OLEH:
KELAS 3B
MAHASISWA D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Hari :Sabtu
Mengetahui,
Ketua Panitia
2
1.1 Latar Belakang
3
Burno Kecamatan Senduro memiliki bekal ketika terjadi bencana dan mengerti
apa yang harus mereka lakukan ketika bencana itu datang.
1.2 Landasan
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan program perkuliahan Manajen
mahasiswa D3 Keperawatan Universitas Jember Tahun 2019.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Kegiatan ini secara umum bertujuan untuk membekali masyarakat ilmu
kebencanaan supaya ketika terjadi bencana sudah tau apa yang akan
dilakukannya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Bentuk kepedulian terhadap potensi Bencana Alam yang ada di Kabupaten
lumajang dengan melakukan pelatihan mitigasi bencana.
2. Mampu memberikan kegiatan positif bagi warga sekitar di area potensi
bencana.
3. Membentuk tali silahturahmi kepada masyarakat sekitar dengan mahasiswa
D3 Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang.
4
1.7 Penutup
Demikian proposal kegiatan ini kami susun, besar harapan kami untuk
mendapatkan persetujuan dan dukungan dari berbagi pihak agar kegiatan dan
acara yang telah kami rencanakan dapat terlaksana serta diterima dan berjalan
dengan lancar.
5
Lampiran 1
SUSUNAN KEGIATAN
KEGIATAN “SIMULASI BENCANA”
3) Sie Dekdok
Koordinator : Nisa NabiIIah A
Anggota : Savira Mega Andriani
4) Sie Humas
Koordinator : Mentari Anita P
6
Anggota : Ismu Naziatus Z
Putri Ayu Lintang S
7
Lampiran 2
JOB DESCRIPTION
MITIGASI BENCANA
2 Sekertaris :
1. Membuat notulen rapat.
2. Menyiapkan acara rapat koordinasi.
3. Menyiapkan surat kepada Kepala desa Burno
dan wali mahasiswa.
4. Mengatur surat keluar dan masuk. Sekretaris
5. Membuat surat pemberitahuan pembayaran
6. Membuat surat perlengkapan.
7. Membuat laporan pertanggung jawaban
kegiatan.
3 Bendahara :
1. Membuat rencana anggaran.
2. Mengatur dan mendokumentasikan keluar
masuk uang.
3. Bertanggung jawab terhadap keluar Bendahara
masuknya uang.
4. Membuat laporan pertanggung jawaban
keuangan.
8
4 Sie Acara :
1. Membuat susunan acara dan konsultasi.
2. Membuat susunan s eremonial pembukaan
dan penutupan Koordinator Sie
3. Memastikan kesediaan narasumber Acara
4. Menyiapkan MC seremonial
5. Membuat laporan pertanggung jawaban.
6 Seksi Humas
1. Mempersiapkan dan mengantar surat
2. Menjaga kebersihan lingkungan.
3. Membuat laporan pertanggung jawaban Koordinator Sie
kegiatan perlengkapan. Humas dan
Transportasi
7 Sie Konsumsi :
1. Mempersiapkan konsumsi.
2. Mempersiapkan snack.
3. Membuat laporan pertanggung jawaban Koordinator Sie
kegiatan konsumsi. Konsumsi
9
8 Sie Keamanan :
1. Menjaga keamanan.
2. Menjaga situasi yang kondusif
3. Membantu mengarahkan mahasiswa Koordinator Sie
4. Membuat laporan pertanggung jawaban Keamanan
kegiatan sie keamanan.
