Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL

JANTUNG KONGESTIF (CHF) DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN INTOLERANSI
AKTIVITAS DI RUANG
MELATI RSUD dr. HARYOTO LUMAJANG
TAHUN 2020

FIFI FATIMATUS ZAHRO


01 BAB 1 PENDAHULUAN

POKOK PEMBAHASAN 02 BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI
03 PENELITIAN
Bab 1 pendahuluan

Gangguan sistem kardiovaskular termasuk di dalamnya


Congestive Heart Failure (CHF) atau biasanya disebut
M dengan gagal jantung kongestif merupakan salah satu
penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia.
(WHO,2013). Congestive Heart Failure (CHF) atau
biasanya disebut dengan gagal jantung kongestif adalah
sindrom klinis progresif yang disebabkan oleh
ketidakmampuan jantung dalam memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Pada pasien
gagal jantung kongestif ini biasanya terjadi tanda gejala
sesak napas yang spesifik pada saat istirahat atau saat
beraktivitas dan atau rasa lemah, tidak bertenaga, retensi
air seperti kongestif paru, edema tungkai, terjadi
abnormalitas dari struktur dan fungsi jantung. (Nugraha,
2016)
Skala

Prevalensi Congestive Heart Failure (CHF) di


Indonesia menurut Riskesdas 2015 sebesar 0,3%
dari total jumlah penduduk di Indonesia.
Sedangkan prevalensi untuk gagal jantung di
Indonesia, Yogyakarta menempati posisi pertama
dengan prevalensi gagal jantung sebanyak 0,25%
dan Jawa Timur berada di posisi kedua dengan
prevalensi gagal jantung sebanyak 0,19%.
Kronologis

Gagal jantung berkaitan langsung dengan penurunan intoleransi aktivitas sebagai akibat dari penurunan curah
jantung karena disfungsi ventrikel kiri, peningkatan neurohormonal, dan kongesti pembuluh darah dan vena
sistemik dan pulmonal. Dampak dari gagal jantung terhadap morhibiditas juga dapat bergantung pada
beberapa penyakit . pasien dengan gagal jantung berat hanya dapat melakukan aktivitas yang sangat terbatas,
pasien dengan gagal jantung yang lebih ringan pun juga harus membatasi aktivitas fisiknya. Intoleransi
aktivitas pada pasien dengan penyakit gagal jantung ini apabila mereka akan melakukan suatu gerakan akan
merasakan sesak atau terengah-engah. Sedangkan bagi orang yang normal, berjalan jarak dua atau tiga meter
tidak merasakan lelah, akan tetapi pada pasien yang mengalami gangguan pada intoleransi aktivitas ini pada
saat melakukan aktivitas misalnya melaksanakan latihan bergerak, berjalan sedikit saja sudah merasakan lelah
atau merasa terengah-engah, dikarenakan tubuhnya tidak mampu memproduksi energy yang cukup untuk
bergerak. Jadi apapun penyakit yang membuat terhambatnya atau terputusnya suplai nutrisi dan O2 ke sel
atau disebut juga dengan kata lain yang dapat mengganggu terjadinya pembentukan energy dalam tubuh
berupa intoleransi aktivitas. (Aspiani, 2014)
Solusi
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakcukupan energy pskiologis atau fisiologis untuk
mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari dalam (Asyrofi A, 2016)
mengatakan bahwa 70% pasien heart failure mengalami kekurangan energy

Intervensi yang saya ambil yaitu


latihan rehabilitatif jantung

Menurut penelitian (Sabrian, 2015) yang harus dilakukan untuk mengurangi terjadinya gagal
jantung yaitu dengan adanya latihan aktivitas fisik rehabilitatif jantung ini merupakan program
multi fase yang dirancang untuk memulihkan gangguan jantung terutama gangguan pembuluh
darah koroner jantung. pada program ini pasien dilatih agar dapat kembali menjalankan hidup
secara optimal dan produktif dan juga memiliki tujuan untuk mengoptimalkan kapasitas fisik
tubuh, memberi penyuluhan pada pasien dan keluarga dalam mencegah perburukan dan membantu
pasien untuk kembali dapat beraktivitas fisik seperti sebelum mengalami CHF
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana ketika jantung tidak mampu
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh
untuk digunakan keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu,
sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi. (Aspiani,
DEFINISI
2014)
.
ETIOLOGI

