Bismillah Refarat Parkinson
Bismillah Refarat Parkinson
PENDAHULUAN
ini memiliki dimensi gejala yang sangat luas sehingga baik langsung maupun tidak
ditemukan oleh seorang dokter inggris yang bernama James Parkinson pada tahun 1887.
Penyakit ini merupakan suatu kondisi ketika seseorang mengalami ganguan pergerakan.
Rata- rata penduduk Amerika yang terkena penyakit ini sebanyak 1 juta orang
sedangkan untuk rata- rata penduduk dunia yang terkena penyakit ini adalah sebanyak 5
juta orang. Penyakit Parkinson dapat terjadi pada pria dan wanita dari semua ras, jenis
pekerjaan, dan tidak terbatas pada daerah tempat tinggal Rata- rata Penyakit Parkinson
menyerang penduduk usia 60 tahun tetapi kadang- kdang daat terjadi pada penduduk
usia 20 tahun dan bahkan pada penduduk yang lebih muada. Angka kejadian penyakit
ini meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan berdasarkan penelitian yang
tahun dengan rentang usia-sesuai dengan penelitian yang dilakukan di beberapa rumah
sakit di Sumatera dan Jawa- 18 hingga 85 tahun. Statistik menunjukkan, baik di luar
1
negeri maupun di dalam negeri, lelaki lebih banyak terkena dibanding perempuan (3:2)
Secara klinis, Penyakit parkinson dapat ditandai dengan resting tremor, rigiditas,
bradikinesia, dan gait impairment. Tanda- tanda ini dikenal sebagai cardinal features
postural, kesulitan berbicara, gangguan sistem otonom, gangguan pada sistem sensoris,
gangguan mood, gangguan tidur, gangguan fungsi kognitif, dan dementia dapat timbul
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
berkaitan erat dengan usia. Secara patologis penyakit parkinson ditandai oleh
substansia nigra yang disertai inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies), atau
Sedangkan Parkinonisme adalah suatu sindrom yang ditandai oleh tremor waktu
kadar dopamine dengan berbagai macam sebab. Sindrom ini sering disebut
B. EPIDEMIOLOGI
Penyakit Parkinson adalah salah satu penyakit yang paling banyak dialami
pada umur lanjut dan jarang dibawah umur 30 tahun. Biasanya mulai timbul
pada usia 40-70 tahun, dan mencapai puncak pada dekade ke enam.
ratio laki-laki dibanding perempuan 3:2. Penyakit Parkinson meliputi 80% dari
3
kasus Parkinsonism, dengan prevalensi 160 per 100.000 populasi dan angka
usia 70 tahun, prevalensi dapat mencapai 120 dan angka kejadian 55 per 100.000
populasi per tahun. Kematian lebih sering diakibatkan karena infeksi ataupun
C. ETIOLOGI
belum jelas benar. Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan parkinson
1. Usia
Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50 sampai 200
dari 10.000 penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan reaksi
2. Geografi
Di Libya 31 dari 100.000 orang, di Buinos aires 657 per 100.000 orang.
4
3. Genetik
dan mutasi point pada gen parkin (PARK2) di kromosom 6. 4 Selain itu juga
4. Faktor Lingkungan
b. Pekerjaan
Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan
lama.
c. Infeksi
d. Diet
e. Trauma kepala
5
Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski
D. PATOISIOLOGI
akibat kematian neuron di substansia nigra pars kompakta. Respon motorik yang
dopaminergik hilang lebih dari 70 % maka gejala penyakit parkinson akan mulai
6
penyakit parkinson dan substantia nigra menjadi berwarna pucat. Sel yang
yaitu substansia nigra (SN), area tegmentum ventral (VTA) dan nukleus
meliputi 80% dari seluruh sistem dopaminergik otak. Proyeksi dari VTA
memiliki 2 jalur yaitu jalur mesolimbik yang menuju sistem limbik yang
berperan pada regulasi emosi, motivasi serta jalur mesokortikal yang menuju
reseptor dopamin D2 adalah D2, D3, D4. Ikatan dopamin ke reseptor D2 akan
7
rata 6 – 10% per dekade dan berhubungan dengan gangguan kognitif sesuai
umur.7
adalah :
dopamin yang hilang, maka akan semakin buruk gejala gangguan gerakan.1
2. Lewy bodies
Lewy bodies.
8
Gambar 1. Potongan Horisontal Batang Otak Pasien dengan Penyakit
Gambar 2. Gambaran Histologis untuk Lewy body pada Substantia Nigra Par
Kompakta 8.
