Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL

SIMULASI BENCANA ALAM ERUPSI


“MENCIPTAKAN SUASANA AMAN DENGAN PELAKSANAAN
SIMULASI DINI”

OLEH:
KELAS 3B
MAHASISWA D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Menyetujui: Proposal kegiatan “Simulasi Bencana” Mahasiswa D3


Keperawatan Fakutas Keperawatan Universitas Jember

Yang akan dilaksanakan pada:

Hari :Sabtu

Tanggal : 29 September 2019

Pukul : 09.00 WIB – 14.00 WIB

Tempat : Desa Burno Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang

Lumajang, 13 September 2019


Pembina

Ns. Arista Maisyaroh, M.Kep Dr.H.Suhari, A.Per.Pen,MM Eko Prasetya W, S.Kep.,Ners.,M.Kep


NIP. 19820528201101 2 013 NIP.19630302 198 603 1 023 NRP. 760017255

Mengetahui,
Ketua Panitia

Wahyu Ari Sandi


NIM. 172303101079

Kepala Program Studi

Nurul Hayati, S.Kep.,Ners, MM


NIP. 19650629 198703 2 008
PROPOSAL

“SIMULASI BENCANA ALAM TSUNAMI”

2
1.1 Latar Belakang

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami dan


aktivitas manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi dan tanah longsor. Karena
ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat,
sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan
sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk
mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini
berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu
dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak
akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya
gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah
"alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau
malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga
tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang
mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang
berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.

Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya


tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan / kerawanan (vulnerability) yang juga
tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat / luas jika manusia yang berada
disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep
ketahanan bencana merupakan evaluasi kemampuan sistem dan infrastruktur-
infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan
serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana
dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap
bencana yang cukup.

Bencana yang terjadi di Indonesia telah merenggut ratusan bahkan ribuan


jiwa manusia dan ratusan infastruktur yang rusak akibat bencana. Banyaknya
korban jiwa yang terjadi dikarenakan kurangnnya pengetahuan dan keterampilan
dasar masyarakat dalam penanganan bencana. Hal ini terlihat ketika terjadi
bencana banyak masyarakat yang panik dan berlarian tak tentu arah sehingga
terjadi kekacauan di jalan raya seperti kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
Hal ini yang melatar belakangi Mahasiswa D3 Keperawatan Universitas
Jember mengangkat acara Pelaksanaan Mitigasi Bencana dengan tema
“Menciptakan Suasana Aman Dengan Pelaksanaan Simulasi Dini”. Dengan
terlaksananya kegiatan ini kami berharap masyarakat di wilayah pantai Desa

3
Burno Kecamatan Senduro memiliki bekal ketika terjadi bencana dan mengerti
apa yang harus mereka lakukan ketika bencana itu datang.

1.2 Landasan
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan program perkuliahan Manajen
mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Jember Tahun 2019.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Kegiatan ini secara umum bertujuan untuk membekali masyarakat ilmu
kebencanaan supaya ketika terjadi bencana sudah tau apa yang akan
dilakukannya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Bentuk kepedulian terhadap potensi Bencana Alam yang ada di Kabupaten
lumajang dengan melakukan pelatihan mitigasi bencana.
2. Mampu memberikan kegiatan positif bagi warga sekitar di area potensi
bencana.
3. Membentuk tali silahturahmi kepada masyarakat sekitar dengan mahasiswa
D3 Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang.

1.4 Susunan Panitia


Adapun susunan panitia kegiatan “Mitigasi Bencana”akan dilaksanakan
sebagaimana terlampir (Lampiran 1).

1.5 Susunan Rencana Anggaran


Adapun susunan rencana anggaran “Mitigasi Bencana” yang akan
dilaksanakan terlampir (Lampiran 4).

1.6 Pembagian Job Disk


Adapun susunan pembagian job disk “Mitigasi Bencana” yang akan
dilaksanakan terlampir (Lampiran 5).

4
1.7 Penutup
Demikian proposal kegiatan ini kami susun, besar harapan kami untuk
mendapatkan persetujuan dan dukungan dari berbagi pihak agar kegiatan dan
acara yang telah kami rencanakan dapat terlaksana serta diterima dan berjalan
dengan lancar.

5
Lampiran 1

SUSUNAN KEGIATAN
KEGIATAN “SIMULASI BENCANA”

1. Penasehat : Nurul Hayati,S.Kep,.Ners, MM


2. Pembina : Ns. Arista Maisyaroh, M.Kep
Eko Prasetya Widianto S.Kep., Ners., M. Kep.
3. Penanggungjawab : Mochammad Wafy
4. Ketua : Wahyu Ari Sandi
5. Wakil Ketua : Sanggeeta Azham Ramdhani
6. Sekretaris I : Rafika Nadia Devi
7. Sekretaris II : Citra Putri Lestari
8. Bendahara I : Yunia Lusi
9. Bendahara II : Pingkan Mauida Yuia Hapsari
10. Seksi-seksi :
1) Sie Acara
Koordinator : Rafika Nadia D
Anggota : Kharizma Nur A
Suci Nur R
Aswajun M
Dewi Mutiara S K
Zakia Fauqi F
Nabillah
2) Sie Perlengkapan
Koordinator :
Anggota :

3) Sie Dekdok
Koordinator : Nisa NabiIIah A
Anggota : Savira Mega Andriani
4) Sie Humas
Koordinator : Mentari Anita P

6
Anggota : Ismu Naziatus Z
Putri Ayu Lintang S

5). Sie Konsumsi


Koordinator :Kitfatu Isamiyah
Anggota : Mentari Anita P
Septin Vijayanti

7
Lampiran 2
JOB DESCRIPTION
MITIGASI BENCANA

No. Job Description Kegiatan Pelaksana


1 Ketua dan Wakil Ketua :
1. Membuat proposal kegiatan dan susunan
kepanitiaan
2. Koordinasi dengan pihak Desa Burmo
Mengajukan persetujuan direktur.
3. Rapat koordinasi dengan semua panitia. Ketua Panitia dan
4. Monitoring dan evaluasi persiapan, Wakil Ketua
pelaksanaan, dan pertanggung jawaban
kegiatan.
5. Bertanggung jawab pada kelancaran acara.