1.
Kelainan otot jantung
4. Iskemia / infark miokard

2. 5.
Aterosklerosis koroner
Emboli paru

3. Hipertensi sistemik atau pulmonal 6.


Anemia
PATHWAY
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
1) Identitas pasien

a. Umur

b. Jenis kelamin 3. Riwayat penyakit sekarang

2.Keluhan utama

7. Pengkajian psikososial 8. Perubahan Pola Kesehatan


5. Riwayat penyakit keluarga
4. Riwayat penyakit dahulu . 6. Riwayat pekerjaan
.
dan pola hidup
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang lain yang muncul pada pasien gagal
jantung kongestif adalah :
1) Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan
kontraktilitas jantung terganggu
PENGKAJIAN 2) Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan kurang
ventilasi, perfusi
3) Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan
1. Identitas pasien
kurangnya volume sekuncup, syok kardiogenik, insufisiensi
a) Umur
katup, hipertensi
b) Jenis kelamin
4) Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan suplai oksigen
2. Keluhan utama
tidak mencukupi kebutuhannya
3. Riwayat penyakit sekarang
5) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
4. Riwayat penyakit dahulu
berhubungan dengan anoreksia, ketidakseimbangan natrium
5. Riwayat penyakit keluarga
6) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring
lama, edema, penurunan perfusi jaringan
7) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemahaman
atau kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung
Diagnosis keperawatan yang diambil dalam laporan kasus pada pasien gagal jantung
kongestif (Congestive Heart Failure) adalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen, kelelahan (Judith M,
2016)

PENGKAJIAN
Definisi : Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau yang harus dilakukan.
• Batasan karakteristik (Judith M, 2016)
• Subjektif
• Ketidaknyamanan atau dyspnea saat beraktivitas
• Melaporkan keletihan atau kelemahan secara verbal
• Objektif
• Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai respon terhadapa aktivitas
• Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia
• Faktor yang berhubungan
• Tirah baring dan imobilitas
• Kelemahan umum
• Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
• Gaya hidup kurang gerak
Intervensi keperawatan

NANDA : NOC : NIC :


Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Toleransi terhadap Aktivitas: Terapi Aktivitas :
kelemahan umum - Berpartisipasi dalam aktivitas fisik dengan TD, - Pertimbangkan kemampuan pasien dalam
Definisi :Ketidakcukupan energy HR, RR yang sesuai berpartisipasi Melalui aktivitas spesifik.
psikologis atau fisiologis untuk - Mengekspresikan pengertian pentingnya - Bantu pasien untuk  memilih aktivitas dan
mempertahankan/menyelesaikan keseimbangan latihan dan istirahat pencapaian tujuan melalui aktivitas yang
Aktivitas kehidupan sehari-hari yang - Peningkatan toleransi aktivitas konsisten dengan kemampuan fisik,
harus atau yang ingin dilakukan. - tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolic fisiologis dan sosial.
  tidak mempengaruhi aktivitas - Bantu pasien untuk tetap fokus pada
  - Saturasi Oksien normal saat beraktivitas kekuatan yang dimilikinya dibandingkan
- Kekuatan tubuh bagian atas kembali normal dengan kelemahan yang dimilikinya.
- Kekuatan tubuh bagian bawah kembali normal
- Nafas normal saat beraktivitas
 
 
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan
  memperoleh sumber-sumber yang diperlukan
untuk aktivitas-aktivitas yang diinginkan.
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas
kreatif yang tepat.
- Bantu pasien untuk menjadwalkan waktu
waktu spesifik terkait dengan aktivitas
harian.
- Bantu pasien dan keluarga untuk
mengidentifikasikan kelemahan dalam level
aktivitas tertentu.
  -   - Bantu  pasien dengan melakukan
  aktivitas fisik secara teratur  sesuai
dengan kebutuhan .
- Bantu pasien untuk meningkatkan
motivasi diri dan penguatan.
- Monitor respon emosi, fisik, sosial dan
spiritual terhadap aktivitas.
- Berkolaborasi dengan ahli terapi fisik,
okupasi dan terapis rekreasional dalam
perencanaan dan pemantauan program
aktivitas jika diperlukan. 
Perawatan jantung : Rehabilitatif
Meningkatkan tingkat aktivitas fungsional
maksimal untuk pasien yang mengalami
episode gangguan fungsi jantung, akibat
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen miokard  
 
Implementasi keperawatan

latihan aktivitas fisik rehabilitatif jantung ini merupakan program multi fase yang dirancang untuk memulihkan gangguan jant
ung terutama gangguan pembuluh darah koroner jantung. pada program ini pasien dilatih agar dapat kembali menjalankan hid
up secara optimal dan produktif dan juga memiliki tujuan untuk mengoptimalkan kapasitas fisik tubuh, memberi penyuluhan
pada pasien dan keluarga dalam mencegah perburukan dan membantu pasien untuk kembali dapat beraktivitas fisik seperti seb
elum mengalami CHF
Langkah-langkah
• Program Fase I : Fase Rawat Inap (Inpatient)
Kelas gerakan Contoh aktivitas

