Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini analisis manfaat dan biaya merupakan alat utama dalam membuat

evaluasi program atau proyek untuk kepentingan publik, seperti manajemen

pelayanan medis dan alat kesehatan, sumber daya manusia, dan sebagainya.

Biasanya analisis ini terintegrasi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) yang dilakukan untuk mengevaluasi dampak suatu proyek atau

program terhadap lingkungan di bidang kesehatan. Sehingga analisis ini tidak

hanya melihat manfaat dan biaya individu tetapi juga melihat secara keseluruhan.

Analisis Biaya Manfaat atau Cost Benefit Analysisdigunakan untuk

mengevaluasi penggunaan sumber-sumber ekonomi agar sumber yang langka

tersebut dapat digunakan secara efisien. Pemerintah mempunyai banyak program

atau proyek yang harus dilaksanakan sedangkan biaya yang tersedia sangat

terbatas. Dengan analisis ini pemerintah menjamin penggunaan sumber-sumber

ekonomi yang efisien dengan memilih program–program kesehatan yang

memenuhi kriteria efesiensi.

Analisis Cost Benefit merupakan alat bantu untuk membuat keputusan

publik dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat. Ada dua pihak yang

menaruh perhatian pada analisis ini, yaitu pertama, para praktisi teknis dan

ekonom yang berperan dalam mengembangkan metode analisis, pengumpulan

data, dan membuat analisis serta rekomendasi. Kedua, pemegang kekuasaan


eksekutif yang berwenang untuk membuat peraturan dan prosedur untuk

melaksanakan keputusan publik terutama keputusan di bidang kesehatan.

Analisis ini hanya menitikberatkan pada efisiensi penggunaan faktor

produksi tanpa mempertimbangkan masalah lain seperti distribusi, stabilisasi

ekonomi dan sebagainya. Analisis ini hanya menentukan program dari segi

efisiensi sedangkan pemilihan pelaksanaan program berada di tangan pemegang

kekuasaan eksekutif yang dalam memilih juga mempertimbangkan faktor lain.

Suatu program yang efisien mungkin tidak akan dilaksankan karena

menimbulkan distribusi pendapatan yang semakin lebar. Sebaliknya program

yang menimbulkan distribusi pendapatan yang semakin baik akan dipilih

meskipun progam tersebut tidak terlalu efisien ditinjau dari hasil analisis Cost

Benefit. Keterbatasan sumber–sumber produksi merupakan hal yang wajar dan

umum ditemui. Oleh karena itu pemerintah dihadapkan pada berbagai alternatif

program yang akan dilaksanakan. Hal tersebut menyebabkan pemerintah harus jeli

dalam menentukan program yang diprioritaskan. Pemilihan prioritas program

kesehatan memang tidak mudah. Terkait dengan pengambilan keputusan dalam

hal ini harus menggunakan alat analisis yang tepat yaitu analisis Cost Benefit agar

dapat menentukan prioritas yang tepat dan dibutuhkan oleh masyarakat.

1.2 RumusanMasalah

a. Apa yang dimaksud dengan Cost Benefit Analysis?

b. Apa tujuan dilakukan Cost Benefit Analysis?

c. Apa manfaat dari Cost Benefit Analysis?

d. Apa saja kelebihan dan kekurangan Cost Benefit Analysis?


e. Apa saja tahapan Cost Benefit Analysis?

f. Bagaimana aplikasi Cost Benefit Analysis?

1.3 Tujuan

a. Memahami pengertian Cost Benefit Analysis

b. Memahami tujuan Cost Benefit Analysis

c. Memahami manfaat dari Cost Benefit Analysis

d. Memahami kelebihan dan kekurangan dari Cost Benefit Analysis

e. Memahami langkah-langkah Cost Benefit Analysis

f. Memahami aplikasi Cost Benefit Analysis


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Cost Benefit Analysis merupakan salah satu jenis evaluasi ekonomi.