2 Sekertaris :
1. Membuat notulen rapat.
2. Menyiapkan acara rapat koordinasi.
3. Menyiapkan surat kepada Kepala desa Burno
dan wali mahasiswa.
4. Mengatur surat keluar dan masuk. Sekretaris
5. Membuat surat pemberitahuan pembayaran
6. Membuat surat perlengkapan.
7. Membuat laporan pertanggung jawaban
kegiatan.

3 Bendahara :
1. Membuat rencana anggaran.
2. Mengatur dan mendokumentasikan keluar
masuk uang.
3. Bertanggung jawab terhadap keluar Bendahara
masuknya uang.
4. Membuat laporan pertanggung jawaban
keuangan.

8
4 Sie Acara :
1. Membuat susunan acara dan konsultasi.
2. Membuat susunan s eremonial pembukaan
dan penutupan Koordinator Sie
3. Memastikan kesediaan narasumber Acara
4. Menyiapkan MC seremonial
5. Membuat laporan pertanggung jawaban.

5 Sei Perlengakapan, Dekorasi dan Dokumentasi


1. Mendesain Banner.
- Banner utama5m x1m.
2. Mendesain dan memesan cinderamata.
3. Mendokumentasikan setiap kegiatan : foto Koordinator Sie
dan video. Perlengkapan,
4. Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan Dekorasi, dan
semua seksi. Dokumentasi
5. Menyiapkan Trash Bag.
6. Membuat laporan pertanggung jawaban
kegiatan.

6 Seksi Humas
1. Mempersiapkan dan mengantar surat
2. Menjaga kebersihan lingkungan.
3. Membuat laporan pertanggung jawaban Koordinator Sie
kegiatan perlengkapan. Humas dan
Transportasi

7 Sie Konsumsi :
1. Mempersiapkan konsumsi.
2. Mempersiapkan snack.
3. Membuat laporan pertanggung jawaban Koordinator Sie
kegiatan konsumsi. Konsumsi

9
8 Sie Keamanan :
1. Menjaga keamanan.
2. Menjaga situasi yang kondusif
3. Membantu mengarahkan mahasiswa Koordinator Sie
4. Membuat laporan pertanggung jawaban Keamanan
kegiatan sie keamanan.

10
Lampiran 3
SUSUNAN ACARA
MITIGASI BENCANA

Penanggung
Waktu Kegiatan Tempat
Jawab
 Persiapan
Halaman Koordinator
07.00 – 08.00 pemberangkatan
parkirbelakang Kelas
 Presensi
 Perjalanan Ke Desa
08.30 – 09.00 Lumajang – Senduro -
Burno
 Pembukaan
09.30 – 10.00  Briefing / Desa Burno
Pengarahan
 Melakukan Role
Play Mitigasi
bencana Tsunami
10.30 – 11.30  Pemahaman Desa Burno Mahasiswa
penerapan mitigasi
bencana
 Diskusi tanya jawab
12.00 – 13.00 Ishoma Desa Burno -
13.15 – 13.45 Penutupan Desa Burno
13.45 – 14.15 Perjalanan Pulang Senduro – Lumajang -

11
Lampiran 4
DAFTAR PESERTA
MITIGASI BENCANA
Kelas : 3B
Kordinator : Savira Mega Andriani
No Nama Tanda Tangan
1 SUCI NUR RAMADHANI 1
2 RIDHA NINA SASABILLA 2
3 KHARISMA NUR AZIZAH 3
4 PUTRI AYU LINTANG SARI 4
5 DEMI MUTIARA SARI KHORIDAH 5
6 IZMU NAZILATUZ ZAHROH 6
7 IKA PINGKY SETYO WARDANI 7
8 SAVIRA MEGA ANDRIANI 8
9 FAIZAH SHOFIYA NINGRUM 9
10 JAMALUDIN 10
11 ALVIONIKA AGUSTIN 11
12 ZAKIA FAUQI FAHMAWATI 12
13 FINDI PRADANA 13
14 MOHAMMAD WAVY AZKIYA 14
15 ROSYIDATUR ROHMAH 15
16 MENTARI ANITA PUTRI 16
17 TRISNA NUR IMANIYAH 17
18 RISMA ISROFIAH ANISAH 18
19 NABILLAH 19
20 NUR HALIZA 20
21 YUNIA LUSI 21
22 RIZKY SRI LESTARI 22
23 APRIHIDAYATUL UMU 23
24 YENI MAULINA NINGSIH 24
25 ASWAJUN MUTHOHAROH 25
26 KITFATUL ISLAMIYAH 26
27 NISA NABILA AZMI 27
28 MUKHAMMAD ASHIF BURKHIYAH 28
29 SANGGEETA AZHAM RAMDHANI 29
30 SISMA YESSI YUNNITA 30
31 CITRA PUTRI LESTARI 31
32 RAFIKA NADIA DEVI 32
33 PINGKAN MAULIDA YULIA HAPSARI 33
34 WAHYU ARI SANDI 34
35 APRILLIA FIRNANDA DAMAYANTI 35
36 ERIKA YUDI SAPUTRI 36
37 SEPTIN VIJAYANTI 37
38 RAHASAN 38

