Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“SISTEM RANGKA DAN SISTEM INTEGUMENT”

OLEH :

1. NI KADEK INDAH ARY KUSUMADEWI (1909482010098)

2. NI PUTU AYU NADI (1909482010102)

3. I MADE YOGA WINATRA (1909482010104)

PROGRAM S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019
Dasar Teori
A. Sistem Rangka
Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras
dari tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi
eksoskeleton, dan endoskeleton. Eksoskeleton secara embriologis berasal dari
epidermis saja, dermis saja, atau keduanya. Sedangkan endoskeleton secara
embriologis berasal dari jaringan subdermal, yaitu endoskeleton tulang, endoskeleton
rawan dan korda. Eksoskeleton ummnya dijumpai pada hewan invertebrata. Pada
vertebrata lebih dikenal sebagai dermal skeleton. Endoskeleton umumnya dijumpai
pada hewan veretebrata. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan
dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe
yaitu eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem
rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya
karena tidak adanya struktur penunjang (Nature, 2012). Menurut (Syarifuddin, 2006:
145) tulang diklasifikasikan menurut bentuknya yaitu sebagai berikut:
1. Tulang panjang, yaitu tulang yang berbentuk silindris, yang terdiri dari diafisis
dan epifisis yang berfungsi untuk menahan berat tubuh dan berperan dalam
pergerakan.
2. Tulang pendek, yaitu tulang yang berstruktur kuboid yang biasanya ditemukan
berkelompok yang berfungsi memberikan kekuatan kekompakan pada area
yang pergerakannya terbatas.
3. Tulang pipih, yaitu tulang yang strukturnya mirip lempeng yang berfungsi
untuk memberikan suatu permukaan yang luas untuk perlekatan otot dan
memberikan perlindungan.
4. Tulang ireguler yaitu tulang yang bentuknya tidak beraturan dengan struktur
tulang yang sama dengan tulang pendek.
5. Tulang sesamoid yaitu tulang kecil bulat yang masuk dalam formasi
persendian yang bersendian yang bersambungan dengan kartilago, ligament,
atau tulang lainnya. Tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai
tempat otak, capsula untuk tempat beberapa pasang organon sensoris
(olfactory, optic, auditory) dan skeleton viceralis, yang merupakan bagian
pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah insang untuk mekanisme.
Tengkorak (tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan columna
vertebralis, oleh karena itu ikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya
terdapat pada tulang premaxillary dentary, vomer dan tulang palatina.
Chondrichthyes memiliki tulang kartilago kranium sempurna, organ pembau
dan kapsul optic tergabung menjadi satu. Eksoskeleton ostracodermi
mempunyai kesamaan dengan dentin pada kulit Elasmobrachii yang
merupakan mantel keras seperti email pada gigi Verterata. Di bawah lapisan
tersebut terdapat beberapa lapisan tulang sponge dan di bawahnya lagi
terdapat tulang padat. Kartilago palate quadrat dan kartilago Meckel adalah
tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan rahang bawah. Fungsi
tulang adalah sebagai berikut :
a. Menopang Tubuh
Sistem kerangka adalah sistem yang memberikan bentuk pada tubuh juga
menopang jaringan lunak dan sebagai titik perlekatan tendon dari sebagian
besar otot
b. Proteksi
Sistem kerangka melindungi sebagian besar organ dalam tubuh yang sangan
penting untuk berlangsungnya kehidupan, seperti otak yang dilindungi oleh
tulang cranial, vertebrae yang melindungi sistem saraf dan tulang costa yang
melindungi jantung dan paru-paru.
c. Mendasari Gerakan
Sebagian besar dari otot melekat pada tulang, dan ketika otot berkontraksi,
maka otot akan menarik tulang untuk melakukan pergerakan.
d. Homeostasis Mineral (penyimpanan dan pelepasan)
Jaringan tulang menyimpan beberapa mineral khususnya kalsium dan fosfat
yang berkontribusi untuk menguatkan tulang. Jaringan tulang menyimpan
99% dari kalsium dalam tubuh. Apabila diperlukan, kalsium akan dilepaskan
dari tulang ke dalam darah untuk menyeimbangkan krisis keseimbangan
mineral dan memenuhi kebutuhan bagian tubuh yang lain.
e. Memproduksi Sel Darah
Sumsum tulang merah adalah tempat dibentuknya sel darah merah, beberapa
limfosit, sel darah putih granulosit dan trombosit.
f. Penyimpanan Trigliserid
Sumsum tulang kuning sebagian besar terdiri dari sel adiposa yang
menyimpan trigliserid (Tortora dan Derrickson, 2011).
Berdasarkan jenis tulang pada manusia dibedakan menjadi dua yaitu
tulang rawan dan tulang keras.
a. Tulang Rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan yang bersifat lentur.
Ruang antar sel tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan
sedikit zat kapur.
b. Tulang Keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang. Ruang antar sel
tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat
sehingga bersifat keras. Dalam tulang keras terdapat saluran havers
yang didalamnya terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur
kehidupan sel tulang. Tulang keras berfungsi menyusun sistem rangka.
Susunan sistem kerangka tubuh manusia terdiri dari 206 buah tulang
satu sama lainnya berhubungan. Tulang-tulang ini secara umum terdiri dari:
a. Tulang tengkorak
Tulang tengkorak bagian kepala (tempurung kepala) terdiri atas :
(a). tulang kepala belakang (1 buah)
(b). tulang ubun-ubun (2 buah)
(c). tulang dahi (1 buah)
(d). tulang baji (1 buah)
(e). tulang pelipis (2 buah)
(f). tulang tapis (2 buah)
Tulang tengkorak bagian muka terdiri atas :
(a). tulang rahang atas (2 buah)
(b). tulang rahang bawah (2 buah)
(c). tulang langit-langit (2 buah)
(d). tulang hidung (2 buah)
(e). tulang pipi (2 buah)
(f). tulang mata (2 buah)
(g). tulang pangkal lidah(1 buah)
b. Tulang badan
(a). tulang leher (7 ruas)
(b). tulang punggung (12 ruas)
(c). tulang pinggang (5 ruas)
(d). tulang kelangkang (5 ruas)
(f). tulang ekor (4 ruas)
c. Tulang dada terdiri dari 3 bagian
(a). manubrium sterni
(b). corpus sterni
(c). processus xipoid

