BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian pendek dan sangat pendek
adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur
(PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan pedanan istilah
Stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek). Dengan kata lain, stunting
dapat diketahui bila seorang balita sudah ditimbang berat badannya dan diukur
panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar dan hasilnya
berada di bawah nol. Jadi secara fisik balita akan lebih pendek bila dibandingkan
insiden dari penyakit kurang gizi karena kebanyakan kasus berasal dari kelompok
prasangka.
cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung
ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis,
diikuti dengan otak yang juga kecil. Jumlah sel dalam otak usia dua berkurang dan
timur, masing-masing 33% dan 28%. Di semua negara berkembang, sekitar 32%
(178 juta) balita mengalami stunting tahun 2005 dengan Afrika Timur dan Afrika
(Black et al., 2008). Tahun 2011, 110 juta balita mengalami underweight dan 170
Lebih dari sepertiga (36,1%) anak Indonesia mengalami stunting pada saat
bertambahnya usia dan gizi anak di daerah perkotaan lebih baik bila dibandingkan
dengan pedesaan (Azwar, 2004). Prevalensi stunting ditemukan lebih tinggi pada
8
anak-anak usia 24-59 bulan mencapai 50% dibandingkan anak berusia 0-23 bulan
37,2% yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan
tahun 2007 (36,8%). Prevalensi 37,2% terdiri dari anak sangat pendek 18,0% dan
(stunting) yang tinggi di atas prevalensi nasional dan Provinsi Nusa Tenggara
prevalensi anak pendek (stunting) sebesar 51,7% lebih tinggi dari prevalensi
Dasar NTT (2013), prevalensi anak pendek di Kabupaten Kupang sebesar 46,3%
yang terdiri dari 24,8% anak sangat pendek (severe stunting) dan 21,5% anak
pendek (stunting).
memiliki balita yang mengalami stunting cukup tinggi dengan prevalensi sebesar
33%. Kecamatan Kupang Tengah terdiri dari 7 Desa dan 1 Kelurahan. Hasil
pemantauan yang diperoleh dari Puskesmas Tarus, Kelurahan Tarus, Desa Tanah
Merah, Desa Oebelo dan Desa Oelnasi tidak memiliki balita yang mengalami
Timur memiliki 66 kasus, Desa Mata Air memiliki 53 kasus dan Desa Oelpuah
memiliki 16 kasus.
9
adalah jenis pengukuran dari beberapa bentuk dan komposisi tubuh menurut umur
Score untuk usia dan jenis kelamin yang sama pada anak-anak. Z-Score adalah
unit standar deviasi untuk mengetahui perbedaan antara nilai individu dan nilai
tengah (median) populasi referent untuk usia/tinggi badan yang sama dibagi
(TB/U) menggambarkan status gizi masa lalu selain itu juga erat kaitannya
sedang menunjukkan tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 SD di bawah
10
nilai median berdasarkan baku standar WHO 2005 dan nilai di bawah -3 SD
setengah dari semua angka kematian bayi dan anak di sub-Sahara Afrika didasari
tetapi sering juga disebabkan karena orang tua tidak mengetahui bagaimana cara
memelihara kesehatan atau tidak tahu makanan bergizi yang harus dimakan
akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh merupakan sebab buruknya mutu gizi
2002).
stunting pada anak. Peningkatan 1 tahun lama sekolah ibu akan mengurangi
prevalensi stunting pada anak sebesar 11% (Jesmin et al., 2011). Ibu yang
11
penelitian Norliani et al., (2005), tingkat pendidikan ayah dan ibu memiliki resiko
2,1 dan 3,4 kali lebih besar memiliki anak yang stunting pada usia sekolah.
bahwa pendapatan yang rendah, frekuensi makan yang kurang atau sama dengan 2
kali per hari, jenis kelamin laki-laki merupakan risiko terjadinya stunting pada
bahwa kedua orang tua dapat menghasilkan rumah tangga yang lebih
dibandingkan dengan ibu rumah tangga kejadian stunted 44,8% (Mittal et al.,
2007).