Kelas I Duduk di tempat tidur dengan bantuan

Duduk di kursi 15-30 menit, 2-3 kali sehari

Kelas II Duduk di tempat tidur tanpa bantuan

Berjalan di dalam ruangan

Kelas III Duduk dan berdiri secara mandiri

Berjalan dengan jarak 15-30 meter dengan bantuan 3 x sehari

Kelas IV Melakukan perawatan diri secara mandiri

Berjalan dengan jarak 50-70 meter dengan bantuan 3-4 x sehari

Kelas V Berjalan dengan jarak 80-150 meter mandiri 3-4 x sehari


• Program fase II : out patient
1) Latihan I (Latihan Siku)
Cara :
• Berdiri dengan siku menekuk dan dikatupkan pada dada
• Luruskan siku ke arah depan.
• Tekuk kembali siku.
• Ulangi sampai dengan 10 kali

2. Latihan Elevasi Lengan


Cara :
• Berdiri dengan siku menekuk di dada.
• Luruskan siku dan lengan ke arah atas
• Tekuk kembali ke posisi semula.
• Ulangi sampai dengan 10 kali
3.Latihan Ekstensi lengan
Cara :
• Berdiri dengan siku menekuk ke arah dada.
• Lengan direntangkan ke arah disamping pinggang.
• Katupkan kembali lengan pada dada
• Ulangi sampai dengan 10 kali.

4. Latihan Elevasi Lengan II


Cara :
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dan lengan disamping badan.
• Dengan tetap meluruskan siku angkat lengan keatas kepala.
• Turunkan lengan kembali ke samping badan.
• Ulangi sampai dengan 10 kali.
5. Latihan Lengan Gerak Melingkar
Cara :
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu
dan lengan disamping badan.
• Rentangkan tangan setinggi bahu.
• Gerakakan secara melingkar tangan dan lengan dengan
arah depan dengan tetap meluruskan siku.
• Ulangi sampai dengan 10 kali
• Lakukan gerakan memutar kebelakang sampai dengan 10 kali

6. Latihan Jalan Di Tempat (Mulai hari ke-5)


Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu dengan lengan
ditekuk ke depan
• Angkat satu kaki dengan menekuk lutut seperti saat berbaris.
• Ayunkan lengan untuk membantu menjaga keseimbangan
• Ulangi sampai dengan 10 kali.
7. Latihan Menekuk Pinggang
Cara :
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu
• Tekuk lengan sehingga tangan menyentuh pinggang kanan
• Pertahankan kaki dan punggung tetap lurus.
• Ulangi sampai dengan 10 kali.
• Tekuk lengan sehingga tangan menyentuh pinggang kiri.
• Ulangi sampai 10 kali

8. Latihan Memutar Pinggang


Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, tekuk lengan dan tempatkan tangan di
pinggang
• Putar tubuh ke kanan dan kemudian kembali.
• Putar tubuh ke kiri dan kemudian kembali
• Ulangi sampai dengan 10 kali.
9. Latihan Menyentuh Lutut (Mulai hari ke 7)
Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu, lengan diangkat diatas kepala.
• Tekuk punggung sampai tangan menyentuh lutut.
• Angkat kembali lengan keatas kepala
• Putar tubuh ke kiri dan kemudian kembali
• Ulangi sampai dengan 10 kali.

10.Latihan Menekuk Lutut (Mulai Minggu ke-3)


Cara:
• Berdiri dengan kaki membuka selebar bahu,
• tangan menyentuh pinggang.
• Tekuk punggung ke depan dengan lutut juga menekuk.
• Kembali luruskan punggung
• Ulangi sampai dengan 10 kali.

• 3. fase pemeliharaan
DESAIN PENULISAN

BAB 3 METODE PENELITIAN Desain penulisan yang digunakan pada proposal


ini adalah laporan kasus

BATASAN ISTILAH

Batasan istilah pada laporan kasus ini diantaranya


adalah Asuhan Keperawatanpada Pasien Gagal Jantung
Kongestif dengan Masalah Keperawatan Intoleransi
Aktivitas
Partisipan

BAB 3 METODE PENELITIAN 1. Pasien menjalani rawat inap di Ruang Melati RSUD dr.
Haryoto Lumajang
2. Didiagnosis penyakit gagal jantung kongestif dengan
stadium gagal jantung grade 1 dan grade 2
3. Pasien Gagal Jantung Kongestif dengan masalah
keperawatan Intoleransi Aktivitas
4. pasien kooperatiff
5. Bersedia menjadi partisipan yang menandatangani
informed consent

Lokasi dan waktu

Lokasi : di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang


tahun 2020.

Waktu : pasien sejak pasien masuk rumah sakit hingga


pasien dinyatakan KRS dengan lama waktu minimal 3-4 hari
Pengumpulan data
1. Wawancara
2. Observasi
3. Dokumentasi

Etika Penulisan

1. Informed Consent
2. Tanpa Nama (Anonymity)
3. Kerahasiaan (Confidentiality):
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai