(Gagal Jantung)
Disusun Oleh :
Miqdad 1910711059
Muhammad Helmy Maulani 1910711066
Angga Bhakti Samudra 1910711067
Bayu Sri Ramadhan 1910711069
Rahma Dewi Sulistyawati 1910711072
Putri Widiana Puspitasari 1910711076
Fadhia Syaharani Ardira 1910711077
KASUS
Seorang pasien berusia 63 tahun dirawat diruangan ICU dirumah sakit
pemerintah. Pasien dirawat dengan keluhan sesak nafas berat sejak 4 jam
SMRS disertai dengan batuk berdahak. Seorang perawat melakukan
anamnesa, didapatkan hasil sebagai berikut pasien mengatakan cepat capek
bila melakukan aktivitas yang ringan, pasien mempunyai riwayat hipertensi
tidak terkontrol sejak 4 tahun yang lalu, pasien terlihat gelisah, terdapat
edema ektremitas (+), pitting edema (+), akral dingin, PND (+).TTV : TD
155/100 mmHg, HR : 120x/menit, RR : 32 x/menit. Hasil Pemeriksaan lab
diperoleh BNP150g/ml, AGD : pH : 7, 50, PO2 : 85 %, PCO2 : 30 %,
HCO3 : 26. Hasil Rongten thorax menandakan terjadinya overload dan
kardiomegali. Hasil Echokardiografi menunjukan fraksi ejeksi : 30 %
dengan status volume berlebih. Pasien mendapatkan diuretik dan terapi
oksigen dengan menggunakan NRM 10liter/menit. Pasien mendapatkan
terapi cairan asering10 tetes/menit. Pasien dan keluarga bertanya kenapa
bisa terkena penyakit ini. Diagnosa medis pasien CHF, perawat dan dokter
serta paramedic lainnya yang terkait melakukan perawatan secara integrasi
untuk menghindari /Mengurangi resiko komplikasi lebih lanjut.
TERMINOLOGI
1. BNP (Brain Natriuretic Peptide) : tes yang mengukur jumlah hormon BNP dalam darah. BNP
dihasilkan oleh jantung dan menunjukkan seberapa baik jantung Anda bekerja.
2. PND (Paroxismal noctural dyspnea) : sesak yang terjadi secara tiba-tiba selama tidur. Umumnya
terjadi 2 hingga 4 jam setelah tidur dan disertai dengan diaforesis, batuk, kadang-kadang wheezing.
3. Kardiomegali : kondisi ketika jantung mengalami pembesaran akibat penyakit tertentu, misalnya
hipertensi, dan dapat terlihat melalui tes pencitraan, seperti foto Rontgen.
4. Pitting Edema : Cekungan atau lekukan yang timbul setelah bagian kulit yang bengkak ditekan
menggunakan ujung jari.
5. SMRS : Sebelum Masuk Rumah Sakit
6. Ekokardiografi (USG Jantung) : sebuah metode pemeriksaan dengan menggunakan gelombang
suara berfrekuensi tinggi untuk menangkap gambar struktur organ Jantung
7. AGD (Analisa Gas Darah) : tes darah yang diambil melalui pembuluh darah arteri untuk mengukur
kadar oksigen, karbon dioksida, dan tingkat asam basa (pH) di dalam darah.
DEFINISI,GRADE,
KLASIFIKASI CHF
Pendahuluan
Perkembangan peradaban dunia, kemajuan teknologi, semakin meningkatnya kemakmuran, dan pertumbuhan ekonomi yang cepat berpengaruh terhadap
kejadian dan jenis penyakit. Terjadi pergeseran jenis penyakit, pada awalnya jenis penyakit infeksi yang mendominasi, akan tetapi pada saat ini penyakit
non infeksi semakin meningkat salah satunya yaitu penyakit Congestive Heart Failure (CHF) (Depkes RI, 2012). Congestive Heart Failure (CHF)
merupakan ketidakmampuan jantung memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Faktor pengetahuan
merupakan faktor domain yang sangat penting untuk terbentuknya sebuah tindakan dalam menjalani diet jantung. Jika seseorang mengetahui bahwa diet
jantung sangat penting bagi kesembuhan penyakitnya maka hal ini akan memotivasi penderita Congestive Heart Failure (CHF) untuk melakukan diet
jantung secara teratur (Notoatmodjo, 2010)
Terdapat hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur, umur
>45 tahun berjumlah (39,4%), kemudian umur 30-35 tahun dan 41-45 tahun masingmasing
berjumlah (27,3%) sedangkan umur 36-40 tahun berjumlah (6,1%). Karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin perempuan berjumlah (72,7%) sedangkan responden laki-laki
berjumlah (27,3%). Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan SMA sebanyak (75.8%)
dan paling sedikit DIPLOMA/PT sebanyak (6.1%). Karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan IRT (Ibu Rumah Tangga) sebanyak (51,5%) dan pekerjaan paling sedikit adalah
sebagai pegawai swasta sebanyak (9,1%). Didalamnya terdapat hasil penelitian terhadap
pengetahuan sebelum diberikan konseling diet jantung sebanyak 2 orang berkategori cukup.