Evaluasi ekonomi adalah cara untuk melakukan perbandingan terhadap tingkat

efisiensi beberapa intervensi (Probandari, 2007). Cost Benefit Analysis adalah tipe

analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa

ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Tipe

analisis ini sangat cocok untuk alokasi beberapa bahan jika keuntungan ditinjau

dari perspektif masyarakat. Analisis ini sangat bermanfaat pada kondisi antara

manfaat dan biaya mudah dikonversi ke dalam bentuk rupiah (Orion, 1997)

2.2 Tujuan

Tujuan dari metode Cost Benefit Analysis yaitu :

a. Menentukan apakah suatu proyek merupakan suatu investasi yang baik.

b. Memberikan dasar untuk membandingkan suatu proyek, termasuk

membandingkan biaya total yang diharapkan dari setiap pilihan dengan total

keuntungan yang diharapkan, untuk mengetahui apakah keuntungan melampaui

biaya serta berapa banyak.

c. Untuk mengetahui besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu

proyek. Analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh

dari pelaksanaan program. Perhitungan manfaat dan biaya merupakan satu

kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

d. Untuk mengetahui seberapa baik atau seberapa buruk tindakan yang akan
direncanakan akan berubah. Analisis ini sering digunakan oleh pemerintah dan

organisasi lainnya, seperti perusahaan swasta, untuk mengevaluasi kelayakan dari

kebijakan yang diberikan.

2.3 Manfaat

Manfaat Cost Benefit Analysis adalah dapat membantu dalam proses

pengambilan keputusan baik pemerintah maupun sumber dana. Dengan adanya

CBA sumber dana dapat yakin untuk menginvestasikan dana dalam berbagai

proyek. Selain itu, CBA dapat dilakukan untuk mengontrol perkembangan proyek

yang bersangkutan pada tahun-tahun ke depannya. CBA juga bermanfaat untuk

mengevaluasi suatu proyek yang telah selesai dikerjakan. Tujuan dilakukannya

evaluasi ini adalah untuk mengetahui kinerjasuatu proyek dan hasil analisis yang

telah dilakukan dapat digunakan untuk perbaikan program yang selanjutnya.

Manfaat sistem informasi dapat juga diklasifikasikan dalam bentuk :

a. Keuntungan berujud (tangible benefits)

Keuntungan yang berupa penghematan-penghematan atau

peningkatan peningkatan di dalam perusahaan yang dapat diukur

kuantitas dalam bentuk satuan nilai uang.

Keuntungan berujud diantaranya :

 Pengurangan-pengurangan biaya operasi

 Pengurangan kesalahan-kesalahan proses

 Pengurangan biaya telekomunikasi

 Peningkatan penjualan

 Pengurangan biaya persediaan


 Pengurangan kredit tak tertagih

b. Keuntungan tidak berujud (intangible benefits)

keuntungan-keuntungan yang sulit atau tidak mungkin diukur dalam

bentuk satuan nilai uang. Keuntungan tidak berujud diantaranya :

 Peningkatan pelayanan lebih baik kepada langganan

 Peningkatan kepuasan kerja personil

 Peningkatan pengambilan keputusan manajemen yang lebih baik

2.4 Berdasarkan metode pembebanan biayanya, Kuswadi (2005)

mengklasifikasikan jenis-jenis biaya ada biaya langsung dan biaya tidak langsung,

yaitu:

1. Biaya Langsung (direct cost)

biaya langsung dibebankan pada objek atau produk, misalnya bahan baku

langsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi,

biaya iklan, ongkos angkut, dan sebagainya

2. Biaya Tidak Langsung (indirect cost) biaya yang sulit atau tidak dapat

dibebankan secara langsung dengannunit produksi, misalnya gaji pimpinan,

gaji mandor, biaya iklan untuk lebih dari satu macam produk, dan sebagainya.

Biaya tidak langsung disebut juga biaya overhead.


2.5 Langkah Pengukuran Cost Benefit Analysis (CBA)

Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam melakukan CBA adalah sebagai

berikut:

1. Identifikasi Alternatif dan Intervensi yang Akan Dianalisis Intervensi yang

dipilih untuk dilakukan analisis dapat lebih dari dua. Semakin banyak intervensi

yang akan dianalisis semakin baik hasilnya karena akan memberikan pilihan yang

bervariasi dan analisis yang lebih lengkap. Definisi operasional dari masing-

masing alternatif atau intervensi harus dijabarkan agar tampak perbedaan dari

masing-masing intervensi yang akan dianalisis. Contohnya : Poli Mata vs Poli

THT, dalam hal ini kita akan membandingkan mana yang lebih besar manfaatnya.

2. Identifikasi Biaya dari Masing-Masing Alternatif atau Intervensi Dalam

melakukan identifikasi biaya terlebih dahulu dilakukan pengklasifikasian

komponen-komponen seluruh biaya dari masingmasing alternatif. Semua

komponen biaya harus teridentifikasi baik yang bersumber dari anggaran proyek

maupun dari anggaran lainnya. Klasifikasi biaya bisa dilakukan menurut beberapa

cara lain meliputi biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemelliharaan,

biaya risiko kehilangan dan kerusakan.