d. Tulang iga atau rusuk


(a). tulang iga sejati (7 pasang)
(b). tulang iga tidak sejati (3 pasang)
(c). tulang iga melayang (2 pasang)
e. Tulang gelang panggul
(a). tulang ilium atau tulang usus (2 buah)
(b). tulang kemaluan (1 buah)
(c). tulang duduk (2 buah)
f. Tulang gelang bahu
(a). skapula / tulang belikat (2 buah)
(b). klavikula / tulang selangka (2 buah)23
g. Tulang anggota gerak
1). tulang anggota gerak atas
(a). tulang lengan atas (2 buah)
(b). tulang lengan bawah (2 buah tulang hasta dan 2 buah tulang
pengumpil)
(c). tulang pergelangan tangan (2 x 8 buah)
(d). tulang telapak tangan (2 x 5 buah)
(e). tulang ruas jari tangan (2x 14 buah)
2). tulang anggota gerak bawah
(a). tulang paha (2 buah)
(b). tulang tempurung lutut (2 buah)
(c). tulang kering (2 buah)
(d). tulang betis (2 buah)
(e). tulang pergelangan kaki (2x7 buah)
(f). tulang telapak kaki (2x5 buah)
(g). tulang ruas jari kaki (2x14 buah)
Pertumbuhan Tulang merupakan proses pembentukan tulang disebut osifikasi
(ossi = tulang, fikasi = pembuatan) atau disebut juga osteogenesis (Tortora dan
Derrickson, 2011). Semua tulang berasal dari mesenkim, tetapi dibentuk
melalui dua cara yang berbeda. Tulang berkembang melalui dua cara, baik
dengan mengganti mesenkim atau dengan mengganti tulang rawan. Sususan
histologis tulang selalu bersifat sama, baik tulang itu berasal dari selaput atau
dari tulang rawan (Moore dan Agur, 2002).
a. Osifikasi membranosa
Osifikasi membranosa adalah osifikasi yang lebih sederhana diantara dua cara
pembentukan tulang. Tulang pipih pada tulang tengkorak, sebagian tulang
wajah, mandibula, dan bagian medial dari klavikula dibentuk dengan cara ini.
Juga bagian lembut yang membantu tengkorak bayi dapat melewati jalan
lahirnya yang kemudian mengeras dengan cara osifikasi membranosa (Tortora
dan Derrickson, 2011).
b. Osifikasi Endokondral
Pembentukan tulang ini adalah bentuk tulang rawan yang terjadi pada masa
fetal dari mesenkim lalu diganti dengan tulang pada sebagian besar jenis
tulang (Moore dan Agur, 2002). Pusat pembentukan tulang yang ditemukan
pada corpus disebut diafisis, sedangkan pusat pada ujung-ujung tulang disebut
epifisis. Lempeng rawan pada masing-masing ujung, yang terletak di antara
epifisis dan diafisis pada tulang yang sedang tumbuh disebut lempeng epifisis.
Metafisis merupakan bagian diafisis yang berbatasan dengan lempeng epifisis
(Snell, 2012). Penutupan dari ujung-ujung tulang atau dikenal dengan epifise
line rerata sampai usia 21 tahun, hal tersebut karena pusat kalsifikasi pada
epifise line akan berakhir seiring dengan pertambahan usia, dan pada setiap
tulang (Byers, 2008). Massa tulang bertambah sampai mencapai puncak pada
usia 30-35 tahun setelah itu akan menurun karena disebabkan berkurangnya
aktivitas osteoblas sedangkan aktivitas osteoklas tetap normal. Secara teratur
tulang mengalami turn over yang dilaksanakan melalui 2 proses yaitu
modeling dan remodeling. Pada keadaan normal jumlah tulang yang dibentuk
remodeling sebanding dengan tulang yang dirusak. Ini disebut positively
coupled jadi masa tulang yang hilang nol. Apabila tulang yang dirusak lebih
banyak terjadi kehilangan masa tulang ini disebut negatively coupled yang
terjadi pada usia lanjut. Dengan bertambahnya usia terdapat penurunan masa
tulang secara linier yang disebabkan kenaikan turn over pada tulang sehingga
tulang lebih rapuh. Pengurangan ini lebih nyata pada wanita, tulang yang
hilang kurang lebih 0,5 sampai 1% per tahun dari berat tulang pada wanita
pasca menopouse dan pada pria diatas 70 tahun, pengurangan tulang lebih
mengenai bagian trabekula dibanding dengan korteks (Darmojo, 2004).