Kemudian pengetahuan berkategori kurang sebanyak 31 orang. Terdapat perubahan setelah
diberikan konseling diet jantung yaitu pengetahuan berkategori cukup sebanyak 28 orang
(90,3%) dan pengetahuan berkategori kurang sebanyak 2 orang (6,5%) serta 1 orang (3.2%)
berpengetahuan baik. Didapatkan nilai rata-rata pengetahuan sebelum diberikan konseling
jantung sebesar 47,87 dan dapat berubah menjadi 63,63. Kemudian setelah diberikan konseling
diet jantung, hasil nilai hitung menunjukkan angka 13,656 atau lebih besar dati t tabel sebesar 1,
697 yang artinya terdapat pengaruh konseling diet jantung terhadap pengetahuan tentang diet
jantug pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) di Ruang Poli Jantung RSUP NTB tahun
2019. Nilai rata-rata pengetahuan sebelum diberikan konseling diet jantung sebesar 47,87 dan
berubah menjadi 63,63 setelah diberikan
DEFINISI CHF
Gagal jantung kongesif adalah Congestive Heart Failure/ Gagal Jantung adalah
ketidakmampuan jantung untuk ketiadakmampuan jantung untuk
mempertahankan curah jantung yang adekuat
memompa darah yang adekuat
guna memenuhi kebutuhan metabolic dan
untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan oksigen pada jaringan meskipun
jaringan akan oksigen dan aliran balik vena adekuat (Stillwell, 2011).
STAGE A STAGE B
Stage A, merupakan klasifikasi dimana pasien Stage B, Pasien dikatakan mengalami gagal jantung stage B apabila
mempunyai resiko tinggi, tetapi belum ditemukannya ditemukan adanya kerusakan struktural pada jantung tetapi tanpa
kerusakan struktural pada jantung serta tanpa adanya menunjukkan tanda dan gejala dari gagal jantung tersebut. Stage B
tanda dan gejala (symptom) dari gagal jantung tersebut. pada umumnya ditemukan pada pasien dengan infark miokard,
Pasien yang didiagnosa gagal jantung stage A disfungsi sistolik pada ventrikel kiri ataupun penyakit valvular
umumnya terjadi pada pasien dengan hipertensi, asimptomatik.
penyakit jantung koroner, diabetes melitus, atau pasien
yang mengalami keracunan pada jantungnya
(cardiotoxins).
Stage C, menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan Stage D, Pasien dengan stage D adalah pasien yang
struktural pada jantung bersamaan dengan membutuhkan penanganan ataupun intervensi khusus
munculnya gejala sesaat ataupun setelah terjadi dan gejala dapat timbul bahkan pada saat keadaan
kerusakan. Gejala yang timbul 12 dapat berupa nafas istirahat, serta pasien yang perlu dimonitoring secara
pendek, lemah, tidak dapat melakukan aktivitas berat. ketat
KLASIFIKASI
Kelas I, Aktivitas fisik tidak
dibatasi, melakukan aktivitas fisik Kelas III, Aktivitas fisik sangat
secara normal tidak menyebabkan dibatasi, melakukan aktivitas fisik
dyspnea, kelelahan, atau sedikit saja mampu menimbulkan
palpitasi. gejala yang berat (moderate CHF).
Kelas II, Aktivitas fisik sedikit dibatasi, Kelas IV, Pasien dengan diagnosa kelas IV tidak
melakukan aktivitas fisik secara normal dapat melakukan aktivitas fisik apapun, bahkan
menyebabkan kelelahan, dyspnea, palpitasi, dalam keadaan istirahat mampu menimbulkan
serta angina pektoris (mild CHF). gejala yang berat (severe CHF).
Kerja Jantung
CAD Berlebih
Serangan
Jantung Hipertensi
Iskemia/Infark
Kardiomiopati Miokard
Penyakit Katup
jantung
Faktor Risiko CHF
01 02 03
Kurang Proses
Kebiasaan hidup
Merokok
olahraga
Obesitas Pengobatan
Ketidak patuhan pada pengobatan atau terapi bagi
Minum minuman beralkohol Serta hal yang menyertai penyakit koroner masalah jantung ringan.
04 05 06
Hipoksia Anemia Konsumsi garam
Ketidakcukupan kadar O2 Hematokrit serum <25%
berlebih
Tanda&Gejala CHF
1 2 4 5
Rasa
Dispnea Ortopnea Batuk. mudah
lelah
7
3 Edema
(pembengkakan) 6
Paroxysmal Gangguan
Nocturnal Dyspnea pencernaan
(PND)
Patofisiologi CHF
Bila jantung tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan metabolik tubuh,
maka jantung gagal untuk melakukan tugasnya sebagai pompa yang
mengakibatkan terjadinya gagal jantung. Pada kebanyakan penderita gagal
jantung disfungsi sistolikdan disfungsi diastolik ditemukan bersama. Pada
disfungsi sistolik kekuatan kontraksi ventrikel kiri terganggu sehingga ejeksi
darah berkurang, menyebabkan curah jantung berkurang. Pada disfungsi
diastolik relaksasi dinding ventrikel terganggu sehingga pengisian darah
berkurang menyebabkan curah jantung berkurang.
Patofisiologi CHF
Gangguan kemampuan jantung sebagai pompa tergantung pada
bermacam-macam faktor yang saling terkait. Menurunnya kontraktilitas
miokard memegang peran utama pada gagal jantung. Bila terjadi gangguan
kontraktilitas miokard atau beban hemodinamik berlebih diberikan pada
ventrikel normal, maka jantung akan mengadakan sejumlah mekanisme
untuk meningkatkan kemampuan kerjannya sehingga curah jantung dan
tekanan darah dapat dipertahankan. Adapun mekanisme kompensasi
jantung yaitu:
1. Peningkatan Aktivitas Adrenergik Simpatis
2. Aktivasi Rennin-Angiotensin-Aldosteron
3. Hipertropi Miokardium dan Dilatasi Ventrikel
Patofisiologi Gagal Jantung Dibagi Menjadi
Cardiac remodeling
Mekanisme
neurohormonal Cardiac remodeling merupakan suatu
Renin sebagai respon dari penurunan perubahan pada ukuran, bentuk dan fungsi
curah jantung dan peningkatan jantung setelah adanya stimulasi stress
aktivasi sistem syaraf simpatik. ataupun cedera yang melibatkan molekuler,
seluler serta interstitial.
Pathway (Terlampir)
01
02
03
KOMPLIKASI CHF
1. PROSES TERJADINYA
ARITMIA
TEKANAN SISTOLE ↑
↓
Beban kerja jantung ↑
↓
Hipertrofi otot jantung
↓
Kardiomiopati
↓
Peregangan jaringan atrium dan ventrikel
↓
Kelistrikan jantung terganggu
↓
Fibrilasi atrium
↓
Aritmia
2. PROSES TERJADINYA
SYOK KARDIOGENIK
Non rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen sampai 80-100% dengan kecepatan
aliran 10-12 liter/menit.
Membatasi aktivitas fisik. Latihan/aktivitas akan meningkatkan beban jantung dan juga meningkatkan
kebutuhan jaringan terhadap oksigen. Pada pasien yang fungsi jantungnya mengalami tekanan, latihan
dapat menimbulkan kongesti. Karena itu maka kerja jantung harus diturunkan dengan istirahat atau
membatasi aktivitas.
Glikosida jantung (digitalis)
Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung. Efek yang
dihasilkan: peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan
diuresisi dan mengurangi edema. Saat curah jantung meningkat, volume cairan lebih besar dikirim ke
ginjal untuk filtrasi dan ekskresi dan volume intravaskuler menurun.
a. Dosis digitalis
• Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5 mg dalam 4 - 6 dosis selama 24 jam dan dilanjutkan 2x0,5
mg selama 2-4 hari.
• Digoksin IV 0,75 - 1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam.
• Cedilanid IV 1,2 - 1,6 mg dalam 24 jam.
b.Dosis penunjang untuk gagal jantung: digoksin 0,25 mg sehari. untuk pasien usia lanjut dan gagal
ginjal dosis disesuaikan.
d. Digitalisasi cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal akut yang berat:
•Digoksin: 1 - 1,5 mg IV perlahan-lahan.
