan stress dii
b. Menurunkan lemak, menangani penyakit jantung, terkena sinar matahari
pagi terkandung vitamin D
c. Menurunkan lemak, menghilangkan stress dan memacu pertumbuhan
13. Mengapa Seseorang Selalu Memantau Berat Badanya ?
a. Untuk mengetahui tinggi badan (TB)
b. Untuk mengetahui Berat Badan (BB)
c. Untuk mengetahui penyakit yang diderita
14. Mengontrol Berat Badan
a. adalah cara untuk mempertahankan dan menjaga berat badan agar sesuai
atau ideal, bisa juga susuai dengan apa yang diinginkan.
b. adalah cara untuk mempertahankan dan menjaga stabilitas tubuh dari
penyakit, menjaga polah makan
68

c. adalah cara menjaga stabilitas tubuh dari penyakit dan menghindari polah
makan yang banyak supaya

B. JUMLAH MAKANAN SEHARI-HARI YANG DI ANJURKAN


15. Berapakah Porsi Minyak yang di Konsumsi Tubuh Perharinya ?
a. 5 Sendok makan
b. 7 Sendok makan
c. 10 Sendok makan
16. Berapakah Porsi Garam yang di Konsumsi Tubuh Perharinya ?
a. 5 Sendok teh
b. 1 Sendok teh
c. 3 sendok the
17.Berapakah Porsi Gula yang Dikonsumsi Gula Perhari ?
a. 6 sendok makan
b. 5 sendok makan
c. 4 sendok makan
18. Berapakah Protein yang Harus Dikonsumsi Setiap Harinya ?
a. 2-6 porsi
b. 2-4 porsi
c. 1-4 porsi
19. Berapakah Porsi Sayuran yang Dibutuhkan Setiap Harinya ?
a. 3-4 porsi setiap harinya
b. 3-5 porsi setiap harinya
c. 2-4 porsi setiap harinya
20. Berapakah Porsi Buah-Buhan Setiap Hari Menurut Tumpeng Gizi
Seimbang.
a. 3-4 porsi harinya
b. 1-4 porsi perharinya
c. 2-3 porsi perharinya
69

21. Berapakah Anjuran Kesehatan Minum Air Putih Setiap Hari ?


a.7-8 gelas
b. 8-9 gelas
c. 7-9 gelas
22. Makanan Pokok (karbohidrat) Jumlah yang harus dikonsumsi setiap
Hari?
a. 1-2 porsi
b. 2-3 porsi
c.3-4 porsi
23. Makan Jinis Apa yang Perlu Dikurangi dalam 4 Pilar Gizi Seimbang?
a. Gula dan garam
b. Gula dan lemak
c. Gula, garam dan lemak
24. Mempertahankan dan Memantau Berat Badan Normal dengan Cara…
a. Selalu mencuci tangan serta menjaga kebersihan badan dan lingkungan.
b. Berolahraga dan melakukan aktivitas fisik minimal 3x seminggu.
c. Melakukan penimbangan berat badan secara teratur
25. Indeks Massa Tubuh (IMT) yang Baik Berada pada Kolom...
a. Normal
b. Kurus
c. Obisitas
70