12
Lampiran 5

SKENARIO SIMULASI BENCANA ALAM TSUNAMI


“PANTAI DAMPAR”
Modified by Mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Jember
Bersamaan dengan itu Ka. BPBD memulai dengan meluncurkan TRC ke
lokasi bencana. Selain itu juga mengkoordinir pembentukan Tim bantuan
Bencana, yang terbagi dalam beberapa tim tanggap darurat. (Tim TRC “Fara,
Marisa dkk” meninjau ke lokasi bencana lalu lapor hasil ke BPBD Anjas. Anjas
siapkan tim 7 koordinator)
Dalam penanggulangan bencana alam akibat gempa bumi yang berpotensi
tsunami ini dibagi menjadi beberapa tim.
1. Pertama, Tim Koordinasi, Manajemen dan Informasi. Tim ini memberikan
dukungan informasi, koordinasi dan dukungan komunikasi dalam
penanggulangan bencana.
2. Kedua,Tim SAR dan Evakuasi. Tim ini memberikan tindakan pertolongan
pertama dan mencari serta memindahkan korban bencana ke lokasi yang
lebih aman.
3. Ketiga, Tim Pendidikan dan perlindungan anak. Tim ini memberikan
bantuan pendidikan keluarga dalam masa tenggang darurat serta
memberikan perlindungan dan pemenuhan kebutuhan anak.
4. Keempat Tim Kesehatan dan Nutrisi. Tim ini memberikan bantuan
pelayanan kesehatan dasar kepada pengungsi serta perawatan-perawatan
cepat,tepat di lapangan.
5. Kelima Tim Pemulihan Darurat, Sanitasi dan air bersih. Tim ini
memberikan kenyamanan dalam mendukung masalah tanggap darurat
yang akan mempersiapkan kebutuhan primer berupa air bersih yang siap
minum menindak dri kondisi yang tidak normal yang dialami oleh bumi
selalu menyebabkan air yang merupakan kebutuhan utama tidak aman
untuk di konsumsi.
6. Tim Keenam,logistic dan peralatan. Tim ini yang membantu dalam hal
penyediaan dan pendistribusian peralatan logistic dalam masa tanggap

13
darurat yang melibatkan semua unsur masyarakat yang membantu dalam
penetapan sarana dan prasarana dalam tanggap darurat.
7. Tim terakhir yaitu Tim Keamanan. Tim ini yang merupakan tim
pendukung dalam menjaga keamanan serta kenyamanan dalam area
pengungsian.

Setelah melakukan koordinasi dan mempersiapkan lokasi tanggap darurat,


semua stakeholder bergerak sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing tim.
Seiring dengan berjalannya masa tanggap darurat, datanglah bantuan-bantuan dari
semua pihak,mulai dari TNI, POLRI, BPBD Provinsi Jatim, PMI, Dinas-Dinas
Pemerintah Provinsi, BANK, Basarnas, Pramuka, LSM-LSM, NGO dan para
relawan lainnya. Kedatangan bantuan-bantuan dari semua unsur dan elemen
masyarakat peduli ini adalah untuk membantu korban penyelenggaraan masa
tanggap darurat.
Selain itu, Pada Posko tanggap darurat kepala tim (Anjas) menginstruksikan
tim evakuasi dan kesehatan yang tergabung dari TNI, Polri, Basarnas, PMI, Dinas
Kesehatan untuk menuju ke Desa Bades. Tim Kesehatan memulai dengan start
triage untuk mulai memisahkan korban sesuai triage nya dan dilanjutkan
pengevakuasian korban oleh tim transport dan membawa pasien ke RS Lapangan.
Untuk pasien dengan kondisi triage merah, maka di rujuk ke RS terdekat. (Triage
I mulai ke lapanagan, dilanjut tim evakuasi dan RS lapangan)
Pada Persiapan tim evakuasi yang dipimpin oleh TNI segera menuju Desa
Dampar. Sebelum tim diberangkatkan, maka pimpinan tim evakuasi
menginformasikan dan mengkoordinir anggota untuk mempersiapkan
perlengkapan dan kebutuhan perjalanan.Setibanya di lokasi,tim evakuasi segera
berkoordinasi dengan Kepala Desa Dampar sambil menuju ke lokasi tenda
pengungsian darurat di atas bukit untuk melakukan kegiatan evakuasi dan
memberikan bantuan penanganan medis kepada korban yang telah di evakuasi.
Ketua tim evakuasi melaporkan ke Posko tanggap darurat bahwa telah
memberangkatkan Tim SAR I dengan membawa 5 korban prioritas (rentan dan
luka berat). Seiring dengan berjalannya kegiatan SAR dan Evakuasi korban di
Bades, tim SAR juga melakukan kegiatan SAR di Bangsal Kecamatan Pasirian

14
dan sekitarnya untuk dibawa menuju ke Posko tanggap darurat guna mendapatkan
penanganan dan perawatan.

15
Lampiran 6
PEMBAGIAN PERAN
SIMULASI BENCANA ALAM “ERUPSI DESA BURNO”

Narrator : Sanggeeta Azham Ramdhani


Dokumentasi : Jamaludin
Kepala Desa : Mochammad Wafy
Camat : Wahyu Ari Sandi
Ka. BPBD : Findi Pradana
Bupati : Mukhammad Asif B
TIM TRC : Findi, Septin, Sandy, Rosyidatur,Citra
Petugas:
1. Tim Koordinasi, Manajemen dan Informasi,Keamanan
Rafika, Lintang,Juna,Wafy
2. Tim SAR dan Evakuasi.
Mentari,Findi,Septin,Trisna (P1), Risma,jamal , lala (P2), Umu, liza,Sandi
(P3).
3. Tim Pendidikan dan perlindungan anak.
Kitfatul, Aprillia,Fauqi
4. Tim Kesehatan dan Nutrisi.
Ka. RS Lap. : Kharisma
Triage 1 :Pingkan,,Citra(P1) Sanggeeta,Kharizma, Sisma(P2),
Nabillah, Tia, Faizah (P3).
5. Tim Pemulihan Darurat, Sanitasi dan air bersih.
Yeni,Savira,Pingky
6. Logistic dan peralatan.
Sandy,Hasan,Findi,Wafy,Wafy,Jamal,Asif