10
Lampiran 3
SUSUNAN ACARA
MITIGASI BENCANA
Penanggung
Waktu Kegiatan Tempat
Jawab
Persiapan
Halaman Koordinator
07.00 – 08.00 pemberangkatan
parkirbelakang Kelas
Presensi
Perjalanan Ke Desa
08.30 – 09.00 Lumajang – Senduro -
Burno
Pembukaan
09.30 – 10.00 Briefing / Desa Burno
Pengarahan
Melakukan Role
Play Mitigasi
bencana Tsunami
10.30 – 11.30 Pemahaman Desa Burno Mahasiswa
penerapan mitigasi
bencana
Diskusi tanya jawab
12.00 – 13.00 Ishoma Desa Burno -
13.15 – 13.45 Penutupan Desa Burno
13.45 – 14.15 Perjalanan Pulang Senduro – Lumajang -
11
Lampiran 4
DAFTAR PESERTA
MITIGASI BENCANA
Kelas : 3B
Kordinator : Savira Mega Andriani
No Nama Tanda Tangan
1 SUCI NUR RAMADHANI 1
2 RIDHA NINA SASABILLA 2
3 KHARISMA NUR AZIZAH 3
4 PUTRI AYU LINTANG SARI 4
5 DEMI MUTIARA SARI KHORIDAH 5
6 IZMU NAZILATUZ ZAHROH 6
7 IKA PINGKY SETYO WARDANI 7
8 SAVIRA MEGA ANDRIANI 8
9 FAIZAH SHOFIYA NINGRUM 9
10 JAMALUDIN 10
11 ALVIONIKA AGUSTIN 11
12 ZAKIA FAUQI FAHMAWATI 12
13 FINDI PRADANA 13
14 MOHAMMAD WAVY AZKIYA 14
15 ROSYIDATUR ROHMAH 15
16 MENTARI ANITA PUTRI 16
17 TRISNA NUR IMANIYAH 17
18 RISMA ISROFIAH ANISAH 18
19 NABILLAH 19
20 NUR HALIZA 20
21 YUNIA LUSI 21
22 RIZKY SRI LESTARI 22
23 APRIHIDAYATUL UMU 23
24 YENI MAULINA NINGSIH 24
25 ASWAJUN MUTHOHAROH 25
26 KITFATUL ISLAMIYAH 26
27 NISA NABILA AZMI 27
28 MUKHAMMAD ASHIF BURKHIYAH 28
29 SANGGEETA AZHAM RAMDHANI 29
30 SISMA YESSI YUNNITA 30
31 CITRA PUTRI LESTARI 31
32 RAFIKA NADIA DEVI 32
33 PINGKAN MAULIDA YULIA HAPSARI 33
34 WAHYU ARI SANDI 34
35 APRILLIA FIRNANDA DAMAYANTI 35
36 ERIKA YUDI SAPUTRI 36
37 SEPTIN VIJAYANTI 37
38 RAHASAN 38
12
Lampiran 5
13
darurat yang melibatkan semua unsur masyarakat yang membantu dalam
penetapan sarana dan prasarana dalam tanggap darurat.
7. Tim terakhir yaitu Tim Keamanan. Tim ini yang merupakan tim
pendukung dalam menjaga keamanan serta kenyamanan dalam area
pengungsian.
14
dan sekitarnya untuk dibawa menuju ke Posko tanggap darurat guna mendapatkan
penanganan dan perawatan.
15
Lampiran 6
PEMBAGIAN PERAN
SIMULASI BENCANA ALAM “ERUPSI DESA BURNO”
16
RINCIAN PERANKORBAN
SIMULASI BENCANA ERUPSI “DESA BURNO”
2 Yeni,Su Merah Luka tajam Korban ditemukan Kesadaran menurun, Dibebat tekan diarea Primary survey,
ci P1 abdomen+ dibawah pohon perdarahan masif, nadi tusukan untuk PIB, Rujuk RS
hipoterma rindang dengan radialis teraba lemah, menstabilkan kayu agar terdekat
kondisi perut sianosis, CRT > 2 tidak terjadi perdarahan
tertusuk kayu tajam detik masif, dipasang neckolar
dan stabilizer, lalu
dievakuasi.
3 Erika, Merah Open Korban ditemukan Merintih karena pertolongan pertama Primary survey,
Savira P1 Fraktur dibawah reruntuhan lukanya, perdarahan pasien dibidai kaki kiri PIB, dilakukan
Tibia 2 pepohonan dengan masif, CRT > 2 detik dan kanan namun pembidaian ulang,
kaki kayu yang menimpa perdarahan masif tetap Rujuk RS terdekat
pada kedua kakinya. terjadi
4 Lusi,N Merah COS+ Korban ditemukan Somnolen, nadi lemah, Pertolongan pertama Primary survey,
alla P1 Hipotermia dibawah reruntuhan sianosis, CRT > 2 dengan memasang PIB, Rujuk RS
dengan perdarahan detik neckolar dan stabilizer terdekat
di area kepala lalu dievakuasi ke RS
belakang. lapangan.
