Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM KERJA PELAYANAN

DIRECTLY OBSERVED TREATMENT SHORT-COURSE (DOTS TB)


RS HERMINA SOLO
TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN

Penyakit TB masih merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia,


karena beban masalah jumlah peningkatan kasus tiap tahun, angka resistensi, juga
komorbiditas yang tinggi. Setelah Era Milenial Development Goals (MDGs) yang
berakhir pada tahun 2015 dan dimulainya era SDGs, TB masih menjadi sorotan
dunia karena belum terselesaikan 100%. Usaha menurunkan angka kesakitan
penyakit menular termasuk Tuberkulosis (TB) adalah salah satu bagian dari
Standar Development Goals (SDGs), pemerintah Indonesia dibantu oleh pihak
swasta luar melalui yayasan KNCV bekerjasama dalam program TOSS TB untuk
menurunkan angka kesakitan TBC. Keberhasilan program penanggulangan TB
tidak lagi dilihat dari banyaknya penderita yang berhasil dijaring namun telah
bergeser kearah seberapa besar kasus penderita dapat diobati sampai sembuh.
Menurut WHO (2001), bila 70% dari perkiraan penderita baru yang ada, dapat
ditemukan dan diobati dengan angka kesembuhan 85% dapatlah dikatakan bahwa
program ini berhasil, dengan kata lain indicator keberhasilan program ini dapat
dilihat dari kesembuhan penderitanya.

Salah satu upaya untuk menanggulangi dan memberantas masalah TB


adalah dengan strategi DOTS (Directly Observe Therapy of Short-course) yaitu
suatu strategi yang lebih menekankan pada pengawasan langsung terhadap
penderita TB baik oleh keluarga maupun petugas TB. Fokus utama Program
Strategi DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien. Strategi DOTS
merupakan strategi yang direkomendasikan World Health Organization (WHO)
karena terbukti merupakan strategi yang paling efektif. DOTS atau Directly
Observe Therapy of Short-course merupakan pengamatan jangka pendek
pelayanan secara langsung pada penderita TB. TB DOTS merupakan salah satu
indikator mutu penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit (SPRS). Untuk

1
melaksanakan program penanggulangan TB diperlukan Pedoman Manajerial
dalam program penanggulangan TB di rumah sakit dengan strategi DOTS.
Rumah sakit Hermina Solo melaksanakan penanggulangan strategi DOTS,
sebuah strategi yang direkomendasikan WHO karena terbukti merupakan strategi
yang paling efektif. Strategi DOTS terdiri dari lima komponen pengobatan jangka
pendek yang standard bagi semua kasus TB dengan tata laksana kasus yang tepat,
pengawasan langsung pengobatan oleh PMO (Pengawas Menelan Obat), jaminan
ketersediaan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) yang bermutu dan adanya system
pencatatan dan pelaporan yang baku. TB sesuai dengan program DOTS dari
kementrian kesehatan. Strategi DOTS telah dibuktikan dengan berbagai uji coba
lapangan dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi dan merupakan
strategi kesehatan yang paling cost effective.
Dengan dibuatnya program DOTS diharapkan memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap upaya penemuan pasien TB, dilanjutkan dengan
pengobatan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan dan tercapai tingkat
kesembuhan yang diharapkan.

II. LATAR BELAKANG


Strategi DOTS telah terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB, tetapi
beban penyakit TB di masyarakat masih sangat tinggi. Penyebab utama
meningkatnya masalah TB antara lain adalah:
1. Komitmen politik khususnya pendanaan yang tidak memadai
2. Organisasi pelayanan TB yang belum memadai (keterbatasan jumlah
pengawas penelan obat, pencatatan dan pelaporan yang belum standard,
pemeriksaan sputum tidak memenuhi standar, dsb)
3. Tatalaksana kasus yang belum memadai (penemuan kasus dan pemeriksaan
laboratorium yang belum memenuhi standar)
4. Dampak pandemi HIV dan berkembangnya masalah MDR-TB
Menyikapi hal tersebut RS Hermina Solo memulai untuk mengendalikan
TB dengan strategi DOTS

2
Angka kesakitan TB di RS Hermina Solo tahun 2018, ada kasus ,
pencatatan dan pelaporan sudah terlaksana dengan baik oleh Tim DOTS RS
HERMINA Solo. Jejaring internal RS Hermina Solo sudah mulai berjalan, dengan
didampingi/dibimbing langsung oleh PDPI dan KNCV melalui kunjungan ke RS
Hermina Solo. Alur pasien TB, SPO, serta Alur Fast Track sudah mulai berjalan di
RS Hermina Solo. Sehingga rumah sakit Hermina Solo mampu melaksanakan
penanggulangan pasien TB melalui strategi DOTS.