16
RINCIAN PERANKORBAN
SIMULASI BENCANA ERUPSI “DESA BURNO”

No Nama Triage Luka Scene Kondisi Pertolongan Pertama RS. Lapangan


1 Hasan, Hitam Hipotermia Korban ditemukan Tidak ada respon, Korban tertriage hitam, Ditutupi kain
Asif (P0) tergeletak,. henti nafas, nadi Korban dievakuasi
karotis tidak terakhir setelah semua
teraba,perdarahan dievakuasi.
massif dari area kepala
dan tampak sianosis
diseluruh tubuh.

2 Yeni,Su Merah Luka tajam Korban ditemukan Kesadaran menurun, Dibebat tekan diarea Primary survey,
ci P1 abdomen+ dibawah pohon perdarahan masif, nadi tusukan untuk PIB, Rujuk RS
hipoterma rindang dengan radialis teraba lemah, menstabilkan kayu agar terdekat
kondisi perut sianosis, CRT > 2 tidak terjadi perdarahan
tertusuk kayu tajam detik masif, dipasang neckolar
dan stabilizer, lalu
dievakuasi.

3 Erika, Merah Open Korban ditemukan Merintih karena pertolongan pertama Primary survey,
Savira P1 Fraktur dibawah reruntuhan lukanya, perdarahan pasien dibidai kaki kiri PIB, dilakukan
Tibia 2 pepohonan dengan masif, CRT > 2 detik dan kanan namun pembidaian ulang,
kaki kayu yang menimpa perdarahan masif tetap Rujuk RS terdekat
pada kedua kakinya. terjadi

4 Lusi,N Merah COS+ Korban ditemukan Somnolen, nadi lemah, Pertolongan pertama Primary survey,
alla P1 Hipotermia dibawah reruntuhan sianosis, CRT > 2 dengan memasang PIB, Rujuk RS
dengan perdarahan detik neckolar dan stabilizer terdekat
di area kepala lalu dievakuasi ke RS
belakang. lapangan.
5 Pingky, Kuning Close Korban ditemukan Abrasi di seluruh Korban dievakuasi Pembenaran
Salsa, P2 Fraktur diantara pepohonan tubuh, Berteriak dengan stretcher. dislokasi, bebat
Tibia meminta tolong tekan dengan
elastic bandage

6 Rosyida Kuning Ibu Hamil Korban ditemukan Korban merntih Korban dievakuasi Primary survey,
tur,Risk P2 terjatuh dan duduk dengan k/u kesakitan karena dengan strecher PIB, pasang O2
y,Yeni Syok lemas dan perdarahan. masker.
memegangi
perutnya.

7 Sandy , Hijau Dewasa Korban ditemukan Pasien dapat berjalan Korban berjalan sendiri Diobati luka-luka
Hasan, P3 ada yang terduduk sendiri dengan mengikuti
wafy lemas, arahan dar i tim triage
bingung,menggigil. P3
8 Erika, Hijau Histeris Korban bingung Pasien dapat berjalan Korban berjalan sendiri Diobati luka-luka
Savira, P3 berteriak mencari sendiri dengan mengikuti
Kitfatu, keluarganya arahan dar i tim triage
Sisma P3

18
Lampiran 7
SARANA DAN PRASARANA
SIMULASI BENCANA ALAM TSUNAMI “PANTAI DAMPAR”

1) Alat Laboratorium
No Nama Barang Jumlah
1 Stetoskop 12
2 Tensi 6
3 Mitela 25
4 Bidai PMI: 1, Panjang (warna
hijau): 4, Sedang: 2
5 Neckolar 3
6 Stabilizer 3
7 Tandu atau Strecher 5
8 Tabung Oksigen 1
9 Oksigen Transport 1
10 Nasal Kanul 10
11 Masker Oksigen 10
12 Bengkok 10
13 Handrub 10
14 Brankar 2
15 Troli 5
16 Handscoen + masker Handscoen: 5, Masker: 5
17 Alat Satuan Acara Bermain (Satu Set) 1 set
18 Tiang Infus 4
19 Abocath 20
30 Infus Set 20
21 Tourniquet 5
22 Oksimetri 5
23 Alcohol Swab 2 box
24 Kapas 2 box
25 Kassa 10 box
26 Perban 30
27 Plaster 20
28 Betadine 20
29 Selimut 20
30 Minyak Kayu Putih 15
31 Alkohol 20
32 Cairan 20
33 Tempat Sampah (Medis dan Non-Medis) Medis: 4, Non-Medis:4
34 Lembar Balik 2

19
2) Alat BPBD
No Nama Barang Jumlah
1 Terpal 3
2 Terop 2
3 Tenda 3
4 Kursi 20
5 Meja 20
6 Beco 1
7 Pelampung 5
8 Tangki Air Bersih 1
9 Megaphone 2
10 HT 15