5 Pingky, Kuning Close Korban ditemukan Abrasi di seluruh Korban dievakuasi Pembenaran
Salsa, P2 Fraktur diantara pepohonan tubuh, Berteriak dengan stretcher. dislokasi, bebat
Tibia meminta tolong tekan dengan
elastic bandage
6 Rosyida Kuning Ibu Hamil Korban ditemukan Korban merntih Korban dievakuasi Primary survey,
tur,Risk P2 terjatuh dan duduk dengan k/u kesakitan karena dengan strecher PIB, pasang O2
y,Yeni Syok lemas dan perdarahan. masker.
memegangi
perutnya.
7 Sandy , Hijau Dewasa Korban ditemukan Pasien dapat berjalan Korban berjalan sendiri Diobati luka-luka
Hasan, P3 ada yang terduduk sendiri dengan mengikuti
wafy lemas, arahan dar i tim triage
bingung,menggigil. P3
8 Erika, Hijau Histeris Korban bingung Pasien dapat berjalan Korban berjalan sendiri Diobati luka-luka
Savira, P3 berteriak mencari sendiri dengan mengikuti
Kitfatu, keluarganya arahan dar i tim triage
Sisma P3
18
Lampiran 7
SARANA DAN PRASARANA
SIMULASI BENCANA ALAM TSUNAMI “PANTAI DAMPAR”
1) Alat Laboratorium
No Nama Barang Jumlah
1 Stetoskop 12
2 Tensi 6
3 Mitela 25
4 Bidai PMI: 1, Panjang (warna
hijau): 4, Sedang: 2
5 Neckolar 3
6 Stabilizer 3
7 Tandu atau Strecher 5
8 Tabung Oksigen 1
9 Oksigen Transport 1
10 Nasal Kanul 10
11 Masker Oksigen 10
12 Bengkok 10
13 Handrub 10
14 Brankar 2
15 Troli 5
16 Handscoen + masker Handscoen: 5, Masker: 5
17 Alat Satuan Acara Bermain (Satu Set) 1 set
18 Tiang Infus 4
19 Abocath 20
30 Infus Set 20
21 Tourniquet 5
22 Oksimetri 5
23 Alcohol Swab 2 box
24 Kapas 2 box
25 Kassa 10 box
26 Perban 30
27 Plaster 20
28 Betadine 20
29 Selimut 20
30 Minyak Kayu Putih 15
31 Alkohol 20
32 Cairan 20
33 Tempat Sampah (Medis dan Non-Medis) Medis: 4, Non-Medis:4
34 Lembar Balik 2
19
2) Alat BPBD
No Nama Barang Jumlah
1 Terpal 3
2 Terop 2
3 Tenda 3
4 Kursi 20
5 Meja 20
6 Beco 1
7 Pelampung 5
8 Tangki Air Bersih 1
9 Megaphone 2
10 HT 15
3) Transportasi
20
Lampiran 8
No Jenis JUMLAH
1 Sewa Truk 527 4 x @125.000 Rp. 500.000
2 Konsumsi Perangkat Desa 15 x @15.000 Rp. 225.000
(Nasi bungkus+ kue) 15 x @5000 Rp. 75.000
3 Konsumsi masyarakat desa 50 x @3000 Rp. 150.000
(Kue+Air mineral)
4 Konsumsi Mahasiswa 140x @10.000 Rp. 1400.000
5 Pita Triage 4 gulungx @7500 Rp. 30.000
6 Alat Tulis 1 set x@10.000 Rp. 10.000
7 Banner 2 x @50.000 Rp. 100.000
8 Leaflet 50 x @1000 Rp. 50.000
9 Aqua 4 dusx @25000 Rp. 100.000
10 Lain-lain Rp. 60.000
TOTAL Rp. 2.700.000
21
Lampiran 9
KONSEP MATERI
TSUNAMI
Erupsi secara Efusif – Erupsi efusif adalah proses keluarnya magma yang berbentuk
lelehan lava. Erupsi ini terjadi akibat adanya tekanan gas yang tidak begitu kuat
sehingga magma kental dan lava pijar tumpah dan kemudian mengalir ke lereng
puncak gunung. Adapun contoh dari erupsi efusif adalah erupsi Gunung Merapi.
