Furosemid

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NILAM SITI RAHMAH

NIM : 04011181320083
KELAS : PDU A 2013

Furosemid
Obat furosemid termasuk dalam golongan obat loop diuretic , . Furosemid atau asam 4-kloro-
N-furfuril-5-sulfomail antranilat masih tergolong derivat sulfonamid.
Diuretik loop bekerja dengan mencegah reabsorpsi natrium, klorida, dan kalium pada segmen
tebal ujung asenden ansa Henle (nefron) melalui inhibisi pembawa klorida.

Farmakodinamik
Farmakodinamik dari obat ini yaitu menghambat sistem transpor pasangan Na,K,dan Cl di membran
luminal bagian tebal ansa Henle asendens. Dengan menghambat pentranspor ini, diuretik tersebut
menurunkan reabsorpsi NaCl dan juga mengurangi potensial positif lumen normal yang didapat dari
daur ulang Kalium. Potensial elektrik tersebut didapat dari rebsorpsi kation divalen di ansa Henle.
Furosemide meningkatkan aliran darah ginjal dan menyebabkan redistribusi aliran darah dalam
korteks ginjal. Furosemide dan asam metakrinat dapat juga mengurangi kongesti paru dan
menurunkan tekanan ventrikel kiri pada gagal jantung kongestif sebelum peningkatan keluaran urin
dapat diukur, dan pada penderita anefrik.

Furosemid merupakan jenis golongan obat “diuretik kuat”.Farmakodinamik : Furosemid


bekerja di ansa henle asenden bagian epitel tebal bagian luminal (menghadap lumen).
Furosemidbekerja dengan cara menghambat ko-transport Natrium dan Klor dan menghambat
reabsorpsi air. Sehingga terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah. Efek kerja
diuretik kuat lebih kuat dan cepat daripada golongan tiazid, sehingga jarang digunakan
sebagai antihipertensi, kecuali pada penderita gagal ginjal. Furosemid diketahui juga
meningkatkan ekskresi kalium, kalsium dan magnesium. Selai itu diuretik kuat ini juga
meningkatkan eksresi asam yang dapat dititrasi dan amonia sehingga perlu diperhatikan
risiko alkalosis metabolik.

Farmakokinetik

Ketiga obat mudah diserap melalui saluran cerna, dengan derajat yang agak berbeda-beda.
Bioavaibilitas furosemid 65 % sedangkan bumetanid hamper 100%. Diuretic kuat terikat
pada protein plasma secara ekstensif, sehingga tidak difiltrasi di glomerulus tetapi cepat
sekali disekresi melalui system transport asam organic di tubuli proksimal.
Kira-kira 2/3 dari asam etakrinat yang diberikan secara IV diekskresi melalui ginjal dalam
bentuk utuh dan dalam konjugasi dengan senyawa sulfhidril terutama sistein dan N-asetil
sistein. Sebagian lagi diekskresi melalui hati.sebagian besar furosemid diekskresi dengan cara
yang sama, hanya sebagian kecil dalam bentuk glukuronid. Kira-kira 50% bumetanid
diekskresi dalam bentuk asal, selebihnya sebagai metabolit.

Mekanisme kerja :
Secara umum dapat dikatakan bahwa diureti kuat mempunyai mula kerja dan lama kerja yang
lebih pendek dari tiazid.
Diuretik kuat terutama bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel
tebal dengan cara menghambat kotranspor Na+/K+/Cl- dari membran lumen pada pars
ascenden ansa henle, karena itu reabsorpsi Na+/K+/Cl- menurun

Indikasi
Furosemide tablet diindikasikan pada pasien dewasa dan anak-anak untuk pengobatan edema
yang dihubungkan dengan gagal jantung kongestif, sirosis hati, dan penyakit ginjal, termasuk
syndrome nephritic. Furosemide tablet juga digunakan pada dewasa untuk pengobatan
hipertensi.

Kontraindikasi:

 Defisiensi elektrolit
 Anuria
 Koma hepatik kehamilan muda
 Hipokalemia
 Terapi bersama litium
 Ibu menyusui: furosemide disekresi dalam ASI. Ibu menyusui harus menghindari
menyusui saat mengambil furosemide.

Efek Samping
Setiap obat mempunyai efek samping, tetapi beberapa orang ada yang tidak menunjukkan
efek
samping, ada yang sedikit yang menunjukkan efek samping, dan ada yang menunjukkan efek
samping. Furosemide menimbulkan efek samping sebagai berikut :anemia, sensasi
abnormalitas
kulit, kejang kandung kemih, penglihatan kabur, konstipasi/sembelit, kram, pusing, demam,
iritasi mulut dan lambung, kemerahan, sedikit ikterik, kejang otot, telinga berdengung,
fotosensitivitas, inflamasi vena, mual, jaundice. Biasanya frekuensi urin maksimal sampai
enam jam setelah dosis pertama, dan akan menurun setelah mengkonsumsi furosemide dalam
waktu beberapa minggu.

Cara penggunaan
Furosemide ada yang dalam bentuk oral (tablet) dan injeksi (IV/IM). Untuk yang penggunaan
oral mungkin pasien sudah familiar , tetapi untuk yang injeksi biasanya pasien diberikan
injeksi oleh dokter. Untuk penggunaan injeksi dirumah, maka pasien akan diberikan latihan
tentang cara
penggunaan injeksi oleh petugas kesehatan. Dalam hal ini pasien harus benar-benar mengerti
apa
yang telah diajarkan baik tentang pengaturan dosis sampai teknik aseptic sebelum melalukan
injeksi.
Pasien tidak diijinkan untuk meningkatkan dosis sendiri lebih dari yang telah diresepkan atau
berhenti menggunakan obat tanpa konsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Dosis yang
diberikan
tergantung pada keadaan klinis pasien dan respon terhadap terapi. Pada anak-anak
penggunaan
dosis lebih dari 6 mg/kgBB tidak dianjurkan. Pemakaian dosis pertama mungkin akan
meningkatkan jumlah urin atau pasien akan sering BAK, oleh karena itu supaya tidak
mengganggu kenyamanan tidur pasien, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi obat sebelum
jam 6 sore.

Dosis
Untuk pemberian injeksi dosis Minimal/Maximal untuk dewasa adalah 10 mg/600mg. untuk
anak-anak dosis Minimal/Maximal adalah 0.5mg/kg / 6 mg/kg. Sedangkan untuk pemberian
secara oral untuk dewasa dosis Minimal/Maximal adalah 20mg / 600mg, dan untuk anak-
anak dosis Minimal/ Maximal adalah 0.5mg/kg / 6mg/kg.
Untuk pengobatan edema, pada dewasa bisa digunakan Furosemide tablet 20-80 mg sigle
dose. Jika dibutuhkan, pada dosis yang sama dapat diberikan 6-8 jam berikutnya atau dosis
bisa ditingkatkan.
Dosis bisa ditingkatkan 20 atau 40 mg dan tidak diberikan kurang dari 6-8 jam berikutnya.
Pasien dengan sigle dose harus diberikan satu atau dua kali sehari (misal : pada jam 8 pagi
dan 2 siang).
Untuk anak-anak dapat juga diberikan per oral tablet dengan dosis 2 mg/kg BB diberikan
single dose.
Jika respon diuretik tidak juga hilang maka dosis dinaikkan 1-2 mg/kg BB diberikan 6-8 jam
setelah pemberian sebelumnya, asalkan pemberian dosis tidak mencapai kadar minimal yaitu
lebih dari 6 mg/kgBB. Pada pengobatan hipertensi dapat juga diberikan furosemide tablet 80
mg, biasanya dibagi menjadi 40 mg dan diberikan dua kali sehari. Jika respon tidak begitu
memuaskan, dapat ditambahkan agen antihipertensi yang lain. Tetapi perubahan tekanan
darah harus selalu dimonitor ketika furosemide diberikan dengan agen antihipertensi yang
lain. Untuk mencegah tekanan darah yang turun secara mendadak, dosis agen-agen yang lain
harus dikurangi minimal 50% ketika furosemide tablet ditambahkan ke dalam regimen.
Durasi furosemide adalah 6-8 hari dimana waktu paruhnya adalah 2 hari, sehingga pemberian
ulang dosis setiap dua hari jika perlu. Obat diekskresikan lewat urin.

Peringatan
Pada pasien sirosis hepatik dan ascites, terapi Furosemide adalah yang terbaik.Tetapi diuretik
yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan volume darah dalam sirkulasi menurun
dan mungkin juga terjadi trombosis dan emboli, dimana khususnya pada pasien-pasien orang
tua. Karena dengan adanya efektif diuretik, deplesi elektrolit dapat terjadi selama terapi
furosemide, khususnya pada pasien yang menerima dosis tinggi. Semua pasien yang
menerima terapi furosemide harus diobservasi untuk tanda/gejala/ketidakseimbangan
elektrolit (hiponatremia, hipokloremik alkalosis, hipokalemia, hipomagnesemia, hipokalemia)
: mulut kering, haus, lemah, lethargi, cepat lelah, nyeri otot, fatigue, hipotensi,dll. kenaikan
gula dalam darah juga harus diobservasi, oleh karena itu pasien dengan riwayat DM harus
mengatakan pada dokter.