3) Transportasi

No Nama Barang Jumlah


1 Truk 527 4

20
Lampiran 8

ANGGARAN DANA SIMULASI BENCANA ALAM ERUPSI

No Jenis JUMLAH
1 Sewa Truk 527 4 x @125.000 Rp. 500.000
2 Konsumsi Perangkat Desa 15 x @15.000 Rp. 225.000
(Nasi bungkus+ kue) 15 x @5000 Rp. 75.000
3 Konsumsi masyarakat desa 50 x @3000 Rp. 150.000
(Kue+Air mineral)
4 Konsumsi Mahasiswa 140x @10.000 Rp. 1400.000
5 Pita Triage 4 gulungx @7500 Rp. 30.000
6 Alat Tulis 1 set x@10.000 Rp. 10.000
7 Banner 2 x @50.000 Rp. 100.000
8 Leaflet 50 x @1000 Rp. 50.000
9 Aqua 4 dusx @25000 Rp. 100.000
10 Lain-lain Rp. 60.000
TOTAL Rp. 2.700.000

21
Lampiran 9
KONSEP MATERI
TSUNAMI

1.1 Definisi Tsunami


Erupsi secara Eksplosif – Erupsi eksplosif adalah proses keluarnya magma dan
material lain dari dalam perut bumi yang disertai dengan tekanan yang kuat sehingga
terkadang menimbulkan suara letusan atau dentuman yang cukup keras. Pada
umumnya erupsi ini dikenal sebagai letusan gunung berapi. Adapun contoh dari
erupsi eksplosif antara lain adalah erupsi gunung Krakatau.

Erupsi secara Efusif – Erupsi efusif adalah proses keluarnya magma yang berbentuk
lelehan lava. Erupsi ini terjadi akibat adanya tekanan gas yang tidak begitu kuat
sehingga magma kental dan lava pijar tumpah dan kemudian mengalir ke lereng
puncak gunung. Adapun contoh dari erupsi efusif adalah erupsi Gunung Merapi.

1.2 Bahaya Tsunami


Dampak Positif Letusan Gunung Api bagi Manusia

1. Tanah yang dilewati oleh abu vulkanis akibat meletusnya gunung api tersebut,
membuat tanahnya menjadi subur dan sangat baik untuk bercocok tanam. Bagi
penduduk sekitar yang bekerja menggarap lahan untuk ditanami berbagai tanaman
sayur atau lainnya, hal ini akan membawa keuntungan (baca : ciri ciri tanah subur dan
tidak subur)

2. Pembangkit listrik baik didirikan di wilayah yang sering mengalami letusan


gunung

3. Timbulnya mata air yang mengandung banyak mineral. Mata air ini biasa disebut
dengan makdani

4. Membuka lapangan pekerjaan baru untuk warga sekitar pegunungan yaitu sebagai
penambang pasir. Materi vulkanik dari gunung berapi yang berupa pasir dapat dijual
dengan harga yang tinggi dan membantu perekonomian warga

5. Jenis jenis hutan yang rusak akibat letusan, akan cepat digantikan dengan
pepohonan baru yang tumbuh membentuk suatu ekosistem baru

22
6. Berpotensi terjadi hujan orografis di daerah vulkanis

7. Batu yang meluap tatkala terjadi letusan gunung api berguna untuk bahan
bangunan

Dampak meletusnya gunung api adalah munculnya geyser atau sumber mata air panas
yang bagus untuk kesehatan kulit.

1. Aliran lava panas – Aliran lava gunung berapi memiliki suhu 7000 sampai
1200oC. Dengan panas yang teramat tinggi, aliran lava tersebut dapat merusak dan
membakar apapun yang dilaluinya. Akan tetapi warga dan penduduk di sekitar
gunung masih dapat menyelamatkan diri dari aliran lava ini karena alirannya sangat
lambat yaitu sekitar 5-300 meter/hari.

2. Lahar – Ada beberapa jenis lahar, antara lain lahar hujan yang biasa juga
dinamakan lahar sekunder dan lahar letusan yang dikenal juga dengan lahar primer.
Berat jenis aliran lahar tersebut besar yaitu antara 2-2,5. Dapat merusak apapun.
Terlebih jika daerahnya landai/ miring. Bangunan dan gedung di sekitar dapat hancur
dalam sekejap. Pengertian dari lahar letusan dan lahar hujan adalah sebagai berikut.

3. Lahar letusan – merupakan lahar yang terjadi karena letusan eksplosif gunung
berapi yang punya danau kawah. Jauh tidaknya persebaran lahar letusan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu banyak sedikitnya air dalam kawah, dataran sekitar gunung
yang luas, serta keadaan morfolog sekeliling kawah tersebut.

4. Lahar hujan – merupakan terbentuknya lahar yang disebabkan oleh proses


terjadinya hujan. Lahar hujan dapat terbentuk lama setelah gunung berapinya meletus
atau langsung setelah terjadinya letusan gunung api. Besar atau kecilnya lahar hujan
dipengaruhi oleh intensitas curah hujan, banyak sedikitnya endapan gunung berapi
yang memiliki kandungan abu (abu adalah material yang dapat membentuk lahar).
Lahar hujan di Indonesia yang sudah sangat populer adalah lahar hujan gunung
Galunggung, Merapi, Semeru, Agung.

5. Awan panas – Awan panas dengan suhu sekitar 2000-800oC dapat menyerang
wilayah sekitar gunung berapi hingga radius 10 km bahkan lebih jauh. Kecepatan
awan panas kurang lebih 60 sampai 145 km/jam. Awan panas ini selain dapat
merusak bangunan dan pemukiman warga, juga dapat membuat pepohonan tumbang
dan akar pohon tercabut dari tanah. Dua jenis jenis awan panas yaitu awan panas
surge dapat menyerang dengan radius yang lebih jauh, sehingga menjangkau daerah
lebih luas. Selanjutnya awan panas block and ash flow yang arahnya akan ikut
dengan lembah gunung.

23
6. Hujan abu – Hujan abu akibat erupis gunung berapi biasanya berisi debu, pasir,
butiran lempung dan dapat berdampak pada tingginya keasaman air, rusaknya
pepohonan dan berbagai jenis tanaman termasuk lahan pertanian, menyebabkan
penyakit mata dan infeksi saluran napas. Apabila terjadi hujan abu dihimbau untuk
menggunakan masker dan kacamata serat jangan lupa untuk membersihkan sisa hujan
abu yang mengendap di atap rumah.

