PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi telah membuat kehidupan mengalami perubahan yang
signifikan, bahkan terjadi degradasi moral dan sosial budaya yang cenderung
kepada pola-pola perilaku menyimpang. Hal ini sebagai dampak pengadopsian
budaya luar secara belebihan dan tak terkendali oleh sebagian remaja kita. Persepsi
budaya luar ditelan mentah-mentah tanpa mengenal lebih jauh nilai-nilai budaya luar
secara arif dan bertanggung jawab.
Tak mungkin pula, kehadiran teknologi yang serba digital dewasa ini banyak
menjebak remaja kita untuk mengikuti perubahan ini. Hal ini perlu didukung dan
disikapi positif mengingat kemampuan memahami pengetahuaan dan teknologi
adalah kebutuhan masa kini yang tidak bisa terelakkan. Namun, seringkali terlepas
oleh kontrol. Pengaruh era global seringkali dianggap sebagai symbol kemajuan dan
mendapat dukungan berarti di kalangan remaja. Kemajuan informasi dan teknologi
telah membawa ke arah perubahan konsep hidup dan perilaku sosial. Pengenalan
dan penerimaan informasi dan teknologi tumbuh pesat bahkan menjadi kebutuhan
hidup.
Perlu kiranya menjadi keprihatinan bersama, sekaligus menaruh perhatian lebih bila
mengamati dan menjumpai sebagian dari remaja yang makin menikmati dan
menghabiskan masa remajanya dengan kegiatan yang kurang berfaedah bahkan
sama sekali tak berguna demi masa depannya. Sungguh ironis, kala daya tarik
pendidikan dan pengetahuan yang mestinya wajib didapatkan oleh para remaja,
malah justru menjadi momok yang menakutkan memicu kebencian.
Perlu kiranya memformulasikan kebutuhan pendidikan (akhlak, ilmu
pengetahuan, teknologi, mental dan lain-lain) yang lebih mendekati kepada
kepentingan riil anak remaja masa kini. Tidak sekedar mengadopsi pola-pola atau
cara-cara Negara sekuler, sementara sering mengesampingkan nilai-nilai moral dan
mental generasi remaja.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Remaja dan Rokok
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat
tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si
perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok
sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di
dalam rokok memberikan dampak negative bagi tubuh penghisapnya. Beberapa
motivasi yang melatar belakangi seeorang merokok adalah untuk mendapat
pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing
beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma
(permissive beliefs/fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan
merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain,
terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada
kelompok sebyanya atau dengan kata lain dengan kelompoknya.
Penyebab Remaja Merokok
1. Pengaruh orang tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang
berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, di mana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih
mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari
lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson,
Pengantar Psikologi, 1999 : 294).
2. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan semakin banyak remaja merokok maka semakin
besar kemungkinan teman-temannya perokok juga dan demikian sebaliknya.
Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi
terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman tersebut yang
dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi
perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-
kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non
perokok (Al bachri, 1991).
3. Faktor kepribadian
Orang mencoba ingin merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan
diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun
satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan
(termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada
berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan
dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Pengaruh iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perokok adalah lambang kejahatan atau glamour, membuat remaja
sering kali terpicu untuk mengikuti prilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
(Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX, 1991)
Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan
manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini
akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa
remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tau pada diri seseorang dengan
berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring dengan bertambahnya usia
seseorang, organ produksi mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan
mengalami kematangan. Kematangan organ produksi dan perkembangan psikologis
remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik
elektonik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku
seksual individu remaja tersebut.
Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa
awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang
terjadi pada remaja di luar pernikahan. Apalagi apabila kehamilan tersebut terjadi
pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon
dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan
pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponnya dengan
sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah.
Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan
cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut.
Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan
masyarakat kita. Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian
pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja
sebagai individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada
seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan.
Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya di mengerti. Beberapa sebab
kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana,
perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya,
perasaan remaja akan ketidak amanan atau impulsifisitas, ketergantungan
kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan. Selain
masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan
berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya
remaja yang mengidap HIV/AIDS.
C. Remaja dan Penyalahgunaan Minuman Keras dan Narkoba
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus
penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun 1998–2003 adalah 20.301 orang,
di mana 70% di antaranya berusia antara 15–19 tahun.
Ø Definisi dan Macam-Macam Narkoba
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan adiktif berbahaya
lainnya) adalah bahan atau zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baiik
secara oral / diminum ,dihirup, maupun disuntikkan, dapat mengubah pikiran,
suasana hati atau perasaan, prilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan
ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis mapun semi sintites yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
(Undang-undang No.22 tahun 1997). Yang termasuk jenis narkotika adalah :
Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko),
opium obat, morfina, kokaina,ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran
campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut diatas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan pada aktifitas mental dan prilaku ( Undang-
undang No. 5/1997). Zat yang temasuk psikotropika antara lain :
· Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine,
Finsiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-
shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb. Bahan Adiktif berbahaya lainnya
adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintites yang dipakai sebagai
pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu system syaraf pusat,
seperti Alcohol.
Rasa puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
Karya Makalahini.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
kemampuan saya dalam menyusun makalah ini, sehingga kritik dan saran demi
Penyusun
DI SUSUN
OLEH :
Rivandi Tepi
KELAS : IX b
SMP NEGERI 1 DUMOGA
TAHUN AJARAN 2013/2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………..………..
KATA PENGANTAR
……………………………………..…………………………………………….………. ii
iii
BAB II PEMBAHASAN………...……..…………………………………………………..…………...
3
BAB III KESIMPULAN …………………………………………………………………………….…….
12
DAFTAR PUSTAKA....…………………………………………………………………………...……….
14