Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN

KEPERAWATAN

PADA NY.S
Pasien Dengan Diagnosa Medis Gagal Jantung
Kongestif (CHF) diruang High Care Unit (HCU)

IKA INTUN INAYAH


Latar Belakang
Salah satu penyakit kardiovaskuler di Pengobatan gagal jantung
indonesia adalah Gagal jantung Kongestif bertujuan menurunkan angka
(CHF), gagal jantung merupakan kematian, meringankan gejala,
ketidakmampuan jantung untuk
menghambat kerusakan jantung
memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan semakin meluas dan
jaringan terhadap nutrien dan oksigen mengembalikan kualitas hidup
klien

Jantung Merupakan organ Peran perawat


terpenting yang berfungsi
Menurut riskesdas
2018 prevalensi CHF penatalaksanaan pasien gagal
memompa darah ke
di indonesia jantung (CHF) yaitu sebagai
seluruh tubuh, namun
apabila terjadi kelainan sejumlah 0,3% dari peberi asuhan keperawatan
pada salah satu total penduduk dengan pendekatan
komponen akan indonesia pemecahan masalah sesuai
mengakibatkan kegagalan dengan metode dan proses
dalam pemompan darah keperawatan
01 Tujuan

Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini


adalah untuk memperoleh gambaran Asuhan
PowerPoint
01
Keperawatan pasien dengan Gagal Jantung
Presentation
Kongestif (CHF)

02 Manfaat

Sebagai masukan tenaga kesehatan khususnya


perawat yang ada di rumah sakit agar dapat
memberikan pengetahuan, bimbingan dan
konseling02 PowerPoint
terhadap pasien Gagal Jantung
Presentation
Kongestif (CHF) agar mendapatkan asuhan
keperawatan yang tepat dan sesuai dengan
standar keperawatan.
Konsep penyakit

gagal jantung kongestif atau Congestive


01 Heart Failure merupakan suatu keadaan
dimana jantung gagal memompakan
darah ke seluruh tubuh, sehingga tidak
memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh atau terjadinya defisit penyaluran
oksigen ke organ tubuh.
Gagal jantung kongestif
02

Kongesti paru
Hipertensi Cairan yang tertimbun di paru
Meningkatkan jumlah kerja menyebabkan sesak nafas (nafas
jantung, dalam waktu lama 1 pendek), batuk dan mengi
dapat merusak dan
1 Penyebab
melemahkan otot jantung
CHF
Serangan Jantung Retensi cairan dan air
Ketika arteri koroner Berkurangnya darah ke ginjal
tersumbat, darah yang akan meninimbulkan
mengalir ke otot jantung juga 2 timbunan cairan dan air,
2
berhenti, menyebabkan menimbulkan kaki bengkak
kerusakan fisik pada otot dan asites .
jantung

Tanda Pusing, lemah


aritmia 3 Kurangnya darah ke organ-organ
Adanya gangguan aliran listrik 3 &
dan otot utama meyebabkan
jantung yang berfungsi mengatur gejala pendeita merasa capek dan lemah,
irama dan detak jantung kurangnya darah ke otak akan
menyebabkan pusing atau
kebingungan
Klasifikasi derajat keparahan CHF
Berdasarkan klasifikasi oleh New York Heart Association (NYHA) tahun 2012

NYHA kelas I NYHA kelas III


03 Penderita dengan kelainan jantung
01 Penderita dengan kelainan
yang berakibat pembatasan aktivitas
jantung tanpa batasan aktivitas
berat. Merasa enak saat istirahat
fisik. Aktivitas fisik sehari-hari
tidak menyebabkan kelelahan,
palpitasi, dispnoe atau angina.

04 NYHA Kelas IV
NYHA kelas II Penderita dengan kelainan jantung
Penderita dengan kelainan jantung dengan akibat tidak mampu
02 melakukan aktivitas fisik apapun,
yang berakibatkan pembatasn
aktivitas fisik ringan. Merasa enak keluhan timbul meski beristirahat.
saat istirahat. Aktivitas fisik sehari-
hari menyebabkan kelelahan,
palpitasi, dispnoe atau angina
Hasil Pengkajian
 Data subjektif
Pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 3 juni dengan
wawancara, observasi langsung, dan pemeriksaan fisik pada Ny.S.
Didapatkan data Pasien mengatakan sesak nafas ± sudah 2 bulan,
sesak memberat saat aktivitas berat, nyeri seperti ter tusuk-tusuk.
mual kadang-kadang, dada terkadang terasa senit-senit, Pasien
mengatakan memiliki riwayat tensi tinggi tetapi tidak pernah di
periksakan lagi dan pasien baru tahu tentang penyakit yang
dideritanya.
 Data Obyektif
Data objektif yang ditemukan dari pemeriksaan fisik yaitu keadaan
umum lemah, GCS : E 4 M 5 V 6, Kesadaran composmentis, TD :
157/93 mmHg, HR : 87 x/mnt, SB : 36ºC, RR : 36 x/mnt, Spo2 : 100%,
CRT lebih dari 3 detik dan Terdapat bengkak pada kedua kaki pasien.
Hasil pemeriksaan diagnostik pada pasien yaitu RO thorak hasil
cardiomegali dengan edema pulmo dan Echocardiograaphy: EF 30%.
7
Diagnosa keperawatan

1. Penurunan curah jantung (D.0008) berhubungan dengan


perubahan preload jantung dibuktikan dengan adanya
Edema
2. Pola nafas tidak efektif (D.0005) berhubungan dengan
dispneu dibuktikan dengan pengunaan otot bantu nafas,
pola nafas abnormal
3. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis dibuktikan dengan sulit tidur, tampak meringis,
gelisah
4. Defisit pengetahuan (D.0111) berhubungan dengan kurang
terpapar informasi dibuktikan dengan menanyakan masalah
yang dihadapi
Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan yang diberikan pada Ny. S dengan diagnosa
keperawatan
1. Peurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan preload
jantung yaitu Monitor vital sign pasien, Monitor intake dan output,
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi >94%, Anjurkan
beraktivitas fisik secaa bertahap, Kolaborasi dengan dokter
pemberian anti aritmia, bila perlu.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dispneu, yaitu Monitor
pola nafas (frekuensi kedalaman usaha nafas), Posisikan semi fowler,
Anjurkan batasi asupan cairan, Kolaborasi pemberian obat
bronkodilator bila perlu.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis,
intervensi Identivikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas, skala nyeri, Kontrol lingkungn yang memperberat nyeri,
fasilitasi istirahat dan tidur, Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam,
Kolaborsi pemberian analgetik jka perlu.
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
yaitu, Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi,
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, Sediakan
materi dan media pendidikan kesehatan, Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
10

IMPLEMENTASI Keperawatan
• Pada pasien dengan ke empat diagnosa tersebut terdapat banyak
intervensi keperawatan yang ada pada teori. Namun pada implementasi
keperawatan hanya 13 masing masing intervensi yang dilakukan pada
pasien yaitu Memonitor KU + TTV, memberikan O2 nasal, menganjurkan
membatasi aktivitas fisik, memonitor intake output, memonitor pola
nafas, memposisikan semi fowler, anjurkan batasi cairan, Identifikasi
kualitas nyeri dan skala nyeri, Jelaskan strategi meredakan nyeri Ajarkan
teknik non farmakologis (tekhnik relaksasi nafas dalam), identifikasi skala
nyeri , Beri Lingkungan yang nyaman, jelaskan strategi meredakan nyeri,
obs lokasi, frekuensi, intensitas, durasi, kualitas nyeri, menjadwalkan
pendidikan kesehatan, menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan dengan menggunakan lembar balik dan leaflet, Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat, adapun terapi yang lain yang
diberikan yaitu Inf RL/Nacl 5tpm, Sp. Furosemid 3mg/jam, Sp. NTG 1,8
cc/jam, Inj furosemid 20mg/24 jam, P.o uperio 100mg (1/2-0-1/2), P.o
spironlacton 100mg/24jam, P.o bisoprolol 2,5mg/24 jam.
Evaluasi keperawatan

Berdasarkan evaluasi yang di lakukan, maka respon


yang diperoleh dari Ny. S pada hari ketiga adalah pasien
mengatakan sesek berkurang, nyeri berkurang, bengkak
berkurang. Pada taggal 5 juni 2022 pasien di pindahkan ke
bangsal marwah dan Pada tanggal 6 Juni 2022 pukul
16.00 wib pasien di izin kan pulang atas persetujuan
dokter.
Thanks!
RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYAH
KABUPATEN TEGAL
Jalan Raya Singkil KM. 0.5, Adiwerna, Tegal, Jawa
Tengah 52194 2022

Ika Intun Inayah

• Congestive
Heart Failure
(CHF)

12

Anda mungkin juga menyukai