III. TUJUAN

A. Tujuan Umum :
Mendukung program pemerintah dalam rangka menurunkan morbiditas
dan mortalitas pada kasus TB di Indonesia.

B. Tujuan Khusus :
Meningkatkan penemuan kasus TB yang diukur berdasarkan :
 Proporsi pasien TB dengan pemeriksaan geneXpert.
 Proposi pasien TB anak diantara seluruh pasien TB.
 Angka konversi
 Angka kesembuhan
 Angka rujukan
 Angka keberhasilan pengobatan

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Pokok
Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada kasus TB
Rincian Kegiatan
1. Membentuk tim DOTS TB di Rumah Sakit Hermina Solo yang meliputi unit-
unit terkait dalam penerapan strategi DOTS di RS HERMINA SOLO.
2. Promosi kesehatan yang akan dilakukan oleh TIM TB, baik internal maupun
eksternal.
3. Surveillance TB/ Pelaporan Tuberkulosis yang akan dilakukan oleh Tim TB
DOT tiap bulannya, serta melaporkannya ke DINKES dan SITT.

3
4. Pengendalian faktor resiko Tuberkulosis, yang ditujukan untuk mencegah,
mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberculosis.
5. Penemuan dan penanganan kasus tuberculosis dilakukan melalui pasien yang
datang ke rumah sakit, dilakukan pemeriksaan, penegakkan diagnosis, dan
penatalaksanaannya.
6. Pemberian kekebalan dilakukan untuk menurunkan risiko tuberculosis.
7. Pemberian obat pencegahan tuberculosis pada anak usia dibawah 5 tahun yang
kontak erat dengan pasien TB aktif , serta pasien HIV dan AIDS (ODHA) yang
tdak terdiagnosis TB.
NO. Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Membentuk TIM DOTS TB yang Membentuk Tim DOTS yang baru dilakukan jika terdapat
baru anggota tim yang tidak sesuai.
2. Melakukan promosi kesehatan Melakukan penyuluhan kesehatan yang benar dan
yang diarahkan untuk Melakukan komprehensif mengenai pencegahan penularan,
promosi kesehatan yang diarahkan pengobatan, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga
untuk benar dan komprehensif terjadi perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu pasien
dengan melakukan pencegahan, dan keluarga, pengunjung serta staf rumah sakit.
pengobatan pola hidup bersih dan 1. Penyuluhan di masyarakat dan ruang tunggu poliklinik
sehat ( PHBS) pasien dan tenaga kesehatan yang berkompeten dan kesadaran
keluarga, pengunjung serta staf menggunakan APD.
rumah sakit sehingga terjadi 2. Melakukan sosialisasi dan diklat kepada petugas
perubahan sikap dan perilaku kesehatan dan staf rumah sakit untuk kelakukan
sasaran yaitu pasien, keluarga, kepatuhan menggunakan APD.
pengunjung serta staf rumah Sakit 3. Melakukan edukasi kepada pasien tentang penyakit TB,
kepatuhan minum obat, etika batuk dan cara cuci tangan.
3. Melakukan surveillance Melakukan kegiatan pencatatan pasien suspek TB, pasien
tuberkulosis TB (TCM+, TCM -, BTA +,BTA -, TB Anak, TB dengan
DM), konversi, default, pasien TB yang
dirujuk,keberhasilan pengobatan
dan dilaporkan ke dinas kesehatan dengan sistem
informasi informasi
4. Melakukan pengendalian faktor 1. Melengkapi poli TB dengan fasilitas sesuai standar

4
resiko tuberkulosis untuk PP1 TB.
mencegah, mengurangi penularan 2. Melengkapi APD untuk pasien dan petugas rumah
dan kejadian penyakit tuberkulosis sakit.
5. Melakukan penemuan dan Setelah pemeriksaan, penegakan diagnosis, penetapan
penanganan tuberkulosis klarifikasi dan tipe pasien tuberkulosis dilakukan
pencatatan dan pelaporan di poli TB pasien rawat inap dan
rawat jalan.
6. Melakukan pemberian kekebalan 1. Melakukan imunisasi BCG terhadap bayi dalam upaya
untuk pencegahan infeksi penurunan resiko tingkat pemahaman tuberkulosis
tuberkulosis sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2. Melakukan pemantauan pasien yang dilakukan
imunisasi BCG.
7. Melakukan pemberian obat Pemberian obat pencegahan selama 6 (enam) bulan /
pencegahan infeksi tuberkulosis PPINH yang ditujukan pada anak usia dibawah 5 (lima)
tahun yang kontak erat dengan pasien tuberkulosis aktif,
orang dengan HIV, dan AIDS (ODHA).