1. Tanah yang dilewati oleh abu vulkanis akibat meletusnya gunung api tersebut,
membuat tanahnya menjadi subur dan sangat baik untuk bercocok tanam. Bagi
penduduk sekitar yang bekerja menggarap lahan untuk ditanami berbagai tanaman
sayur atau lainnya, hal ini akan membawa keuntungan (baca : ciri ciri tanah subur dan
tidak subur)
3. Timbulnya mata air yang mengandung banyak mineral. Mata air ini biasa disebut
dengan makdani
4. Membuka lapangan pekerjaan baru untuk warga sekitar pegunungan yaitu sebagai
penambang pasir. Materi vulkanik dari gunung berapi yang berupa pasir dapat dijual
dengan harga yang tinggi dan membantu perekonomian warga
5. Jenis jenis hutan yang rusak akibat letusan, akan cepat digantikan dengan
pepohonan baru yang tumbuh membentuk suatu ekosistem baru
22
6. Berpotensi terjadi hujan orografis di daerah vulkanis
7. Batu yang meluap tatkala terjadi letusan gunung api berguna untuk bahan
bangunan
Dampak meletusnya gunung api adalah munculnya geyser atau sumber mata air panas
yang bagus untuk kesehatan kulit.
1. Aliran lava panas – Aliran lava gunung berapi memiliki suhu 7000 sampai
1200oC. Dengan panas yang teramat tinggi, aliran lava tersebut dapat merusak dan
membakar apapun yang dilaluinya. Akan tetapi warga dan penduduk di sekitar
gunung masih dapat menyelamatkan diri dari aliran lava ini karena alirannya sangat
lambat yaitu sekitar 5-300 meter/hari.
2. Lahar – Ada beberapa jenis lahar, antara lain lahar hujan yang biasa juga
dinamakan lahar sekunder dan lahar letusan yang dikenal juga dengan lahar primer.
Berat jenis aliran lahar tersebut besar yaitu antara 2-2,5. Dapat merusak apapun.
Terlebih jika daerahnya landai/ miring. Bangunan dan gedung di sekitar dapat hancur
dalam sekejap. Pengertian dari lahar letusan dan lahar hujan adalah sebagai berikut.
3. Lahar letusan – merupakan lahar yang terjadi karena letusan eksplosif gunung
berapi yang punya danau kawah. Jauh tidaknya persebaran lahar letusan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu banyak sedikitnya air dalam kawah, dataran sekitar gunung
yang luas, serta keadaan morfolog sekeliling kawah tersebut.
5. Awan panas – Awan panas dengan suhu sekitar 2000-800oC dapat menyerang
wilayah sekitar gunung berapi hingga radius 10 km bahkan lebih jauh. Kecepatan
awan panas kurang lebih 60 sampai 145 km/jam. Awan panas ini selain dapat
merusak bangunan dan pemukiman warga, juga dapat membuat pepohonan tumbang
dan akar pohon tercabut dari tanah. Dua jenis jenis awan panas yaitu awan panas
surge dapat menyerang dengan radius yang lebih jauh, sehingga menjangkau daerah
lebih luas. Selanjutnya awan panas block and ash flow yang arahnya akan ikut
dengan lembah gunung.
23
6. Hujan abu – Hujan abu akibat erupis gunung berapi biasanya berisi debu, pasir,
butiran lempung dan dapat berdampak pada tingginya keasaman air, rusaknya
pepohonan dan berbagai jenis tanaman termasuk lahan pertanian, menyebabkan
penyakit mata dan infeksi saluran napas. Apabila terjadi hujan abu dihimbau untuk
menggunakan masker dan kacamata serat jangan lupa untuk membersihkan sisa hujan
abu yang mengendap di atap rumah.
5. Batuan pijar – Lontaraan batu pijar dapat terjadi tatkala gunung berapi meletus dan
mengarah ke mana saja. Dapat membakar dan merusak bangunan, hutan, kematian
manusia dan hewan. Untuk menghindar dari lontaran batu pijar, sebaiknya mengungsi
jauh-jauh ke wilayah yang aman (jauh dari gunung).
6. Guguran lava pijar – Guguran lava ini berasal dari aliran lava atau kubah lava.
Longsornya bisa sampai berjuta meter kubik sehingga sangat berbahaya bagi
lingkungan sekitarnya.