Ibu yang bekerja harus mampu membagi waktu antara mengasuh anak dan
bekerja. Hal ini akan mempengaruhi alokasi waktu ibu bersama anak. Penelitian
Mamabolo et al. (2005) menunjukkan ibu yang bekerja berisiko 3,23 kali
memiliki anak stunting, sedangkan ibu yang masih bersekolah berisiko 18,21 kali
memiliki anak stunting. Hasil ini memperlihatkan ada kecenderungan ibu yang
12
bekerja seringkali kesulitan untuk membagi waktu antara bekerja dan mengasuh
Wanita yang berstatus sebagai ibu rumah tangga memiliki peran ganda
dalam keluarga, terutama jika memiliki aktivitas di luar rumah seperti bekerja
ataupun melakukan aktivitas lain dalam kegiatan sosial. Wanita yang bekerja di
luar rumah biasanya dalam hal menyusun menu tidak terlalu memperhatikan
mental maupun fisik anak. Selama bekerja ibu cenderung mempercayakan anak
mereka diawasi oleh anggota keluarga lainnya yang biasanya adalah nenek,
saudara perempuan, atau anak yang sudah besar bahkan orang lain yang diberi
Ibu yang bekerja dapat mempengaruhi status gizi anak dengan stunting
58,97% dibandingkan dengan ibu rumah tangga kejadian stunting 44,8% (Mittal
et al., 2007). Prevalensi stunting lebih tinggi pada anak-anak yang memiliki ibu
seorang petani dibandingkan seorang ibu rumah tangga (Sakisaka et al., 2006).
Beban kerja ibu menentukan waktu yang dimiliki untuk membawa anak ke rumah
sakit atau ke pelayanan kesehatan. Hal ini akan menjadi gangguan bagi ibu yang
bekerja apabila tidak mendapat bantuan dari anggota keluarga atau orang di luar
keluarga. Keadaan yang sulit pada ibu yang bekerja adalah ketersediaan dukungan
penitipan anak menjadi sangat penting dengan kualitas yang baik (Engle et al.,
1997).
13
perumahan, penyediaan air bersih dan sanitasi yang pada dasarnya sangat
dan saluran pencernaan. Selain itu, penghasilan keluarga akan menentukan daya
beli keluarga termasuk makanan. Tersedia atau tidaknya makanan dalam keluarga
akan menentukan kualitas dan kuantitas bahan makanan yang dikonsumsi oleh
2000).
kebutuhan hidup yang sehat, yaitu tidak tercukupinya zat gizi dari sudut kualitas
maupun kuantitas terlebih lagi bila dengan banyaknya anak. Pendapatan yang
dengan uang yang terbatas tidak akan banyak pilihan (Apriadji, 1986).
status gizi bila pendapatannya tidak dipakai untuk membeli makanan bergizi dan
menyediakan pangan (kemiskinan) sehingga intake gizi anak kurang dan berlanjut
14
bahwa semakin meningkatnya pendidikan yang bisa dicapai orang tua, semakin
ragam, selain itu mereka dapat memilih serta dapat menentukan alternatif terbaik
anaknya.
a. Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan
b. Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya
c. Ilmu gizi memberikan fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar
Jumlah anak adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dalam
keadaan hidup selama berumah tangga. Ibu yang mempunyai banyak anak akan
membuktikan, jika keluarga hanya mempunyai tiga orang anak maka dapat
mengurangi 60% angka kekurangan gizi balita. Ibu yang mempunyai banyak anak
15
juga menyebabkan terbaginya kasih sayang dan perhatian yang tidak merata pada
keluarga baik secara sosial (pola pengasuhan anak), maupun ekonomi yang
Kejadian ini disebabkan karena ibu yang mempunyai anak yang banyak yang
memiliki lebih sedikit waktu untuk mengurus anak mereka dibandingkan dengan
yang memiliki anak <3 anak (Mamabolo et al., 2005; Hien and Kam., 2008).
pada anak baik di pedesaan maupun perkotaan. Memiliki anak di bawah usia 5
tahun dengan jumlah yang banyak akan mengalami kesulitan dalam mengasuh
indikator yang baik untuk alasan sebagai berikut (Swindale & Bilinsky 2006):
16
konsentrasi hemoglobin.
b) Konsumsi pangan yang lebih beragam berkaitan erat dengan faktor seperti:
tinggi), dan pendapatan rumah tangga. Bahkan pada rumah tangga yang
atau kelompok pangan yang berbeda yang dikonsumsi selama periode tertentu
pendapatan sedang atau menengah, daerah pedesaan dan urban, serta untuk
berbagai musim.
pangan yang mercerminkan akses rumah tangga terhadap variasi pangan yang
beragam dan juga mewakili kecukupan gizi pada konsumsi pangan individu.