•Cedilamid 0,4 - 0,8 IV perlahan-lahan.
Diet Rendah Garam
Diet tanpa penggunaan garam dapur baik dalam proses pengolahan makanan
maupun saat makanan tersebut akan dikonsumsi. Selain itu, konsumsi makanan
dengan kandungan Natrium yang tinggi juga dikurangi. Bahan makanan yang
diolah dengan menggunakan garam seperti kecap, margarin, mentega, keju,
terasi, petis,dan sebagainya tidak boleh dikonsumsi.
Pada pasien yang mengalami CHF, aktivitas renin-angiotensi-aldosteron
mengalami peningkatan. Hal tersebut akan merangsang ginjal untuk menahan
natrium dan air sehingga ekskresi natrium dan air akan berkurang. Bila ditambah
pakan yang mengandung natrium tinggi maka retensi air dan peningkatan volume
darah akan semakin parah, dan pada gilirannya akan menimbulkan kongesti dan
edema.
Cara yang bisa dilakukan untuk diet
rendah garam, antara lain :
● Kurangi pemakaian garam saat memasak.
● Jika membeli makanan olahan, baca label kemasan produk. Pilih makanan dengan kadar natrium
(sodium) yang Makanan sangat rendah natrium kandungannya kurang dari 35 mg/penyajian,
sedangkan rendah natrium 140 mg/penyajian.
● Konsumsi lebih banyak makanan segar, seperti sayuran dan buah-buahan, karena memiliki
kandungan garam alami yang Jika ingin mengonsumsi daging, pilihlah daging segar ketimbang
daging olahan seperti bacon atau sosis.
● Ketika memasak, Anda bisa mengganti garam sebagai bumbu masakan dengan bahan-bahan
seperti lada, bawang putih, jahe, cabai, jeruk nipis, adas, tomat, paprika, oregano, seledri.
● Jika Anda makan di restoran, minta agar jumlah garam, penyedap rasa, maupun saus untuk
dikurangi.
● Batasi penggunaan bumbu atau saus yang mengandung natrium seperti kecap, saus salad, saus
tomat, mostar, dan lain-lain
Diuretik
Diuretik adalah obat yang berfungsi untuk membuang kelebihan garam dan air
dari dalam tubuh melalui urine. Diuretik umumnya digunakan untuk mengobati
penyakit yang menyebabkan terjadinya penumpukan cairan dalam tubuh
(edema).
Vasodilator
Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impedansi tekanan terhadap
penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel
dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat
diturunkan.
ASUHAN
KEPERAWA
TAN
ANALISA
DATA
No.DX Data Fokus Masalah Etiologi
Ds :
1. Klien mengatakan cepat capek bila
Penurunan Curah 1. Perubahan
Jantung Kontraktilitas
melakukan aktifitas yang ringan.
(D.4,K.4 Kode 2. Perubahan
Do : 00029) Frekuensi
TTV : Jantung
TD : 155/100mmHg 3. Perubahan
HR: 120x/menit Volume Sekuncup
RR : 32x/menit
Hasil EKG fraksi ejeksi : 30%
Ds :
2. Pasien mengeluh sesak nafas berat
Ketidakefektifan 1. Hiperventilasi
sejak 4 jam SMRS disertai dengan Pola Nafas 2. Keletihan
batuk berdahak.
(D.4,K.4,Kode
Do : 00032)
TTV :
RR : 32x/menit
Hasil lab :
AGD :
Ph 7,50
PO2 : 85%
PCO2 : 30%
HCO3 26%.
PND (+)
Lanjutan…
01 02 03
Edukasi Non- Pembatasan asupan sodium American
Heart Association(AHA) menyarankan Edukasi Pasien
agar asupan Sodium tak melebihi 1,5
farmakologik gram/hari Dan Keluarga
Modifikasi diet dan pembatasan cairan Pemantauan Berat Badan
04 05 06
Lakukan aktifitas atau olahraga yang dapat Jika kamu memiliki tekanan
Berhenti merokok jika kamu seorang darah tinggi atau kolestrol
membuat jantung sehat, seperti bersepeda atau
perokok. Jika kamu bukan perokok, jauhi tinggi, segera lakukan
berjalan kaki minimal dua setengah
asap rokok agar terhindar dari perokok pasif penanganan/ke dokter
jam/minggu