Informasi untuk pasien


· pasien harus diberi tahu tentang efek samping furosemide diatas
· untuk obat injeksi, jika telah berubah warna dan tutup vial rusak sebaiknya obat tidak
digunakan lagi
· jauhkan obat dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan
· jika lupa tidak minum obat, segera minum obat segera mungkin ketika ingat. tetapi jika
sudah
waktunya untuk dosis berikutnya, obat yang terlupakan tadi tidak perlu diminum dan
dilanjutkan
saja jadwal minum obatnya. dan jangan minum 2 obat sekaligus untuk dosis yang terlupakan.
· furosemide yang sediaan liquid tidak boleh digunakan lagi setelah 60 hari.
· memastikan pasien dapat menggunakan furosemide secara injeksi sendiri
· mengingatkan pada pasien untuk tidak menaikkan dosis sendiri atau berhenti minum obat
tanpa
konsultasi ke dokter menginformasikan pada pasien bahwa setelah minum obat, pasien akan
sering
BAK, jadi jangan minum obat ketika hendak tidur atau beraktivitas karena dapat
mengganggu.

Interaksi furosemid dengan makanan

Obat golongan ini bekerja dengan cara mengeluarkan air dan elektrolit (natrium, kalium dan
klorida) dari dalam tubuh. Beberapa contoh obat golongan ini adalah, Furosemid, Triamteren,
Hidroklorothiazid. Interkasi dengan Makanan: diuretik dapat menyebabkan kehilangan
kalium, kalsium dan magnesium. Apabila furosemid dikonsumsi setelah makan ,maka
makanan menurunkan bioavaolabilitas & efek diuretik obat.

Interaksi obat:
 Cisapride  Colestipol
 Ethacrynic asam.  Kortikosteroid (misalnya prednison)
 Antibiotik aminoglikosida seperti  Digoxin
(gentamisin, tobramisin)  Lithium
 Amfoterisin B  Non-steroid anti-inflammatory drugs
 Cholestyramine (NSAIDs seperti ibuprofen)
 Sisplatin  Sucralfate.

Daftar pustaka

Brater DC. Diuretic therapy. New Eng J Med 1998;339(6): 387-95

Ives HE. Diuretic agents in: Katzung BG, ed. Basic & Clinical Pharmacology. 9th ed. Singapore:
McGrawa-Hill;2004.p.241-57

http://www.avasinmedicalcenter.com

http://ahli-farmasi.blogspot.com/2012/03/furosemide.html,

PERTANYAAN :

1 Bagaiman mekanisme kerja obat furosemid (farmakokinetik,farmakodinamik,indikasi)?


Farmakodinamik
Furosemid termasuk dalam kelompok diuretik kuat. Diuretik ini menghambat reabsorpsi
Na+/K+/2Cl- secara selektif di ansa Henle asedens bagian epitel yang tebal. Tempat kerjanya di
permukaan sel epitel bagian luminal (yang menghambat ke lumen tubuli). Pada pemberian secara
IV,obat ini cenderung meningkatkan alirah darah di ginjal tanpa meningkatkan filtrasi
glomerulus. Perubahan hemodinamik ginjal ini mengakibatkan menurunnya reabsorpsi cairan dan
elektrolit di tubuli proksimal serta meningkatnya efek awal diuresis. Namun,peningkatan aliran
darah ginjal ini hanya berlangsung sementara. Setelah terjadi diuresis,cairan ekstrasel akan
berkurang.Maka aliran darah ginjal akan turun dan mengakibatkan peningkatan reabsorpsi cairan
dan elektrolit di tubuli proksimal. Hal yang terakhir ini merupakan mekanisme kompensasi yang
membatasi jumlah zat terlarut di epitel tebal Henle asendens,dengan demikian akan mengurangi
diuresis.
Diuretik kuat juga menyebabkan meningkatnya ekskresi K+ dan kadar asam urat plasma. Selain
itu juga meningkatkan ekskresi Ca2+ dan Mg+ sebanding dengan peningkatan ekskresi Na+.
Berbeda dengan golongan tiazid,diuretik ini tidak meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di tubuli distal.
Berdasarkan efek kalsiuria ini,golongan diuretik kuat digunakan untuk pengobatan simptomatik
hiperkalsemia.

Farmakokinetik
Diuretik kuat mudah diserap melalui saluran cerna dengan derajat yang sedikit berbeda-beda.
Bioavailabilitas furosemid 65%. Waktu paruh diuretik kuat umumnya pendek sehingga
diperlukan pemberian 2 atau 3 kali sehari.Obat golongan ini terikat pada protein plasma secara
ekstensif sehingga tidak difiltrasi di glomerulus tetapi cepat sekali disekresi melaui sistem
transpor asam organik di tubuli proksimal. Akibatnya obat tterakumulasi di cairan tubuli dan
mungkin sekali di tempat kerja di daerah yang lebih distal lagi. Sebagian besar furosemid
diekskresi melalui ginjal dalam bentuk utuh dan dalam konjugasi dengan senyawa sulfhidril
terutama sistein dan N-asetil sistein. Sebagian lagi,diekskresi melalui hati dan hanya sedikit yang
diekskresi dalam bentuk glukoronid.

Anda mungkin juga menyukai