5. Batuan pijar – Lontaraan batu pijar dapat terjadi tatkala gunung berapi meletus dan
mengarah ke mana saja. Dapat membakar dan merusak bangunan, hutan, kematian
manusia dan hewan. Untuk menghindar dari lontaran batu pijar, sebaiknya mengungsi
jauh-jauh ke wilayah yang aman (jauh dari gunung).

6. Guguran lava pijar – Guguran lava ini berasal dari aliran lava atau kubah lava.
Longsornya bisa sampai berjuta meter kubik sehingga sangat berbahaya bagi
lingkungan sekitarnya.

1.3 Tanda Gejala Tsunami


Berikut adalah ciri ciri akan terjadi erupsi di daerah sekitar anda agar
diperlukan upaya untuk mengantisipasi terjadinya tsunami :
1. Mata air yang mengering

2. Terdengar suara gemuruh

3. Terjadi gempa

4. Kenaikan suhu yang terjadi di wilayah sekeliling gunung tersebut

5. Tanaman dan pepohonan tampak layu

1.4 Penatalaksanaan Kasus


Erupsi bisa terjadi dimanapun dan kapanpun. Waktu terjadinya karena gempa
bumi tidak dapat diperkirakan.. Tanda-tanda gempa bumi yang dapat menimbulkan
erupsi :
1. Gempa bumi berlangsung lebih darisatu menit
2. Manusia tidak dapat berdiri tegak atau berjalan saat guncangan terjadi.

24
3. Gempa bumi telah menyebabkan struktur bangunan seperti tiang pondasi, dan
lantai rusak.
Jika terjadi gejala diatas, segera bunyikan kentongan berkali-kali secara terus
menerus, dan lakuakn evakuasi ke lokasi berikut:
1. Bangunan bertingkat yang memenuhi syarat:
a. Lebih dari dua lantai
b. Berada pada jarak lebih dari 500 m dari garis pantai
c. Tidak ada kerusakan pada struktur (tiang, balok, dan lantai) setelah gempa
terjadi.
2. Daerah ketinggian yang memenuhi syarat:
a. Berada lebih dari 10 m dari permukaan laut.
b. Dapat dicapai dalam waktu kurang dari 30 menit dengan berjalan kaki.

1.5 Langkah-Langkah Penanggulangan Bencana erupsi


Penyelenggaraanpenanggulanganbencanapadasaattanggapdaruratsebagaimanadi
maksuddalamPasal 33 (Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007)meliputi:
1) Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber
daya.Pengkajian secara cepat dan tepat sebagaimana dimaksud dilakukan
untuk mengidentifikasi:
a. Cakupan lokasi bencana;
b. Jumlah korban;
c. Kerusakan prasarana dan sarana;
d. Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan; dan
e. Kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
2) Penentuan status keadaan darurat bencana;
3) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
4) Pemenuhan kebutuhan dasar;
5) Perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
6) Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

25
1.9 MengaktifkanOrganisasi
Organisasi Komando Tanggap Darurat Bencana merupakan organisasi satu
komando, dengan mata rantai dan garis komando serta tanggung jawab yang jelas.
Instansi/lembaga dapat dikoordinasikan dalam satu organisasi berdasarkan satu
kesatuan komando. Organisasi ini dapat dibentuk di semua tingkatan wilayah
bencana baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun tingkat nasional.

Terbentuknya Komando Tanggap Darurat Bencana meliputi tahapan yang terdiri dari:

Informasi Kejadian Awal

Informasi awal kejadian bencana diperoleh melalui berbagai sumber antara lain
pelaporan, media massa, instansi/lembagaterkait, masyarakat, internet, daninformasi
lain yang dapatdipercaya. BNPB dan/atau BPBD melakukan klarifikasi kepada
instansi/lembaga/masyarakat di lokasi bencana. Informasi yang diperoleh dengan
menggunakan rumusan pertanyaan terkait bencana yang terjadi, terdiridari:

a. Apa : jenisbencana (Erupsi)

b. Bilamana : hari, tanggal, bulan, tahun, jam, waktusetempat

c. Dimana : tempat/lokasi/daerahbencana

d. Berapa : jumlahkorban, kerusakansaranadanprasarana

e. Penyebab : penyebabterjadinyabencana

f. Bagaimana : upaya yang telahdilakukan

Penugasan Tim ReaksiCepat (TRC)

Dari informasikejadianawal yang diperoleh, BNPB dan/atau BPBD menugaskan


Tim Reaksi Cepat (TRC) tanggap darurat bencana, untuk melaksanakan tugas
pengkajian secara cepat, tepat (early assessment), dan dampak bencana, serta
memberikan dukungan pendampingan dalam rangka penanganan darurat bencana.
Berikutadalahhal-hal yang harustermasukdalampengkajiantimreaksicepat:
(1) SyaratLokasiTempatevakuasi

26
(2)Korban
Jenis Obat Pembekalan
Luka Memar Kapas Absorben, kassa steril 40/40 Pov Iodine, Fenilbutazon,
Metampiron Tab, Parasetamol Tab
Luka Sayatan Stretcher/tandu, spalk, kasa, elastic perban, kasa elastis, alkohol
70%, Pov.Iodine 10%, H2O2 Sol, Ethyl Chlorida, Spray.
ISPA Kotrimoksazol 480 mg, 120 mgTabdanSuspensi,
Amoxylcilin,OBH, Parasetamol, Dekstrometrofan
Tab, CTM
Gastritis Antasida DOEN Tab & Suspensi, Simetidin tab, Extrak Belladon
Malaria Artesunat, Amodiakuin, Primakuin
Asma Kotrimoksazol 480 mg, 120 mgTabdanSuspensi,
Amoxylcilin,OBH, Parasetamol, Dekstrometrofan
Tab, CTM
Penyakit Mata Sulfasetamid t.m, Chlorampenicol, salep mata, Oksitetrasiklin
salep mata
Penyakit Kulit CTM Tablet, Prednison, Salep 2-4, Hidrokortison salep, Antifungi
salep, Deksametason Tab, Prednison Tab, Anti bakteri DOEN
salep, Oksi Tetrasiklin salep 3%, skabisid salep