3. Terjadi gempa
24
3. Gempa bumi telah menyebabkan struktur bangunan seperti tiang pondasi, dan
lantai rusak.
Jika terjadi gejala diatas, segera bunyikan kentongan berkali-kali secara terus
menerus, dan lakuakn evakuasi ke lokasi berikut:
1. Bangunan bertingkat yang memenuhi syarat:
a. Lebih dari dua lantai
b. Berada pada jarak lebih dari 500 m dari garis pantai
c. Tidak ada kerusakan pada struktur (tiang, balok, dan lantai) setelah gempa
terjadi.
2. Daerah ketinggian yang memenuhi syarat:
a. Berada lebih dari 10 m dari permukaan laut.
b. Dapat dicapai dalam waktu kurang dari 30 menit dengan berjalan kaki.
25
1.9 MengaktifkanOrganisasi
Organisasi Komando Tanggap Darurat Bencana merupakan organisasi satu
komando, dengan mata rantai dan garis komando serta tanggung jawab yang jelas.
Instansi/lembaga dapat dikoordinasikan dalam satu organisasi berdasarkan satu
kesatuan komando. Organisasi ini dapat dibentuk di semua tingkatan wilayah
bencana baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun tingkat nasional.
Terbentuknya Komando Tanggap Darurat Bencana meliputi tahapan yang terdiri dari:
Informasi awal kejadian bencana diperoleh melalui berbagai sumber antara lain
pelaporan, media massa, instansi/lembagaterkait, masyarakat, internet, daninformasi
lain yang dapatdipercaya. BNPB dan/atau BPBD melakukan klarifikasi kepada
instansi/lembaga/masyarakat di lokasi bencana. Informasi yang diperoleh dengan
menggunakan rumusan pertanyaan terkait bencana yang terjadi, terdiridari:
c. Dimana : tempat/lokasi/daerahbencana
e. Penyebab : penyebabterjadinyabencana
26
(2)Korban
Jenis Obat Pembekalan
Luka Memar Kapas Absorben, kassa steril 40/40 Pov Iodine, Fenilbutazon,
Metampiron Tab, Parasetamol Tab
Luka Sayatan Stretcher/tandu, spalk, kasa, elastic perban, kasa elastis, alkohol
70%, Pov.Iodine 10%, H2O2 Sol, Ethyl Chlorida, Spray.
ISPA Kotrimoksazol 480 mg, 120 mgTabdanSuspensi,
Amoxylcilin,OBH, Parasetamol, Dekstrometrofan
Tab, CTM
Gastritis Antasida DOEN Tab & Suspensi, Simetidin tab, Extrak Belladon
Malaria Artesunat, Amodiakuin, Primakuin
Asma Kotrimoksazol 480 mg, 120 mgTabdanSuspensi,
Amoxylcilin,OBH, Parasetamol, Dekstrometrofan
Tab, CTM
Penyakit Mata Sulfasetamid t.m, Chlorampenicol, salep mata, Oksitetrasiklin
salep mata
Penyakit Kulit CTM Tablet, Prednison, Salep 2-4, Hidrokortison salep, Antifungi
salep, Deksametason Tab, Prednison Tab, Anti bakteri DOEN
salep, Oksi Tetrasiklin salep 3%, skabisid salep
27
logistik; tim penilaian cepat (RHA Team) terdiri dari dokter umum,
epidemiologi, sanitarian; tim bantuan kesehatan yang atas rekomendasi
tim RHA
b) Bahan pokok: makanan (beras, roti, mie instan), minuman, air
bersih,obat-obatan, dan bahan sekunder seperti selimut, popok,
pembalut dan lain-lain.