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang
benar dan komprehensif mengenai pencegahan, penularan, pengobatan, pola
hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga terjadi perubahan sikap dan
perilaku sasaran yaitu pasien dan keluarga, pengunjung serta staf rumah
sakit.
2. Surveillance tuberculosis, merupakan kegiatan memperoleh data
epidemiologi yang diperlukan dalam system informasi program
penanggulangan tuberculosis, seperti pencatatan dan tuberculosis sensitive
obat, pencatatan dan pelaporan tuberculosis resistensi obat.
3. Pengendalian factor resiko tuberculosis, ditujukan untuk mencegah,
mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberculosis, yang
pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan infeksi
tuberculosis di rumah sakit pengendalian factor resiko tuberculosis,
ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit

5
tuberculosis, yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian
pencegahan infeksi tuberculosis di rumah sakit.
4. Penemuan dan penanganan kasus tuberculosis.
Penemuan kasus tuberculosis dilakukan melalui pasien yang datang kerumah
sakit, setelah pemeriksaan, penegakkan diagnosis, penetapan klarifikasi dan
tipe pasien tuberculosis. Sedangkan untuk penanganan kasus dilaksanakan
sesuai tata laksana pada pedoman nasional pe;ayanan kedokteran
tuberculosis dan standar lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
5. Pemberian kekebalan
Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi BCG terhadap
bayi dalam upaya penurunan risiko tingkat pemahaman tuberculosis sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
6. Pemberian obat pencegahan
Pemberian obat pencegahan selama 6 bulan yang ditujukan pada anak usia
dibawah 5 tahun yang kontak erat dengan pasien tuberculosis aktif, orang
dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosa tuberculosis;
populasi tertentu lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
7. Membuat laporan dan evaluasi tiap triwulan ke dinas kesehatan dan
pelaporan melalui system online menggunakan SITT.
NO. Kegiatan Pokok Cara Melaksanakan Kegiatan
1. 1. Penyuluhan di masyarakat dan mang 1. Melakukan sosialisasi/penyuluhan tentang
tunggu poliklinik tenaga kesehatan yang Tuberkulosis terhadap pasien, keluarga pasien,
berkompeten dan kesadaran pengunjung poliklinik
menggunakan APD. 2. Melakukan penyuluhan di masyarakat dengan
2. Sosialisasi dan diklat kepada petugas bekerjasama dengan puskesmas setempat
kesehatan dan staf rumah sakit untuk 3. Melakukan sosialisasi dan diklat kepada
kelakukan kepatuhan menggunakan APD. petugas kesehatan dan staf rumah sakit dengan
3. Melakukan edukasi kepada pasien tema pelayanan penyakit TB Paru.
tentang penyakit TB, kepatuhan minum
obat, etika batuk dan cara cuci tangan.
2. Melakukan kegiatan pencatatan pasien Melakukan pelaporan dan pencatatan pasien

6
suspek TB, pasien TB (TCM +, TCM -, tuberkulosis setiap bulan dan dievaluasi setiap 3
BTA +,BTA -, TB Anak),konversi, bulan. Pelaporan dengan TB 01, TB 02, TB03,
default,pasien TB yang dirujuk, TB 04, TB 05, TB 06, TB 07, TB 08, TB 09, TB
keberhasilan pengobatan dan Dilaporkan ke 10, TB 11, TB 12. Pelaporan ke dinas kesehatan
dinas kesehatan dengan sistem informasi kota dengan menggunakan sistem informasi
informasi Tuberkulosis Terbadu ( SITT ) Tuberkulosis terpadu/ SITT.
3. 1. Melengkapi poli TB dengan fasilitas 1. Tersedianya poli TB dengan fasilitas sesuai
sesuai standar PPI TB. standar PPI TB.
2. Melengkapi APD untuk pasien dan 2. Tersedianya APD untuk pasien dan petugas
petugas rumah sakit. rumah sakit.
4. Melakukan penemuan dan penanganan 1. Setelah pemeriksaan, penegakan diagnosis,
tuberkulosis penetapan klarifikasi dan tipe pasien
tuberkulosis dilakukan peneatatn dan pelaporan
di poli TB pasien rawat inap dan rawat jalan.
2. Melakukan pencatatan dan pelaporan setiap
bulan dan dievaluasi 3 bulan
5. Melakukan pemberian kekebalan untuk 1. Melakukan imunisasi BCG terhadap bayi
pencegahan infeksi tuberkulosis dalam upaya penurunan resiko tingkat
pemahaman tuberkulosis sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
2. Melakukan pemantauan pasien yang dilakukan
imunisasi BCG.
6. Melakukan pemberian obat pencegahan Pemberian obat pencegahan/ PPINH selama 6
infeksi tuberkulosis ( enam) bulan yang ditujukan pada anak usia
dibawah 5 ( lima) tahunyang kontak erat dengan
pasien TB aktif, orang dengan HIV dan AIDS
( ODHA).
VI. SASARAN
NO Kegiatan Indicator Target
.
1. 1. Melakukan sosialisasi/ penyuluhan Terlaksananya sosialisasi / 1 x / TW (100% )
tentang Tuberkulosis terhadap penyuluhan tentang Tuberkulosis
pasien,keluarga pasien, pengunjung di poliklinik

