PENDAHULUAN
Demokrasi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu demos yang artinya rakyat dan
kratos atau kratein yang dapat diartikan sebagai pemerintahan berada di tangan
rakyat. Secara harfiah, demokrasi berarti pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.
Menurut kamus, demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dengan kekuasaan
tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh wakil-wakilnya yang
dipilih melalui pemilihan umum yang bebas. Demokrasi dapat disebut juga sebagai
pelembagaan dari suatu kebebasan (institutionalization of freedom).
Berbicara tentang pengertian demokrasi, ada beberapa pendapat yang dapat kita
jadikan acuan agar kita mudah memahaminya. Pendapat-pendapat tersebut antara
lainnya dikemukakan oleh para tokoh seperti berikut.
1. Kranenburg berpendapat bahwa demokrasi terbentuk dari dua pokok kata yang
berasal dari bahasa yunani yaitu Demos (rakyat) dan Kratein (memerinyah)
yang maknanya adalah “ cara memerintah oleh rakyat”.
2. Prof. Mr. Koentjoro Poerbobranoto. Berpendapat demokrasi adalah suatu
Negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat. Maksudnya, suatu
system dimana suatu Negara diikutsertakan dalampemerintahan Negara.
3. Abraham Lincoln. Berpendapat bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (Democracy is government oh the people,
by the people, and for the people).
1
Dalam masa sekarang ini, di mana penduduk Negara berjumlah ratusan ribu
bahkan jutaan orang. Demokrasi langsung tidak mungkin dilaksanakan, sehingga
dibutuhkan lembaga perwakilan rakyat. Anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat
melalui pemilihan umum yang rahasia, bebas, jujur, dan adil. Oleh karena itu,
demokrasi seperti ini disebut demokrasi perwakilan (representative democracy).
Demokrasi pada masa kini antara lain menyangkut hak memilih dan hak untuk
dipilih, menyangkut pula adanya pengakuan terhadap kesetraan diantara warga
negara, kebebasan warga negara untuk melakukan partisipasi politik, kebebasan
untuk memperoleh berbagai sumber informasi dan komunikasi, serta kebebasan
utuk menyuarakan ekspresi baik memlalui organisasi, potensi, seni, serta
kebudayaan, dan efektif dan lestari tanpa adanya budaya yang memawarnai
pengorganisasian bebagai elemen politik seperti partai politik, lembaga-lembaga
pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan. Demokrasi memerlukan
partisipasi rakyat dan deokrasi yang kuat bersumber pada kehendak rakyat serta
bertujuan untuk mencapai kemasalahatan bersama, itukah pengertian demokrasi.
Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah civil
society pertama kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat politiknya dengan istilah
societies civilis yang identik dengan negara. Dalam perkembangannya istilah civil
2
society dipahami sebagai organisasi-organisasi masyarakat yang terutama
bercirikan kesukarelaan dan kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara
serta keterikatan dengan nilai-nilai atau norma hukum yang dipatuhi masyarakat.
3
BAB II
PEMBAHASAN
3. Kim Sun Hyuk, masyarakat madani adalah suatu satuan yang terdiri dari
kelompok-kelompok yang secara mandiri menghimpun dirinya dan gerakan-
gerakan dalam msyarakat yang secara relative.
Bangsa Indonesia berusaha untuk mencari bentuk masyarakat madani yang pada
dasarnya adalah masyarakat sipil yang demokrasi dan agamis/religius. Dalam
kaitannya pembentukan masyarakat madani di Indonesia, maka warga negara
Indonesia perlu dikembangkan untuk menjadi warga negara yang cerdas,
demokratis, dan religius dengan bercirikan imtak, kritis argumentatif, dan kreatif,
berfikir dan berperasaan secara jernih sesuai dengan aturan, menerima semangat
4
Bhineka Tunggal Ika, berorganisasi secara sadar dan bertanggung jawab, memilih
calon pemimpin secara jujur-adil, menyikapi mass media secara kritis dan objektif,
berani tampil dan kemasyarakatan secara profesionalis,berani dan mampu menjadi
saksi, memiliki pengertian kesejagatan, mampu dan mau silih asah-asih-asuh antara
sejawat, memahami daerah Indonesia saat ini, mengenal cita-cita Indonesia di masa
mendatang dan sebagainya.
1. Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki
akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan
kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat,
berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada publik.
2. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi
sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan
demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran
pribadi, kesetaraan, dan kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku
demokratis kepada orang lain dan menerima perlakuan demokratis dari orang
lain.
3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan
politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling
menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh
orang/kelompok lain.
4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang
majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai
positif dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang
proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu
terhadap lingkungannya.
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari
rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga
masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang
bertanggungjawab.
5
7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya
keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang
memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.
Masyarakat madani merupakan konsep yang memiliki banyak arti atau sering
diartikan dengan maksan yang berbeda-beda. Kamu pun telah memahaminya pada
pengertian masyarakat madani, maka perlu kita pahami ciri-ciri dari masyarakt
6
d. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena
keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu mkemberikan masukan-
masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.
Dari berbagai ciri tersebut, kiranya dapat dikatan bahwa masyarakat madani
adalah sebuah masyarakat demokratis, dimana para anggotanya menyadari akan
hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan
kepentingan-kepentingannya. Dalam hal ini, pemerintahannya memberikan
peluang yang seluas-luasnya bagi kreatifitas warga negara untuk mewujudkan
program-program pembangunan di wilayahnya. Namun demikian, masyarakat
madani bukanlah masyarakat yang terbentuk begitu saja. Masyarakat madani
adalah konsep yang dibentuk dari proses sejarah yang panjang dan memerlukan
perjuangan yang terus-menerus.
Apabila kita kaji masyarakat dinegara-negara maju yang sudah dikatakan sebagai
masyarkat madani seperti berikut :
c. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan dengan kata lain
terbuka akses terhadap berbagai pelayanan sosial.
7
d. Adanya hak, kemampuan, dan kesempatan bagi masyarakat serta lembaga-
lembaga swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum dimana isu-isu
kepentingan bersama dan kewajiban publik dapat dikembangkan.
8
Makna Civil Society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil society.
Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat.
Cicero adalah orang Barat yang pertama kali menggunakan kata “societies civilis”
dalam filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali dipahami sebagai negara
(state). Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque, JJ.
Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu bangunan
masyarakat sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-absolut
dan ortodoksi gereja (Larry Diamond, 2003: 278).
Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society
merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan
Renaisans; gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga civil
society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena meninggalkan Tuhan.
Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan asuhan petunjuk Tuhan.
Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah
masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas landasan nilai-nilai etik-moral
transendental yang bersumber dari wahyu Allah (A. Syafii Maarif, 2004: 84).
9
D. Karakteristik Masyarakat Madani
10
10. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang
dapat mengurangi kebebasannya.
11. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah
diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa
terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.
11
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam
masyarakat.
12
BAB III
KESIMPULAN
SARAN
Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus melihat pada
potensi manusia yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia. Potensi yang ada
di dalam diri manusia sangat mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat
madani. Karena semakin besar potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam
membangun agama Islam maka akan semakin baik pula hasilnya. Begitu pula
sebaliknya, apabila seseorang memiliki potensi yang kurang di dalam membangun
agamanya maka hasilnya pun tidak akan memuaskan. Oleh karena itu, marilah kita
berlomba-lomba dalam meningkatkan potensi diri melalui latihan-latihan spiritual dan
praktek-praktek di masyarakat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Suito, Deny. 2006. Membangun Masyarakat Madani. Centre For Moderate Muslim
Indonesia: Jakarta.
Mansur, Hamdan. 2004. Materi Instrusional Pendidikan Agama Islam. Depag RI:
Jakarta.
14