c) Sarana berupa :
Standar minimal jenis peralatan penanggulangan bencana(Peraturan
BNPB Nomor 17 tahun 2009 tentang Standarisasi Peralatan
Penanggulangan Bencana), sebagai berikut:
No NamaAlat Instansi
1 TendaKomando BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
2 Tendapeleton BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
3 Tendaregu BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
4 TendaKeluarga BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
5 TendaPoskoKesehatan BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
6 Mobil Komando BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
7 Mobil ambulance BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
8 Mobil rescue BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
9 Mobil operasional BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
10 Mobil truk BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
11 Truk trailer BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
12 Motor trail BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
13 Mobile water treatment BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
14 Mobil bbm BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
15 Mobil tangki BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
16 Water pillow BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
17 Instansipenjernih air BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
18 Velbet BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
19 Dapurumum BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
20 Alatkomunikasi BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
21 Genset+lampusorot BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
22 TukangKayu BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
23 TukangBatu BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
24 Tukangelektronik BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
25 Vertical rescue BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
26 Megaphone BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
28
Standar minimal pealatan penanggulangan bencana yang tersedia
apabila terjadi bencana tsunami meliputi: Standar Minimal Perlatan Penanggulangan
Bencana ditambah, standar Peralatan bencana Tsunami, meliputi:
No NamaAlat Instansi
1 Perahu Karet BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
2 Peraahu Karet BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
Bermesin
3 Pelampung BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
4 Buldozer BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
5 Beco BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
6 Garpu Loader BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
7 Jembatan Balley BNPB/BPBD/Instansi/ Lembaga
1) Penetapan Status atau Tingkat Bencana
Berdasarkan Peraturan kepala BNPB Nomor 10 tahun 2010 dan berbagai
masukan yang dapat dipertanggung jawabkan dalam forum rapat dengan
instansi/lembaga terkait, maka :
a. Bupati/Walikota menetapkan status/tingkat skala kabupaten/kota.
b. Gubernur menetapkan status/tingkat bencana skala provinsi.
c. Presiden RI menetapkan status/tingkat bencana skala nasional.
2) Pembentukan Komando Tanggap Darurat Bencana
TahapanpembentukanKomandoTanggapDaruratBencanatersebutharusdilaksan
akansecarakeseluruhanmenjadisaturangkaiansistemkomando yang terpadu.
Berikut adalah contoh organisasi tingkat kabupaten atau kota:
29
Wali Kota/
Bupati
Ka-BPBD
Kab/Kota
Dinas/Lembaga/
Organisasi terkait
Komando
Wakil
Komando
Sekretariat Perwakilan
Dinas/Lembag
a
Humas Keselamatan
dan Keamanan
Keterangan :
: Jalur
Komando
30
1.10 Evakuasi Korban
1) Start Triage
Triase dilakukan untuk mengidentifikasi secara cepat korban yang
membutuhkan stabilisasi segera (perawatan di lapangan) dan mengidentifikasi korban
yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan darurat (life-saving surgery).
Dalam aktivitasnya, digunakan kartu merah, hijau dan hitam sebagai kode identifikasi
korban. Berikut langkah-langkah triage lapangan sebagai berikut
(1) Sterilkan korban yang tertriage hijau
(2) Cari pasien dengan sistem prioritas yaitu dengan mendahulukan korban
P1 lalu dievakuasi
(3) Harus ada komunikasi antara tim triage satu dg transport
(4) Lalu evakuasi korabn dengan P2
(5) Setelah itu cari pasien meninggal dan hilang
Pertolongan pertama dilakukan oleh para sukarelawan, petugas Pemadam
Kebakaran, Polisi, tenaga dari unit khusus, Tim Medis Gawat Darurat dan
Tenaga Perawat Gawat Darurat Terlatih.Pertolongan pertama dapat diberikan
di lokasi seperti berikut:
(1) Lokasi bencana, sebelum korban dipindahkan.
(2) Tempat penampungan sementara
(3) Pada “tempat hijau” dari pos medis lanjutan
(4) Dalam ambulans saat korban dipindahkan ke fasilitas kesehatan
Pertolongan pertama yang diberikan pada korban dapat berupa kontrol
jalan napas, fungsi pernapasan dan jantung, pengawasan posisi korban,
kontrol perdarahan, imobilisasi fraktur, pembalutan dan usaha-usaha untuk
membuat korban merasa lebih nyaman. Harus selalu diingat bahwa, bila
korban masih berada di lokasi yang paling penting adalah memindahkan
korban sesegera mungkin, membawa korban gawat darurat ke pos medis
lanjutan sambil melakukan usaha pertolongan pertama utama, seperti
mempertahankan jalan napas, dan kontrol perdarahan. Resusitasi
31
Kardiopulmoner tidak boleh dilakukan di lokasi kecelakaan pada bencana
massal karena membutuhkan waktu dan tenaga.