(3) Bantuan Logistik


Tugas pengendalian fasilitas dan logistic seperti :
a) Mampu mengetahui dan menyiapkan kebutuhan semua unit kerja
(fasilitas Puskodal, fasilitas dan logistik di lapangan)
b) Menyiapkan dan berkoordinasi dengan sektor lain dalam penyiapan
kebutuhan korban (RS lapangan, shektering pengungsi, jamban, air
bersih, transportasi tim dan korban).
c) Mempu mengelola semua bantuan logistik dari hasil koordinasi atau
bantuan
Bantuan yang dapat diberikan kepada korban bencana terdiri dari sumber
daya manusia dan alat-alat.
a) Sumber Daya Manusia yang dimaksud adalah tim BNPB/ BPBD, tim
kesehatan (PMI, perawat, dokter), TNI/ POLRI, Dinas pekerjaan
umum dan tim relawan lainnya.
Pada saat terjadi bencana perlu adany mobilisasi SDM kesehatan yang
tergabung dalam suatu pennggulanagn krisis yang meliputi: tim reksi
cepat (TRC) yang memberikan pelayanan medic seperti dokter umum,
spesialis, perawat igd, perawat bedah, surveilans epidemiolog, petugas

27
logistik; tim penilaian cepat (RHA Team) terdiri dari dokter umum,
epidemiologi, sanitarian; tim bantuan kesehatan yang atas rekomendasi
tim RHA
b) Bahan pokok: makanan (beras, roti, mie instan), minuman, air
bersih,obat-obatan, dan bahan sekunder seperti selimut, popok,
pembalut dan lain-lain.
c) Sarana berupa :
Standar minimal jenis peralatan penanggulangan bencana(Peraturan
BNPB Nomor 17 tahun 2009 tentang Standarisasi Peralatan
Penanggulangan Bencana), sebagai berikut:

No NamaAlat Instansi
1 TendaKomando BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
2 Tendapeleton BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
3 Tendaregu BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
4 TendaKeluarga BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
5 TendaPoskoKesehatan BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
6 Mobil Komando BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
7 Mobil ambulance BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
8 Mobil rescue BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
9 Mobil operasional BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
10 Mobil truk BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
11 Truk trailer BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
12 Motor trail BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
13 Mobile water treatment BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
14 Mobil bbm BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
15 Mobil tangki BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
16 Water pillow BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
17 Instansipenjernih air BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
18 Velbet BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
19 Dapurumum BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
20 Alatkomunikasi BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
21 Genset+lampusorot BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
22 TukangKayu BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
23 TukangBatu BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
24 Tukangelektronik BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
25 Vertical rescue BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
26 Megaphone BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga

28
Standar minimal pealatan penanggulangan bencana yang tersedia
apabila terjadi bencana tsunami meliputi: Standar Minimal Perlatan Penanggulangan
Bencana ditambah, standar Peralatan bencana Tsunami, meliputi:
No NamaAlat Instansi
1 Perahu Karet BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
2 Peraahu Karet BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
Bermesin
3 Pelampung BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
4 Buldozer BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
5 Beco BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
6 Garpu Loader BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
7 Jembatan Balley BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
1) Penetapan Status atau Tingkat Bencana
Berdasarkan Peraturan kepala BNPB Nomor 10 tahun 2010 dan berbagai
masukan yang dapat dipertanggung jawabkan dalam forum rapat dengan
instansi/lembaga terkait, maka :
a. Bupati/Walikota menetapkan status/tingkat skala kabupaten/kota.
b. Gubernur menetapkan status/tingkat bencana skala provinsi.
c. Presiden RI menetapkan status/tingkat bencana skala nasional.
2) Pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana
TahapanpembentukanKomandoTanggapDaruratBencanatersebutharusdilaksan
akansecarakeseluruhanmenjadisaturangkaiansistemkomando yang terpadu.
Berikut adalah contoh organisasi tingkat kabupaten atau kota:

29
Wali Kota/
Bupati

Ka-BPBD
Kab/Kota
Dinas/Lembaga/
Organisasi terkait

Komando
Wakil
Komando

Sekretariat Perwakilan
Dinas/Lembag
a

Humas Keselamatan
dan Keamanan

Bidang Bidang Operasi Bidang Bidang


Perencanaan Logistik dan Administrasi
Peralatan Keuangan
Seksi Seksi Seksi Seksi

Seksi Seksi Seksi Seksi

Keterangan :