9
E. KLASIFIKASI
(idiopatik)
tuberkulosis), post trauma (sering pada petinju), drug induce (sering obat-
Guam.
F. GAMBARAN KLINIS
1. Rigiditas
Mungkin hanya terbatas pada satu kelompok otot dan terutama unilateral
deformitas akibat sindrom ini. Gejala pasif yang melibatkan ekstrimitas atau
trunkus mengalami resistensi “traffy like” yang relatif stabil melalui kisaran
10
timbul selama gerakan pasif, menyebabkan karakter roda pedati atau “rachet
like”pada rigiditas yang disebut rigiditas roda pedati. Otot fleksor maupun
langkah yang semakin cepat bila tersandung ke depan dan mencoba untuk
2. Tremor
Akibat parkinsonisme timbul pada saat istirahat dan disebut tremor istirahat.
tremor akan berhenti. (sekitar sepertiga pasien mengalami tremor yang hebat
ritmis ibu jari pertama dan kedua. Tremor adalah akibat dari kontraksi
bergantian yang regular (4 hingga 6 siklus per detik) pada otot yang
tekanan emosi, atau terfokus pada tremor. Dasar tremor tidak jelas.
11
Tidak semua pasien memiliki tremor yang jelas. Bila pasien secara tidak
pendek dan diseret. Kesadaran masih tetap baik sehingga penderita bisa
menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu. Wajah menjadi tanpa ekspresi.
Kedipan dan lirikan mata berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan
misalnya sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat
mengambil suatu obyek, bila berbicara gerak lidah dan bibir menjadi lambat.
4. Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa kasus
hal ini merupakan gejala dini, berjalan dengan langkah kecil menggeser dan
makin menjadi cepat (marche a petit pas), stadium lanjut kepala difleksikan
12
5. Sering pula terjadi bicara monoton karena bradikinesia dan rigiditas otot
dependen ( tergantung kepada orang lain ), mudah takut, sikap kurang tegas,
biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu
yang cukup, dan gejala lain yaitu kedua mata berkedip-kedip pada
1. Disfungsi otonom
5. Gangguan sensasi,
13
a. kepekaan kontras visual lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan
warna
anosmia).
1. Gangguan okulomotorius : Pandangan yang kabur bila melihat suatu titik akibat
2. Krisis okuligirik : spasme otot mata untuk berkonjugasi dengan mata yang
14
TABEL 2 TEMUAN NEUROLOGIS UTAMA PADA PD
tidur.
mempertahankan gerakan
Wajah seperti topeng Mata yang melotot, tidak berkedip, ekspresi dingin,
kali/ menit)
15
pasien berkedip setiap kali ketukan.
16
Hingga saat ini, terdapat beberapa skala penilaian untuk menilai dan mengevaluasi
adanya disfungsi motorik pada pasien penyakit Parkinson. Namun sebagian besar dari
skala penilaian tersebut, tidak memiliki hasil yang valid dan tidak sepenuhnya dapat
dipercaya.
Skala menurut Hoehn dan Yahr merupakan skala penilaian yang paling sering
17
Tabel Skala Hoehn dan Yahr10
dalam hal ini digunakan stadium klinis berdasarkan Hoehn and Yahr (1967) yaitu :
1. Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan,
terdapat tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali
berjalan terganggu.
4. Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk
18
G. PENDEKATAN DIAGNOSIS
motorik utama antara lain tremor pada waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan
hilangnya refleks postural. Kriteria diagnosis yang dipakai di Indonesia adalah kriteria
dalam hal ini digunakan stadium klinis berdasarkan Hoehn and Yahr (1967) yaitu :7
• Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan,
terdapat tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali
berjalan terganggu
• Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk
jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor
19
• Stadium 5: Stadium kakhetik (cachactic stage), kecacatan total, tidak mampu
H. DIAGNOSIS BANDING
3. Corticobasal degeneration.
4. Esential Tremor
6. Vascular parkinsonism
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
kencing, darah maupun cairan otak akan menurun pada penyakit Parkinson
20
aktual, sedangkan yang 24% mempunyai penyebab lain untuk parkinsonisme
tersebut.14
4. Neuroimaging:
Ini merupakan teknik imaging yang masih relatif baru dan telah
21
Gambar 4. PET pada penderita Parkinson pre dan prost transplantasi
Sekarang telah tersedia ligand untuk imaging sistem pre dan post
sinapsis oleh SPECT, suatu kontribusi berharga untuk diagnosis antara sindroma
yang secara klinis terkena maupun tidak terkena pada penderita hemiparkinson.