7
poliklinik
2. Melakukan penyuluhan di Terlaksananya penyuluhan 1 x / TW (100% )
masyarakat bekerjasama dengan masyarakat tentang tuberkulosis
faskes/klinik setempat di klinik sri widatik bekonang.
3. Melakukan sosialisasi dan diklat Terlaksananya sosialisasi / diklat 1 x / TW (100% )

kepada petugas kesehatan dan staf staf/ karyawan tentang


rumah sakit dengan tema pelayanan tuberculosis oleh dr.Farih, Sp.P
penyakit TB Paru.
2. Melakukan pelaporan dan pencatatan Adanya kegiatan pelaporan lx/bulan lx/ T W
pasien tuberkulosis setiap bulan dan kegiatan pelayanan TB DOTS (100%)
dievaluasi setiap 3 bulan. Pelaporan setiap bulan dan di evaluasi setiap
dengan TB 01, TB 02, TB03, TB 04, 3 bulan
TB 05, TB 06, TB 07, TB 08, TB 09,
TB 10, TB 11,
TB 12. Dan dilaporkan ke dinas
kesehatan kota dengan menggunakan
sistem informasi Tuberkulosi terpadu/
SITT.
3. 1. Tersedianya poli TB dengan Tersedianya poli TB dengan Poli TB dengan fasilitas
fasilitas sesuai standar PPI TB. fasilitas sesuai standar PPI TB. sesuai standar PPI TB
Semua pasien suspek
2. Tersedianya APD untuk pasien dan Tersedianya APD untuk pasien dan pasien TB
petugas rumah
dan petugas rumah sakit. memakai APD (100%)
4. 1. Setelah pemeriksaan, penegakan Adanya penegakan diagnosis, Semua pasien suspek /
diagnosis, penetapan klarifikasi dan penetapan klarifikasi dan tipe TB masuk dalam
tipe pasien tuberculosis dilakukan pasien tuberkulosis dilakukan pencatatan (100%)
pencatatn dan pelaporan di poli TB pencatatan dan pelaporan di poli
pasien rawat inap dan rawat jalan. TB pasien rawat inap dan rawat
jalan.
2. Melakukan pencatatan dan Adanya pencatatan dan pelaporan Pencatatan tiap bulan
pelaporan setiap bulan dan setiap bulan dan dievaluasi 3 dan evaluasi tiap 3
dievaluasi 3 bulan. bulan. bulan (100%)

8
5. 1. Melakukan imunisasi BCG Adanya pemberian imunisasi Semua bayi yang control
terhadap bayi dalam upaya BCG terhadap bayi dalam upaya di RS diberi vaksinasi
penurunan risiko tingkat penurunan risiko tingkat BCG (100%).
pemahaman tuberculosis sesuai pemahaman tuberculosis sesuai
dengan peraturan perundang- dengan peraturan perundang-
undangan undangan.
2. Melakukan pencatatatan pasien Adanya pencatatan pasien yang Pencatatan pasien yang
yang dilakukan imunisasi BCG. dilakukan imunisasi BCG. dilakukan BCG
6. Pemberian obat pencegahan/ PPINH Adanya pemberian obat 100%
selama 6 (enam) bulan yang pencegahan/ PPINH selama 6
ditujukan pada anak usia dibawah 5 (enam) bulan yang ditujukan pada
(lima) tahun yang kontak erat dengan anak usia dibawah 5 (lima ) tahun
pasien TB aktif, orang dengan HIV yang kontak erat dengan pasien
dan AIDS (ODHA). TB aktif, orang dengan HIV dan
AIDS (ODHA).