3. Menghitung Total Biaya dari Masing-Masing Alternatif atau Intervensi Setelah

seluruh komponen biaya teridentifikasi dan diklasifikasikan kemudian dilakukan

penghitungan total seluruh biaya setiap intervensi. Cara penghitungan biaya total

sama seperti dalam penghitungan unit cost. Perhitungan biaya investasi

membutuhkan perhitungan AIC (Annual Investment Cost) yaitu membandingkan

biaya investasi barang sesuai masa pakai dengan masa hidup barang tersebut.
Perhitungan biaya non investasi hanya dengan menjumlahkan seluruh biaya

pertahun. Hasil akhir penjumlahan seluruh biaya adalah Present Value Cost (PV

cost) atau total biaya.

4. Mentransformasi Manfaat dalam Bentuk Uang

Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing-masing biaya alternatif terdapat dua

komponen, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.

5. Menghitung Total Benefit

Mentransformasi manfaat dalam bentuk uang, untuk manfaat langsung kita dapat

menghitung dengan menguangkan biaya keuntungannya. Sedangkan manfaat

tidak langsung dapat menguangkan biaya akibat kerugian yang ditimbulkan. Hasil

dari tahap ini adalah jumlah dari benefit langsung dan tidak langsung yang berupa

PV Benefit atau Present Value Benefit.

6. Menghitung Rasio Benefit (Discounting)

Penjumlahan antara benefit langsung dan tidak langsung dari masing-masing

alternatif atau intervensi dengan mengkonversikannya dalam bentuk uang. Dalam

menghitung manfaat tentunya harus mempertimbangkan discount rate bila

manfaatnya akan diperoleh untuk periode waktu kedepan.

7. Melakukan Analisis Untuk Menentukan Pilihan dari Alternatif atau

Intervensi yang Paling Menguntungkan Setelah data tentang total biaya dan

manfaat sudah tersedia maka dilakukan perhitungan NPV (Nett Present Value) =

PV Benefit - PV Cost Kemudian dihitung Rasio Biaya Manfaat (Cost Benefit

Ratio) untuk setiap intervensi. Bila intervensi yang dianalisa lebih dari 2 maka

dapat dibuat tabel untuk memudahkan dilakukannya analisis setiap intervensi.


7. Melakukan Analisis Untuk Menentukan Pilihan dari Alternatif atau Intervensi

yang Paling Menguntungkan Setelah data tentang total biaya dan manfaat sudah

tersedia maka dilakukan perhitungan NPV (Nett Present Value) = PV Benefit - PV

Cost Kemudian dihitung Rasio Biaya Manfaat (Cost Benefit Ratio) untuk setiap

intervensi. Bila intervensi yang dianalisa lebih dari 2 maka dapat dibuat tabel

untuk memudahkan dilakukannya analisis setiap intervensi.


Pembahasan

Infeksi yang disebabkan oleh organisme resisten dan Clostridium difficile

terkait dengan morbiditas yang cukup besar serta kelebihan biaya. Paparan

antimikroba adalah penyebab utama untuk infeksi ini. Sekitar 30% dari dosis

antimikroba diberikan dalam fasilitas hemodialisis rawat jalan, dianggap tidak

perlu. Penerapan program pelayanan antimikroba dalam fasilitas hemodialisis

rawat jalan yang bertujuan untuk meningkatkan praktek resep akan memiliki

manfaat klinis dan ekonomi yang penting.

Desain, pengaturan, peserta, & pengukuran Kami mengembangkan model

analisys keputusan penggunaan antimikroba pada konsekuensi klinis dan ekonomi

dari pelaksanaan program pelayanan antimikroba nasional di fasilitas dialisis

rawat jalan. Hasil utama adalah total penggunaan antimikroba, infeksi yang

disebabkan oleh organisme multidrugresistant dan C. difficile, Infeksi terkait

mortalitas, dan biaya total.