Lampiran 3

Kunci jawaban

1. C
2. A
3. C
4. B
5. C
6. C
7. A
8. A
9. B
10. B
11. A
12. A
13. B
14. C
15. B
16. A
71

17. A
18. B
19. C
20. B
21. A
22. C
23. A
24. C
25. C
26. C
27. A
Lampiran 4

MASTER TABEL

PENELITIAN PENERAPAN MEDIA TUMPENG GIZI SEIMBANG

TERHADAP PENGETAHUAN GIZI KELAS 5-6 DI SDN II/262

SEMOLOWARU SURABAYA

NILAI
PENGETAHUAN KATEGORI
NO KODE UMUR SEKS GIZI PENGETAHUAN KODE
1 RY 10 L 48 Kurang 3
2 ST 11 L 56 Cukup 2
3 MZ 10 L 32 Kurang 3
4 LN 10 P 48 Kurang 3
5 AG 10 L 48 Kurang 3
6 LD 11 p 64 Cukup 2
7 NF 10 P 56 Cukup 2
8 SY 10 p 56 Cukup 2
9 AN 10 L 56 Cukup 2
10 WD 11 L 48 Kurang 3
11 AD 11 P 40 Kurang 3
12 RV 11 p 52 Kurang 3
13 NF 10 P 56 Cukup 2
14 RM 11 p 52 Kurang 3
15 AR 10 p 67 Cukup 2

65
66

NILAI
PENGETAHUAN
GIZI DENGAN
PENYULUHAN KATEGORI
KOD PAKAI LEMBAR PENGETAHU
E UMUR SEKS BALIK AN KODE
No
1 AR 11 L 59 CUKUP 2

2 DF 11 L 14 KURANG 3

3 AG 10 L 40 KURANG 3

4 AV 10 P 66 CUKUP 2

5 IG 10 P 70 CUKUP 2

6 ST 11 L 48 KURANG 3

7 DN 10 P 48 KURANG 3

8 MZ 10 L 51 KURANG 3

9 BL 10 P 55 KURANG 3

10 SY 10 P 44 KURANG 3

11 RY 10 L 33 KURANG 3

12 AG 10 L 55 KURANG 3

13 FR 11 L 40 KURANG 3

14 AR 11 L 55 KURANG 3

15 RM 11 P 25 KURANG 3

16 NF 10 P 51 KURANG 3

17 RV 11 P 51 KURANG 3

18 AM 9 L 48 KURANG 3

19 MN 11 L 59 CUKUP 2

20 CT 10 P 77 BAIK 1

21 RZ 11 L 51 KURANG 3

22 BG 11 L 29 KURANG 3

23 AN 11 P 44 KURANG 3
67

24 AD 11 P 48 KURANG 3

25 WD 11 L 55 KURANG 3

26 LN 10 P 51 KURANG 3

27 AN 10 P 59 CUKUP 2

28 AF 11 P 44 KURANG 3

29 EG 10 L 48 KURANG 3

30 HZ 11 L 59 CUKUP 2

31 ZK 11 L 51 KURANG 3

32 NB 10 P 62 CUKUP 2

33 IM 10 P 48 KURANG 3

34 KN 10 P 55 KURANG 3

35 AR 10 P 40 KURANG 3

36 UY 10 P 51 KURANG 3

37 FT 12 L 37 KURANG 3

38 CT 11 L 22 KURANG 3
68

NILAI
PENGETAHUAN
GIZI DENGAN
PENYULUHAN
TIDAK PAKEI
LEMBAR BALIK KATEGORI
KOD PENGETAHU
E UMUR SEKS AN KODE
No
38 CT 11 L 22 KURANG 3