atau kelompok pangan yang berbeda yang dikonsumsi selama periode referensi
B. Kejadian Sakit
padahal anak memerlukan zat gizi yang lebih banyak. Penyakit infeksi sering
disertai oleh diare dan muntah yang menyebabkan penderita kehilangan cairan
dan sejumlah zat gizi seperti mineral, dan sebagainya (Moehji, 2003). Hasil
penyakit infeksi dan juga infeksi akan mempengaruhi status gizi dan
Rights 1993 dan World Food Summit 1996 memiliki arti setiap orang pada
setiap saat memiliki aksesibilitas secara fisik dan ekonomi terhadap pangan
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan agar dapat hidup produktif dan
pangan, yaitu :
4. Kualitas/keamanan pangan
(tahan pangan) dan food insecure (rawan pangan) dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara. Salah satunya adalah pengukuran dengan indikator out
put, yaitu konsumsi pangan (asupan energi) atau status gizi individu
(khususnya wanita hamil dan balita). Rumahtangga disebut rawan pangan jika
asupan energi atau status gizi lebih rendah dari cut off point (kebutuhan
19
sebagai cut off point untuk konsumsi pangan (Zeitlin & Brown 1990).
Pola asuh anak adalah perilaku yang dipraktikkan oleh pengasuh (ibu,
anak untuk tumbuh kembang anak termasuk di dalamnya tentang kasih sayang
diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan pengaturan faal tubuh. Zat gizi
1. Untuk mendapat zat gizi yang diperlukan tubuh dan digunakan oleh tubuh.
3. Zat gizi berperan dalam memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk
adanya prilaku penunjang dari para orang tua, ibu atau pengasuhan dalam
keluarga.
Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi dalam satu hari yang
beragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur sesuai
dengan kebutuhan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dari derajat kesehatan dan
Jenis, jumlah dan frekuensi makan pada bayi dan anak balita,
merupakan bagian dari gaya dan prilaku hidup sehat untuk memperoleh
kesehatan yang bugar, yang perlu selalu dikondisikan pada semua lapisan
masyarakat sehingga akan diperoleh bangsa yang sehat dan bangsa yang kuat.
air bersih, pembuangan sampah, SPAL, kamar mandi dan WC, dan halaman
(Depkes, 2002):
tinja ke jamban, kotoran binatang harus dibuang jauh dari rumah, jalanan
dengan sabun sesudah buang air besar, sebelum menyentuh makanan dan
kotoran untuk masuk ke makanan atau mulut. Mencuci tangan juga dapat
3. Jendela rumah harus dibuka setiap pagi sehingga pertukaran udara di dalam
4. Pakailah air bersih dari sumber air bersih yang aman dan sehat. Tempat air
harus ditutup agar air tetap bersih dan dikuras 1 minggu sekali.
22
5. Air minum harus dimasak sampai mendidih, buah dan sayuran harus di cuci
sampai bersih sebelum diolah, makanan yang sudah masak harus segera
limbah yang aman dan sehat untuk membantu dalam pencegahan penyakit.
8. Asap dari dapur di rumah harus dapat keluar dengan baik dan hindari
9. Rumah harus dilindungi dari serangga dan binatang penular penyakit seperti
keadaan yang bersih rapi dan teratur. Oleh karena itu anak perlu dilatih untuk
mengembangkan sifat-sifat sehat sebagai berikut: (a) mandi 2 kali sehari, (b)
cuci tangan sebelum dan sesudah makan, (c) menyikat gigi sebelum tidur, (d)
membuang sampah pada tempatnya, (e) buang air kecil dan besar pada
tempatnya.
Perawatan adalah kasih sayang yang diberikan ibu kepada anak untuk
anak. Rasa aman pada anak akan tumbuh apabila ia selalu berada dengan
ibunya dan memperoleh Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan kebutuhan dan
apabila sakit ibu selalu menyimpan obat dan membawa ke rumah sakit atau
Praktek perawatan kesehatan anak dalam keadaan sakit adalah salah satu
aspek pola asuh yang dapat mempengaruhi status gizi anak. Praktek perawatan
sakit dan tindakan pencegahan terhadap penyakit sehingga anak tidak sampai
terkena suatu penyakit. Praktek perawatan kesehatan anak yang baik dapat
imunisasi, kebersihan diri anak dan lingkungan dimana anak berada, serta
upaya ibu dalam hal mencari pengobatan apabila anak sakit dan membawanya
(Husin, 2008).
epidemiologi, suatu penyakit timbul akibat interaksi satu sama lain yaitu antara
yang daya tahan tubuhnya kurang, maka akan mudah terserang penyakit.