VII. JADWAL PELAKSANAAN DAN BIAYA

A. JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM KERJA

No Uraian Bulan 2019


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
1 Membentuk tim DOTS
2 Melakukan Promosi
Kesehatan
1. Penyuluhan kesehatan di
klinik sri widatik
2. Kolaborasi Jejaring
internal RS Hermina Solo
serta monitoring dan
evaluasi hasil jejaring.
Didampingi KNCV ,
PDPI, dan DINKES
3 Melakukan surveillance
tuberkulosis
1. Laporan setiap bulan
2. Laporan setiap TW
4 Melakukan pengendalian
factor risiko tuberkulosis
1. Adanya poli TB DOTS

9
2. Tersedianya APD
5 Melakukan penemuan dan
penanganan tuberkulosis
1.Pencatatan dan pelaporan
TB
2.Laporan bulanan dan TW
6 Melakukan pemberian
kekebalan untuk pencegahan
infeksi TB
1.Pemberian imunisasi BCG
7 Pemberian PPINH
8 Penyusunan Clinical
Pathway (CP) dan panduan
praktik klinis (PPK) TB
Paru, TB Paru anak TB Paru
Dewasa Efusi pleura,
Limfadinitis
9 Diklat dan Pelatihan TB
DOTS kepada karyawan RS
Hermina Solo
(Eksternal/dinkes)
10 Diklat dan Pelatihan TB
DOTS kepada karyawan RS
Hermina Solo
11 Rapat bulanan

B. BIAYA PROGRAM KERJA TB DOTS


No KEGIATAN BIAYA KETERANGAN
1 Anggaran acara workshop / jejaring Rp. 2.000.000 Dibebankan ke Rumah
internal serta evaluasi hasil jejaring sakit
beserta konsumsi tahun 2019

2 Anggaran pertemuan tim DOTS TB Rp 500.000 Dibebankan ke Rumah


sakit (lain-lain)
3 Biaya alat tulis dan perlengkapan Rp 300.000 Dibebankan ke rumah
TB DOTS sakit (lain-lain)
4 Poster dan leaflet TB Rp. 815.000 Dibebankan ke rumah
sakit (lain-lain)
5 Biaya tak terduga Rp. 500.000 Dibebankan ke rumah
sakit (lain-lain)
6 Anggaran diklat TB untuk karyawan Rp. 1.000.000 Dibebankan ke rumah
RS Hermina Solo sakit (lain-lain)
7 Anggaran APD Rp. 2.000.000 Dibebankan ke rumah
sakit (lain-lain)
8 Diklat Eksternal TB DOTS yang Rp. 8.000.000 Dibebankan ke rumah
diselenggarakn DINKES sakit (lain-lain)

10
Total Rp 13.1715.000

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


Jadwal kegiatan dievaluasi tiap bulan sehingga bila diketahui ada
perubahan pergeseran jadwal maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak
mengganggu pelayanan secara keseluruhan. Pelaporan ke DInas Kesehatan
dilaporkan tiap 3 bulan sekali. Laporan evaluasi akhir dilakukan di akhir tahun.
 Membuat program kerja tim DOTS yang diajukan kepada direktur RS
Hermina Solo sebagai pelindung
 Bekerjasama dengan bidang keperawatan, farmasi, laboratorium dan rekam
medis dalam melaksanakan kegiatan TB DOTS
 Tim TB DOTS melakukan pencatatan dan pengumpulan data pasien TB
Jadwal kegiatan dievaluasi tiap bulan sehingga bila diketahui ada perubahan

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan dilakukan oleh masing-masing PJ yang telah ditentukan.
2. Pelaporan
a. Laporan per 1 bulan, meliputi jumlah kasus :
o Jumlah suspect TB
o Jumlah pasien dengan TB TCM positif
o Jumlah seluruh pasien dengan diagnosa TB
o Jumlah pasien TB anak
o Jumlah pasien TB yang drop out
o Jumlah pasien TB yang dirujuk atau merujuk
o Kendala yang ada di lapangan
b. Laporan per 3 bulan
o Proporsi pasien TB TCM positif diantara suspect
o Proporsi pasien paru TB TCM positif diantara semua pasien TB paru
o Proporsi pasien TB anak
o Angka konversi
o Angka kesembuhan
o Angka drop out

11
c. Laporan per 1 tahun
o Rekapan hasil per 3 bulan
3. Hasil evaluasi beserta rekomendasi dan rencana tindak lanjut disampaikan kepada
direktur RS
Mengetahui, Surakarta, 11 Desember 2018
Ketua Tim TB DOTS disusun oleh

dr. A. Farih R., Sp.P., M.Kes dr. Ari lestari Dwi Arimbi

Direktur RS Hermina Solo

Dr.Yohanes Benny,MPH

12

Anda mungkin juga menyukai