diharapkan sesuai umur yang berkisar antara 36% pada tahap I Hoehn dan Yahr
sampai 71% pada tahap V. Marek dan yang lainnya telah melaporkan rata-rata
22
telah memungkinkan untuk memvisualisasi dan menghitung degenerasi sel saraf
menggunakan ligand ini atau ligand baru lainnya mungkin terbukti berguna
dalam mendeteksi orang yang beresiko secara dini. Sebenarnya, potensi SPECT
sebagai suatu metoda skrining untuk penyakit Parkinson dini atau bahkan
teknik tersebut sebagai metoda yang obyektif untuk memonitor efikasi terapi
J. PENATALAKSANAAN
Mengingat obat-obat ini mempunyai efek samping jangka pendek dan jangka
panjang yang dapat mengganggu, dianjurkan untuk tidak memulai terapi bila
penyakit Parkinson, namun kebanyakan teori ini didasarkan atas eksperimen dan
a. Medikamentosa
1) Obat dopaminergik17
Prekursor dopamine
23
sebab dopamin dalam darah tidak dapat menembus blood brain
sedang dan berat. Pada tingkat ringan (3-5 tahun pertama setelah
motorik yang diinduksi oleh obat (drug induce) berupa periode “on”
24
kambuh.13Pada kategori ketiga (berat) pasien PD yang lanjut sudah
pada jaringan perifer, tetapi tidak masuk susunan saraf pusat. Karena
pusat.
Dopamin agonis
25
eksperimental menemukan bahwa aktivasi reseptor dopamin yang
26
MAO-B Inhibitor
COMT Inhibitor
2) Obat Non-dopaminergik
Antikolinergik
27
kesulitan miksi. Efek samping sentral terutama adalah pelupa dan
amitriptilin.16
Amantadin
levodopa diindikasikan.
2) Prevensi fluktuasi
on-fluctuations.
3) Usia pasien
28
lanjyt, obat antikolinergik dan amantadin digunakan secara hati-
29
Berikut merupakan algoritma penatalaksanaan penyakit Parkinson:18
b. Non medikamentosa19
30
menerus ke dalam otak. Terapi ini disebutdeep brain stimulation (DBS).
pengendalian gerakan.
Stimulasi ini digerakkan oleh alat medis implant yang menekan tremor.
2) Terapi Fisik
Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi
fisik. Pasien akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah,
31
Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program jangka
hambatan lainnya.
Latihan fisik yang teratur, termasuk yoga, taichi, ataupun tari dapat
3) Terapi Suara
kejernihan suara.
4) Terapi gen
Pada saat sekarang ini, penyelidikan telah dilakukan hingga tahap terapi
32
neurotransmitter (GABA). GABA bertindak sebagai penghambat
5) Pencangkokan saraf
Cangkok sel stem secara genetik untuk memproduksi dopamine atau sel
K. PROGNOSIS
33
BAB III
KESIMPULAN
ditandai oleh degenerasi ganglia basalis terutama disubstansia nigra pars compacta
Parkinsonism adalah suatu sindrom yang ditandai oleh tremor waktu istirahat, rigiditas,
bradikinesia, dan hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar dopamin dengan
kepala kronis, trauma, minum obat-obatan, dan pekerjaan untuk menyingkirkan kausa
Possible, bila terdapat salah satu dari gejala utama berikut: tremor istirahat,
rigiditas, bradikinesia, kegagalan refleks postural. Probable, bila terdapat kombinasi dua
gejala utama (termasuk kegagalan refleksi postural) atau satu dari tiga gejala pertama
yang tidak simetris (dua dari empat tanda motorik). Definit, bila terdapat kombinasi tiga
dari empat gejala atau dua gejala dengan satu gejala lain yang tidak simetris (tiga tanda
cardinal). Bila semua tanda-tanda tidak jelas, sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulangan
CT Scan.
34
Adapun terapi yang dilakukan adalah berupa terapi farmakologis dan non
neurotransmitter asetilkolin dan dopamine berupa obat antikolinergik untuk tremor, obat
pengobatan dengan medikamentosa diatas harus dimulai dengan dosis rendah dan secara
perlahan dinaikkan untuk mencari dosis optimal. Terapi non farmakologis berupa
fisioterapi.
35