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau. Menurut Notoatmodjo (2003), syarat-syarat air minum yang sehat
1) Syarat Fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak
2) Syarat Bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri,
air tersebut. Bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari
kesehatan.
3) Syarat Kimia
jumlah tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia
25
seperti flour (1-1,5 mg/l), chlor (250 mg/l), arsen (0,05 mg/l), tembaga
(1,0 mg/l), besi (0,3 mg/l), zat organik (10 mg/l), pH (6,5-9,6 mg/l),
keadaan air itu sendiri sangat membantu dan sangat baik untuk
diplester dan tercemar oleh tinja. Banyaknya sarana air bersih berupa
amat tinggi. Kondisi fisik sarana air bersih yang tidak memenuhi
kategori tinggi dan amat tinggi dapat mempengaruhi kualitas air bersih
sumur.
2. Kepemilikan jamban
binatang-binatang lainnya.
7) Sederhana desainnya.
8) Murah.
Syarat rumah yang sehat, jenis lantai rumahnya yang penting tidak
berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Lantai
rumah dari tanah agar tidak berdebu maka dilakukan penyiraman air
Syarat SPAL yang baik yang digunakan di rumah tangga adalah tidak
5. Tempat sampah
sebelum diolah atau diangkut lebih lanjut ke tempat lain. Syarat tempat
Stunting sering tidak dipandang penting oleh keluarga karena pendek terlihat
normal. Di antara tenaga kesehatan, stunting secara umum tidak diberi perhatian
sama seperti gizi kurang atau kurus, khususnya jika tinggi badan tidak diukur
rutin sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat. Banyak keluarga, tenaga
kesehatan masyarakat (Dewey & Begum, 2011). Stunting memiliki pengaruh yang
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita. Stunting pada balita ini
28
Beberapa riset telah menunjukkan keadaan gizi kurang dalam awal usia
merupakan salah satu gizi utama yang berkaitan dengan perkembangan anak,
kemampuan kognitif dan afektif orang dewasa. Anak-anak yang bertubuh pendek
(stunting) terus menunjukkan kemampuan yang lebih buruk dalam fungsi kognisi
yang beragam dan prestasi sekolah yang lebih buruk jika dibandingkan dengan
anak-anak yang bertubuh normal hingga usia 12 tahun. Mereka juga memiliki
masalah perilaku, lebih terhambat dan kurang perhatian serta lebih menunjukkan
Anak yang stunted ketika bayi dan pada usia 2 tahun memiliki score test
lebih rendah bila dibandingkan dengan anak yang tidak stunted. Severe stunting
dengan oksidasi lemak dan penyimpanan lemak tubuh. Stunting juga dapat
29
menemukan stunting yang terjadi pada usia 2 tahun pertama berhubungan dengan
tekanan darah sistolik pada usia 7-8 tahun (Branca & Ferrari, 2002).
Stunting pada anak balita merupakan salah satu indikator status gizi kronis
yang mungkin diderita anak dimana keduanya saling mempengaruhi. Anak yang
tidak mendapatkan makanan yang cukup bergizi akan memiliki daya tahan tubuh
penyakit menyebabkan asupan zat gizi tidak dapat diserap oleh tubuh sehingga
asuh ibu dan anak yang kurang memadai, air bersih/sanitasi dan pelayanan
kesehatan yang kurang memadai. Faktor politik dan ideologi, ekonomi dan sosial
menjadi pokok masalah akses yang tidak mencukupi pada makanan, perawatan
yang tidak mencukupi bagi ibu dan anak, dan pelayanan kesehatan yang kurang
Secara skematis, keterkaitan hubungan antara faktor ini dapat dilihat pada
(Status Gizi)
Dampak
Penyebab
Ketahanan pangan Pola Asuh Ibu Sanitasi, air bersih
dan pelayanan tidak
rumah tangga
kesehatan langsung
Informasi/pendidikan/komunikasi
Struktur Ekonomi
antar variabel yang diduga terkait dengan faktor penentu kejadian stunting pada
anak balita.
Karakteristik Sosial
Ekonomi Keluarga
- Pendidikan
- Pekerjaan
Tingkat Sanitasi
- Pengetahuan
lingkungan
- Pendapatan
- Besar keluarga
Kejadian Sakit
Kejadian
Stunting
Keterangan :
: variabel independen yang diteliti
perawatan anak, praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan), dan kejadian sakit