Analisis ini mempertimbangkan semua pasien hemodialisis rawat jalan di

USA. Nilai penerapan program penatalayanan antimikroba, dengan asumsi

penurunan 20% dalam dosis antimikroba yang tidak perlu, dihitung sebagai

perbedaan tambahan di titik akhir klinis dan hasil biaya. probabilitas acara,

rejimen antimikroba, dan biaya perawatan kesehatan diberitahu oleh sumber yang

tersedia.
Biaya Model Acara

Biaya obat diambil dari red book (Tabel 2). Data yang berkaitan dengan

jenis antimikroba diberikan dalam fasilitas dialisis diperoleh dari literatur dan

digunakan untuk menurunkan biaya empiris dan melanjutkan dosis . Diasumsikan

bahwa pilihan terapi empiris dan karena itu, biaya yang sama untuk kedua

administrasi yang sesuai dan tidak sesuai dari rejimen empiris, karena tidak tepat

indikasi resep yang tidak sesuai digunakan sebagai lawan jenis yang tidak sesuai

antimikroba.

Jenis antimikroba diberikan sebagai dosis lanjutan tidak sesuai, sama

dengan yang dipilih untuk rejimen empiris, karena diasumsikan bahwa rejimen

tidak akan berubah. dosis lanjutan yang sesuai, dihitung dengan menyesuaikan

pengobatan rejimen untuk mengurangi penggunaan vankomisin dan sefalosporin

generasi ketiga / keempat atas dasar data yang menunjukkan bahwa 64,9% dari

vankomisin empiris dan 35,1% dari sefalosporin generasi empiris ketiga /


keempat seharusnya dipersempit ke cefazolin. biaya pengobatan infeksi dalam

unit rawat jalan dialisis (karena itu tidak memerlukan rawat inap) termasuk dua

dosis empiris dan sembilan dosis.


Rata-rata Biaya tahunan diatribusikan ke Diduga Infeksi terkait dengan

Pemeliharaan Hemodialisis di Amerika Serikat tanpa Program

penatalayanan Antimikroba

Menurut catatan US Renal Data System, ada total 365.566 pasien dengan

ESKD menerima hemodialisis rawat jalan di Amerika Serikat pada tahun 2009

(16). Secara total, 120.454 kasus infeksi yang dicurigai di 1-tahun horison waktu

diperkirakan dengan mengobati 120.454 infeksi dicurigai pada periode

preintervention diperkirakan mengalikan 365.566 pasien dengan 32.95 infeksi

dicurigai per 100 pasien (7). Model ini diperkirakan lebih dari 1 juta dosis yang

diresepkan untuk tersangka infeksi dalam 1 tahun, yang .491,000 dosis dianggap

pantas (Tabel 3). Total biaya obat tahunan untuk antimikroba untuk tepat dan

tidak tepat menjadi $ 39.147.993 dan $ 47.230.307, masing-masing Secara total,

45.474 con fi Infeksi rmed diproyeksikan antara 365.566 pasien hemodialisis

dengan total biaya tahunan sebesar $ 2066882878 (Tabel 3). Total biaya ini

dianggap sebagai biaya rawat inap untuk infeksi fatal dan fatal yang disebabkan

oleh organisme resisten dan C. difficile. Oleh karena itu, dari perspektif nasional

Amerika Serikat, obat dan penggunaan sumber daya biaya keseluruhan yang

dikeluarkan per tahun memperlakukan semua pasien rawat jalan pada perawatan

dialisis (termasuk biaya antimikroba diberikan di unit dialisis) adalah $

2153261178.
Manfaat Klinis dan Ekonomi dari Penerapan Program Penatalayanan

Antimikroba

Program pelayanan antimikroba yang mengurangi resep yang tidak sesuai

oleh 20% menyebabkan penurunan dalam dosis antimikroba diberikan dari

1.076.366 dosis ke 1.010.524 dosis, dan total biaya tahunan untuk mengobati

infeksi yang diduga menurun dari $ 86.378.300 menjadi $ 75.028.266. Perbedaan

tambahan total biaya tahunan (untuk semua dosis antimikroba yang digunakan)

adalah 2 $ 11.350.034 per tahun karena penurunan total sekitar 65.843 dosis

antibiotik empiris dan terus menerus selama 12 bulan. Pelaksanaan Program

penatalayanan antimikroba menyebabkan 2.182 lebih sedikit C.