B. Mekanisme kerja Sistem Rangka


Cara kerja sistem rangka dilihat dari koordinasi dengan sistem peredaran darah.
Sistem peredaran darah mengangkut darah, dengan bantuan pembuluh darah, ke
seluruh bagian tubuh, langsung dari kepala ke jari kaki. Konstituen pertama darah
merupakan hematocytes, yakni Sel Darah Merah dan Putih diproduksi oleh sumsum
tulang. Sumsum tulang terletak poros berongga di tulang. Sumsum yang baru
terbentuk berwarna merah, dan sedangkan sumsum tua berwarna kuning. Sumsum
tulang dapat memproduksi kurang lebih 2,6 juta hematocytes per detik. Jika sumsum
berhenti memproduksi sel-sel darah, maka tubuh tidak akan mampu bertahan hidup
lama, sebab sel-sel darah putih mencapai imunitas tubuh terhadap berbagai penyakit.
Hubungan antar tulang disebut artikulasi. Hubungan antar tulang yang
memungkinkan pergerakan disebut persendian. Berdasarkan dapat tidaknya
digerakkan hubungan antar tulang dibedakan atas Diartrosis (Hubungan antar tulang
yang dapat digerakkan), Amfiartrosis (hubungan antar tulang yang gerakkannya
terbatas), Sinartrosis (Hubungan antar tulang yang tidak dapat digerakkan sama
sekali). Berdasarkan arah geraknya, Diartrosis terdiri dari 5 macam, yaitu:
a. Sendi peluru. Sendi peluru merupakan bentuk hubungan dua tulang yang
memungkinkan terjadinya gerakan ke segala arah (gerakan bebas). Contohnya sendi
peluru hubungan antara tulang paha dengan tuang pinggul.
b. Sendi engsel. Sendi engsel merupakan hubungan yang memungkinkan terjadinya
gerakan dua arah. Contohnya hubungan antar tulang pada siku, ruas antar jari dan
lutut.
c. Sendi putar. Sendi putar merupakan hubungan dua tulang yang memungkinkan
tulang yang satu bergerak mengitari ujung tulang yang lain. Contoh dari sendi putar
hubungan antar tulang atlas dengan tulang tengkorak.
d. Sendi pelana. Sendi pelana karena pada hubungan dua tulang tersebut, tulang yang
satu dapat bergerak ke dua arah seperti orang naik pelana. Contohnya, hubungan antar
tulang telapak tangan dengan ibu jari.
e. Sendi luncur. Sendi yang memungkinkan gerakan ke depan belakang atau kanan -
kiri. Contohnya hubungan antar tulang belakang
C. Kelainan dan Penyakit Tulang
Kelainan dan penyakit pada tulang dapat mengganggu proses pada gerak yang
normal. Kelainan dan penyakit pada tulang dapat disebabkan oleh infeksi kuman
penyakit, kecelakaan, faktor keturunan, kebiasaan sikap tubuh yang salah, serta
kekurangan vitamin D dan zat kapur. Penyakit – penyakit tulang yang dapat terjadi
yaitu sebagai berikut :

1. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit yang disebabkan oleh pengeroposan dan
penurunan kepadatan massa tulang secara bertahap.
2. Kelainan tulang belakang
Kelainan tulang belakang adalah kondisi yang terjadi ketika tulang belakang
melengkung melebihi batas normal atau tidak selaras sehingga terlihat
bengkok. Ada tiga jenis kelainan tulang belakang yang paling umum, yaitu:
a) Lordosis: kondisi saat tulang belakang melengkung ke depan
secara berlebihan. Biasanya lordosis memengaruhi punggung
bawah dan leher.
b) Kifosis: kondisi saat lengkungan pada punggung atas lebih dari
50 derajat. Biasanya orang dengan kifosis postur tubuhnya
terlihat seperti membungkuk. Wanita lansia termasuk yang
paling sering mengalami kifosis, karena biasanya dipicu oleh
gejaa osteoporosis.
c) Skoliosis: kondisi saat lengkungan tulang belakang justru
menyamping.
3. Rakitis
Rakitis adalah kelainan tulang yang terjadi ketika anak-anak tidak
mendapatkan cukup vitamin D.

D. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit tulang
yaitu dengan berolahraga secara teratur, memenuhi asupan kalsium dan vitamin D
A. Sistem Integument.

(Gambar anatomi kulit.)


Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri atas kulit
dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan
reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin “integumentum“, yang
berarti “penutup”. Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada sistem integumen
berfungsi menutup organ atau jaringan dalam manusia dari kontak luar. Sistem
integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh yaitu kulit, yang melindungi
struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak toko dan
menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan
keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap
bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan
perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik
dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan
dan nyeri. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis dan sub
kutan/hipodermis. Epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu: lapisan tanduk
(stratum corneum), lapisan bening (stratum lucidum), lapisan berbutir (stratum
granulosum), lapisan bertaju (stratum spinosum), lapisan benih (stratum
germinativum atau stratum basale). Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit
di bawah epidermis. Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. Hipodermis terdiri
atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Pada lapisan ini terdapat
ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap
total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya
agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit
juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction),
getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar,
sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak
nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal
dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
1. Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer).
Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan
teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm
untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk
kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-
sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan yaitu sebagai berikut :
a. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis. Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar
epidermis. Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai
respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon
perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH).
Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat
dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut.
Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian besar
orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap
pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu) mengandung
pigmen ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit yang normal
bergantung pada ras dan bervariasi dari merah muda yang cerah hingga
cokelat. Penyakit sistemik juga akan memengaruhi warna kulit .
Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan bila terjadi inflamasi atau
demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dan
demikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya
ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
b. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum
tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan
merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian,
sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun
yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel
Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk
ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans
mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit
displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan
dengan saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan
antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau
mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel
Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi
ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya
mencegah kanker.
c. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris
dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
d. Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk)
dan lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang
secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai
berikut:
a) Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti
dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan
lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin yang
tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya
lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.Lebih tebal pada area-area
yang banyak terjadi gesekan (friction) dengan permukaan luar,
terutama pada tangan & kaki. Juga merupakan lapisan keratinosit
terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati
dan tidak berinti.
b) Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa
lapisan tipis yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak
terlihat. Stratum lucidum terdiri dari protein eleidin.Merupakan
lapisan sel gepeng yang tidak berinti dan lapisan ini banyak
terdapat pada telapak tangan & kaki.
c) Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng
yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran
sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat
antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap
masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada
kulit.2/3 lapisan ini merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma
berbutir kasar serta mukosa tidak punya lapisan inti.
d) Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum
basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti
bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan
sehingga tampak seperti duri yang disebut spinadan terlihat saling
berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagai
intercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen;
filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas
(kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian,
sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi
mengalami gesekan seperti telapak kaki.
e) Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah
pada epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal,
berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin.Pada
lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.
2. Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap
sebagai “True Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit.Terdiri
atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan
jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki
sekitar 3 mm.Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa,
tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit
atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot
penegak rambut (muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis & tahan lama,
berisi jaringan kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar.
Sebasea, folikel jaringan rambut & pembuluh darah yang juga merupakan
penyedia nutrisi bagi lapisan dalam epidermis. Dermis atau cutan (cutaneus),
yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama dari dermis adalah
kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan
struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada
daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis
terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare
dan stratum reticular.
1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis,
terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast,
sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh
(ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah
epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat
menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari
jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe,
serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu
bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan
ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi
elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai
pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel
rambut, serta kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis mengandung
jaringan ikat jarang.
2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun
atas jaringan ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut
penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam
hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri dari sel
fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat
banyak pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebaseus.
Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur
suhu, melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-
sel khusus dari dermis juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan
kekuatan dan fleksibilitas untuk kulit. Komponen dermis meliputi:
1. Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke
kulit dan mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut
vitamin D dari kulit tubuh.
2. Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang
mengandung sel-sel darah putih dari sistem kekebalan tubuh) pada
jaringan kulit untuk melawan mikroba.
3. Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air
ke permukaan kulit di mana ia dapat menguap untuk mendinginkan
kulit.
4. Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan
melindungi terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
5. Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan
akar rambut dan memberikan nutrisi pada rambut.
6. Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan,
nyeri, dan intensitas panas ke otak.
7. Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di
tempat dan memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
8. Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit
merenggang. Hal ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan
dinding arteri.

3. Subkutan atau Hipodermis

Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
di dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah
dan getah bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit
yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang
berfungsi sebagai cadangan makanan. Berfungsi juga sebagai bantalan antara
kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit,
perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap
trauma. Tempat penumpukan energi. Lapisan ini terutama mengandung
jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar
dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-
saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai
bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian
dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur
tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak
mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah
kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak
lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta
makin kehilangan kontur.

Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul
dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah
dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada tumbuhan.
Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang
distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir. Pertumbuhan rambut dimulai pada
bulanke 3 masajanin. Mula-mula epidermis mengalami invasike dermis. Pertumbuhan rambut
pertama kali terjadi pad adaerah :alis, dagu, bibir atas selanjutnya diikuti bagian lain yang
akan di tutup kulit tipis. Invasi epidermis ini akan menjadi folikel rambut yang nantinya akan
tumbuh menjadi rambut. Pada bulanke 5 sampaike6 janin mempunyai rambut yang sangat
halus yang disebut Lanugo. Sebelum lahir Lanugo rontok, kecuali pada daerah :alis, kelopak
mata dan kulitkepala. Beberapa bulan setelah lahir, rambut-rambut ini rontok, diganti yang
lebih kasar yang disebut vellus. Padamasapuber :tumbuh rambut di sekitar saxila dan pubes.
Pada pria juga tumbuh kumis, jenggot, dan lain-lain. Rambut kasar terdapat pada :kepala, alis
dan tumbuh pada masapuber, disebut sebagai “Terminal Hairs”. Struktur Rambut Ada dua
macam keratin rambut, yaitu :
1. Keratin Lunak :terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu pada
bagian medulla rambut. Secara Histologis terlihat perubahan sel-sel epidermis yang
mula-mula sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-sel jernih (Str.
Lusidum), dan selanjutnya sel-sel mengalami keratinisasi kemudian desquamasi.
2. Keratin keras :terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut. Pembentukannya tidak
melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi perubahannya terjadi perlahan-
lahan dari sel-sel epidermis yang tetap hidup, menjadi keratin. Keratin keras bersifat
keras, tidak mengalami desquamasi dan lebih banyak mengandung sullfur.

Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang
terdiri dari keratin keras.

1 Medula: Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-
kadang terdapat udara atau cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis /
halus.
2 Kortex : Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel
berbentuk runcing, yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung
pigmen.
3 Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang
mengalami keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti
genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-sel yang sebagian mengalami keratinisasi.

Pada rambut terdapat folikel-folikel rambut. Folikel rambut terdiri dari komponen
dermis dan epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut
papila yang terdiri dari :jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf .Bagian luar papilla
diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal matrik, dan ujung folikel rambut tampak
membesar. Sel-sel germinal matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang
dapat tumbuh terus. Dan untuk warna yang ada pada rambut tergantung kualitas dan kuantitas
pigmen korteks. Bila sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen,
tampak abu-abu (uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin.
Melanosit terdapat pada matrix folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit
kemudian akan terdorong keatas. Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di
bawah dermis. Arteri membentuk anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman
pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke
superficial dan kedalam. Fungsi vaskularisasi yang kedalam ini adalah untuk memelihara
jaringan lemak dan folikel rambut. Cabang yang menembus stratum reticulare, member
cabang ke :folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Pada perbatasan Str.
Reticullare Str. Papilare membentuk anyaman ke 2 yang disebut Rete Sub Papillare berupa
pembuluh darah yang lebih kecil. Arteriole-arteriole dari retesubpapillare berjalan kearah
epidermis dan berubah menjadi anyaman kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler ini
terdapat pada tepat di bawah epidermis, sekitar matrik folikel rambut, papilla folikel rambut,
sekitar kelenjar keringat dan sebasea. Selain itu di bagian superfisial di stratum retikulare
terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksuspapilaris. Pada keadaan temperature
udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di stratum papilare dan subpapilare
menyempit sehingga temperature tubuh tidak banyak yang hilang. Bila udara panas kelenjar
keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae dilatasi penguapan keringat. Ada
beberapa fungsi rambut, diantaranya :