1. Evakuasi Korban
Prinsip evakuasi tsunami adalah dengan meninggalkan wilayah rawan
tsunami menuju wilayah yang aman. Hal tersebut secara sederhana dipahami
dengan meninggalkan wilayah yang dekat dengan pantai menuju dataran yang
jauh dari pantai sehingga aman dari gelombang tsunami. Evakuasi jenis ini
dikenal dengan sebutan evakuasi horizontal.Evakuasi horizontal nampaknya
sulit diterapkan dilihat dari segi topografi dan akses ke lokasi yang aman
cukup jauh dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Oleh sebab itu
evakuasi vertical menjadi solusi jika terjadi tsunami. Beberapa kesulitan
evakuasi horizontal adalah dengan terdeteksinya evacuation bottlenecks
karena terpusatnya arah evakuasi menuju jalur- jalur tertentu yang
diperkirakan tidak dapat menampung arus evakuasi. Jalan-jalan utama di
dalam kota justru sejajar dengan garis pantai sehingga kurang efektif sebagai
jalur utama evakuasi. Pintu keluar kota menuju daratan tinggi yang aman dari
tsunami hanya ada sedikit sehingga dipastikan terjadi kemacetan luar biasa
pada saat evakuasi tsunami.Evakuasi tsunami juga dibatasi oleh waktu yang
sangat terbatas sedangkan jangkauan gelombang bisa sangat jauh kearah
daratan. Populasi dekat dengan pantai dikhawatirkan tidak mampu mencapai
daerah aman dalam waktu singkat. Bahkan diindikasikan terdapat beberapa
wilayah di Indonesia yang membutuhkan waktu evakuasi sampai 180 menit
untuk mancapai daeerah aman sebagai tujuan evakuasi Evakuasi vertical
menjadi krusial pada daerah rawan tsunami yang letaknya jauh dari tempat
aman.
2) Triage 2
(1) RS Lapangan
Triase ini dilakukan saat korban memasuki pos medis lanjutan oleh
tenaga medis yang berpengalaman (sebaiknya dipilih dari dokter yang
bekerja di Unit Gawat Darurat, kemudian ahli anestesi dan terakhir oleh
32
dokter bedah). Tujuan triase medik adalah menentukan tingkat perawatan
yang dibutuhkan oleh korban.
Pos medis lanjutan didirikan sebagai upaya untuk menurunkan
jumlah kematian dengan memberikan perawatan efektif (stabilisasi)
terhadap korban secepat mungkin. Upaya stabilisasi korban mencakup
intubasi, trakeostomi, pemasangan drain thoraks, pemasangan ventilator,
penatalaksanaan syok secara medikamentosa, analgesia, pemberian infus,
fasiotomi, imobilisasi fraktur, pembalutan luka, pencucian luka bakar.
Fungsi pos medis lanjutan ini dapat disingkat menjadi “Three ‘T’ rule”
(Tag,Treat, Transfer) atau hukum tiga (label, rawat, evakuasi).
Lokasi pendirian pos medis lanjutan sebaiknya di cukup dekat
untuk ditempuh dengan berjalan kaki dari lokasi bencana (50–100 meter)
dan daerah tersebut harus:
1) Termasuk daerah yang aman
2) Memiliki akses langsung ke jalan raya tempat evakuasidilakukan
3) Berada di dekat dengan Pos Komando
4) Berada dalam jangkauan komunikasi radio.
Pada beberapa keadaan tertentu, misalnya adanya paparanmaterial
berbahaya, pos medis lanjutan dapat didirikan ditempat yang lebih jauh.
Sekalipun demikian tetap harusdiusahakan untuk didirikan sedekat
mungkin dengan daerahbencana.
(2) Pengungsian
Secara operasional,pada tahap tanggap darurat ini dialihkanpada kegiatan:
a) Penanganan korban bencana termasuk menguburkan korban
yangmeninggal dan menangani korban yang luka-luka.
b) Penanganan pengungsi
c) Pemberian bantuan darurat
d) Pelayanan Kesehatan, sanitasi dan air bersih
e) Penyiapan penampungan sementara
33
Pembangunan fasilitas sosial dan fasilitas umum sementara,
sertamemperbaiki sarana dan prasarana dasar agar mampu
memberikanpelayanan yang memadai untuk para korban.
34