difficile dan infeksi organisme resisten dan 629 lebih sedikit infeksi

terkait kematian dalam 1 tahun, mewakili pengurangan secara keseluruhan 4,8%

pada infeksi dan pengurangan 4,6% angka kematian relatif terhadap skenario

tanpa program. Total biaya tahunan yang dikeluarkan untuk mengobati infeksi

yang disebabkan oleh organisme resisten dan C.difficile tanpa dan dengan

penatalayanan program antimikroba diperkirakan menjadi $2066882878 dan

$1971339395, masing-masing, dengan perbedaan tambahan total biaya tahunan 2

$95.543.483 per tahun (Tabel 3). Tabel 4 merangkum potensi biaya keseluruhan

dalam pelaksanaan progrma di semua fasilitas rawat jalan hemodialisis, termasuk

kedua biaya yang berkaitan dengan infeksi dan biaya antimikroba diberikan dalam

fasilitas.
Sensitivitas dan Skenario Hasil Analisis

Sensitivitas menunjukkan bahwa perubahan ke input noncost memiliki

efek paling besar pada hasil biaya tambahan (Gambar 2). Efek yang paling

substansial adalah dari setiap input yang meningkat baik jumlah pasien yang

diobati ( yaitu, probabilitas fi Dosis pertama untuk infeksi dicurigai, probabilitas

pengobatan empiris atau terus-menerus menjadi sesuai, dan kemungkinan

memperoleh infeksi) atau jumlah infeksi biaya tinggi ( yaitu, probabilitas tertular

de novo kolonisasi organisme resisten diberikan paparan antimikroba).

Model itu minimal sensitif terhadap parameter biaya. Hasil dari analisis

sensitivitas probabilistik menunjukkan bahwa penghematan biaya yang dicapai

dalam semua model yang berjalan. Mean biaya tambahan probabilistik adalah

$106.947.853 (95% confi dence Interval, 2 $ 105.900.764 untuk 2 $

107.994.943).

Sebuah analisis skenario eksplorasi dilakukan dengan asumsi bahwa

program pelayanan antimikroba adalah 100% efektif. Hasil analisis skenario ini

menyarankan bahwa, jika pengobatan dengan antimikroba selalu diikuti praktik

terbaik, akan ada >319,700 lebih sedikit dosis antimikroba, 6593 infeksi lebih

sedikit ( -14,5%), 1902 lebih sedikit terkait infeksi kematian ( -13,8%), dan

penghematan biaya bersih. >$300 juta per tahun.

Diskusi

Lebih dari 30% dari antimikroba diresepkan untuk pasien hemodialisis

rawat jalan yang dianggap tidak perlu atas dasar pedoman konsensus nasional (7).

Terlalu sering menggunakan antimikroba menyebabkan peningkatan infeksi yang


disebabkan oleh organisme resisten dan C. difficile, kematian, dan biaya. Dalam

studi ini, kesehatan model ekonomi yang dianggap konsekuensi klinis dan biaya

pelaksanaan program pelayanan antimikroba di klinik hemodialisis rawat jalan

dari perspektif nasional Amerika Serikat dikembangkan. Model ini

memperkirakan bahwa mengurangi penggunaan antimikroba yang tidak perlu

dengan 20% selama periode 1 tahun dicegah lebih dari 2000 (4,8%) multidrug-

resistant organisme dan C.

difficile infeksi dan lebih dari 600 (4,6%) yang berhubungan dengan

infeksi kematian, dengan penghematan biaya lebih dari $ 100 juta. Keampuhan

program pelayanan antimikroba dalam pengaturan perawatan kesehatan lainnya

berkisar antara 20% sampai 50%. Dalam studi ini, kami menggunakan perkiraan

konservatif pengurangan 20%. Dengan perkiraan pengurangan 50%, total

4645(10,2%) infeksi dan 1340 (9,8%) kematian terkait, masing-masing, akan

dicegah pada penghematan biaya $ 228.698.572.

Model ini paling sensitif terhadap perubahan parameter input klinis,

termasuk probabilitas memperoleh de novo kolonisasi organisme resisten

diberikan paparan antimikroba, pengobatan antimikroba empiris dan atau terus

menerus menjadi tepat, dan memperoleh infeksi organisme resisten; itu setidaknya

sensitif terhadap asumsi mengenai biaya aktual antimikroba. Temuan ini

menekankan pentingnya mengurangi penggunaan antimikroba yang tidak perlu

dan efek hilir negatif. Selain itu, meskipun tidak dibahas dalam penelitian ini,

meningkat sesuai dengan langkah-langkah pencegahan yang berfokus pada

membatasi pasien-pasien penyebaran organisme multidrug-resistant dan oleh


karena itu, de novo akuisisi serta mengurangi tingkat infeksi akan berkontribusi

besar untuk peningkatan yang lebih besar dalam hasil klinis dan pengurangan

biaya. sumber daya yang substansial menguraikan strategi menuju pelaksanaan

program pelayanan antimikroba yang tersedia dari Pusat Pengendalian Penyakit

dan Pencegahan, Penyakit Infeksi Society of America, dan Society of Healthcare

Epidemiology of America.

Meskipun sumber daya ini tidak Speci fi Cally menargetkan pengaturan

dialisis rawat jalan, banyak strategi dapat disesuaikan dengan fasilitas rawat jalan

dialisis (27). spesifik memprioritaskan fi intervensi c bertujuan mengurangi

penggunaan antimikroba adalah salah satu dari banyak rekomendasi. Dalam

fasilitas rawat jalan dialisis, dengan fokus pada antimikroba yang paling sering

diresepkan akan menjadi intervensi yang ditargetkan penting. Model ini

menunjukkan bahwa penurunan dosis yang tidak perlu dari tiga antimikroba yang

paling sering diresepkan - vankomisin, spektrum luas sefalosporin, dan cefazolin -

dikaitkan dengan peningkatan terbesar dalam bene fi ts.

Dengan demikian, strategi untuk program pelayanan antimikroba di

fasilitas dialisis rawat jalan bisa mencakup upaya untuk de-meningkat atau

menghentikan antimikroba ini difokuskan. Sebagai contoh, pada pasien dengan

infeksi yang disebabkan oleh methicillin-rentan S. aureus, vankomisin akan

dihentikan dan diganti dengan cefazolin. Jenis de-eskalasi sangat penting, karena

pengobatan methicillin-rentan S. aureus infeksi dengan cefazolin dikaitkan

dengan lebih baik hasil dari pengobatan dengan vancomycin (28 - 30). Tipe lain

dari de-eskalasi akan menargetkan beralih dari sefalosporin broadspectrum untuk


cefazolin pada pasien dengan infeksi yang disebabkan oleh bakteri cefazolin-

rentan Gram-negatif. Penghentian cefazolin, bila tidak ditunjukkan, akan daerah

lain fokus. Salah satu alasan yang paling sering untuk paparan cefazolin yang

tidak perlu adalah dalam pengobatan kulit dianggap dan infeksi jaringan lunak

yang, pada kenyataannya, tidak infeksi benar (7,31). program pelayanan

antimikroba bisa, karena itu, juga fokus pada upaya pendidikan yang berkaitan

dengan diagnosis dan pengobatan infeksi kulit dan jaringan lunak pada populasi

ini menggunakan menerbitkan pedoman konsensus nasional.

Hasil utama adalah total penggunaan antimikroba, infeksi yang disebabkan

oleh organisme multidrugresistant dan C. difficile, Infeksi-relatedmortality, dan

biaya total. Analisis ini mempertimbangkan semua pasien hemodialisis rawat

jalan di theUnited Amerika. Nilai menerapkan program penatalayanan

antimikroba, dengan asumsi penurunan 20% dalam dosis antimikroba yang tidak

perlu, dihitung sebagai perbedaan tambahan di titik akhir klinis dan hasil biaya.

probabilitas acara, rejimen antimikroba, dan biaya perawatan kesehatan diberitahu

oleh sumber yang tersedia. hasil tingkat national, penerapan program

penatalayanan antimikroba diperkirakan hasil dalam 2182 infeksi lebih sedikit

disebabkan oleh organisme resisten dan C. difficile ( Penurunan 4,8%), 629 lebih

sedikit infeksi terkait kematian (pengurangan 4,6%), dan penghematan biaya $

106.893.517 (pengurangan 5.0%) per tahun. Model lebih sensitif terhadap

parameter klinis sebagai perbandingan biaya antimikroba.


Kesimpulan, Model ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program

pelayanan antimikroba dalam fasilitas dialisis rawat jalan yang mengakibatkan

pengurangan substansial dalam infeksi organisme yang disebabkan oleh

organisme multi resisten dan C. difficile, kematian terkait infeksi, dan biaya
DAFTAR PUSTAKA

Analisis & Disain Sistem Informasi : pendekatan terstruktur teori dan praktek

aplikasi bisnis karangan Jogiyanto HM.

D’Agata et al 2018 Clinical and Economic Benefits of Antimicrobial

Stewardship Programs in Hemodialysis Facilities A Decision Analytic

Model. Clinical Journal of the American Society of Nephrology.Clin J Am

Soc Nephrol (130): 1389–1397,

Probandari, Ari. 2007. Cost Effectivess Analysis dalam penentuan Kebijakan

Kesehatan: Sekedar Konsep Atau Aplikatif.Jurnal Manajemen Pelayanan

Kesehatan (10): 104-107.

Anda mungkin juga menyukai