1 Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat
agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).
2 Menyarig udara pada hidung.
3 Serta berfungsi sebagai pengatur suhu.
4 Pendorong penguapan keringat.
5 Indera peraba yang sensitive.

Saat pertumbuhan rambut terdapat 3 fase yang akan terjadi, diantaranya :

1. Fase pertumbuhan (Anagen). Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru
mendorong sel-sel lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun 90 % dari
100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu
saat.

2. Fase Peralihan (Katagen). Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di
sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya
melebar dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club)
berlangsung 2-3 minggu.

3. Fase Istirahat (Telogen). Berlangsung kurang lebih 4 bulan, rambut mengalami


kerontokan 50 – 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Faktor pendukung
terjadinya kerontokan rambut jika terjadi trauma , stress dan sebagainya.
Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari
kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf,
serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain
terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur. Pada kulit di bawah kuku terdapat
banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna
kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena
kandungan airnya sangat sedikit. Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata
0,5 – 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku
juga dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku.
Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku
sangat lamban dan rapuh. Bagian kuku terdiri dari:

1 Matriks kukumerupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.


2 Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi
bagian pinggir dan atas.
3 Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4 Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
5 Akar kuku (nail root) merupakan bagian proksimal kuku.
6 Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku.
7 Lunula merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar
kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
8 Eponikium (kutikula) merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinya
menutupi bagian permukaan lempeng kuku.
9 Hiponikium merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free
edge) menebal.
Kelenjar keringat ekrin yang kelenjar eksokrin didistribusikan ke seluruh permukaan
tubuh tetapi sangat berlimpah di telapak tangan, telapak kaki, dan di dahi. Ini menghasilkan
keringat yang terdiri terutama dari air (99%) dengan berbagai garam. Fungsi utama adalah
pengaturan suhu tubuh. kelenjar keringat ekrin yang melingkar kelenjar tubular berasal
mengarah langsung ke lapisan paling dangkal dari epidermis (luar lapisan kulit) tapi
memperluas ke lapisan dalam kulit (dermis lapisan). Mereka didistribusikan di hampir
seluruh permukaan tubuh pada manusia dan banyak spesies lainnya, tetapi kurang dalam
beberapa laut dan spesies bulu-bantalan. Kelenjar keringat dikendalikan oleh saraf kolinergik
simpatis yang dikendalikan oleh pusat di hipotalamus. Hipotalamus merasakan suhu inti
langsung, dan juga memiliki input dari reseptor suhu di kulit dan memodifikasi output
keringat, bersama dengan proses termoregulasi lainnya (Mader, 2004). Terdapat dua jenis
kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
1 Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif
pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas (Djuanda,
2007). Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan
hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan
menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan
sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar (Tortora dkk., 2006).
2 Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki.
Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolism
(Harien, 2010). Kadar pH-nya berkisar 4,0−6,8 dan fungsi dari kelenjar keringat
merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit
serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan
menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik (Djuanda,
2007).
Kelenjar sebaceous kelenjar ditemukan pada kulit mamalia. Mereka mengeluarkan zat
berminyak yang disebut sebum (Latin, yang berarti lemak atau lemak) yang terbuat dari
lemak (lipid) dan puing-puing dari sel-sel lemak memproduksi mati. Kelenjar ini ada pada
manusia di seluruh kulit kecuali di telapak tangan dan telapak kaki. Sebum bertindak untuk
melindungi dan rambut tahan air dan kulit, dan menjaga mereka dari menjadi kering, rapuh,
dan pecah-pecah. Hal ini juga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit
(Mader, 2004).

B. Fungsi Kulit adalah sebagai berikut :

1 Melindungi Tubuh. Manusia Kulit adalah garis terdepan dalam pertahanan

tubuh manusia dari patogen, zat kimia, sinar matahari, dan gangguan fisik.

Kulit merupakan pembatas antara bagian dalam tubuh dengan luar.