39 AL 11 P 82 BAIK 1

40 AB 12 L 7 KURANG 3

41 DV 11 P 51 KURANG 3

42 ND 12 P 74 CUKUP 2

43 ZK 12 L 59 CUKUP 2

44 GL 12 L 66 CUKUP 2

45 UM 12 L 62 CUKUP 2

46 AD 12 L 48 KURANG 3

47 JP 10 L 44 KURANG 3

48 KR 11 L 44 KURANG 3

49 DF 11 L 62 CUKUP 2

50 EL 12 P 62 CUKUP 2

51 TB 11 P 62 CUKUP 2

52 SL 11 P 74 CUKUP 2

53 AL 12 L 48 KURANG 3

54 RN 11 L 26 KURANG 3

55 SM 12 L 44 KURANG 3

56 RD 11 L 44 KURANG 3

57 FS 11 P 82 BAIK 1

58 NB 11 P 62 CUKUP 2

59 RT 11 L 62 CUKUP 2
69

60 AG 11 P 44 KURANG 3

61 ND 11 P 51 KURANG 3

62 YL 11 L 62 CUKUP 2

63 IZ 13 P 40 KURANG 3

64 TP 11 P 59 CUKUP 2

65 MR 12 L 59 CUKUP 2

66 DN 11 P 66 CUKUP 2

67 RA 12 P 66 CUKUP 2

68 AN 12 P 66 CUKUP 2

69 AL 11 P 77 KURANG 3

70 NV 11 P 66 CUKUP 2

71 PT 12 P 74 CUKUP 2

72 MR 12 P 55 KURANG 3

73 AG 12 L 44 KURANG 3

74 SP 13 L 40 KURANG 3

MASTER TABEL
PENELITIAN PENERAPAN MEDIA TUMPENG GIZI SEIMBANG
TERHADAP PENGETAHUAN GIZI KELAS 5-6 DI SDN II/262
SEMOLOWARU SURABAYA
KETERANGAN : BAIK = 1

Cukup = 2 L = 36

Kurang = 3 P = 38
70

Lampiran 5

FREQUENCIES

Data awal

Umur

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 10 9 60.0 60.0 60.0

11 6 40.0 40.0 100.0

Total 15 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid L 6 40.0 40.0 40.0

P 5 33.3 33.3 73.3

P 4 26.7 26.7 100.0

Total 15 100.0 100.0


71

Lampiran 5

Lembar Balik

Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 9 1 2.6 2.6 2.6
10 19 50.0 50.0 52.6
11 17 44.7 44.7 97.4
12 1 2.6 2.6 100.0
Total 38 100.0 100.0
Jenis_kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid laki - laki 19 50.0 50.0 50.0
perempuan 19 50.0 50.0 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pengetahuan_gizi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid cukup 1 2.6 2.6 2.6
baik 1 2.6 2.6 5.3
cukup 6 15.8 15.8 21.1
kurang 30 78.9 78.9 100.0
Total 38 100.0 100.0
72

Lampiran 5

Tidak menggunakan lembar balik

Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 10 thn 1 2.8 2.8 2.8
11 thn 18 50.0 50.0 52.8
12 thn 15 41.7 41.7 94.4
13 tahun 2 5.6 5.6 100.0
Total 36 100.0 100.0

Jenis_kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid laki - laki 17 47.2 47.2 47.2
perempuan 19 52.8 52.8 100.0
Total 36 100.0 100.0

Pengetahuan_gizi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid baik 3 8.3 8.3 8.3
cukup 18 50.0 50.0 58.3
kurang 15 41.7 41.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
73

Lampiran 5

Uji T

Group Statistics
kelom Std. Std. Error
pok N Mean Deviation Mean
pengetahuan 1 38 48.50 12.666 2.055
2 36 56.50 15.484 2.581

Independent Samples Test


Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence


Mean Error Interval of the
Sig. (2- Differe Differe Difference
F Sig. t df tailed) nce nce Lower Upper
pengeta Equal -
huan variances 1.994 .162 2.43 72 .017 -8.000 3.281 -14.540 -1.460
assumed 8
Equal
-
variances 67.7
2.42 .018 -8.000 3.299 -14.583 -1.417
not 03
5
assumed
Lampiran 6

Dokumentasi

Gambar X.1 Peneliti sedang bersama wali kelas 5 diruang kelas 5 di SDN
Semolowaru II/262 Surabaya

Gambar X.2 Peneliti sedang menjelaskan gizi seimbang menggunakan lembar


balik kepada siswa kelas 5 di SDN Semolowaru II/262 Surabaya

99
100

Gambar X.3 Peneliti megarahkan siswa kelas 5 untuk kedepan kelas melihat
lembar balik lebih jelas

Gambar X.4 Peneliti menjelaskan jumlah yang perlu dikonsumsi kepada siswa
penelitian kelas 5 di SDN Semolowaru II/262 Surabaya
101

Gambar X.5 Menerangkan kepada satu siswa dikarenakan matanya min/mines

Anda mungkin juga menyukai