Anda di halaman 1dari 4

KONSEP HAK MILIK (MILKIYAH)

A. PENGERTIAN HAK MILIK

Milik (al-milk) secara bahasa berarti: Pemilikan atas sesuatu (harta benda)
dan kewenangan bertindak secara bebas terhadapnya.

Hak Milik menurut Wahbah Az-Zuhaili: Milik adalah keistemwaan


(Istishas)terhadap sesuatu yang menghalangi orang lain darinya dan pemiiknya
bebas melakukan tasyaruf secara langsung kecuali ada halangan syar’i.

Hak Milik menurut Muhammad Musthafa As-Salabi: Hak milik


adalah keistimewaan atau istishas atas suatu benda yang menghalangi pihak lain
bertindak atasnya dan memungkinkan pemiliknya bertasyaruf secara langsung
atasnya selama tidak ada halangan syar’i. Seluruh definisi hak ilik menggunakan
term istishas sebagai kata kunci. Jadi hak milik adalah sebuah isishas atau
keistimewaan.

Jadi ada dua keistimewaan yang diberikan oleh syara’ kepada pemilik harta

1. Keistemewaan dalam menghalangi orang lain untuk memanfaatkannya


tanpa kehendak atau tanpa izin pemiliknya.
2. Keistimewaan dalam bertasharruf.
Tasarruf: Sesuatu yang dilakukan oleh seseorang berdasarkan iradah
(kehendak)nya dan syara’ menetapkan atasnya beberapa konsekwensi yang
berkaitan dengan hak.
(berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu)

Halngan syara’ atau mani yang membatasi kebebasa pemilik dalam bertasharuf
ada dua macam:

1. Halangan yang disebabkan karena pemilik dipandang tidak cakap secara


hukum ,seperti anak kecil, orang yang cacat mental.
2. Halangan yang dimakhsudkan untuk melindungi hak orang lain seperti
yang berlaku pada harta bersama .
B. KLASIFIKASI PEMILIKAN
1. Kepemilikan yang sempurna (milkul tamman)
Yaitu suatu pemilikan yang meliputi benda dan manfaatnya sekaligus, artinya
bentuk benda dan kegunaanya dapat dikuasai. Pemilik memiliki kewenangan
yang mutlak atas harta yang dimiliki ia bebas melakukan transaksi, investasi dan
lainnya.
2. Kepemilikan yang masih belum sempurna (milkun naqishah)
Yaitu pemilikan atas salah satu unsur saja. Bisa berupa pemilikan barang atas
manfaat tanpa memiliki bendanya atau sebaliknya.
- Milk naqis bisa dibatasi menurut waktu, tempat atau persyaratan lainnya.
- Milk naqis tidak boleh diwariskan sebab harus berupa harta sedangkan
manfaat bukan harta.

C. SEBAB SEBAB KEPEMILIKAN

Hak Milik dapat diperoleh melalui beberapa sebab:

1. Ihraz al-mubahat (penguasaan harta bebas)

Yakni cara pemilikan melalui penguasaan terhadap harta yang belum dikuasai
atau dimiliki oleh orang lain/Yakni cara pemilikan melalui penguasaan terhadap
harta yang belum dikuasai atau dimiliki oleh orang lain. Contoh ikan di laut,
Pohon di hutan.

Upaya pemilikan suatu harta melalui ihraz al-mubahat harus memenuhi dua
syarat:

a. Tidak ada pihak lain yang mendahului melakukan ihraz al-mubahat dalam
hal ini berlaku kaidah: ‫( من سبق الي مباح فقد ملكه‬Barang siapa lebih dahulu
menguasai harta bebas maka sesungguhnya ia telah memilikinya)
b. Penguasaan harta tersebut bertujuan untuk dimiliki (dilakukan melaului
dengan cara-cara yang lazim).
Menurut Wahbah Az-Zuhaili ada empat cara penguasaan harta bebas:

1) Membuka ladang baru


2) Berburu hewan
3) Mengumpulkan kayu dan rerumputan di rimba belukar.
4) Penggalian tambang.

Dalam masyarakat bernegara konsep ihraz al-mubahat menjadi


terbatas yakni terbatas pada harta benda yang ditetapkan oleh hukum dan
peraturan yang berlaku sebagai harta yang dapat dimiliki secara bebas demi
melindungi kepentingan public bersama.

2. Tawallud (beranak pinak atau berkebang biak)


Sesuatu yang dihasilkan dari sesuatu yang lainnya dinamakan tawalud. Dalam hal
ini berlaku kaidah ) ‫ ) ما يتولد او ينسا من المملوك مملوك‬setiap
peranakan atau segala sesuatu yang tumbuh atau yang muncul dari harta milik
adalah milik pemiliknya.

3. Al- khalafiah atau penggantian ; al-khalafiah adalah penggantian seseorang


atau sesuatu yang baru menempati posisi pemilikan yang lama: al-khalafiah
dibedakan menjadi dua:
a. Penggantian atas seseorang oleh orang lain misalnya pewarisan dalam
pewarisan seorang ahli waris menggantikan posisi pemilikan orang yang
mewarisinya.
b. Penggantian benda atas benda yang lainnya seperti pada
pertanggungan(Tadhmin) ketika seseorang merusakkan atau
menghilangkan harta benda orang lain. Melaui tadhmin terjadilah
penggantian atau peralihan milikdari pemilik pertama kepada pemilik
baru.
4. Akad adalah peratlian antara ijab dan qabul sesuai dengan ketentuan syara’
yang menimbulkan pengaruh terhadap obyek akad
Dalam hal ini syari’at Islam menghormati dan melindungi kebebasan atas
kepemikan harta sepanjang tidak bertentangan denan syari’at Islam.
D. PRINSIP KEPEMILIKAN DALAM ISLAM
Dalam Islam hak milik individu dan hak milik orang banyak sama-sama dapat
pengakuan yang seimbang. Hak milik dalam Islam, baik hak milik individu
maupun hak milik umum tidaklah mutlak tetapi terikat oleh ikatan untuk
merealisasikan kepentingan orang banyak.
Harta dengan segala bentuk dan macamnya bahwa semuanya adalah milik Alloh
SWT, sebagaimana dalam Firman Alloh :

Anda mungkin juga menyukai