Lingkungan luar sangat berbahaya karena patogen mampu menyebar lewat

udara atau permukaan benda. Selain itu, kulit juga mampu melindungi tubuh
dari goresan benda tajam. Pada kulit ada sel Langerhans yang merupakan

bagian dari sistem pertahanan tubuh spesifik.

2 Sebagai Alat Perangsang. Kulit mempunyai banyak jumlah reseptor pada

lapisan dermis dan subkutaneus yang memiliki fungsi untuk mengetahui

rangsangan dari lingkungan luar. Rangsangan itu bisa berupa panas, dingin,

sentuhan, tekanan, getaran, dan nyeri.

3 Pengatur Suhu Tubuh (Termoregulasi). Kulit mengandung darah lebih banyak


dari yang diperlukan dan mampu mengatur energi yang hilang dikarenakan
radiasi, konveksi, dan konduksi.
4 Mengatur Penguapan. Kulit mampunyai pembatas relatif kering dan semi
impermeabel guna mengatur kehilangan cairan. Kehilangan fungsi ini bisa
menyebabkan tubuh banyak kehilangan cairan (dehidrasi) akibat pembakaran
yang terjadi dalam tubuh.
5 Sebagai Penyimpanan. Kulit mampu sebagai tempat penyimpanan lipid
(lemak) dan air dalam lapisan subkutaneus. Lemak kulit bisa dijadikan
cadangan energi.
6 Sebagai Sintesis. Kulit mampu mensintesis vitamin D dengan bantuan paparan
sinar UV pada kulit. Vitamin D bermanfaat untuk pertumbuhan tulang karena
bisa membantu penyerapan kalsium ke pembuluh darah.
7 Sebagai Ekskresi. Kulit adalah salah satu dari empat sistem ekskresi pada
manusia. Kulit mengekskresi keringat pad akelenjar keringat yang
mengandung urea meskipun kadarnya hanya 1/130 kadar urea pada urine.
8 Absorpsi (Penyerapan). Sel kulit yang ada pada bagian paling luar sampai
kedalaman 0,25–0,4 mm mampu menghasilkan suplai oksigen dari lingkungan
luar tubuh. Meskipun tidak sebanyak yang diterima dari darah.
C. Penyakit-Penyakit Kulit

1 Penyakit kulit karena peradangan. Peradangan pada kulit disebut


dermatitis. Kondisi ini terjadi ketika kulit bersentuhan dengan bahan yang
bersifat iritatif atau dengan alergen (zat atau benda yang menyebabkan reaksi
alergi). Gejala dermatitis umumnya berupa gatal, kemerahan, dan bengkak.
Berdasarkan penyebabnya, ada beberapa jenis dermatitis, yaitu:

a) Dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak iritan termasuk penyakit


kulit yang paling sering terjadi. Penyakit kulit ini ditandai dengan
munculnya ruam, kulit kering, iritasi, atau bahkan luka lepuh pada area
kulit yang bersentuhan dengan zat iritan. Beberapa contoh zat iritan
adalah bahan kimia, pemutih baju, deterjen, alkohol, dan sabun mandi.
b) Dermatitis kontak alergi. Gejala dermatitis kontak alergi, seperti
kemerahan dan bengkak, muncul ketika kulit bersentuhan dengan
alergen. Alergen dapat berupa bahan kimia, kosmetik, cat kuku, sarung
tangan lateks, protein, atau perhiasan. Pada orang normal, bersentuhan
dengan alergen tersebut tidak akan menimbulkan reaksi alergi. Namun
pada penderita alergi, bersentuhan dengan alergen akan menimbulkan
gejala dermatitis.
c) Dermatitis atopik (eksim). Eksim ditandai dengan kulit merah, gatal,
kering, atau bersisik. Keluhan ini sering muncul pada kulit di bagian
leher, lipatan siku, atau bagian belakang lutut. Jika digaruk, kulit
bersisik bisa mengelupas mengeluarkan cairan. Penyakit kulit jangka
panjang (kronis) yang biasanya dimulai saat bayi ini, sering kambuh
secara tiba-tiba dan kemudian mereda.
d) Dermatitis seboroik/ Penyakit kulit ini biasanya mengenai area tubuh
yang berminyak, seperti wajah, punggung, dan dada. Gejalanya berupa
kulit kemerahan dan bersisik. Jika mengenai kulit kepala, dermatitis
seboroik menyebabkan ketombe yang membandel. Pada bayi, penyakit
kulit ini dikenal sebagai cradle cap.