: Jalur
Komando

30
1.10 Evakuasi Korban
1) Start Triage
Triase dilakukan untuk mengidentifikasi secara cepat korban yang
membutuhkan stabilisasi segera (perawatan di lapangan) dan mengidentifikasi korban
yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan darurat (life-saving surgery).
Dalam aktivitasnya, digunakan kartu merah, hijau dan hitam sebagai kode identifikasi
korban. Berikut langkah-langkah triage lapangan sebagai berikut
(1) Sterilkan korban yang tertriage hijau
(2) Cari pasien dengan sistem prioritas yaitu dengan mendahulukan korban
P1 lalu dievakuasi
(3) Harus ada komunikasi antara tim triage satu dg transport
(4) Lalu evakuasi korabn dengan P2
(5) Setelah itu cari pasien meninggal dan hilang
Pertolongan pertama dilakukan oleh para sukarelawan, petugas Pemadam
Kebakaran, Polisi, tenaga dari unit khusus, Tim Medis Gawat Darurat dan
Tenaga Perawat Gawat Darurat Terlatih.Pertolongan pertama dapat diberikan
di lokasi seperti berikut:
(1) Lokasi bencana, sebelum korban dipindahkan.
(2) Tempat penampungan sementara
(3) Pada “tempat hijau” dari pos medis lanjutan
(4) Dalam ambulans saat korban dipindahkan ke fasilitas kesehatan
Pertolongan pertama yang diberikan pada korban dapat berupa kontrol
jalan napas, fungsi pernapasan dan jantung, pengawasan posisi korban,
kontrol perdarahan, imobilisasi fraktur, pembalutan dan usaha-usaha untuk
membuat korban merasa lebih nyaman. Harus selalu diingat bahwa, bila
korban masih berada di lokasi yang paling penting adalah memindahkan
korban sesegera mungkin, membawa korban gawat darurat ke pos medis
lanjutan sambil melakukan usaha pertolongan pertama utama, seperti
mempertahankan jalan napas, dan kontrol perdarahan. Resusitasi

31
Kardiopulmoner tidak boleh dilakukan di lokasi kecelakaan pada bencana
massal karena membutuhkan waktu dan tenaga.
1. Evakuasi Korban
Prinsip evakuasi tsunami adalah dengan meninggalkan wilayah rawan
tsunami menuju wilayah yang aman. Hal tersebut secara sederhana dipahami
dengan meninggalkan wilayah yang dekat dengan pantai menuju dataran yang
jauh dari pantai sehingga aman dari gelombang tsunami. Evakuasi jenis ini
dikenal dengan sebutan evakuasi horizontal.Evakuasi horizontal nampaknya
sulit diterapkan dilihat dari segi topografi dan akses ke lokasi yang aman
cukup jauh dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Oleh sebab itu
evakuasi vertical menjadi solusi jika terjadi tsunami. Beberapa kesulitan
evakuasi horizontal adalah dengan terdeteksinya evacuation bottlenecks
karena terpusatnya arah evakuasi menuju jalur- jalur tertentu yang
diperkirakan tidak dapat menampung arus evakuasi. Jalan-jalan utama di
dalam kota justru sejajar dengan garis pantai sehingga kurang efektif sebagai
jalur utama evakuasi. Pintu keluar kota menuju daratan tinggi yang aman dari
tsunami hanya ada sedikit sehingga dipastikan terjadi kemacetan luar biasa
pada saat evakuasi tsunami.Evakuasi tsunami juga dibatasi oleh waktu yang
sangat terbatas sedangkan jangkauan gelombang bisa sangat jauh kearah
daratan. Populasi dekat dengan pantai dikhawatirkan tidak mampu mencapai
daerah aman dalam waktu singkat. Bahkan diindikasikan terdapat beberapa
wilayah di Indonesia yang membutuhkan waktu evakuasi sampai 180 menit
untuk mancapai daeerah aman sebagai tujuan evakuasi Evakuasi vertical
menjadi krusial pada daerah rawan tsunami yang letaknya jauh dari tempat
aman.
2) Triage 2
(1) RS Lapangan
Triase ini dilakukan saat korban memasuki pos medis lanjutan oleh
tenaga medis yang berpengalaman (sebaiknya dipilih dari dokter yang
bekerja di Unit Gawat Darurat, kemudian ahli anestesi dan terakhir oleh

32
dokter bedah). Tujuan triase medik adalah menentukan tingkat perawatan
yang dibutuhkan oleh korban.
Pos medis lanjutan didirikan sebagai upaya untuk menurunkan
jumlah kematian dengan memberikan perawatan efektif (stabilisasi)
terhadap korban secepat mungkin. Upaya stabilisasi korban mencakup
intubasi, trakeostomi, pemasangan drain thoraks, pemasangan ventilator,
penatalaksanaan syok secara medikamentosa, analgesia, pemberian infus,
fasiotomi, imobilisasi fraktur, pembalutan luka, pencucian luka bakar.
Fungsi pos medis lanjutan ini dapat disingkat menjadi “Three ‘T’ rule”
(Tag,Treat, Transfer) atau hukum tiga (label, rawat, evakuasi).
Lokasi pendirian pos medis lanjutan sebaiknya di cukup dekat
untuk ditempuh dengan berjalan kaki dari lokasi bencana (50–100 meter)
dan daerah tersebut harus:
1) Termasuk daerah yang aman
2) Memiliki akses langsung ke jalan raya tempat evakuasidilakukan
3) Berada di dekat dengan Pos Komando
4) Berada dalam jangkauan komunikasi radio.
Pada beberapa keadaan tertentu, misalnya adanya paparanmaterial
berbahaya, pos medis lanjutan dapat didirikan ditempat yang lebih jauh.
Sekalipun demikian tetap harusdiusahakan untuk didirikan sedekat
mungkin dengan daerahbencana.
(2) Pengungsian
Secara operasional,pada tahap tanggap darurat ini dialihkanpada kegiatan:
a) Penanganan korban bencana termasuk menguburkan korban
yangmeninggal dan menangani korban yang luka-luka.
b) Penanganan pengungsi
c) Pemberian bantuan darurat
d) Pelayanan Kesehatan, sanitasi dan air bersih
e) Penyiapan penampungan sementara

33
Pembangunan fasilitas sosial dan fasilitas umum sementara,
sertamemperbaiki sarana dan prasarana dasar agar mampu
memberikanpelayanan yang memadai untuk para korban.

34

Anda mungkin juga menyukai