2. Penyakit kulit karena kelainan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika


sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh yang
sehat. Beberapa penyakit kulit yang disebabkan oleh gangguan autoimun
adalah sebagai berikut :

a. Psoriasis
Psoriasis merupakan kondisi di mana sel-sel kulit tumbuh terlalu cepat,
sehingga munumpuk dan membentuk bercak kemerahan disertai sisik
berwarna perak.
b. Vitiligo
Vitiligo terjadi ketika sel kulit yang memproduksi melanin (pigmen
berwarna gelap) tidak berfungsi. Akibatnya, kulit kehilangan warnanya
dan muncul bercak-bercak putih. Vitiligo bisa diderita oleh semua jenis
kulit, namun akan terlihat lebih jelas pada orang yang berkulit gelap.
c. Skleroderma
Pada skleroderma, kulit menjadi keras dan menebal. Skleroderma bisa
hanya menyerang kulit, tapi bisa juga menyerang pembuluh darah dan
organ dalam.
d. Pemfigus
Terdapat dua macam pemfigus, yaitu pemfigus vulgaris dan pemfigus
foliaceus. Pemfigus vulgaris ditandai dengan lepuhan yang mudah
pecah namun tidak gatal. Sedangkan pemfigus foliaceus ditandai
dengan kulit bersisik atau berkerak, dan lepuhan kecil yang terasa gatal
jika pecah.
e. Discoid lupus erythematosus. Ini merupakan penyakit lupus yang
menyerang kulit. Gejala discoid lupus erythematosus meliputi ruam
parah yang cenderung memburuk saat terkena sinar matahari. Ruam
dapat muncul di bagian tubuh mana pun, tetapi lebih sering muncul di
kulit kepala, wajah, leher, tangan, dan kaki.

3. Penyakit kulit karena infeksi. Penyakit kulit akibat infeksi ini umumnya
menular. dan bisa disebabkan oleh:

a. Infeksi bakteri. Beberapa penyakit kulit yang diakibatkan oleh infeksi


bakteri di antaranya adalah bisul, impetigo, kusta, folikulitis (infeksi
pada kelenjar rambut), dan selulitis.
b. Infeksi virus, Cacar, herpes zoster atau cacar ular, kutil, molluscum
contagiosum, dan campak merupakan penyakit kulit yang disebabkan
oleh virus.
c. Infeksi jamur. Jamur biasanya menyerang bagian kulit yang sering
lembap. Macam-macam penyakit kulit karena infeksi jamur adalah
kurap, tinea cruris (infeksi jamur di selangkangan), panu, dan kutu air
(infeksi jamur pada kaki).
d. Infeksi parasit. Parasit, seperti kutu dan tungau, merupakan jenis
parasit yang sering menimbulkan penyakit kulit, yaitu kudis. Selain
kedua jenis parasit tersebut, infeksi cacing juga bisa menimbulkan
penyakit kulit.

D. Pengobatan yang dapat dilakukan jika terkena penyakit kulit adalah sebagai berikut :

1 Kortikosteroid
Obat ini digunakan untuk mengurangi respon daya tahan tubuh yang terlalu
aktif. Kortikosteroid salep atau tablet minum biasanya digunakan untuk
mengobati penyakit kulit akibat peradangan, seperti dermatitis atau gangguan
autoimun.
2 Antihistamin
Antihistamin merupakan obat yang digunakan untuk meredakan reaksi alergi
dan gatal-gatal pada kulit. Obat ini dapat dibeli sendiri di apotek atau melalui
resep dokter.
3 Antibiotik
Antibiotik salep diberikan untuk mengatasi penyakit kulit akibat infeksi
bakteri. Pada infeksi yang luas, dokter akan memberikan antibiotik dalam
bentuk tablet atau kapsul yang diminum. Konsumsi antibiotik harus
berdasarkan resep dokter dan harus dihabiskan.
4 Obat antivirus. Pemberian obat antivirus bertujuan untuk mengurangi gejala
dan membasmi virus penyebab penyakit kulit.
5 Obat antijamur. Obat antijamur untuk mengatasi penyakit kulit akibat infeksi
jamur kebanyakan berbentuk obat oles. Namun, terkadang dokter juga akan
meresepkan obat antijamur untuk diminum.
DAFTAR PUSTAKA

Darmojo & Martono, 2004. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). FKUI:
Jakarta.

Moore KL., Agur AMR. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Hipokrates. Jakarta.

Syaifuddin, 2006,Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3, Editor Monica


Ester, Jakarta : EGC

Snell, R. S. 2012. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Dialih bahasakan oleh Sugarto L.
Jakarta:EGC.

Tortora GJ, Derrickson B. 2011. Principles of Anatomy and Physiology Maintanance and
Continuity of the Human Body 13th Edition. Amerika Serikat: John Wiley & Sons,
Inc.

Anda mungkin juga menyukai